You are on page 1of 15

PROPOSAL

LATAR BELAKANG
KEGIATAN RESIK-RESIK RW VII (TUJUH)

Sekretariat : Jl. Taman Candi Mas Semarang 50183


E-mail : karang_taruna_rw_7@yahoo.com Telp. 024 70422395

2010

1
LATAR BELAKANG

Beberapa tahun belakangan ini kota-kota besar Indonesia menghadapi


musibah sampah. Selain kotor dan tidak sehat, sudah banyak orang yang
menjadi korban. Masyarakat dimana-mana juga menolak sampah atau
menjadikan daerahnya tempat pembuangan sampah. Akibatnya
lingkungan menjadi tidak sehat dan arena publik (lapangan terbuka,
sungai dan jalan) menjadi tempat pembuangan sampah. Banyak orang
berpikir bahwa sampah adalah barang yang menjijikkan dan tidak ada
gunanya dan harus dibuang dan dilenyapkan dari pandangan mata.
Kegiatan resik-resik RW VII (tujuh) hadir yang yang dengan sebagai
kegiatan awal untuk solusi pada lima titik:
1. Masyarakat dan Lingkungan: Memberikan solisi atas
permasalahan sampah, pemulung dan membentuk motivator-
motivator lingkungan peduli lingkungan serta dalam membuang
sampah. Memberikan solusi untuk mengurangi beban iuran
kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan.
2. Pemerintah : Bekerjasama mengurangi permasalahan
sampah kota Semarang.
3. Dunia Usaha: setelah kegiatan resik-resik RW VII (tujuh)
hadir akan di kembangkan untuk melahirkan dunia kerja,
wirausahawan, dan pengembangan koperasi.
4. Permintaan : Mempertemukan supply dengan demand.
5. Output kami : Kegiatan resik-resik RW VII (tujuh) akan
mengestimasikan barang bekas laik guna menjadi uang. Kami akan
menyediakan 2 jenis kantung plastik sampah.

Setelah kegiatan resik-resik RW VII (tujuh) terlaksana, diharapkan


mewujudkan prinsip dunia usaha baru dengan bentuk koperasi. Ada tiga
komponen penting yakni modal, penyelenggara serta konsumen. Belajar
dari kasus inilah maka kami yang tergabung dalam Taruna Kelurahan
RW VII dan Remaja Masjid Al-Falah ”Ulul Albab” mengambil inisiatif
guna membangun bersama koperasi barang bekas laik guna yang
bertujuan untuk memberikan ilmu kewirausahaan dan membangun jiwa
entrepreneur kepada pemuda sebagai bentuk pemurtad’an atas dunia
kerja orsorsing maupun tenaga kerja kontrak di diranah gressrood (buruh).
Kesalahan ini tidak bisa serta-merta dilimpahkan ke pengusaha secara
langsung, akan tetapi lebih kepada peran dan tanggung jawab pemerintah
dalam pengamalan Bab XIV Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan
Sosial pasal 33, sila ke-dua PANCASILA kemanusiaan yang adil dan
beradab dan sila ke-5 keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Kami
selaku wadah Pemuda Kalipancur (Karang Taruna Citra Tunggal) dan
segenap insan muda muslim Kalipancur (Remaja Masjid) mengimpikan
dan semoga apa yang kami citakan bukan batasan dunia yang susah
untuk direalisasikan demi kemajuan.

2
NAMA KEGIATAN

KEGIATAN RESIK-RESIK RW VII

PENYELENGGARA KEGIATAN

Segenap insan muda RW VII yang tergabung dalam Karang Taruna RW.

MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui secara obyektif
sejauhmana aktualisasi Surat Edaran Walikota bernomor 658.1/465
tanggal 22 Februari 2010 Tentang Pengelolaan Kemasan Hasil Produksi
Perusahaan dan Produsen, kepedulian masyarakat terhadap lingkungan,
kebersihan, dalam rangka pelestarian lingkungan hidup.

b. Tujuan
Memantapkan dan menegakkan perwujudan cita-cita bersih
lingkungan di RW VII, pelestarian lingkungan, terwujudnya perekonomian
dengan pengolahan sampah berbasis rumah tangga disusun sebagai
usaha bersama berdasar atas kekeluargaan dan ideologi bangsa dalam
yaitu koperasi dalam kehidupan berbangsa-bernegara dan
bermasyarakat.
Memberikan motivasi bagi pemuda dan masyarakat Kel. Kalipancur
umumnya dan RW VII khusunya agar memiliki sensibilitas dan kepedulian
yang tinggi terhadap kebersihan, kelestarian lingkungan, dan
perekonomian bangsa demi terwujudnya masyarakat yang mandiri dan
berkepribadian luhur guna meneruskan cita-cita pahlawan dalam
membangun bangsa.

TARGET KEGIATAN

1. Mengurangi permasalah masyarakat di bidang barang bekas dan


sampah
2. Kebersihan, kenyamanan, rapi dan pelestarian lingkungan.
3. Terbangunnya pemahaman, kesadaran, dan kepedulian pemuda dan
masyarakat dalam upaya memantapkan mental cinta lingkungan.
4. Terciptamya lingkungan sehat, sehingga terpelihara kelangsungan
hidup berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
5. Meminimalis kegiatan-kegiatan negatif pemuda RW VII.

3
BENTUK, WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

Kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu sosialisasi-menampung-mengolah


kembali klasivikasi 3 jenis sampah plastik, kertas dan organik. Secara
bertahap sebagai berikut :
1. 1 - 20 April 2010 sosialisasi kegiatan kepada warga RW VII lewat
pertemuan RW dan pertemuan RT (PKK, Bapak-bapak, Karang
Taruna RW VII, Ulul Albab)
2. Jum’at, 20 April 2010 secara serentak koordinator tiap RT
memberikan sosialisasi 3 kantong sampah dengan klasivikasi
sampah kepada kepala keluarga dengan memberi brosur dan
undangan kegiatan.
3. Minggu, 25 April 2010 diharapkan kantong sampah tersebut
sudah terisi barang bekas sesuai dengan klasivikasi sampah dan
secara bebondong-bondong datang ke balai RW VII RT 03.
Kegiatan ini meliputi Senam Masal, Sambutan Karang Taruna,
Sambutan Panitia, Sambutan Ketua RW, Istirahat plus makan
soto, Pembagian Hadiah (bagi sampah terberat).

STRUKTUR ORGANISASI

Terlampir .

ANGGARAN BIAYA

Terlampir.

Surat Edaran Walikota Semarang


Bernomor 658.1/465 Tanggal 22 Februari 2010

Terlampir.

Makalah Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

Terlampir

Pengelolaan Sampah Terpadu di Bukit Kencana

Terlampir.

Gerakan Bank Sampah dari Bantul

Terlampir.

4
PENUTUP

Demikian proposal disusun sebagai bahan acuan dan upaya untuk


suksesnya KEGIATAN RESIK-RESIK RW VII (TUJUH) yang akan kami
laksanakan. Semoga langkah-langkah kecil ini diridloi Allah SWT.

Semarang, 10 Maret 2010

PANITIA KEGIATAN RESIK-RESIK RW VII (TUJUH)


Karang Taruna RW VII dan Remaja Masjid Al-Falah ”Ulul Albab”
Sekretariat : Jl. Taman Candi Mas Pasadena Semarang 50183
e-mail :citra.tunggal@yahoo.com Telp. 024 70422395

KETUA PELAKSANA SEKRETARIS

FAJAR WIDHIATMOKO HANIF KURNIAWAN

MENGETAHUI :

Ketua
Karang Taruna RW VII

BAGUS ANINDITO

Ketua
RW VII

HARYANTO

5
(…………………………………..) (…………………………………..)
KETUA RT 01 KETUA RT 05

(…………………………………..) (…………………………………..)
KETUA RT 02 KETUA RT 06

(…………………………………..) (…………………………………..)
KETUA RT 03 KETUA RT 07

(…………………………………..) (…………………………………..)
KETUA RT 04 KETUA RT 08

Lampiran 1

6
SUSUNAN PANITIAN KEGIATAN

Pelindung : LURAH KALIPANCUR


Penasehat : KETUA RW VII KEL. KALIPANCUR
PEMBINA KARANG TARUNA RW VII
Pembina : KETUA RT Se-RW VII
Penanggung jawab : KETUA KARANG TARUNA RW VII

PANITIA KEGIATAN
Ketua : FAJAR WIDHIATMOKO
Sekertaris : HANIF KURNIAWAN
Bendahara : BAYU NOVARIAWAN. A.Md
Sie. Acara : SWITZIE FARA DHETIA
Sie. Dokumentasi : BRITO MUHANTORO
Sie. Logistik : IDHA AYU KHANIFAH
Sie. Konsumsi : ELITA AGUSTINA
Sie. Humas
 Koordinator : THESA FARIZAL
• RT O1 : OZI SAPUTRA
• RT O2 : ANDRIA
TRIANTO, A.Md
• RT O3 : REZA WISNU
ADITAMA
• RT O4 : ADITYA SETYA
WICAKSONO
• RT O5 : SATRIA AKHMAD
KHANAFI
• RT O6 : EKO PRASETYO
• RT O7 : RAHMAD
MUJIONO
• RT O8 : NANDA
ANDREANSAH, SH

7
Anggota :
 Karang Taruna Kel, Kalipancur
 Remaja Masjid Kel. Kalipancur

A KESEKRETARIATAN
Rp Rp
- Proposal 20 10,000 200,000
Rp Rp
- Stample 1 100,000 100,000
Rp Rp
- Surat menyurat 350 200 70,000
Rp Rp
- LPJ 1 10,000 10,000

B DOKUMENTASI
Rp
- Foto 300,000

C LOGISTIK ACARA
Rp
- Sound System 500,000
Rp
- Instruktur Senam 200,000
Rp Rp
- Balon Udara 12 5,000 60,000

D LOGISTIK KEGIATAN
- Makan Rp Rp
250
- Snack 10,000 2,500,000
Rp
- Sewa Mobil Angkutan Barang 200,000
Rp Rp
- Air Mineral 6 15,000 90,000
Rp Rp
- Kantong Sampah (kertas) 250 300 75,000
Rp Rp
- Kantong Sampah (plastik) 250 300 75,000
Rp Rp
- Kantong Sampah (organik) 250 300 75,000

8
Rp Rp
- Balon Udara 26 2,500 65,000

E HADIAH
Rp Rp
- JUARA 1 8 30,000 240,000
Rp Rp
- JUARA 2 8 20,000 160,000
Rp Rp
- JUARA 3 8 10,000 80,000

F LAIN-LAIN
Rp
- 500,000
Rp
JUMLAH ANGGARAN BIAYA 5,000,000

Rp
1 KAS KARANG TARUNA 500,000
Rp
2 DONATUR 1,000,000
Rp
3 SPONSOR 3,500,000
Rp
JUMLAH ANGGARAN PEMASUKAN 5,000,000

9
Lampiran 3

Makalah Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

Oleh : PINGKAN DIAS L


Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang,
Tahun 2009
Dosen Pembimbing : Ir. Abdul Malik, MSA

Pertumbuhan jumlah penduduk serta pergeseran gaya hidup atau lifestyle


di kalangan masyarakat modern akan terus meningkatkan laju konsumsi
masyarakat. Hal ini akan mengakibatkan semakin bertambahnya volume
sampah yang dihasilkan. Sedangkan pengelolaan sampah yang umumnya
dilakukan saat ini adalah menggunakan sistem open dumping
(penimbunan secara terbuka) serta tidak memenuhi standar yang
memadai. Keterbatasan lahan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di
kota besar dan metropolitan juga berpotensi menimbulkan persoalan baru.
Daerah pinggiran kota masih dianggap sebagai tempat paling mudah
untuk membuang sampah. Sehingga daerah tersebut kehilangan peluang
untuk memberdayakan sampah, memanfaatkannya serta meningkatkan
kualitas lingkungannya. Apabila hal ini tidak tertangani dan dikelola
dengan baik, peningkatan sampah yang terjadi tiap tahun itu bisa
memperpendek umur TPA dan membawa dampak pada pencemaran
lingkungan, baik air, tanah, maupun udara. Disamping itu, sampah
berpotensi menurunkan kualitas sumber daya alam, menyebabkan banjir
dan konflik sosial, serta menimbulkan berbagai macam penyakit.

Produksi sampah di Kota Semarang tidak sebanding dengan sarana dan


prasarana pengelola kebersihannya. Volume sampah pada tahun 1993 -
2006 rata-rata meningkat sebesar 15,22 persen atau sekitar 102.000
meter kubik per tahun. Timbunan sampah meningkat rata-rata 324 meter
kubik per hari. Pada tahun 2005 volume sampah harian sudah mencapai
4.274 meter kubik. Tahun 2007 produksi sampah Kota Semarang 4.500
meter kubik. Awal 2009, produksi sampah 7.000 meter kubik. Data BPS
tahun 2000 menyebutkan, 384 kota yang menimbulkan sampah sebesar
80.235,87 ton setiap hari, penanganan sampah yang diangkut ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) adalah sebesar 4,2 %, yang dibakar sebesar
37,6 % , yang dibuang ke sungai 4,9 % dan tidak tertangani sebesar 53,3
%. Di Kota Semarang, tidak semua sampah dapat terangkut karena
keterbatasan sarana transportasi yang jumlahnya hanya sekitar 100-an
unit truk. Dinas kebersihan hanya mampu mengangkut sampah sebesar

10
64,53 persen atau sekitar 2.700 meter kubik per hari. Artinya, masih ada
sekitar 1.500 meter kubik sampah yang menjadi beban lingkungan setiap
hari yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan bencana apabila
terakumulasi terus-menerus. Pengelolaan sampah di Kota Semarang saat
ini baru menjangkau 120 kelurahan dari 177 kelurahan yang ada.
Sedangkan sampah yang terangkut ke TPA Jatibarang baru 70% dari
seluruh produksi total sampah kota sebesar 4.500 m3/hari, Dari seluruh
produksi sampah tersebut, 62 persen merupakan sampah organik dan 38
persen adalah sampah anorganik ( http://www.Kompas.com; edisi 28
Februari 2009 ) Penanganan sampah harus segera ditanggulangi. Apabila
ditangani secara serius, maka sampah bukan lagi musuh tapi sahabat,
karena bisa didaur ulang, dan dapat menghasilkan peningkatan ekonomi.
Air limbah bila diolah tidak akan merugikan dan harus ada keterpaduan
antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat
di lokasi pembuangan sampah mutlak harus dilakukan, Selama ini
sampah hanya dihargai oleh para pemulung, dan nilai ekonomis sampah
hanya dilihat dalam kegiatan pengumpulan dan pengangkutan ke lokasi
terakhir. Sebagai perbandingan, setiap satu ton sampah di TPA rata-rata
menghasilkan 0,235 m³ gas metana sedangkan jika dikomposkan akan
dapat menghasilkan 0,5 ton kompos1. Kita harus mengubah orientasi
pengelolaan sampah dari masyarakat yang menghasilkan sampah secara
massal ( mass waste - producing society ) menjadi masyarakat yang
mampu melakukan suatu siklus suatu material secara menyeluruh (sound
material-cycle society)2(http: //www.kompas.com; edisi Senin, 19 Juni
2006).

Memberdayakan suatu produk buangan seperti sampah hingga menjadi


bernilai ekonomi tidak hanya mengomposkan saja. Dengan teknologi
sederhana, sampah organik dapat diubah menjadi briket serta produk
samping dari olahan briket seperti asap cair dapat digunakan untuk
mengawetkan makanan, herbisida organik serta pupuk. Beberapa negara
seperti Canada, Inggris serta Australia telah mengembangkan teknologi
pengolahan sampah menuju zero waste. Bahkan banyak perusahaan
swasta yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan sampah, dari
sampah padat, cair, sampah industry, hingga sampah dari logam
berbahaya. Sampah-sampah tersebut diolah menjadi bentuk energy yang
dapat digunakan sebagai pembangkit listrik.

Hiroshima Naka Waste Incineration Plant dan Maishima Incineration and


Water Treatment Plant di Jepang telah membuktikan bahwa fasilitas
pengolahan sampah dapat tampil menarik secara arsitektural. Yoshio
Taniguchi, arsitek dari Hiroshima Naka Waste Incineration Plant dengan
bangga menyebut bangunan tersebut sebagai “Museum of Garbage”.
Bertolak belakang dengan fungsi bangunan di dalamnya, penampilan fisik
dari bangunan-bangunan tersebut di atas telah mampu merubah persepsi
masyarakat akan suatu tempat pembuangan akhir. Masyarakat dapat
melihat proses pengolahan sampah yang terdapat di dalamnya sehingga
bangunan tersebut juga berfungsi sebagai media informasi yang

11
mendekatkan masyarakat dengan permasalahan sampah di kotanya
sehingga diharapkan dapat merubah perspektif masyarakat dalam
mengelola sampah.

Dari uraian tersebut diatas, dibutuhkan suatu fasilitas pengolahan sampah


di TPA Jatibarang, Semarang, untuk menangani persoalan sampah yang
setiap saat terus bertambah volumenya. Dibutuhkan suatu wadah yang
mampu secara mandiri mengelola sampah yang dihasilkan oleh penduduk
Kota Semarang serta meningkatkan nilai ekonomis bahan buangan
sekaligus menghindari penurunan kualitas lingkungan akibat aktivitas
pengolahan sampah yang umumnya terjadi di sekitar lingkungan TPA.

12
SPONSORSHIP

Media sponsorship yang disediakan adalah sebagai berikut:


 Spanduk rentang,
 Pamflette/Flyer/Undangan,
 Kaos panitia,
 Back drop,
 Showroom/Stand Sponsor
 Hadiah
 Co card panitia.

Kriteria Sponsorship :

Ketentuan kesepakatan/perjanjian sponsorship adalah sebagai berikut:


a) Sponsor utama; adalah pihak sponsor yang bersedia menyediakan
sekurang-kurangnya 70% dari anggaran event.
b) Sponsor pendamping; yaitu pihak sponsor yang bersedia
memberikan kontribusi pendanaan setidaknya 30% atau lebih dari
jumlah anggaran kegiatan/event.
c) Adapun sponsor pendukung adalah pihak sponsor yang turut
mendukung acara dengan memberikan kontribusi pendanaan
sekurang-kurangnya sebesar Satu Juta Rupiah (Rp. 1.000.000,-).

Kompensasi Sponsorship
1. Sponsor Utama
Berhak mencantumkan logo, nama perusahaan atau produk pada
seluruh media promosi dan publikasi yang disediakan panitia berupa:
1. Spanduk rentang yang dipasang di wilayah kegiatan
2. Pamflette/Flyer/Undangan sebanyak 2 (dua) rim atau lebih, sesuai
kesepakatan.
3. Back drop yang dipasang pada saat pelaksanaan kegiatan
4. Showroom/Stand Sponsor

Selain media diatas, sponsor berhak memasang media


promosi sebagai berikut:
• Umbul-umbul sebanyak 40 buah yang dipasang disekitar area
event.
• Spanduk 10 buah yang dipasang di luar kota dan pintu masuk
Kel. Kalipancur.
• Kaos panitia sebanyak 25 buah.
• Door prize sebagai sarana promo.

2. Sponsor Pendamping

13
Untuk sponsor pendamping berhak mencantumkan nama perusahaan
atau produk pada sekitar 30% media promosi yang disediakan panitia.

3. Sponsor Pendukung
Berhak mencantumkan nama atau logo perusahaannya / produk
sesuai kesepakatan dengan panitia.

Notulen: Bentuk kerjasama lain, selain seperti yang telah dipaparkan bisa
dilakukan sepanjang terdapat kesepakatan dengan pihak Karang Taruna
RW VII

14
15

You might also like