Professional Documents
Culture Documents
(SEBAGAI PENGANTAR)
Ada pandangan lain yang diungkapkan oleh pakar lain yaitu Scott M. Cutlip et al (2000)
dalam Ardianto (2004) mendefinisikan PR sebagai fungsi manajemen yang menilai sikap-
sikap publik, mengidentifikasikan kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari individu
atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk
memperoleh pengertian dan pengakuan publik). Hal cukup menarik dari definisi ini adalah
masuknya unsur manajemen, sehingga PR menjadi bagian dari organisasi tidak bedanya
dengan Pemasaran, Keuangan, Akuntansi, Operasi dan lain sebagainya. Salah satu bukti
dari PR sebagai bagian dari organisasi yaitu adanya jabatan dalam tingkatan manajerial
yang mempunyai tugas dalam PR seperti Senior Vice President Director of Corporate
Communication ataupun Corporate Secretary bahkan sampai jabatan penting di
pemerintahan seperti Juru Bicara Kepresidenan.
Hal yang menarik pada pernyataan di atas yaitu Juru Bicara Kepresidenan yang dapat
menimbulkan pertanyaan yaitu apakah sebuah pemerintahan membutuhkan sebuah PR.
Pandangan yang dapat dikemukan bahwa PR bukan jabatan politis tetapi PR dalam sebuah
institusi pemerintahan berperan untuk publikasi atau promosi kebijakan-kebijakan
pemerintah. PR bertugas untuk secara teratur menginformasikan kepada publik kebijakan,
rencana-rencana strategis pemerintah dalam hal pelaksanaan aturan dan perundang-
undangan. PR juga dituntut untuk menjembatani pihak insitusi pemerintahan atau pejabat
negara tentang informasi yang diperlukan terutama dalam pembentukan citra dari institusi
tersebut dan reaksi dari masyarakat akan kebijakan pemerintah tersebut atau timbulnya
negative image (citra buruk).
b. Kemampuan manajerial ataupun kepemimpinan, adalah wujud tugas sebagai bagian dari
manajemen yang menterjemahkan visi dan misi dari manajemen puncak. Kemampuan
kepemimpinan seorang PR dapat diartikan kemampuan untuk mengatisipasi masalah
yang timbul dari dalam dan luar organisasi serta mampu menyusun rencana kegiatan dan
melaksanakannya. PR sebagai komunikator yang perlu memiliki jiwa kepemimpinan
yang berprinsip, dengan paradigma terobosan pola pikir yang baru perlu tips khusus yaitu
:
b.1. Pertimbangan keseimbangan yang bijak;
b.2. Kesederhanan di tengah-tengah kompleksitas;
b.3. Arah dan tujuan sebagai peta terlengkap, memandang kelemahan, kekuatan
manusiawi;
b.4. Pandangan yang positif dengan mengganti prasangka dengan rasa hormat;
b.5. Dapat diberdayakan dan memberdayakan orang;
b.6. Dorongan untuk berubah dan memperbaiki;
b.7. Anggota yang dapat diandalkan untuk saling melengkapi;
b.8. Anggota yang mengerti waktu untuk bertindak baik kapan untuk memulai, kapan
untuk pertumbuhan dan kapan untuk perbaikan;
b.9. Dapat mengkoordinasikan dan dikoordinasikan.
(disarikan dari Rumanti (2002) dalam Ardianto (2004)
c. Kemampuan bergaul atau membina relasi, berarti kemampuan untuk berhubungan dan
bekerjasama dengan berbagai macam orang, dan mampu menjaga komunikasi yang baik
dengan orang-orang berbeda, termasuk orang-orang yang berbeda tingkatannya. Dalam
hal menyelenggarakan hubungan dengan publiknya guna memperoleh dukungan dan
disukai publik maka beberapa hal yang mendasar yaitu :
c.1. Kemampuan mengamati dan menganalisa problem, sehingga bila timbul masalah
karena kurang informasi yang kurang pasti maka seorang pejabat PR tidak boleh
menunggu di kantor untuk memperoleh informasi. Seorang pejabat PR harus
3
resume by Daniel Buana (Subdit STP)
menjalankan fungsi layaknya seorang intelejen untuk mendapatkan sumber-sumber
informasi lain sebagai bagian dari proses pengidentifikasian mengenai kejadian dan
perkembangan yang mungkin mempengaruhi hubungan institusi dengan publiknya.
c.2. Kemampuan menarik perhatian;
c.3. Kemampuan mempengaruhi opini;
c.4. Kemampuan menjalin hubungan dan suasana saling percaya.
d. Kepribadian yang utuh atau jujur, seorang pejabat PR harus memiliki kredibilitas yang
tinggi, yakni dapat diandalkan dan dapat dipercaya oleh orang lain, dan dapat diterima
sebagai orang yang memiliki kepribadian utuh atau jujur. Informasi yang disampaikan
oleh seorang pejabat PR mempunyai nilai berita yang tinggi. Agar dapat memiliki
kredibilitas yang tinggi maka setiap pejabat PR harus mengembangkan etika profesi
atau bersikap etis antara lain :
d.1. Menjadi komunikator untuk publik internal dan publik eksternal;
d.2. Tidak terlepas dari faktor kejujuran sebagai landasan utamanya;
d.3. Membuat publik atau masyarakat merasa diakui dan dibutuhkan keberadaannya;
d.4. Etika sehari-hari dalam berkomunikasi dan berinteraksi harus tetap dijaga;
d.5. Menyampaikan informasi-informasi penting kepada publik atau masyarakat;
d.6. Menghormati nilai-nilai kemanusiaan;
d.7. Mampu memberikan keputusan dan pertimbangan secara arif dan bijaksana;
d.8. Mengenal batas-batas yang berdasarkan pada moralitas dalam menjalankan
profesinya;
d.9. Penuh dedikasi / pengabdian dalam profesinya;
d.10. Mentaati kode etik profesi yang berlaku.
e. Kaya ide dan kreatif, seorang yang kaya ide dan kreatif dalam wawasan seorang PR
harus memiliki wawasan yang luas, permasalahan yang rumit apa pun bentuknya
mengetahui benang merah persoalannya.
4
resume by Daniel Buana (Subdit STP)
3. Pribadi yang memancarkan energi yang positif. Sikap yang mudah terlihat adalah sikap
optimistik, positif dan penuh dengan energi. Secara fisiologis ditunjukkan dengan wajah
dan air muka yang cerah, gembira, menyenangkan dan bahagia.
4. Pribadi berjiwa positif mampu mempercayai orang lain. Perilaku yang ditampilkan
adalah tidak bereaksi negatif terhadap perilaku yang negatif, kritikan atau kelemahan
manusiawi.
2. Citra Kini (Current Image). Citra yang sekarang dimiliki oleh pihak luar dalam
memandang institusi tersebut. Ada kemungkinan ”citra kini” yang dimiliki oleh sebuah
institusi adalah citra yang buruk atau negatif.
3. Citra Harapan (Wish Image). Citra yang menjadi harapan dan cita-cita dari suatu insitusi
yang hendak ditampilkan kepada publiknya. Idealnya citra sebuah insitusi adalah positif.
4. Citra Perusahaan (Corporate Image). Citra adalah citra yang berkaitan dengan sosok
insititusi sebagai tujuan utamanya, bagaimana citra institusi yang positif lebih dikenal
serta diterima oleh publiknya.
5. Citra Sebaneka (Multiple Image). Citra ini adalah komplimen (pelengkap) dari corporate
image sebagai contoh pihak PR dapat menampilkan citra dari atribut logo, nama produk,
tampilan gedung dan lain sebagainya;
6. Citra Penampilan (Performance Image). Citra ini lebih ditujukan kepada subyek yang ada
pada institusi, bagaimana kinerja atau penampilan diri dari para profesional pada institusi
yang bersangkutan sebagai contoh citra yang ditampilkan karyawan dalam menangani
keluhan para pelanggan.
5
resume by Daniel Buana (Subdit STP)
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro, Drs. M.Si, Public Relations Suatu Pendekatan Praktis, Kiat Menjadi
Komunikator dalam Berhubungan dengan Publik dan Masyarakat, Pustaka
Bani Quraisy, Bandung, 2004.
Rakhmat, Jalaluddin, Drs. M.Sc Psikologi Massa, edisi revisi. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2003.
Jefkins, Frank, Public Relations. Penerjemah : Harris Munandar, Erlangga, Jakarta, 1995
6
resume by Daniel Buana (Subdit STP)