Professional Documents
Culture Documents
MIKROBILOGI LINGKUNGAN
PERAN BAKTERI PADA PENGOMPOSAN SAMPAH
OLEH:
MAHFUZ IDAFI
H1E107017
DOSEN PEMBIMBING:
NOPI STIYATI P., S.Si, MT
198941118 200812 2 003
1.2 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini dalah untuk mengetahui peranan bakteri
dalam proses pengomposan sampah, yang mana bakteri yang digunakan pada
studi kasus berasal dari inukolan EM4, kotoran ayam dan cacing.
BAB II
ISI
2. 1 PENGERTIAN
Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan zat
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sampah
umumnya dalam bentuk sisa makanan (sampah dapur), daun-daunan, ranting
pohon, kertas/karton, plastik, kain bekas, kaleng-kaleng, debu sisa
penyapuan, dsb (Pramatmaja, 2008).
Sampah adalah istilah umum yang sering digunakan untuk
menyatakanlimbah padat. Sampah adalah sisa-sisa bahan yang telah
mengalami perlakuan- perlakuan, baik karena telah sudah diambil bagian
utamanya, atau karena pengolahan, atau karena sudah tidak ada menfaatnya
yang ditinjau dari segi sosial ekonomis tidak ada harganya dan dari segi
lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap
lingkungan hidup. Sampah adalah limbah yang berbentuk padat dan juga
setengah padat, dari bahan organik dan atau anorganik, baik benda logam
maupun benda bukan logam, yang dapat terbakar dan yang tidak dapat
terbakar. Bentuk fisik benda-benda tersebut dapat berubah menurut cara
pengangkutannya atau cara pengolahannya (Pramatmaja, 2008).
Berdasarkan komposisi kimianya, maka sampah dibagi menjadi sampah
organik dan sampah anorganik. Penelitian mengenai sampah padat di
Indonesia menunjukkan bahwa 80% merupakan sampah organik, dan
diperkirakan 78% dari sampah tersebut dapat digunakan kembali. sampah
organik dibedakan menjadi sampah organik yang mudah membusuk (misal:
sisa makanan, sampah sayuran dan kulit buah) dan sampah organik yang
tidak mudah membusuk (misal : plastik dan kertas). Kegiatan atau aktivitas
pembuangan sampah merupakan kegiatan yang tanpa akhir. Oleh karena itu
diperlukan sistem pengelolaan sampah yang baik. Sementara itu, penanganan
sampah perkotaan mengalami kesulitan dalam hal pengumpulan sampah dan
upaya mendapatkan tempat atau lahan yang benar-benar aman. Maka
pengelolaan sampah dapat dilakukan secara preventive, yaitu memanfaatkan
sampah salah satunya seperti usaha pengomposan (Sulistyorini, 2005).
Kompos adalah pupuk alami (organik) yang terbuat dari bahan - bahan
hijauan dan bahan organik lain yang sengaja ditambahkan untuk
mempercepat proses pembusukan, misalnya kotoran ternak atau bila
dipandang perlu, bisa ditambahkan pupuk buatan pabrik, seperti urea.
Sampah kota bisa juga digunakan sebagai kompos dengan catatan bahwa
sebelum diproses menjadi kompos sampah kota harus terlebih dahulu dipilah-
pilah, kompos yang rubbish harus dipisahkan terlebih dahulu. Jadi yang
nantinya dimanfaatkan sebagi kompos hanyalah sampah-sampah jenis
garbage saja. Berbeda dengan proses pengolahan sampah yang lainnya, maka
pada proses pembuatan kompos baik bahan baku, tempat pembuatan maupun
cara pembuatan dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun. Kompos
dapat digunakan untuk tanaman hias, tanaman sayuran, tanaman buah-buahan
maupun tanaman padi disawah. Bahkan hanya dengan ditaburkan diatas
permukaan tanah, maka sifat-sifat tanah tersebut dapat dipertahankan atau
dapatditingkatkan. Apalagi untuk kondisi tanah yang baru dibuka, biasanya
tanah yang baru dibuka maka kesuburan tanah akan menurun. Oleh karena
itu, untuk mengembalikan atau mempercepat kesuburannya maka tanah
tersebut harus ditambahkan kompos (Sulistyorini, 2005).