Professional Documents
Culture Documents
4. Tahun 1933
Pada tahun 1933 diterbitkanlah Peraturan Perkoperasian yang baru
dalam bentuk Gouvernments Besluit no.21 yang termuat dalam Staatsblad
no.108/1933 menggantikan Koninklijke Besluit no. 431/1915. Dengan
demikian di Indonesia pada waktu itu berlaku 2 Peraturan Perkoperasian,
yakni Peraturan Perkoperasian yang dikeluarkan pada tahun 1927 untuk
golongan masyarakat pribumi dan Peraturan Perkoperasian yang baru untuk
golongan Eropa dan Timur Asing.
4. Tahun 1950
Setelah terbentuknya NKRI tahun 1950 program Pemerintah
semakin nyata keinginannya dalam mengembangkan perkoperasian. Hal ini
terbukti dalam adanya ‘program koperasi’ pada tiga kabinet pemerintahan
yaitu Kabinet Muhamad Natsir, Kabinet Wilopo, Kabinet Ali Sastromidjojo.
7. Tahun 1958
Terbitnya Undang-Undang tentang Perkumpulan Koperasi No.79
tahun 1958 yang dimuat dalam Tambahan Lembaran Negara RI No. 1669 dan
disusun pada suasana Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950 dan
mulai berlaku pada tanggal 27 Oktober 1958. Undang-Undang ini merupakan
2. Tahun 1960
Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 140 tentang
penyaluran bahan pokok dan penugasan koperasi untuk melaksanakannya
serta peraturan ini dibantu oleh Ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960 yang
menetapkan bahwa sektor perekonomian akan diatur dengan dua sektor yakni
sektor Negara dan sektor koperasi, dan Undang-Undang No. 79 tahun 1958
tentang Perkembangan Gerakan Koperasi.
3. Tahun 1961
Pada saat diselenggarakannya Musyawarah Nasional Koperasi I
(Muunaskop I) di Surabaya. Sewan Koperasi Indonesia (DKI) diganti dengan
Kesatuan Organisasi Koperasi Seluruh Indonesia (KOKSI) yang diatur secara
langsung oleh pemerintah, sebagai Ketua KOKSI pada waktu itu adalah
4. Tahun 1965
Dikukuhkan pula Undang-Undang No. 14 tahun 1965 tentang
perkoperasian yang dimuat dalam Lembaran Negara No. 75 tahun 1960.
Bersamaan dengan dikukuhkannya UU No. 14 tahun 1965,
diselenggarakannya juga Musyawarah Nasional Koperasi II (Munaskop II) di
Jakarta yang merupakan legitimasi masuknya kekuatan-kekuatan politik di
dalam koperasi serta keluarnya Kesatuan Organisasi Koperasi Seluruh
Indonesia (KOKSI) dari keanggotaan International Cooperative Alliance.