Professional Documents
Culture Documents
Oleh Kelompok I
B. Konsep Konflik
Konflik organisasi adalah perbedaan pendapat ataupun pertentangan
antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-kelompok atau unit-unit
kerja di dalam organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka
harus membagi sumber daya yang terbatas dalam kegiatan kerja dan karena
kenyataan mereka mempunyai perbedaan seperti kreativitas, tujuan,
kepentingan, nilai, dan persepsi. Fingk dalam Kartono (1991:213) mendefinisikan
konflik sebagai relasi psikologis yang antagonis, sikap emosional bermusuhan,
struktur nilai yang berbeda, berbentuk perlawanan halus, terkontrol, tersembunyi,
dan tidak langsung hingga pada bentuk perlawanan terbuka.
4
frustrasi
pemahaman
perilaku
Reaksi kpd org lain
hasil
frustrasi
pemahaman
perilaku
hasil
7
Tinggi
Akomodasi Kolaborasi
(peredaan) (integrasi)
Kompromi
Penghindaran
Kompetisi masalah yang
Taktik penghindaran cocok digunakan untuk menyelesaikan
(mengabaikan) (dominasi)
sepele atau remeh, atau jika biaya yang harus dikeluarkan untuk konfrontasi lebih
besar daripada keuntungan yang diperoleh. Gaya ini tidak Tinggi
Rendah cocok untuk
Perhatian terhadap diri sendiri
menyelesaikan masalah yang sulit. Kekuatan dari strategi penghindaran adalah jika
11
2. Pendekatan win-lose
Pendekatan win-lose (menang-kalah) terbagi menjadi empat interaksi yaitu
menang-menang (kolaborasi), menang-kalah (kompetisi), kalah-menang
(akomodasi), dan kalah-kalah (penghindaran). Interaksi berpikir menang-menang
merupakan sikap hidup, suatu kerangka berpikir yang menyatakan “saya dapat
menang dan demikian juga saudara, kita bisa menang”. Berpikir menang-
menang merupakan dasar untuk dapat hidup berdampingan dengan orang lain.
Fickry (2009) berpendapat berpikir menang-menang dimulai dengan
kepercayaan bahwa adanya kesetaraan, tidak ada yang di bawah ataupun di
atas orang lain. Hidup bukanlah kompetisi. Kehidupan merupakan relasi dengan
orang lain, berpikir menang-menang bukanlah berpikir tentang menang-kalah,
kalah-menang, atau kalah-kalah.
Menang-menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus menerus
mencari keuntungan bersama dalam semua interaksi. Menang-menang berarti
mengusahakan semua pihak merasa senang dan puas dengan pemecahan
masalah atau keputusan yang diambil. Paradigma ini memandang kehidupan
sebagai arena kerja sama bukan persaingan. Paradigma ini akan menimbulkan
kepuasan pada kedua belah pihak dan akan meningkatkan kerja sama kreatif.
Paradigma menang-kalah mengatakan jika “saya menang, saudara
kalah”. Gaya ini seseorang cenderung menggunakan kekuasaan, jabatan,
mandat, barang milik, atau kepribadian untuk mendapatkan apa yang diinginkan
dengan mengorbankan orang lain. Paradigma ini membuat seseorang akan
merasa berarti jika ia bisa menang dan orang lain kalah. Ia akan merasa
terancam dan iri jika orang lain menang sebab ia berpikir jika orang lain menang
pasti dirinya kalah. Jika menang pun sebenarnya ia diliputi rasa bersalah karena
ia menganggap kemenangannya pasti mengorbankan orang lain. Pihak yang
kalah pun akan menyimpan rasa kecewa, sakit hati, dan merasa diabaikan.
Sikap menang-kalah dapat muncul dalam bentuk a) menggunakan orang lain,
baik secara emosional atau pun fisik, untuk kepentingan diri, b) mencoba untuk
berada di atas orang lain, c) menjelek-jelekkan orang lain supaya diri sendiri
13
3. Diagnosa konflik
Diagnosa konflik merupakan upaya untuk menentukan kualitas suatu konflik.
Soetopo dan Supriyanto (2003:176) menyatakan kualitas suatu konflik dapat
ditinjau dari dua segi yaitu intensitas dan keluasannya. Keduanya terkait satu
sama lain, atas dasar ini kualitas konflik dapat diklasifikasikan menjadi a) konflik
ringan/kecil (jika intensitas rendah dan keluasan kecil), konflik sedang (jika
intensitas dan keluasannya sedang), dan c) konflik besar/berat (jika intensitas
tinggi dan keluasannya besar).
Semua konflik dimaksud pada dasarnya perlu mendapat perhatian dan
dicarikan solusi penyelesaian secara baik sesuai dengan situasi dan kondisi
masing-masing. Diagnosa konflik bertujuan untuk menentukan taktik
penyelesaian, apakah menggunakan taktik competitive (kompetisi), avoidant
(penghindaran), accomodation (akomodasi), dan sharing orientation (kompromi),
atau collaborative (kolaborasi). Organisasi harus memperhatikan konflik
berdasarkan skala prioritas. Sehingga pengkajian terhadap suatu konflik perlu
diperhatikan dengan baik agar pencapaian tujuan organisasi dapat terlaksana
secara efektif dan efisien.
14
F. Penutup
Konflik terjadi apabila muncul interaksi pertentangan antagonistik antara
dua pihak atau lebih. Konflik merupakan bagian tak terhindarkan dalam
kehidupan organisasi modern, oleh sebab itu manajemen organisasi harus siap
hidup bersama konflik, berlatih mengatasi konflik dan memanfaatkan konflik
untuk mengakselerasi pencapaian tujuan organisasi. Konflik adalah satu
fenomena yang akan selalu mewarnai interaksi sosial dan menyertai kehidupan
organisasi. Situasi dan kondisi tertentu dapat menjadi pemicu konflik, mulai dari
ketidakcocokan pribadi, perbedaan sistem nilai, persaingan, ketidakjelasan batas
wewenang dan tanggung jawab, perbedaan fungsi, komunikasi yang tidak jelas,
dan pertentangan kepentingan.
Pandangan tentang dinamika konflik meliputi process view (pandangan
proses), structural view (pandangan terstruktur), dan open sytems view
(pandangan sistem terbuka). Penyelesaian konflik berdasarkan meliputi
competitive (kompetisi), avoidant (penghindaran), accomodation (akomodasi), dan
sharing orientation (kompromi), dan collaborative (kolaborasi). Langkah-langkah
dalam mengendalikan konflik adalah perencanaan analisis konflik, evaluasi konflik,
dan pemilihan strategi konflik.
16
DAFTAR RUJUKAN
Harris, J., dan Hartman, S. J. 2002. Organizational Behavior. New York: Best
Business Books An Imprint of The Haworth Press, Inc.
Soetopo, H., dan Supriyanto, A. 2003. Manajemen Konflik. Dalam Imron, A.,
Maisyaroh, dan Burhanuddin (Eds.), Manajemen Pendidikan: Analisis
Substantif dan Aplikasinya dalam Institusi Pendidikan (hlm. 167-180).
Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.