You are on page 1of 32

BUKU AJAR

NUTRISI IKAN

DISUSUN OLEH:
DR.IR. SUBANDIYONO, MAppSc.
DR.IR. SRI HASTUTI, MSi.

Disusun atas bantuan biaya dari:


Lembaga Pengembangan Pendidikan
Universitas Diponegoro

UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2009
76

POKOK BAHASAN III

PROTEIN
77

III. PROTEIN

3.1. PENDAHULUAN

3.1.1. Deskripsi Singkat


Protein merupakan jenis makro-nutrien yang paling mahal dibandingkan

dengan jenis makro-nutrien lainnya seperti lemak dan karbohidrat. Sementara itu,
ikan membutukan kandungan protein dalam pakan dalam tingkat yang jauh lebih
tinggi dibandingkan ke dua jenis makro-nutrien lainnya. Dibandingkan dengan
jenis hewan darat lainnya, baik mamalia maupun burung, ikan juga membutuhkan
protein pakan yang jauh lebih tinggi. Padahal, protein merupakan sumber
pencemar lingkungan yang sangat potensial dan berbahaya bilamana
penggunaannya dalam sistem budidaya tidak tepat. Oleh karena itu, pemahaman
akan protein serta kebutuhannya oleh ikan sangat diperlukan agar
pemanfaatannya oleh ikan dapat menjadi lebih efisien dan dengan harga
pembuatannya yang lebih ekonomis.

3.1.2. Relevansi
Pemahaman mengenai konsep bio-energetika pada ikan sebagaimana

dijabarkan pada Pokok Bahasan II sangat membantu dalam menetapkan tingkat


kebutuhan protein serta konsep pemberian pakan (feeding regime) untuk ikan.
Lebih lanjut lagi, pemahaman mengenai penggantian sebagian protein oleh
karbohidrat dapat membantu menurunkan kadar protein dalam pakan tanpa harus
mengurangi nilai nutrisi pakan tersebut secara nyata. Dalam hal ini, terdapat
keterkaitan antara kadar protein dan karbohidrat dalam pakan agar diperoleh nilai
78

nutrisi dan efisiensi optimum. Oleh karena itu, pemahaman terhadap peran
penting karbohidrat dalam menggantikan protein serta berapa besar kontribusi
yang dapat diberikan dalam pakan sebagaimana dijelaskan pada Pokok Bahasan
III ini sangatlah perlu.

3.1.3. Kompetensi

Standar Kompetensi
Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan

kembali berbagai komponen nutrisi dan non-nutrisi penting yang mempengaruhi


kualitas pakan dan yang sesuai dengan kebutuhan ikan dalam budidaya
perikanan.

Kompetensi Dasar
Setelah diberikan materi ini, mahasiswa hendaknya mampu:
• Menjelaskan kembali definisi dan pengertian protein;
• Menyebutkan kembali jenis ikatan dan komponen penyusun protein;
• Merangkum kembali peran dan fungsi penting protein;
• Memberikan contoh minimal 1 untuk masing-masing peran dan fungsi
penting dari protein;
• Menjelaskan kembali ketentuan/kriteria tentang protein yang berkualitas;
• Menerangkan kembali klasifikasi dan definisi asam amino;
• Menggambarkan/menuliskan kembali struktur umum asam amino dan
rumus bangun 3 – 5 jenis asam amino esensial;
• Menyebutkan kembali nama-nama 10 jenis asam amino esensial dengan
benar;
• Merumuskan kembali prinsip dasar penentuan kandungan protein;
79

• Menyebutkan kembali peran utama dari protein;


• Menjelaskan kembali kebutuhan ikan akan protein dan keterkaitannya
dengan komponen nutrisi penghasil energi lainnya, seperti karbohidrat
dan lemak;
• Menjelaskan kembali pentingnya imbangan protein – energi dalam
pakan ikan;
• Menjabarkan kembali konsep dasar protein sparing;
• Menjelaskan kembali peran penting keberadaan 2 jenis asam amino
esensial (yaitu fenilalanin dan metionin) serta 2 jenis asam amino non-
esensial (yaitu tirosin dan sistin) dalam pakan ikan;
• Menjelaskan kembali pengaruh defisiensi akan 2 jenis asam amino
esensial (yaitu fenilalanin dan metionin) serta 2 jenis asam amino non-
esensial (yaitu tirosin dan sistin) pada ikan.

3.2. PENYAJIAN

3.2.1. URAIAN

Pengertian Protein dan Asam Amino


PROTEIN. Protein merupakan persenyawaan organik terbanyak dalam
tubuh hewan berdasarkan bobot kering. Protein adalah asam amino rantai
panjang yang dirangkai dengan banyak ikatan yang disebut ikatan peptida.
Protein dibutuhkan untuk memperbaiki atau mempertahankan jaringan,
pertumbuhan, dan membentuk berbagai persenyawaan biologis aktif tertentu.
Protein dapat juga berfungsi sebagai sumber energi.
Protein mengandung karbon (50-55%), oksigen (22-26%), nitrogen (12-19%
dengan asumsi rata-rata 16%), hidrogen (6-8%), dan sulfur (0-2%). Protein
bervariasi dalam komposisi kimiawinya, ukuran, bentuk, sifat-sifat fisikanya, dan
fungsi biologisnya. Namun demikian, bilamana terhidrolisis, semua protein
menghasilkan satu grup komponen organik yang sederhana yang dinamai dengan
80

asam amino. Dengan demikian, asam amino disebut juga sebagai dinding
pembangun atau building blocks dari protein. Terdapat berbagai asam amino di
alam namun hanya 18 L-asam amino yang umumnya dijumpai dalam kebanyakan
protein.
Protein mempunyai berbagai macam peran dan/atau fungsi menurut jenisnya
masing-masing. Protein yang berperan sebagai struktur atau pembentuk tubuh
diantaranya adalah kolagen yang merupakan jaringan ikat berserat, dan
mempunyai struktur padat serta kekuatan besar. Elastin terdiri dari rantai
polipeptida panjang yang tersusun secara acak, dan dapat ditarik hingga batas
tertentu namun lebih mudah robek bila dibandingkan dengan kolagen.
Mukoprotein merupakan hasil sekresi mukosa. Keratin adalah jenis protein
berserat yang tidak larut dari sel-sel ektodrermal hewan. Keratin merupakan
protein pada kulit, rambut, sisik, bulu domba, bulu unggas, kuku, taji, dan tanduk
dari berbagai hewan. α-keratin kaya akan sisa-sisa sistin, dan terdapat pada kulit.
Sedangkan β-karatin tidak mempunyai sistin namun kaya akan asam amino
dengan sedikit R-group seperti Gly, Ala, Ser, serta terdapat pada sisik.
Protein kontraktil adalah jenis protein yang berperan dalam kontraksi otot.
Sebagai contoh adalah aktin, miosin, dan tropomiosin B. Enzim merupakan jenis
protein katalisator organik. Enzim mempunyai fungsi yang sangat spesifik.
Semua jenis enzim yang diketahui adalah protein. Beberapa protein berperan
sebagai transporter molekul atau ion. Hemoglobin dan hemosianin merupakan
transporter untuk transporter oksigen dalam darah, baik untuk hewan vertebrata
dan invertebrata. Mioglobin merupakan transporter oksigen dalam sel-sel otot.
Globulin berperan sebagai pengikat besi dan transporter zat besi dalam darah. β-
lipoprotein berperan dalam transport lipid dalam darah, sedangkan serum albumin
berperan dalam transport berbagai asam lemak dalam darah. Berbagai jenis
protein juga berperan sebagai pelindung (protective protein) dalam darah hewan
vertebrata. Berbagai jenis antibodi merupakan protein pelindung terhadap
antigen. Fibrinogen, trombin, dan tromboplastin merupakan jenis protein yang
terlibat dalam proses pembekuan darah (blood clotting). Hormon merupakan
jenis protein, meskipun tidak semua hormon adalah protein. Hormon diproduksi
oleh beberapa sel dalam jumlah yang sedikit dan mempunyai peran yang sangat
besar dalam metabolisme. Hormon insulin dan glukagon berperan dalam
81

mengatur metabolisme glukosa. Hormon IGF-I (insulin-like growth factor-I) seperti


somatomedin C merupakan hormon pertumbuhan yang merangsang pertumbuhan
tulang. Hormon protein lainnya adalah berbagai hormon gonadotropik. Beberapa
jenis protein tersimpan dalam tubuh (storage protein), seperti misalnya kasein
(yaitu protein susu), ovalbumin (yaitu protein putih telur), zein (yaitu protein dalam
jagung), dan gliadin (yaitu protein dalam gandum).
Protein merupakan nutrien yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
mempertahankan kehidupan dari semua hewan. Diantara berbagai makro-
nutrien, protein merupakan komponen yang paling mahal dalam pembuatan pakan
khususnya untuk ikan dikarenakan ikan membutuhkan tingkat protein yang lebih
tinggi (30 hinghga 55%) guna pertumbuhan yang baik. Terdapat sedikitnya 2
penentuan dari nilai protein untuk ikan. Pertama adalah nilai digestibilitas atau
kecernaan. Bilamana protein tidak tercerna, protein tersebut tidak memiliki nilai
nutrisi. Faktor lainnya adalah komposisi kimia protein. Meskipun berbagai usaha
telah dilakukan dengan berbagai spesies ikan guna menentukan tingkat protein
pakan yang optimum, dengan hanya informasi tanpa menjabarkan data kebutuhan
asam amino esensial, akan merupakan nilai yang kurang sempurna.

ASAM AMINO. Terdapat 24 asam amino yang umum untuk semua


protein, namun nilai nutrisi protein bergantung pada jumlah relatif ketersediaan
asam amino. Sebagian besar ikan perairan daerah tropis membutuhkan 10 asam
amino untuk pertumbuhan dan berbagai proses metabolik lainnya. Untuk
mendapatkan pertumbuan yang baik, pola dan jumlah asam amino esensial dalam
pakan hendaknya mirip dengan pola maupun jumlah asam amino esensial yang
terdapat pada spesies ikan yang diberi pakan. Pada umumnya, protein dari
sumber-sumber hewani mempunyai profil asam amino yang baik dan lebih dapat
dicerna dibandingkan dengan protein asal tanaman. Struktur umum asam amino
ditunjukkan sebagaimana Gambar 3.1. Berbagai komponen penting adalah
kelompok amin, kelompok karboksil, dan kelompok radikal (R) pada α-karbon.
Asam amino berbeda dalam grup R-nya.
82

NH 2

R C COOH

Gambar 3.1. Struktur Umum Asam Amino

Asam amino diklasifikasikan sebagai essential (indispensable) dan non-


essential (dispensable). Asam amino esensial (AAE) adalah jenis-jenis AA yang
tidak dapat disintesa sama sekali oleh hewan atau yang disintesa dalam jumlah
yang kurang mencukupi untuk mendukung pertumbuhan maksimum. Oleh karena
itu, AEE harus terdapat dalam pakan. Non-AAE dapat disintesa dalam jumlah
yang cukup di dalam jaringan dan karena itu tidak diperlukan keberadaannya di
dalam pakan. Berdasarkan pada sifat kimiawi yang dimiliki, asam amino
dikelompokkan ke dalam: a) asam amino dengan rantai karbon terbuka, b) asam
amino yang bersifat basa, c) asam amino yang bersifat asam, d) asam amino
dengan rantai karbon tertutup, e) asam amino yang memiliki aroma, dan f) asam
amino yang mengandung ion sulfur. Struktur kimiawi asam amino yang umum
ditemukan dalam protein dengan berbagai sifat kimiawi yang dimilikinya disajikan
pada Tabel 3.1.

Penting!!. Sebagai tambahan terhadap fungsi asam amino sebagai

komponen dasar protein, beberapa asam amino merupakan precursor (‘pendahulu


atau ujung tombak’) atau menyediakan sebagian dari struktur metabolit lain.
Metionin adalah prekursor dari sistein dan sistin. Metionin juga menyediakan grup
metil untuk kreatin, kolin, dan berbagai senyawa lain. Fenilalanin, bilamana
terhidroksilasi, membentuk tirosin yang mana terlibat dalam pembentukan tiroksin,
adrenalin, noradrenalin, dan pigmen-pigmen melanin. Ketika urea terbentuk di
dalam siklus urea, arginin menghasilkan ornitin. Bilamana terkarboksilasi, histidin
membentuk histamin. Triptofan merupakan prekursor dari serotonin dan asam
nikotinat.
83

Tabel 3.1. Berbagai Jenis Asam Amino yang Umum Terdapat dalam Protein
_________________________________________________________________
No. Asam Amino Singkatan Grup ‘R’ Struktur Kimia
_________________________________________________________________

A. Kelompok rantai karbon terbuka

1. Glycine Gly H-
NH 2
O
H C C
OH
H

2. Alanin Ala CH3-


NH 2
O
CH 3 C C
OH
H

3. Valine Val CH(CH3)2-


H NH 2
O
CH 3 C C C
OH
CH3 H

4. Leucine Leu CH2CH(CH3)2-


H H NH 2
O
CH 3 C C C C
OH
CH3 H H

5. Isoleucine Iso CH(CH3)CH2CH3-


NH 2
H H
O
CH 3 C C C C
OH
CH 3 H
H
84

Tabel 3.1. (lanjutan)


_________________________________________________________________
No. Asam Amino Singkatan Grup ‘R’ Struktur Kimia
_________________________________________________________________

6. Serine Ser CH2OH-


H NH 2
O
HO C C C
OH
H H
7. Threonine Thr CH(OH)CH3-
H NH 2
O
CH 3 C C C
OH
OH H

B. Kelompok basa

8. Lysine Lys (CH2)4NH2-

H H H H NH 2
O
H2N C C C C C C
OH
H H H H H

9. Arginine Arg (CH2)3NHCNHNH2-

H H H H NH 2
O
H2N C N C C C C C
OH
NH H H H H

10. Histidine His


H NH 2
O
C C C
OH
N NH H H
85

Tabel 3.1. (lanjutan)


_________________________________________________________________
No. Asam Amino Singkatan Grup ‘R’ Struktur Kimia
_________________________________________________________________

C. Kelompok asam

11. Aspartic acid Asp CH2COOH-


H NH 2
O O
C C C C
HO OH
H H

12. Asparagine Asn CH2CONH2-


H NH 2
O O
C C C C
NH 2 OH
H H

13. Glutamic acid Glu (CH2)2COOH-


H H NH 2
O O
C C C C C
OH OH
H H H

14. Glutamine Gln (CH2)2CONH-


H H NH 2
O O
C C C C C
NH 2 OH
H H H

D. Kelompok rantai karbon tertutup

15. Proline Pro


NH O
C
OH
86

Tabel 3.1. (lanjutan)

_________________________________________________________________
No. Asam Amino Singkatan Grup ‘R’ Struktur Kimia
_________________________________________________________________

16. Tryptophan Try


H NH 2
O
C C C
OH
N H H
H

E. Kelompok asam amino beraroma

17. Phenylalanine Phe


H NH 2
O
C C C
OH
H H

18. Tyrosine Tyr


H NH 2
O
HO C C C
OH
H H

F. Kelompok asam amino bersulfur

19. Methionine Met (CH2)2SCH3-

H H NH 2
O
CH 3 S C C C C
OH
H H H
87

Tabel 3.1. (lanjutan)

_________________________________________________________________
No. Asam Amino Singkatan Grup ‘R’ Struktur Kimia
_________________________________________________________________

20. Cysteine*) Cys CH2SH-


H NH 2
O
HS C C C
OH
H H
21. Cystine Cys (CH2S)2-
H NH 2
O
S C C C
OH
H H
H NH 2
O
S C C C
OH
H H

*)
2 grup sistein dapat membentuk suatu kovalen disulfida ikatan S=S. Ikatan
disulfida antara sistein tersebar luas dalam protein dan merupakan hal penting
dalam penentuan konformasi dimensi 3 dan dalam perangkaian bersama protein
multi-subunit.

Kebutuhan Protein dan Asam Amino


Kebutuhan Protein. Kebutuhan ikan akan protein bervariasi menurut
spesies dan tahap biologis dari ikan tersebut (lihat Tabel 3.1). Semua asam
amino mengandung nitrogen, sehingga semua protein mengandung nitrogen.
Dalam kenyataannya, pengukuran kandungan nitrogen merupakan suatu metode
dari penghitungan kandungan protein. Metabolisme protein untuk energi
menghasilkan produk akhir bernitrogen. Ikan mengeluarkan atau membuang
nitrogen tersebut melalui insang, feses, dan urin. Produk akhir bernitrogen
tersebut dapat mengakibatkan berbagai permasalahan di dalam kolam
pemeliharaan ikan.
88

Protein mencakup 3 peran dalam nutrisi ikan, yaitu:


1. Menyediakan energi;
2. Menyediakan asam amino; dan
3. Memenuhi kebutuhan untuk protein fungsional (seperti enzim dan
hormon) dan protein struktural (seperti daging dan jaringan organ).
Bilamana protein dalam sebagian besar bahan penyusun pakan diolah
dengan cara yang baik dan benar, maka protein tersebut dapat dicerna dengan
sangat baik. Atau, tingkat kecernaan protein tersebut menjadi tinggi. Kecernaan
berbagai macam bahan penyusun pakan yang kaya akan protein (atau disebut
juga dengan bahan pakan sumber protein) berkisar antara 75 dan 95 persen.
Bilamana kandungan karbohidrtat dalam suatu bahan penyusun pakan meningkat
maka kecernaan proteinnya cenderung menurun. Pemanasan dapat menurunkan
maupun memperbaiki kualits protein. Pemanasan yang berlebihan selama proses
pembuatan pakan menurunkan nilai nutrisi dari protein. Namun demikian,
pemanasan yang kurang mencukupi dari tepung kedelai menurunkan
ketersediaan protein.
Kebutuhan ikan akan protein relatif lebih tinggi daripada hewan darat yang
berdarah panas. Kebutuhan ikan akan protein menurun sejalan dengan umur.
Protein hewani pada umumnya memiliki kualitas yang lebih baik daripada protein
nabati. Namun, protein hewani lebih mahal. Dalam pakan ikan, protein yang
berasal dari kombinasi berbagai sumber menghasilkan tingkat konversi yang lebih
baik daripada sumber tunggal apapun asalnya.
Ikan tidak mempunyai kemampuan untuk menggunakan sumber nitrogen
non-protein. Sumber nitrogen non-protein yang dimaksudkan tersebut misalnya
urea dan sitrat diamonium, yang bahkan hewan-hewan non-ruminansia sekalipun
(seperti ayam dan kelinci) mampu memanfaatkannya hingga batas-batas tertentu,
tidak memiliki nilai sebagai sumber pakan untuk ikan. Bahkan pada tingkat yang
tinggi, nitrogen non-protein dalam pakan ikan dapat bersifat meracuni.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein untuk pertumbuhan
maksimum adalah umur, spesies, ukuran, padat penebaran, suhu air, kualitas
protein yang dicerminkan oleh profil asam amino, dan pakan harian yang
diperlukan. Ikan yang lebih kecil atau lebih muda mempunyai kebutuhan protein
yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan ikan yang lebih tua dari spesies yang
89

sama. Ikan mempunyai respons yang lebih baik terhadap protein pakan dengan
kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein pakan berkualitas lebih
rendah. Dengan demikian, berbagai sumber protein dengan nilai biologis tinggi
seperti protein seluruh bagian telur, kasein, kombinasi kasein dan gelatin, dan
tepung ikan sering dipergunakan dalam menentukan kebutuhan-kebutuhan
protein. Protein dikatakan mempunyai kualitas yang tinggi bilamana komposisi
asam aminonya hampir menyerupai kebutuhan asam amino dari hewan uji dan
mempunyai nilai kecernaan tinggi untuk hewan tersebut. Ikan yang diberi pakan
pada tingkat pemberian pakan dibawah tingkat kekenyangan (under satiation)
akan membutuhkan protein dengan tingkat yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan ikan yang diberi pakan pada tingkat kekenyangan (at satiation). Tabel 3.2
menunjukkan berbagai tingkat kebutuhan protein dalam pakan buatan yang
disarankan untuk ikan.

Tabel 3.2. Berbagai Tingkat Kebutuhan Protein dalam Pakan Buatan untuk
Ikan pada Berbagai Tahap Pertumbuhan

Spesies Persentase Protein dalam Pakan


Awal (Starter) Pertumbuhan Produksi
(Grower) (Production)
Trout 40 – 55 35 – 40 30 – 40
Chinook Salmon 40 - -
Catfish 35 – 40 25 – 36 28 – 32
Carp 43 – 47 37 – 42 -

Dalam pakan ikan, protein dan energi hendaknya dipertahankan seimbang.


Kekurangan atau kelebihan energi dalam pakan menurunkan tingkat
pertumbuhan. Bilamana energi dalam pakan kurang, maka protein digunakan
sebagai energi. Bilamana energi dalam pakan berlebih, maka konsumsi pakan
akan menurun dan hal tersebut menurunkan pengambilan sejumlah protein yang
diperlukan untuk pertumbuhan.
Kebutuhan protein telah pula ditentukan pada ikan dengan penggunaan
beberapa pakan yang bervariasi baik pada kandungan protein maupun energinya.
Pada kisaran tertentu dari tingkat protein yang dapat diterima oleh hewan,
terdapat perbandingan optimum dari protein terhadap energi (optimum protein-to-
energi ratio) yang menghasilkan pertumbuhan yang baik. Protein dan energi
90

sangatlah berkaitan. Hal tersebut dikarenakan protein pakan adalah juga sumber
energi pakan dan energi pakan diperlukan dalam pembentukan protein tubuh.
Pembentukan protein tubuh, pada akhirnya merupakan bagian dari energi
cadangan dari hewan tersebut.
Untuk menentukan kebutuhan protein dari suatu spesies ikan, percobaan
pemberian pakan dilakukan dengan menggunakan pakan uji yang mengandung
berbagai tingkat kandungan protein dari berbagai sumber yang mempunyai nilai
biologis tinggi. Respons pertumbuhan, biasanya perolehan bobot, diukur untuk
setiap pakan uji. Tingkat yang dibutuhkan ditentukan dari kurva respons dosis.
Nilai maksimum dari retensi protein jaringan dipergunakan sebagai suatu kriteria
dalam menentukan kebutuhan protein, disamping perolehan bobot.
Pakan uji dirancang agar bersifat iso-kalori dikarenakan konsumsi pakan
terpengaruh oleh satu diantaranya yaitu tingkat energi pakan. Sebagaimana
hewan-hewan lainnya, ikan meregulasi konsumsi pakan untuk mempertahankan
pemasukan energinya. Karbohidrat seperti dekstrin secara umum digunakan
untuk menggantikan protein pada basis energi bilamana protein pakan bervariasi.
Hal tersebut penting dimana energi bukan dari protein dalam pakan adalah cukup
sehingga protein akan digunakan secara efisien untuk pertumbuhan dengan
konversi protein terhadap energi sesedikit mungkin.
Namun demikian, terdapat kesulitan dalam merancang pakan yang
mengandung protein tinggi dengan kandungan energi non-protein yang cukup
tanpa mengatur tingkat lemak juga. Karbohidrat dan lemak (yang merupakan
sumber energi non-protein) menggantikan (spare) protein sebagai sumber energi.
Apabila pakan kekurangan akan energi non-protein maka ikan akan menggunakan
sebagian dari protein untuk mencukupi kebutuhan energinya terlebih dahulu
sebelum protein dipergunakan untuk pertumbuhan. Sebaliknya, bilamana pakan
mengandung energi terlalu banyak dalam kaitannya dengan protein maka ikan
akan berhenti makan segera setelah kebutuhan energinya terpenuhi dan karena
itu terbatasnya konsumsi protein serta nutrien lainnya yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan maksimum. Bilamana protein pakan tidak mencukupi maka hewan
tersebut tidak akan tumbuh dengan baik, tidak akan tumbuh sama sekali, atau
bahkan akan kehilangan bobot. Pada batas-batas tertentu, kelebihan protein
91

pakan tidaklah berbahaya namun hal tersebut merupakan dan menambah biaya
pakan yang dibuat.
Metoda statistik yang umum dipergunakan dalam analisis respons
pertumbuhan terhadap tingkat protein pakan yang berbeda meliputi analisis nilai
tengah (ANOVA) yang diikuti dengan perbandingan multiple dari nilai tengah
perlakuan, metoda regresi garis putus, dan order kedua analisis regresi
polinomial. Metoda yang sama dipergunakan dalam studi kebutuhan asam amino.

Kebutuhan Asam Amino. Kebutuhan protein dalam pakan ikan pada


hakekatnya suatu kebutuhan akan asam amino dalam protein pakan. Beberapa
jenis asam amino yang mana ikan dan udang (baik udang air laut maupun udang
air tawar) tidak mampu mensintesisnya disebut asam amino esensial (essential
amino acids) atau asam amino yang sangat diperlukan dan harus tersedia
(indispensable amino acids). Kelompok ini mencakup 10 jenis asam amino, yang
secara alfabetik dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Arginin (Arginine)
2. Histidin (Histidine)
3. Isoleusin (Isoleucine)
4. Leusin (Leucine)
5. Lisin (Lysine)
6. Metionin (Methionine)
7. Fenilalanin (Phenylalanine)
8. Treonin (Threonine)
9. Triptofan (Tryptophan)
10. Valin (Valine)
92

Untuk mempermudah dalam mengingat-ingat ke 10 asam amino esensial


tersebut dapat pula disusun sebuah kata dengan menggunakan akronim
dari salah satu nama wakil presiden yang cukup terkenal, yaitu MATT
HILL Vice President, yang merupakan kepanjangan dari: Metionin,
Arginin, Treonin, Triptofan, Histidin, Isoleusin, Leusin, Lisin, Valin, dan
Phenylalanine.

Kebutuhan beberapa jenis asam amino dalam pakan seperti fenilalanin dan
metionin dapat dipenuhi masing-masing oleh tirosin (tyrosine) dan sistin (cystine),
yang merupakan jenis asam amino non-esensial. (Ingat!! PT. MC). Kebutuhan
asam amino yang diberikan oleh NRC disajikan pada Tabel 3.3, masing-masing
untuk lele (catfish), trout, salmon, karper atau mas (carp), dan nila atau mujahir
(tilapia). Penelitian membuktikan bahwa antar spesies ikan terdapat perbedaan
yang sangat besar dalam kebutuhannya terhadap asam amino. Beberapa
perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh perbedaan pada laju
pertumbuhan, bobot pakan yang dikonsumsi, dan sumber asam amino dalam
pakan.

Tabel 3.3. Kebutuhan Asam Amino untuk Ikan menurut NRC*

Lele Rainbow Pacific Karper Tilapia


(Channel Trout Salmon (Common (Nila)
Catfish) Carp)
Energi (kcal DE/kg pakan) 3.000 3.600 3.600 3.200 3.000
Protein (kecernaan), % 32(28) 38(34) 38(34) 35(30.5) 32(28)
Asam Amino
Arginin (%) 1.20 1.5 2.04 1.31 1.18
Histidin (%) 0.42 0.7 0.61 0.64 0.48
Isoleusin (%) 0.73 0.9 0.75 0.76 0.87
Leusin (%) 0.98 1.4 1.33 1.00 0.95
Lisin (%) 1.43 1.8 1.70 1.74 1.43
Metionin+sistin (%) 0.64 1.0 1.36 0.94 0.90
Fenilalanin+tirosin (%) 1.40 1.8 1.73 1.98 1.55
Treonin (%) 0.56 0.8 0.75 1.19 1.05
Triptofan (%) 0.14 0.2 0.17 0.24 0.28
Valin (%) 0.84 1.2 1.09 1.10 0.78
Keterangan:
*)
Sumber: Nutrient Requirements of Fish (1993)
93

Kekurangan atau defisiensi akan protein atau asam amino esensial berakibat
menurunkan perolehan bobot. Kekurangan asam amino spesifik tertentu
mencerminkan kondisi penyakit. Pada kelompok ikan salmon, termasuk rainbow
trout, katarak akan terbentuk bilamana ikan tersebut diberi pakan yang defisien
akan metionin atau triptofan. Kekurangan triptofan juga menyebabkan tulang
belakang melengkung ke sisi tepi atau skoliosis pada kelompok ikan salmon.
Pada ikan tout, kekurangan triptofan mengganggu metabolisme mineral kalsium
(Ca), magnesium (Mg), sodium (natrium, Na), dan potasium (kalium, K).

3.2.2. LATIHAN

Pengertian Protein dan Asam Amino


Kerjakan latihan ini sebagaimana instruksi di bawah:
1. Seluruh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Nutrisi Ikan dibagi kedalam 3
kelompok studi;
2. Setiap kelompok studi tersebut dilengkapi dengan 3 buah akuarium atau
wadah pemeliharaan lengkap dengan sistem pemeliharaannya;
3. Setiap akuarium diisi 5 ekor dari jenis yang sama (mis: bawal, tilapia, atau
lele);
4. Ikan terpilih hendaknya memiliki bobot atau ukuran tubuh yang setara
sehingga tidak terjadi persaingan dalam mendapatkan makanan;
5. Buat jenis pakan sederhana untuk ikan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kelompok studi 1 membuat pakan sederhana dengan protein berasal dari 1
sumber saja, yaitu nabati;
b. Kelompok studi 2 membuat pakan sederhana dengan protein berasal dari 1
sumber saja, yaitu hewani;
c. Kelompok studi 3 membuat pakan sederhana dengan protein berasal dari
campuran antara nabati dan hewani yang digunakan oleh kelompok studi 1
dan 2;
94

6. Amati dan catat bentuk, tekstur, bau, warna, dan kestabilan pakan;
7. Setiap kelompok studi memberi pakan kepada ikan peliharaannya selama 4
minggu dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap kelompok studi memberi makan ikan dengan pakan yang dibuatnya;
b. Pakan diberikan sedikit demi sedikit hingga kenyang (secara at satiation).
Metode tersebut biasanya membutuhkan waktu ±30 menit periode makan;
c. Pakan diberikan sebanyak 3 kali pada pagi, siang, dan sore hari.
8. Selama 4 minggu pemberian pakan, amati dan catat berbagai fenomena yang
terjadi mencakup bobot pakan yang dikonsumsi setiap hari, respons saat
pakan diberikan, pertumbuhan ikan, kelulushidupan, dan kualitas air.
9. Bandingkan hasil pengamatan Anda dengan kelompok studi lainnya;
10. Buat laporan lengkap dan presentasikan di depan semua kelompok studi serta
dosen pengampu.

Kebutuhan Protein dan Asam Amino


Kerjakan latihan ini sebagaimana instruksi di bawah:
1. Seluruh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Nutrisi Ikan dibagi kedalam 4
kelompok studi;
2. Setiap kelompok studi tersebut dilengkapi dengan 3 buah akuarium atau
wadah pemeliharaan lengkap dengan sistem pemeliharaannya;
3. Setiap akuarium diisi 5 ekor dari jenis yang sama (mis: bawal, tilapia, atau
lele);
4. Ikan terpilih hendaknya memiliki bobot atau ukuran tubuh yang setara
sehingga tidak terjadi persaingan dalam mendapatkan makanan;
5. Buat jenis pakan sederhana untuk ikan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pakan sederhana mempunyai komposisi jenis bahan penyusun pakan yang
sama, dan dengan protein yang berasal dari beberapa sumber. Porsi
sumber protein divariasikan, dengan total energi pakan mengikuti;
b. Kelompok studi 1 membuat pakan sederhana dengan kadar protein 25%;
c. Kelompok studi 2 membuat pakan sederhana dengan kadar protein 30%;
95

d. Kelompok studi 3 membuat pakan sederhana dengan kadar protein 35%;


e. Kelompok studi 4 membuat pakan sederhana dengan kadar protein 40%;
6. Amati dan catat bentuk, tekstur, bau, warna, dan kestabilan pakan;
7. Setiap kelompok studi memberi pakan kepada ikan peliharaannya selama 4
minggu dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap kelompok studi memberi makan ikan dengan pakan yang dibuatnya;
b. Pakan diberikan sedikit demi sedikit hingga kenyang (secara at satiation).
Metode tersebut biasanya membutuhkan waktu ±30 menit periode makan;
c. Pakan diberikan sebanyak 3 kali pada pagi, siang, dan sore hari.
8. Selama 4 minggu pemberian pakan, amati dan catat berbagai fenomena yang
terjadi mencakup bobot pakan yang dikonsumsi setiap hari, respons saat
pakan diberikan, pertumbuhan ikan, kelulushidupan, dan kualitas air;
9. Bandingkan hasil pengamatan Anda dengan kelompok studi lainnya;
10. Buat laporan lengkap dan presentasikan di depan semua kelompok studi serta
dosen pengampu.

3.3. PENUTUP

3.3.1. Test Formatif

Pengertian Protein dan Asam Amino


Jawablah soal-soal di bawah ini.
A. Jawaban Benar / Salah
1. Unsur lengkap penyusun protein adalah karbon, hidrogen, oksigen, dan
sulfur.
2. Protein terdiri dari beberapa asam lemak yang dihubungkan dengan ikatan
peptida.
3. Kualitas protein ditentukan oleh nilai kecernaan dan komposisi kimiawinya.
4. Asam amino dapat berperan sebagai prekursor.
96

5. Semua hormon adalah protein.

B. Jawaban singkat
1. Sebutkan 4 peran dan/atau fungsi penting protein!. Beri contoh 1 saja
untuk setiap peran/fungsi yang disebutkan itu!.
2. Untuk dapat mendukung pertumbuhan secara maksimal, protein yang
diberikan harus berkualitas. Terangkan, bagaimana protein dapat
dikategorikan sebagai protein berkualitas!.
Gambar atau tulis struktur umum asam amino dan rumus bangun 3 jenis
asam amino esensial.
3. Bagaimana klasifikasi dan definisi asam amino?.

Kebutuhan Protein dan Asam Amino


Jawablah soal-soal di bawah ini.
A. Jawaban Benar / Salah
1. Ikan mampu membuang nitrogen melalui feses, urin, dan insang.
2. Semua protein mengandung unsur N.
3. Kandungan protein pakan ditentukan secara tidak langsung dengan
mengukur kandungan N-nya.
4. Korelasi kecernaan protein dari suatu bahan pakan berbanding terbalik
dengan kadar karbohidrat bahan tersebut.
5. Pemanasan selalu dapat merusak atau menurunkan kualitas protein.
6. Protein dalam pakan hendaknya berasal dari 1 sumber saja.
7. Sebagaimana mamalia dan bangsa burung, ikan mampu memanfaatkan
sumber nitrogen dari non-protein.

B. Jawaban singkat
1. Sebutkan 3 peran utama protein pada pakan ikan!.
2. Sebutkan 3 faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kebutuhan protein
untuk pertumbuhan maksimum!.
97

3. Terdapat 2 jenis asam amino non-esensial yang penting keberadaannya


dalam pakan karena mampu berperan sebagai pengganti asam amino
esensial.
a. Sebutkan ke 2 jenis asam amino non-esensial tersebut!; dan
b. Jenis asam amino apa yang diganti dan oleh apa penggantinya?.
4. Sebutkan 3 faktor yang mempengaruhi perbedaan kebutuhan yang besar
akan asam amino pada ikan yang berbeda spesies!.

C. Uraian
1. Jelaskan, mengapa imbangan kandungan protein dan energi dalam pakan
menjadi penting untuk diperhatikan?.
2. Jabarkan, apa yang dimaksudkan dengan protein sparing?. Jelaskan pula
kaitannya dengan fenomena pemanfaatan energi pakan oleh ikan!
3. Terangkan akibat yang dapat ditimbulkan pada ikan yang defisien akan
asam amino esensial!.

3.3.2. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Mahasiswa diminta untuk pergi ke perpustakaan. Cari dan catat komposisi
asam amino lengkap masing-masing 1 contoh untuk tanaman, daging hewan, telur
ayam atau bebek, dan ikan. Perhatikan dengan seksama komposisi dan kadar
masing-masing jenis asam amino pada ke 4 contoh di atas. Simpulkan
persamaan serta perbedaannya. Hubungkan kesimpulan tersebut dengan hasil
pengamatan sebagaimana pada topik latihan ‘Pengertian Protein dan Asam
Amino’.
Mahasiswa diminta untuk mengunjungi perpustakaan. Cari dan catat
menurut beberapa pustaka kebutuhan protein untuk 2 spesies ikan tawar dan 2
spesies ikan laut masing-masing dengan umur atau ukuran yang berbeda mulai
dari larva, juvenil atau pembesaran, hingga induk untuk ikan dengan spesies yang
sama. Usahakan ikan yang dipilih mempunyai feeding habit yang berbeda.
98

Untuk dapat melanjutkan ke Pokok Bahasan IV, mahasiswa harus mampu


menjawab semua pertanyaan paling tidak 75% benar. Selamat bagi Anda yang
telah lolos ke materi berikutnya!

3.3.3. Rangkuman

Pengertian Protein dan Asam Amino

Protein merupakan persenyawaan organik dan tersusun atas

beberapa asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Protein

mengandung C, H, O, N, dan S. Peran dan/atau fungsi protein meliputi:

peran struktural atau pembentuk tubuh, kontraktil dalam kontraksi otot,

transporter molekul atau ion, dan pelindung dalam darah vertebrata;

serta berfungsi sebagai enzim, hormon, dan protein yang tersimpan

(storage protein). Hormon merupakan jenis protein, meskipun tidak

semua hormon adalah protein. Terdapat sedikitnya 2 kategori atau

penentu terhadap nilai kualitas protein, yaitu kecernaan dan komposisi

kimiawinya. Sebagian besar ikan perairan tropis membutuhkan 10 jenis

asam amino untuk pertumbuhan dan berbagai proses metabolik lainnya.

Agar mendapatkan pertumbuan yang baik, pola dan jumlah asam amino

esensial dalam pakan hendaknya mirip dengan pola maupun jumlah asam

amino esensial yang terdapat pada spesies ikan yang diberi pakan. Pada

umumnya, protein hewani mempunyai profil asam amino yang baik dan

lebih dapat dicerna dibandingkan dengan protein nabati.


99

(lanjutan)

Struktur umum asam amino ditunjukkan sebagaimana gambar berikut

di bawah ini:
NH 2

R C COOH

Asam amino diklasifikasikan sebagai essential (indispensable) dan non-

essential (dispensable). Asam amino esensial (AAE) adalah jenis AA yang

tidak dapat disintesa sama sekali oleh hewan atau yang disintesa dalam

jumlah yang kurang mencukupi untuk mendukung pertumbuhan maksimum.

Oleh karena itu, AEE harus terdapat dalam pakan. Non-AAE dapat

disintesa dalam jumlah yang cukup di dalam jaringan, dan karena itu tidak

diperlukan keberadaannya di dalam pakan. Berdasarkan pada sifat

kimiawinya, asam amino dikelompokkan ke dalam: a) asam amino dengan

rantai karbon terbuka, b) asam amino yang bersifat basa, c) asam amino

yang bersifat asam, d) asam amino dengan rantai karbon tertutup, e)

asam amino yang memiliki aroma, dan f) asam amino yang mengandung ion

sulfur. Beberapa asam amino merupakan precursor (‘pendahulu atau ujung

tombak’) atau menyediakan sebagian dari struktur metabolit lain.


100

Kebutuhan Protein dan Asam Amino

Semua asam amino mengandung nitrogen, sehingga semua protein

mengandung nitrogen. Pengukuran kandungan nitrogen merupakan suatu

metode penghitungan kandungan protein. Ikan membuang nitrogen

melalui insang, feses, dan urin. Protein mencakup 3 peran dalam nutrisi

ikan, yaitu menyediakan energi, menyediakan asam amino, dan memenuhi

kebutuhan untuk protein fungsional (seperti enzim dan hormon) dan

protein struktural (seperti daging dan jaringan organ). Bilamana

kandungan karbohidrtat dalam suatu bahan penyusun pakan meningkat

maka kecernaan proteinnya cenderung menurun. Dalam pakan ikan,

protein yang berasal dari kombinasi berbagai sumber menghasilkan

tingkat konversi yang lebih baik daripada sumber tunggal apapun asalnya.

Ikan tidak mempunyai kemampuan untuk menggunakan sumber nitrogen

non-protein. Bahkan, nitrogen non-protein dalam pakan ikan pada tingkat

yang tinggi dapat bersifat meracuni.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein untuk

pertumbuhan maksimum adalah umur, spesies, ukuran, padat penebaran,

suhu air, kualitas protein yang dicerminkan oleh profil asam amino, dan

pakan harian yang diperlukan. Protein dikatakan mempunyai kualitas

tinggi bilamana komposisi asam aminonya hampir menyerupai kebutuhan

asam amino dari hewan uji dan mempunyai nilai kecernaan tinggi untuk

hewan tersebut.
101

(lanjutan)

Dalam pakan ikan, protein dan energi hendaknya dipertahankan

seimbang. Kekurangan atau kelebihan energi dalam pakan menurunkan

tingkat pertumbuhan. Protein dan energi sangatlah berkaitan. Hal

tersebut dikarenakan protein pakan adalah juga sumber energi pakan dan

energi pakan diperlukan dalam pembentukan protein tubuh. Karbohidrat

dan lemak (yang merupakan sumber energi non-protein) menggantikan

(spare) protein sebagai sumber energi. Kebutuhan protein oleh ikan pada

hakekatnya suatu kebutuhan akan asam amino dalam protein pakan. Antar

spesies ikan terdapat perbedaan yang sangat besar akan kebutuhan asam

amino. Defisiensi asam amino esensial tertentu dapat berakibat

menurunkan perolehan bobot, penyakit seperti katarak, tulang belakang

melengkung, dan metabolisme mineral terganggu.

3.3.4. Kunci Jawaban Test Formatif

Pengertian Protein dan Asam Amino


A. Jawaban Benar / Salah
1. Jawab: Salah.
2. Jawab: Salah.
3. Jawab: Benar.
4. Jawab: Benar.
5. Jawab: Salah.

B. Jawaban singkat
1. Jawab: Protein berperan sebagai: a) struktur atau pembentuk tubuh, b)
kontraktil pada kontraksi otot, c) transporter molekul dan ion, serta d)
102

pelindung dalam darah vertebrata. Protein juga berfungsi sebagai: a)


enzim, b) hormon, dan c) protein yang tersimpan.
2. Jawab: protein dapat disebut atau dikategorikan sebagai protein berkualitas
apabila:
a. Protein tersebut memiliki nilai kecernaan yang tinggi; dan
b. Protein tersebut memiliki profil atau konfigurasi asam amino yang
mirip atau sama sebagaimana ikan atau hewan yang akan diberi
pakan.
3. Jawab: Struktur umum asam amino adalah sebagai berikut:

NH 2

R C COOH

Rumus bangun 3 jenis asam amino esensial adalah sebagai berikut:

H H H H NH 2
O
H2N C N C C C C C
OH
NH H H H H
(arginin)

H H NH 2
O
CH 3 S C C C C
OH
H H H
(metionin)

H NH 2
O
C C C
OH
H H
(fenilalanin)

4. Jawab: Asam amino diklasifikasikan ke dalam asam amino esensial (AAE)


atau indispensable dan asam amino non-esensial (Non-AAE) atau
dispensable. AAE adalah jenis AA yang tidak dapat disintesa sama sekali
103

oleh hewan atau yang disintesa dalam jumlah yang kurang mencukupi
untuk mendukung pertumbuhan maksimum. Non-AAE adalah jenis AA
yang dapat disintesa dalam jumlah yang cukup di dalam jaringan.

Kebutuhan Protein dan Asam Amino


A. Jawaban Benar / Salah
1. Jawab: Benar
2. Jawab: Benar.
3. Jawab: Benar.
4. Jawab: Benar.
5. Jawab: Salah.
6. Jawab: Salah.
7. Jawab: Salah.

B. Jawaban singkat
1. Jawab: Protein mencakup 3 peran utama dalam nutrisi ikan, yaitu
menyediakan energi; menyediakan asam amino, dan memenuhi kebutuhan
untuk protein fungsional (seperti enzim dan hormon) serta protein struktural
(seperti daging dan jaringan organ).
2. Jawab: Tiga (3) faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan protein untuk
pertumbuhan maksimum adalah: a) umur, b) spesies, c) ukuran, d) padat
penebaran, e) suhu air, f) kualitas protein yang dicerminkan oleh profil
asam amino, dan g) pakan harian yang diperlukan.
3. Jawab: a) tirosin dan sistin; dan b) fenilalanin oleh tirosin dan metionin oleh
sistin.
4. Jawab: Perbedaan kebutuhan tersebut dikarenakan: a) perbedaan pada
laju pertumbuhan, b) perbedaan pada bobot pakan yang dikonsumsi, dan c)
perbedaan pada sumber asam amino dalam pakan.
104

C. Uraian
1. Jawab: Imbangan kandungan protein dan energi dalam pakan menjadi
penting untuk diperhatikan karena kekurangan atau kelebihan energi dalam
pakan dapat menurunkan tingkat pertumbuhan. Bilamana energi dalam
pakan kurang, maka protein digunakan sebagai energi. Bilamana energi
dalam pakan berlebih, maka konsumsi pakan akan menurun dan hal
tersebut menurunkan pengambilan sejumlah protein yang diperlukan untuk
pertumbuhan. Protein pakan pada perbandingan optimum terhadap energi
(optimum protein-to-energi ratio) dapat menghasilkan pertumbuhan yang
baik. Hal tersebut dikarenakan protein pakan adalah juga sumber energi
pakan dan energi pakan diperlukan dalam pembentukan protein tubuh.
Pembentukan protein tubuh pada akhirnya merupakan bagian dari energi
cadangan dari hewan tersebut.
2. Jawab: Protein sparing merupakan suatu fenomena penggantian sebagian
fungsi protein sebagai sumber energi oleh sumber energi non-protein, yaitu
karbohidrat atau lemak. Biasanya hal trsebut dapat terjadi bilamana
karbohidrat banyak tersedia dengan kecernaan yang tinggi. Sebagaimana
hewan-hewan lainnya, ikan meregulasi konsumsi pakan untuk
mempertahankan pemasukan energinya. Karbohidrat seperti dekstrin
secara umum digunakan untuk menggantikan protein pada basis energi
bilamana energi pakan asal protein bervariasi. Hal tersebut penting agar
energi dari non-protein dalam pakan adalah cukup sehingga protein akan
digunakan secara efisien untuk pertumbuhan dengan konversi protein
terhadap energi sesedikit mungkin. Karbohidrat dan lemak (yang
merupakan sumber energi non-protein) dapat menggantikan (spare) protein
sebagai sumber energi. Apabila pakan kekurangan akan energi non-
protein maka ikan akan menggunakan sebagian dari protein untuk
mencukupi kebutuhan energinya terlebih dahulu sebelum protein
dipergunakan untuk pertumbuhan. Sebaliknya, bilamana pakan
mengandung energi terlalu banyak dalam kaitannya dengan protein maka
ikan akan berhenti makan segera setelah kebutuhan energinya terpenuhi
dan karena itu terbatasnya konsumsi protein serta nutrien lainnya yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan maksimum. Bilamana protein pakan tidak
105

mencukupi maka hewan tersebut tidak akan tumbuh dengan baik, tidak
akan tumbuh sama sekali, atau bahkan akan kehilangan bobot. Pada
batas-batas tertentu, kelebihan protein pakan tidaklah berbahaya namun
hal tersebut merupakan dan menambah biaya pakan yang dibuat.
3. Jawab: Akibat defisiensi asam amino esensial adalah: a) penurunan laju
pertumbuhan, b) terjadinya gangguan kesehatan, misalnya katarak pada
ikan yang defisien akan metionin dan triptofan, c) abnormalitas atau
penyimpangan bentuk tulang belakang, misalnya pada ikan yang defisien
akan triptofan, dan d) terganggunya matabolisme beberapa mineral
penting, misalnya pada ikan yang defisien akan triptofan.

DAFTAR PUSTAKA/ACUAN/BACAAN ANJURAN


1. Campbell P.N. and Smith, A.D. 1982. Biochemistry Illustrated. Churchill
Livingstone, Wilture Enterprises (Internat.) Ltd. 225 p.

2. Cho, C.Y., Cowey, C.B. and Watanabe, T. 1985. Finfish Nutrition in Asia-
Methodological Approaches to Research and Development. IDRC,
Canada. 154 p.

3. Cowey, C.B. and Cho, C.Y. 1991. Nutritional Strategies & Aquaculture Waste.
Univ. of Guelph, Canada. 275 p.

4. Groff J.L. and Gropper, S.S. 2000. Advanced Nutrition and Human
Metabolism. Wadsworth, Thomson Learning, USA. 584 p.

5. Halver, J.E. 1972. Fish Nutrition. Acad. Press., New York. 713 p.

6. Halver, J.E. 1989. Fish Nutrition. 2nd ed. Acad. Press, Inc., San Diego. 798 p.

7. Halver, J.E. and Hardy, R.W. 2002. Fish Nutrition. 3rd ed. Acad. Press,
Amsterdam. 822 p.

8. Hepher, B. 1988. Nutrition of Pond Fishes. Cambridge Univ. Press. New


York. 387 p.

9. Lawrence, E. 1989. Biological Terms. 10th ed. Longman Sci. & Technical,
Singapore. 645 p.

10. Lovell, T. 1989. Nutrition and Feeding of Fish. Van Nostrand reinhold, New
York. 260 p.
106

11. NRC. 1977. Nutrient Requirements of Warmwater Fishes. Nation. Acad. Sci.,
Washington, DC., USA. 78 p.

12. NRC. 1982. Nutrient Requirements of Warmwater Aquatic Animals. Nation.


Acad. Press, Washington, DC., USA. 252 p.

13. Parker, R. 2002. Aquaculture Science. 2nd ed. Delmar, Thomson Learning,
USA. 621 p.

14. Pillay, T.V.R. 1990. Aquaculture-Principles and Practices. Fishing News


Books, Blackwell Sci. Pub. Ltd., Oxford, London. 575 p.

15. Steffens, W. 1989. Principles of Fish Nutrition. Ellis Horwood Ltd., England.
384 p.

16. Stickney, R.R. 1979. Principles of Warmwater Aquaculture. John Wiley &
Sons, Inc., Canada. 375 p.

17. Tacon, A.G.J. 1987. The Nutrition and Feeding of Farmed Fish and Shrimp-A
Training Manual: The Essential Nutrients. FAO-UN., Brazil. 117 p.

18. Tytler, P. and Calow, P. 1985. Fish Energetics-New Perspectivees. Croom


Helm, London. 349 p.

19. Weatherly, A,H. and Gill, H.S. 1987. The Biology of Fish Growth. Acad, Press
Ltd., London. 443 p.

20. Webster, C.D. 2002. Nutrient Requirements and Feeding of Finfish for
Aquaculture. CABI Pub., USA. 448 p.

SENARAI
Kolagen: satu atau semua famili protein berserat yang ditemukan pada semua
vertebtara, protein yang paling melimpah pada mamalia.

Mukoprotein: glikoprotein, khususnya ang ditemukan pada sekresi mukosa.

Mukosa: membran mukosa; lapisan usus yang terdiri dari 3 lapis, epitelium,
lamina propria, dan mukosa muskularis.

Transporter = carrier = pembawa.

Asam amino esensial = atau asam amino yang sangat diperlukan dan harus
tersedia (indispensable amino acids).

You might also like