Professional Documents
Culture Documents
2. Ketaatan
Sedangkan pengertian ketaatan ini terdapat pada surat An-Nahl ayat 52
Dan kepunyaan-Nya-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan untuk-
Nya-lah keta`atan itu selama-lamanya. Maka mengapa kamu bertakwa kepada
selain Allah? (Q. S. An-Nahl ayat 52).
2
Disampaikan pada acara Jumat Spiritual Quantum, 5 September 2008 yang diselenggarakan oleh
Rohis Hima Satrasia UPI.
1
Jawabannya adalah, Pertama, agama Islam adalah wahyu Allah swt.
sebagaimana terdapat pada surat As-Syura ayat 13 di atas.
Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah
Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan
janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang
musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama
itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya
orang yang kembali (kepada-Nya). (Q.S. As-Syuura ayat 13).
Kedua, karena agama Islam adalah agama yang hak, sebagaimana terdapat
dalam al-Quran surat as-Shaff, ayat 9.
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang
benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-
orang musyrik benci. (Q. S. as-Shaff: 9).
2
Dan Kami tolong mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang. (Q.S.
Ash-Shaffat: 116).
2. Yang merasa tenang karena-Nya (al-Ithma-anna ilaihi –) اَ ِالطمئن اِلَ ْي ِه
Semua orang membutuhkan ketenangan dan ketentraman hidup serta jiwa.
Seseorang tidak akan pernah merasa tenang atau tentaram melainkan melalui zat
yang memiliki ketentraman itu sendiri.
Allah Swt., berfirman dalam surat Al-Fath, ayat 4 sebagai berikut.
3
Ternyata manusia adalah sosok yang papa, yang tidak memiliki apa-apa. Ia
membutuhkan sesuatu yang ia butuhkan, ia membutuhkan sesuatu yang ia cintai
melebihi dari segalanya. Dan yang pantas menjadi pusat kebutuhan/kecintaan ia
adalah dzat yang Maha Kaya, yakni Allah Swt.
Allah Swt., sendiri berfirman dalam surat Muhammad, ayat 38 di bawah ini.
Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang
membutuhkan (Nya); (Q.S. Muhammad: 38).
Apabila seseorang beriman, maka pasti ia akan merasakan kecintaan kepada
Allah Swt.
Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah (Q.S. al-
Baqarah: 165).
Kecintaan kepada Allah adalah wujud dari keimanan, maka seseorang yang
beriman kepada Allah, ia akan mencintai keimanan itu, dan akan menjadikan
iman sebagai perisai yang indah di hatinya. Allah Swt., berfirman:
tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu
indah dalam hatimu (Q.S. Al-Hujrat: 7).
4
Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Q.S al-An’am: 162).
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi. (Q.S. Ali-Imran: 85).
Bahkan perbuatan musyrik (menyekutukan Allah), termasuk perbuatan yang
tidak akan pernah Allah ampuni dosanya. Hal ini Allah tegaskan dalam surat An-
Nisa, ayat 48 sebagai berikut.
5
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa
yang besar. (Q.S. An-Nisa: 48).
6
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut
kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya (Q.S. Az-Zumar: 9).
7
Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan
kepada mereka) akhlak yang tinggi, yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada
negeri akhirat. (Q.S. shad: 46)
Dan Dia
menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.
(Q.S. Al-Jatsiyah: 13)
Seorang yang memahami Islam dengan betul, maka ia akan berusaha untuk
berbuat sebaik-baiknya, baik perbuatan ukhrawi ataupun duniawi. Seseorang tidak
cukup hanya memenuhi kebutuhan ruhani saja. Namun kebutuhan jasmani juga.
Rasulullah Saw. pernah memarahi seorang sahabat yang tidak mau bekerja.
Kita dapat belajar dari perjalanan hidup Muhammad Saw. betapa berat cobaan
yang harus dilaluinya dan betapa cerdas metode yang telah ditempuh untuk
mengatasinya. Sebagaimana sejarah mencatat, Muhammad lahir dalam keadaan
yatim dan menjadi piatu setelah melewati masa balita. Dipelihara kakeknya,
Muhammad Saw. belajar tentang beragam keterampilan hidup (life skills),
termasuk berniaga untuk mencari nafkah. Profesi pertama yang dijalaninya adalah
sebagai penggembala ternak milik keluarga, dan akhirnya mendapat titipan ternak
tetangganya. Waktu itu usianya sekitar delapan tahun, dan ia memperoleh upah
8
pertama dari hasil kerjanya. Lalu, ia belajar berniaga lewat usaha pamannya, Abu
Thalib.
Dan pada usia 12 tahun, Muhammad melakukan perjalanan bisnisnya yang
pertama ke luar Kota Mekkah, yakni mengunjungi Negeri Syam (Suriah).
Pengalaman itu membuka cakrawala berpikir dan bersikap (shifting the mindset)
Muhammad sebagai modal awal untuk menjalankan misi universal di kemudian
hari. Di masa remaja, ia menjadi seorang profesional dan dipercaya untuk
menjalankan bisnis sendiri dengan modal dari seorang investor terpandang, yakni
Khadijah. Itu terjadi saat usia Muhammad sekitar 20 tahun. Bisa dikatakan bahwa
Muhammad adalah salah satu manajer investasi pertama. Lima tahun kemudian,
Khadijah tak hanya mempercayakan modal finansial kepada Muhammad, tapi
melamar untuk menikahinya.
Saat itu Muhammad telah menjadi pengusaha yang mandiri, dengan aset yang
terus bertambah, terbukti dari mahar yang diberikannya kepada Khadijah sebesar
100 ekor unta. Harga seekor unta Arab lebih mahal dari seekor sapi di Indonesia,
katakanlah untuk ukuran sekarang sekitar Rp 10 juta. Itu berarti Muhammad telah
menyiapkan mahar senilai tak kurang dari Rp 1 miliar! Informasi sejarah ini
jarang sekali disebut dan diceritakan para dai kita. Padahal, di situ terungkap
pelajaran berharga, betapa seorang calon pemimpin dunia yang akan
membebaskan manusia dari kejahiliahan, telah terbebas dari kebutuhan duniawi.
Dalam bahasa modern bisa dibilang Muhammad memasuki tahap kemandirian
finansial pada usia 25 tahun, di awal pernikahannya.
Dengan persiapan secanggih dan sematang itu, tak ada lagi halangan bagi
Muhammad untuk tampil menjalankan tugas publiknya kelak. Dorongan religius
menjadi faktor utama sukses bisnis, bahkan kesuksesan dalam lapangan sosial-
politik yang lebih luas.
Koridor Religius
Dalam kaitan ini perlu dipertimbangkan kembali pandangan sebagian umat
yang menilai agak minor upaya mencari harta dan mengembangkan dunia
wirausaha. Nabi Muhammad dan para sahabat yang notabene adalah saudagar
sukses, menempatkan harta kekayaan dan usaha untuk mencapainya dalam
9
timbangan proporsional. Ibnu Taimiyah pernah menyatakan: ”Tak ada kebaikan
bagi orang yang tak menyukai harta benda”. Karena dengan harta yang cukup,
tugas dunia dan akhirat dapat disempurnakan.
Sang penulis kitab Majmu al Fatawa itu menegaskan, ”Mencari kekayaan itu
bisa jadi hukumnya adalah wajib, yaitu berlaku pada perkara-perkara yang harus
dilakukan untuk menunaikan kewajiban-kewajiban”. Kita bisa bayangkan, betapa
sulitnya menjalankan kewajiban zakat dan pergi haji, bila tak memiliki harta
memadai. Golongan hartawan memiliki tanggung jawab lebih besar untuk
menyantuni golongan miskin dan menciptakan kesejahteraan umum.
1. Sementara ()مؤقتة
Hidup di dunia ini hanyalah sementara, sebagaimana firman Allah dalam surat
Al-Mu’minun, ayat 114
Karena hidup di dunia ini sementara, maka sudah seyogianya setiap hamba
Allah membuat sebuah karya yang dapat dibanggakan. Maka penulis memiliki
sebuah motto hidup, “Hidup sekali, hiduplah yang berarti!”
2. Ujian/cobaan ()ابتالء
Selain hidup di dunia ini bersifat sementara, hidup merupakan ujian dan
cobaan dari Allah Swt., seberapa mampukah seorang hamba mengarungi
10
kehidupan di dunia ini. Mampukah ia menerjemahkan semua tanda-tanda dari
Allah dalam kehidupan nyata. Allah berfirman dalam surat Ash-shaffat, ayat 106.
Sebelum ajal tiba, berusajhalah untuk tetap survive dalam hidup, Allah berfirman:
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya
kepada Kamilah kamu dikembalikan. (Q.S. Al-Anbiya: 35)
دينGGلع الGGل وضGGل والبخGGز والكسGGزن والعجGGك من الهم والحGGاللهم انى أعوذب
.وغلبة الرجال
11
Ya Allah jauhkanlah aku dari segala kesusahan; kebingungan hidup, dari
kesedihan, dari kepayahan, dari sifat malas, dari kebakhilan, terjebak hutang dan
intimidasi dari orang lain.
Untuk bisa bertahan hidup, tentunya seorang hamba harus bisa membuat
strategi. Mengatur serta merencanakan kehidupannya.
Di dalam Al-Quran Allah telah memberikan contoh, supaya seorang hamba
bisa kreatif mengelola kehidupannya. Hal ini tertera dalam surat Al-Furqan ayat
47.
Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk
istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. (Q.S Al-Furqan:
47).
ك ُم َغيِّرًا نِ ْع َمةً أَ ْن َع َمهَا َعلَى قَوْ ٍم َحتَّى يُ َغيِّرُوا َما بِأ َ ْنفُ ِس ِه ْم َوأَ َّن هَّللا َ َس ِمي ٌعُ ََذلِكَ بِأ َ َّن هَّللا َ لَ ْم ي
)53 :َعلِي ٌم(االنفال
Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak
akan merubah sesuatu ni`mat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu
kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. al-Anfal:
53).
مGْ إِ َّن هَّللا َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َحتَّى يُ َغيِّرُوا َما بِأ َ ْنفُ ِس ِه
12
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya
kamu berharap.(al-Insyiroh 7-8).
ِ َوقُ ِل ا ْع َملُوا فَ َسيَ َرى هَّللا ُ َع َملَ ُك ْم َو َرسُولُهُ َو ْال ُم ْؤ ِمنُونَ َو َستُ َر ُّدونَ إِلَى عَالِ ِم ْال َغ ْي
ب َوال َّشهَا َد ِة
)105 :م بِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُونَ (التوبةGْ فَيُنَبِّئُ ُك
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". (at-Taubah 105).
ادَكَ ِم ْنهُ ُمGGَ إِالَّ ِعب. َض َوألُ ْغ ِويَنَّهُ ْم أَجْ َم ِعين ُ
ِ ْقَا َل َربِّ بِ َما أَ ْغ َو ْيتَنِي ألزَ يِّن ََّن لَهُ ْم فِي األَر
َصين ِ َْال ُم ْخل
Iblis berkata: Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku
sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di
muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-
hamba Engkau yang mukhlis di an tara mereka. (QS Al-Hijr: 39-40).
Dan Dia
menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian
13
itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.
(Q.S. Al-Jatsiyah: 13)
Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan
Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan
memberikan kepada kami sebahagian dari karunia-Nya dan demikian (pula)
Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada
Allah", (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka). (Q.S. At-Taubah:
59).
14
Potensi ruhani ia kembangkan demi mencapai derajat yang paling taqwa
dalam pandangan Allah Swt. Begitupula ia akan menjadi kreatif mengembangkan
potensi jasmaninya, mencari atau menciptakan sesuatu yang baru demi memenuhi
kebutuhan duniawi.
4. Membangun citra positif dalam melaksanakan ibadah dan social
kemasyarakatan
Menyandang gelar religious dan kreatif jelas merupakan sebuah gelar
prestisius. Bukankah kedua gelar ini yang banyak dicari orang.
15