Professional Documents
Culture Documents
NUTRISI IKAN
DISUSUN OLEH:
DR.IR. SUBANDIYONO, MAppSc.
DR.IR. SRI HASTUTI, MSi.
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2009
76
PROTEIN
77
III. PROTEIN
3.1. PENDAHULUAN
dengan jenis makro-nutrien lainnya seperti lemak dan karbohidrat. Sementara itu,
ikan membutukan kandungan protein dalam pakan dalam tingkat yang jauh lebih
tinggi dibandingkan ke dua jenis makro-nutrien lainnya. Dibandingkan dengan
jenis hewan darat lainnya, baik mamalia maupun burung, ikan juga membutuhkan
protein pakan yang jauh lebih tinggi. Padahal, protein merupakan sumber
pencemar lingkungan yang sangat potensial dan berbahaya bilamana
penggunaannya dalam sistem budidaya tidak tepat. Oleh karena itu, pemahaman
akan protein serta kebutuhannya oleh ikan sangat diperlukan agar
pemanfaatannya oleh ikan dapat menjadi lebih efisien dan dengan harga
pembuatannya yang lebih ekonomis.
3.1.2. Relevansi
Pemahaman mengenai konsep bio-energetika pada ikan sebagaimana
nutrisi dan efisiensi optimum. Oleh karena itu, pemahaman terhadap peran
penting karbohidrat dalam menggantikan protein serta berapa besar kontribusi
yang dapat diberikan dalam pakan sebagaimana dijelaskan pada Pokok Bahasan
III ini sangatlah perlu.
3.1.3. Kompetensi
Standar Kompetensi
Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan
Kompetensi Dasar
Setelah diberikan materi ini, mahasiswa hendaknya mampu:
• Menjelaskan kembali definisi dan pengertian protein;
• Menyebutkan kembali jenis ikatan dan komponen penyusun protein;
• Merangkum kembali peran dan fungsi penting protein;
• Memberikan contoh minimal 1 untuk masing-masing peran dan fungsi
penting dari protein;
• Menjelaskan kembali ketentuan/kriteria tentang protein yang berkualitas;
• Menerangkan kembali klasifikasi dan definisi asam amino;
• Menggambarkan/menuliskan kembali struktur umum asam amino dan
rumus bangun 3 – 5 jenis asam amino esensial;
• Menyebutkan kembali nama-nama 10 jenis asam amino esensial dengan
benar;
• Merumuskan kembali prinsip dasar penentuan kandungan protein;
79
3.2. PENYAJIAN
3.2.1. URAIAN
asam amino. Dengan demikian, asam amino disebut juga sebagai dinding
pembangun atau building blocks dari protein. Terdapat berbagai asam amino di
alam namun hanya 18 L-asam amino yang umumnya dijumpai dalam kebanyakan
protein.
Protein mempunyai berbagai macam peran dan/atau fungsi menurut jenisnya
masing-masing. Protein yang berperan sebagai struktur atau pembentuk tubuh
diantaranya adalah kolagen yang merupakan jaringan ikat berserat, dan
mempunyai struktur padat serta kekuatan besar. Elastin terdiri dari rantai
polipeptida panjang yang tersusun secara acak, dan dapat ditarik hingga batas
tertentu namun lebih mudah robek bila dibandingkan dengan kolagen.
Mukoprotein merupakan hasil sekresi mukosa. Keratin adalah jenis protein
berserat yang tidak larut dari sel-sel ektodrermal hewan. Keratin merupakan
protein pada kulit, rambut, sisik, bulu domba, bulu unggas, kuku, taji, dan tanduk
dari berbagai hewan. α-keratin kaya akan sisa-sisa sistin, dan terdapat pada kulit.
Sedangkan β-karatin tidak mempunyai sistin namun kaya akan asam amino
dengan sedikit R-group seperti Gly, Ala, Ser, serta terdapat pada sisik.
Protein kontraktil adalah jenis protein yang berperan dalam kontraksi otot.
Sebagai contoh adalah aktin, miosin, dan tropomiosin B. Enzim merupakan jenis
protein katalisator organik. Enzim mempunyai fungsi yang sangat spesifik.
Semua jenis enzim yang diketahui adalah protein. Beberapa protein berperan
sebagai transporter molekul atau ion. Hemoglobin dan hemosianin merupakan
transporter untuk transporter oksigen dalam darah, baik untuk hewan vertebrata
dan invertebrata. Mioglobin merupakan transporter oksigen dalam sel-sel otot.
Globulin berperan sebagai pengikat besi dan transporter zat besi dalam darah. β-
lipoprotein berperan dalam transport lipid dalam darah, sedangkan serum albumin
berperan dalam transport berbagai asam lemak dalam darah. Berbagai jenis
protein juga berperan sebagai pelindung (protective protein) dalam darah hewan
vertebrata. Berbagai jenis antibodi merupakan protein pelindung terhadap
antigen. Fibrinogen, trombin, dan tromboplastin merupakan jenis protein yang
terlibat dalam proses pembekuan darah (blood clotting). Hormon merupakan
jenis protein, meskipun tidak semua hormon adalah protein. Hormon diproduksi
oleh beberapa sel dalam jumlah yang sedikit dan mempunyai peran yang sangat
besar dalam metabolisme. Hormon insulin dan glukagon berperan dalam
81
NH 2
R C COOH
Tabel 3.1. Berbagai Jenis Asam Amino yang Umum Terdapat dalam Protein
_________________________________________________________________
No. Asam Amino Singkatan Grup ‘R’ Struktur Kimia
_________________________________________________________________
1. Glycine Gly H-
NH 2
O
H C C
OH
H
B. Kelompok basa
H H H H NH 2
O
H2N C C C C C C
OH
H H H H H
H H H H NH 2
O
H2N C N C C C C C
OH
NH H H H H
C. Kelompok asam
_________________________________________________________________
No. Asam Amino Singkatan Grup ‘R’ Struktur Kimia
_________________________________________________________________
H H NH 2
O
CH 3 S C C C C
OH
H H H
87
_________________________________________________________________
No. Asam Amino Singkatan Grup ‘R’ Struktur Kimia
_________________________________________________________________
*)
2 grup sistein dapat membentuk suatu kovalen disulfida ikatan S=S. Ikatan
disulfida antara sistein tersebar luas dalam protein dan merupakan hal penting
dalam penentuan konformasi dimensi 3 dan dalam perangkaian bersama protein
multi-subunit.
sama. Ikan mempunyai respons yang lebih baik terhadap protein pakan dengan
kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein pakan berkualitas lebih
rendah. Dengan demikian, berbagai sumber protein dengan nilai biologis tinggi
seperti protein seluruh bagian telur, kasein, kombinasi kasein dan gelatin, dan
tepung ikan sering dipergunakan dalam menentukan kebutuhan-kebutuhan
protein. Protein dikatakan mempunyai kualitas yang tinggi bilamana komposisi
asam aminonya hampir menyerupai kebutuhan asam amino dari hewan uji dan
mempunyai nilai kecernaan tinggi untuk hewan tersebut. Ikan yang diberi pakan
pada tingkat pemberian pakan dibawah tingkat kekenyangan (under satiation)
akan membutuhkan protein dengan tingkat yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan ikan yang diberi pakan pada tingkat kekenyangan (at satiation). Tabel 3.2
menunjukkan berbagai tingkat kebutuhan protein dalam pakan buatan yang
disarankan untuk ikan.
Tabel 3.2. Berbagai Tingkat Kebutuhan Protein dalam Pakan Buatan untuk
Ikan pada Berbagai Tahap Pertumbuhan
sangatlah berkaitan. Hal tersebut dikarenakan protein pakan adalah juga sumber
energi pakan dan energi pakan diperlukan dalam pembentukan protein tubuh.
Pembentukan protein tubuh, pada akhirnya merupakan bagian dari energi
cadangan dari hewan tersebut.
Untuk menentukan kebutuhan protein dari suatu spesies ikan, percobaan
pemberian pakan dilakukan dengan menggunakan pakan uji yang mengandung
berbagai tingkat kandungan protein dari berbagai sumber yang mempunyai nilai
biologis tinggi. Respons pertumbuhan, biasanya perolehan bobot, diukur untuk
setiap pakan uji. Tingkat yang dibutuhkan ditentukan dari kurva respons dosis.
Nilai maksimum dari retensi protein jaringan dipergunakan sebagai suatu kriteria
dalam menentukan kebutuhan protein, disamping perolehan bobot.
Pakan uji dirancang agar bersifat iso-kalori dikarenakan konsumsi pakan
terpengaruh oleh satu diantaranya yaitu tingkat energi pakan. Sebagaimana
hewan-hewan lainnya, ikan meregulasi konsumsi pakan untuk mempertahankan
pemasukan energinya. Karbohidrat seperti dekstrin secara umum digunakan
untuk menggantikan protein pada basis energi bilamana protein pakan bervariasi.
Hal tersebut penting dimana energi bukan dari protein dalam pakan adalah cukup
sehingga protein akan digunakan secara efisien untuk pertumbuhan dengan
konversi protein terhadap energi sesedikit mungkin.
Namun demikian, terdapat kesulitan dalam merancang pakan yang
mengandung protein tinggi dengan kandungan energi non-protein yang cukup
tanpa mengatur tingkat lemak juga. Karbohidrat dan lemak (yang merupakan
sumber energi non-protein) menggantikan (spare) protein sebagai sumber energi.
Apabila pakan kekurangan akan energi non-protein maka ikan akan menggunakan
sebagian dari protein untuk mencukupi kebutuhan energinya terlebih dahulu
sebelum protein dipergunakan untuk pertumbuhan. Sebaliknya, bilamana pakan
mengandung energi terlalu banyak dalam kaitannya dengan protein maka ikan
akan berhenti makan segera setelah kebutuhan energinya terpenuhi dan karena
itu terbatasnya konsumsi protein serta nutrien lainnya yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan maksimum. Bilamana protein pakan tidak mencukupi maka hewan
tersebut tidak akan tumbuh dengan baik, tidak akan tumbuh sama sekali, atau
bahkan akan kehilangan bobot. Pada batas-batas tertentu, kelebihan protein
91
pakan tidaklah berbahaya namun hal tersebut merupakan dan menambah biaya
pakan yang dibuat.
Metoda statistik yang umum dipergunakan dalam analisis respons
pertumbuhan terhadap tingkat protein pakan yang berbeda meliputi analisis nilai
tengah (ANOVA) yang diikuti dengan perbandingan multiple dari nilai tengah
perlakuan, metoda regresi garis putus, dan order kedua analisis regresi
polinomial. Metoda yang sama dipergunakan dalam studi kebutuhan asam amino.
Kebutuhan beberapa jenis asam amino dalam pakan seperti fenilalanin dan
metionin dapat dipenuhi masing-masing oleh tirosin (tyrosine) dan sistin (cystine),
yang merupakan jenis asam amino non-esensial. (Ingat!! PT. MC). Kebutuhan
asam amino yang diberikan oleh NRC disajikan pada Tabel 3.3, masing-masing
untuk lele (catfish), trout, salmon, karper atau mas (carp), dan nila atau mujahir
(tilapia). Penelitian membuktikan bahwa antar spesies ikan terdapat perbedaan
yang sangat besar dalam kebutuhannya terhadap asam amino. Beberapa
perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh perbedaan pada laju
pertumbuhan, bobot pakan yang dikonsumsi, dan sumber asam amino dalam
pakan.
Kekurangan atau defisiensi akan protein atau asam amino esensial berakibat
menurunkan perolehan bobot. Kekurangan asam amino spesifik tertentu
mencerminkan kondisi penyakit. Pada kelompok ikan salmon, termasuk rainbow
trout, katarak akan terbentuk bilamana ikan tersebut diberi pakan yang defisien
akan metionin atau triptofan. Kekurangan triptofan juga menyebabkan tulang
belakang melengkung ke sisi tepi atau skoliosis pada kelompok ikan salmon.
Pada ikan tout, kekurangan triptofan mengganggu metabolisme mineral kalsium
(Ca), magnesium (Mg), sodium (natrium, Na), dan potasium (kalium, K).
3.2.2. LATIHAN
6. Amati dan catat bentuk, tekstur, bau, warna, dan kestabilan pakan;
7. Setiap kelompok studi memberi pakan kepada ikan peliharaannya selama 4
minggu dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap kelompok studi memberi makan ikan dengan pakan yang dibuatnya;
b. Pakan diberikan sedikit demi sedikit hingga kenyang (secara at satiation).
Metode tersebut biasanya membutuhkan waktu ±30 menit periode makan;
c. Pakan diberikan sebanyak 3 kali pada pagi, siang, dan sore hari.
8. Selama 4 minggu pemberian pakan, amati dan catat berbagai fenomena yang
terjadi mencakup bobot pakan yang dikonsumsi setiap hari, respons saat
pakan diberikan, pertumbuhan ikan, kelulushidupan, dan kualitas air.
9. Bandingkan hasil pengamatan Anda dengan kelompok studi lainnya;
10. Buat laporan lengkap dan presentasikan di depan semua kelompok studi serta
dosen pengampu.
3.3. PENUTUP
B. Jawaban singkat
1. Sebutkan 4 peran dan/atau fungsi penting protein!. Beri contoh 1 saja
untuk setiap peran/fungsi yang disebutkan itu!.
2. Untuk dapat mendukung pertumbuhan secara maksimal, protein yang
diberikan harus berkualitas. Terangkan, bagaimana protein dapat
dikategorikan sebagai protein berkualitas!.
Gambar atau tulis struktur umum asam amino dan rumus bangun 3 jenis
asam amino esensial.
3. Bagaimana klasifikasi dan definisi asam amino?.
B. Jawaban singkat
1. Sebutkan 3 peran utama protein pada pakan ikan!.
2. Sebutkan 3 faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kebutuhan protein
untuk pertumbuhan maksimum!.
97
C. Uraian
1. Jelaskan, mengapa imbangan kandungan protein dan energi dalam pakan
menjadi penting untuk diperhatikan?.
2. Jabarkan, apa yang dimaksudkan dengan protein sparing?. Jelaskan pula
kaitannya dengan fenomena pemanfaatan energi pakan oleh ikan!
3. Terangkan akibat yang dapat ditimbulkan pada ikan yang defisien akan
asam amino esensial!.
3.3.3. Rangkuman
Agar mendapatkan pertumbuan yang baik, pola dan jumlah asam amino
esensial dalam pakan hendaknya mirip dengan pola maupun jumlah asam
amino esensial yang terdapat pada spesies ikan yang diberi pakan. Pada
umumnya, protein hewani mempunyai profil asam amino yang baik dan
(lanjutan)
di bawah ini:
NH 2
R C COOH
tidak dapat disintesa sama sekali oleh hewan atau yang disintesa dalam
Oleh karena itu, AEE harus terdapat dalam pakan. Non-AAE dapat
disintesa dalam jumlah yang cukup di dalam jaringan, dan karena itu tidak
rantai karbon terbuka, b) asam amino yang bersifat basa, c) asam amino
asam amino yang memiliki aroma, dan f) asam amino yang mengandung ion
melalui insang, feses, dan urin. Protein mencakup 3 peran dalam nutrisi
tingkat konversi yang lebih baik daripada sumber tunggal apapun asalnya.
suhu air, kualitas protein yang dicerminkan oleh profil asam amino, dan
asam amino dari hewan uji dan mempunyai nilai kecernaan tinggi untuk
hewan tersebut.
101
(lanjutan)
tersebut dikarenakan protein pakan adalah juga sumber energi pakan dan
(spare) protein sebagai sumber energi. Kebutuhan protein oleh ikan pada
hakekatnya suatu kebutuhan akan asam amino dalam protein pakan. Antar
spesies ikan terdapat perbedaan yang sangat besar akan kebutuhan asam
B. Jawaban singkat
1. Jawab: Protein berperan sebagai: a) struktur atau pembentuk tubuh, b)
kontraktil pada kontraksi otot, c) transporter molekul dan ion, serta d)
102
NH 2
R C COOH
H H H H NH 2
O
H2N C N C C C C C
OH
NH H H H H
(arginin)
H H NH 2
O
CH 3 S C C C C
OH
H H H
(metionin)
H NH 2
O
C C C
OH
H H
(fenilalanin)
oleh hewan atau yang disintesa dalam jumlah yang kurang mencukupi
untuk mendukung pertumbuhan maksimum. Non-AAE adalah jenis AA
yang dapat disintesa dalam jumlah yang cukup di dalam jaringan.
B. Jawaban singkat
1. Jawab: Protein mencakup 3 peran utama dalam nutrisi ikan, yaitu
menyediakan energi; menyediakan asam amino, dan memenuhi kebutuhan
untuk protein fungsional (seperti enzim dan hormon) serta protein struktural
(seperti daging dan jaringan organ).
2. Jawab: Tiga (3) faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan protein untuk
pertumbuhan maksimum adalah: a) umur, b) spesies, c) ukuran, d) padat
penebaran, e) suhu air, f) kualitas protein yang dicerminkan oleh profil
asam amino, dan g) pakan harian yang diperlukan.
3. Jawab: a) tirosin dan sistin; dan b) fenilalanin oleh tirosin dan metionin oleh
sistin.
4. Jawab: Perbedaan kebutuhan tersebut dikarenakan: a) perbedaan pada
laju pertumbuhan, b) perbedaan pada bobot pakan yang dikonsumsi, dan c)
perbedaan pada sumber asam amino dalam pakan.
104
C. Uraian
1. Jawab: Imbangan kandungan protein dan energi dalam pakan menjadi
penting untuk diperhatikan karena kekurangan atau kelebihan energi dalam
pakan dapat menurunkan tingkat pertumbuhan. Bilamana energi dalam
pakan kurang, maka protein digunakan sebagai energi. Bilamana energi
dalam pakan berlebih, maka konsumsi pakan akan menurun dan hal
tersebut menurunkan pengambilan sejumlah protein yang diperlukan untuk
pertumbuhan. Protein pakan pada perbandingan optimum terhadap energi
(optimum protein-to-energi ratio) dapat menghasilkan pertumbuhan yang
baik. Hal tersebut dikarenakan protein pakan adalah juga sumber energi
pakan dan energi pakan diperlukan dalam pembentukan protein tubuh.
Pembentukan protein tubuh pada akhirnya merupakan bagian dari energi
cadangan dari hewan tersebut.
2. Jawab: Protein sparing merupakan suatu fenomena penggantian sebagian
fungsi protein sebagai sumber energi oleh sumber energi non-protein, yaitu
karbohidrat atau lemak. Biasanya hal trsebut dapat terjadi bilamana
karbohidrat banyak tersedia dengan kecernaan yang tinggi. Sebagaimana
hewan-hewan lainnya, ikan meregulasi konsumsi pakan untuk
mempertahankan pemasukan energinya. Karbohidrat seperti dekstrin
secara umum digunakan untuk menggantikan protein pada basis energi
bilamana energi pakan asal protein bervariasi. Hal tersebut penting agar
energi dari non-protein dalam pakan adalah cukup sehingga protein akan
digunakan secara efisien untuk pertumbuhan dengan konversi protein
terhadap energi sesedikit mungkin. Karbohidrat dan lemak (yang
merupakan sumber energi non-protein) dapat menggantikan (spare) protein
sebagai sumber energi. Apabila pakan kekurangan akan energi non-
protein maka ikan akan menggunakan sebagian dari protein untuk
mencukupi kebutuhan energinya terlebih dahulu sebelum protein
dipergunakan untuk pertumbuhan. Sebaliknya, bilamana pakan
mengandung energi terlalu banyak dalam kaitannya dengan protein maka
ikan akan berhenti makan segera setelah kebutuhan energinya terpenuhi
dan karena itu terbatasnya konsumsi protein serta nutrien lainnya yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan maksimum. Bilamana protein pakan tidak
105
mencukupi maka hewan tersebut tidak akan tumbuh dengan baik, tidak
akan tumbuh sama sekali, atau bahkan akan kehilangan bobot. Pada
batas-batas tertentu, kelebihan protein pakan tidaklah berbahaya namun
hal tersebut merupakan dan menambah biaya pakan yang dibuat.
3. Jawab: Akibat defisiensi asam amino esensial adalah: a) penurunan laju
pertumbuhan, b) terjadinya gangguan kesehatan, misalnya katarak pada
ikan yang defisien akan metionin dan triptofan, c) abnormalitas atau
penyimpangan bentuk tulang belakang, misalnya pada ikan yang defisien
akan triptofan, dan d) terganggunya matabolisme beberapa mineral
penting, misalnya pada ikan yang defisien akan triptofan.
2. Cho, C.Y., Cowey, C.B. and Watanabe, T. 1985. Finfish Nutrition in Asia-
Methodological Approaches to Research and Development. IDRC,
Canada. 154 p.
3. Cowey, C.B. and Cho, C.Y. 1991. Nutritional Strategies & Aquaculture Waste.
Univ. of Guelph, Canada. 275 p.
4. Groff J.L. and Gropper, S.S. 2000. Advanced Nutrition and Human
Metabolism. Wadsworth, Thomson Learning, USA. 584 p.
5. Halver, J.E. 1972. Fish Nutrition. Acad. Press., New York. 713 p.
6. Halver, J.E. 1989. Fish Nutrition. 2nd ed. Acad. Press, Inc., San Diego. 798 p.
7. Halver, J.E. and Hardy, R.W. 2002. Fish Nutrition. 3rd ed. Acad. Press,
Amsterdam. 822 p.
9. Lawrence, E. 1989. Biological Terms. 10th ed. Longman Sci. & Technical,
Singapore. 645 p.
10. Lovell, T. 1989. Nutrition and Feeding of Fish. Van Nostrand reinhold, New
York. 260 p.
106
11. NRC. 1977. Nutrient Requirements of Warmwater Fishes. Nation. Acad. Sci.,
Washington, DC., USA. 78 p.
13. Parker, R. 2002. Aquaculture Science. 2nd ed. Delmar, Thomson Learning,
USA. 621 p.
15. Steffens, W. 1989. Principles of Fish Nutrition. Ellis Horwood Ltd., England.
384 p.
16. Stickney, R.R. 1979. Principles of Warmwater Aquaculture. John Wiley &
Sons, Inc., Canada. 375 p.
17. Tacon, A.G.J. 1987. The Nutrition and Feeding of Farmed Fish and Shrimp-A
Training Manual: The Essential Nutrients. FAO-UN., Brazil. 117 p.
19. Weatherly, A,H. and Gill, H.S. 1987. The Biology of Fish Growth. Acad, Press
Ltd., London. 443 p.
20. Webster, C.D. 2002. Nutrient Requirements and Feeding of Finfish for
Aquaculture. CABI Pub., USA. 448 p.
SENARAI
Kolagen: satu atau semua famili protein berserat yang ditemukan pada semua
vertebtara, protein yang paling melimpah pada mamalia.
Mukosa: membran mukosa; lapisan usus yang terdiri dari 3 lapis, epitelium,
lamina propria, dan mukosa muskularis.
Asam amino esensial = atau asam amino yang sangat diperlukan dan harus
tersedia (indispensable amino acids).