Professional Documents
Culture Documents
REVITALISASI
PENYULUHAN PERTANIAN
TAHUN 2008
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Tujuan .............................................................................................. 5
C. Output .............................................................................................. 5
D. Sasaran ............................................................................................. 6
E. Pengertian ......................................................................................... 6
LAMPIRAN ...................................................................................................... 68
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan terbitnya UU No. 16 tahun 2006 tersebut, maka mulai tahun 2007
program RPP difokuskan untuk mengimplementasikan beberapa sub
program, yaitu: (1) penataan kelembagaan penyuluhan; (2) peningkatan
kuantitas dan kualitas penyuluh; (3) peningkatan sistem penyelenggaraan
penyuluhan; (4) peningkatan kepemimpinan dan kelembagaan petani; dan
(5) pengembangan jejaring kerjasama penyuluhan dan agribisnis.
1
Sementara itu, dalam rangka memperkuat implementasi
UU No. 16 Tahun 2006 tentang SP3K, Departemen Pertanian c.q Badan
Pengembangan SDM Pertanian melaksanakan Program Pemberdayaan
Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP) atau Farmer
Empowerment through Agricultural Technology and Information (FEATI) di
18 provinsi dan 71 kabupaten mulai tahun 2007 (daftar terlampir). Program
ini bertujuan untuk memberdayakan petani dan organisasi petani dalam
meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani melalui
peningkatan aksesibilitas terhadap informasi, teknologi, modal dan sarana
produksi untuk mengembangkan usaha agribisnis dan mengembangkan
kemitraan dengan sektor swasta.
2
pertanian untuk penyuluh; administrasi, koordinasi, konsultasi, serta
monitoring dan evaluasi; pengawalan dan pendampingan Tenaga
Harian Lepas – Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TB PP), dan
peningkatan kapasitas kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok
tani (gapoktan);
3
Fokus kegiatan RPP tahun 2008 di provinsi dan kabupaten/kota adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan di Provinsi:
2. Kegiatan di Kabupaten/Kota:
4
Untuk mengefektifkan penyelenggaraan RPP tahun 2008 di provinsi dan
kabupaten/kota, kegiatan penyuluhan yang tidak dialokasikan dari
dana dekonsentrasi agar mendapat dukungan dari APBD I dan
APBD II.
B. Tujuan
C. Output
5
3. terciptanya mekanisme kerja penyuluhan yang efektif dan efisien;
4. tersedianya dukungan biaya penyelenggaraan penyuluhan di daerah;
5. terselenggaranya kegiatan-kegiatan penyuluhan di daerah yang
terkoordinasi, terintegrasi dan sinergik antara pusat dan daerah.
D. Sasaran
E. Pengertian
7
11. Pos penyuluhan desa/kelurahan adalah kelembagaan penyuluhan pada
tingkat desa/kelurahan yang merupakan unit kerja nonstruktural yang
dibentuk dan dikelola secara partisipatif oleh pelaku utama. Pos
penyuluhan berfungsi sebagai tempat pertemuan para penyuluh,
pelaku utama dan pelaku usaha.
8
II. ORGANISASI DAN MEKANISME KERJA SATKER DALAM RANGKA
PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI RPP
A. Pusat
9
B. Provinsi
C. Kabupaten/Kota
10
III. PENYELENGGARAAN REVITALISASI PENYULUHAN PERTANIAN
DI PROVINSI
1. Tujuan
2. Sasaran
3. Output
11
b. Tersedianya acuan bagi penyuluh di provinsi dalam menyusun
rencana kegiatan penyuluhan;
4. Waktu
5. Pelaksanaan
12
d. Programa penyuluhan provinsi yang sudah final ditandatangani
oleh koordinator penyuluh di provinsi dan perwakilan
kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha, kemudian disahkan
oleh Ketua Badan Koordinasi Penyuluhan/kepala kelembagaan
penyuluhan provinsi, dan diketahui oleh pejabat dinas/instansi
lingkup pertanian, perikanan, dan kehutanan yang membidangi
perencanaan di masing-masing unit kerjanya;
13
sedangkan Mimbar Penyuluhan Agribisnis tetap diterbitkan per minggu.
Adapun pengisian materi dimaksud dilakukan oleh Tim Penyusunan Materi
Penyuluhan pada Badan Pengembangan SDM Pertanian. Tim ini
beranggotakan para penyuluh pertanian yang ditugaskan pada Eselon I
lingkup Departemen Pertanian.
1. Tujuan
14
2. Sasaran
3. Output
4. Waktu
15
5. Pelaksanaan
16
wilayah kerja masing-masing dalam menyebarluaskan materi
siaran pedesaan baik yang diterima dari pusat maupun
diproduksi sendiri di tingkat provinsi.
1. Tujuan
2. Sasaran
17
disesuaikan dengan jabatannya (diimpassing) sesuai SK
MENKOWASBANGPAN No.19 Tahun 1999;
2) Tidak sedang melaksanakan tugas belajar;
3) Bertugas dan melakukan pembinaan penyuluhan pertanian di
wilayah kerjanya;
4) Untuk penyuluh pertanian dengan keahlian perikanan dan
telah diangkat kembali sebagai pejabat fungsional penyuluh
pertanian bisa memperoleh BOP, kecuali bila yang
bersangkutan diangkat dalam jabatan fungsional lain atau
bertugas pada unit kerja di luar lingkup pertanian;
5) Tidak ditugaskan dalam jabatan struktural termasuk
bendahara pengeluaran, pengelola satker, maupun PUM.
3. Output
18
a. Meningkatnya motivasi kerja penyuluh pertanian di provinsi dalam
melaksanakan penyuluhan di provinsi;
b. Meningkatnya mobilisasi penyuluh pertanian dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya.
4. Waktu
5. Pelaksanaan
19
ditunjuk berdasarkan rekomendasi dari koordinator penyuluh
provinsi atau atasan langsung penyuluh;
20
unggulan; (4) Terdesiminasinya informasi teknologi pertanian
secara merata dan sesuai dengan kebutuhan pelaku utama dan
pelaku usaha; (5) Tumbuhkembangnya keberdayaan dan
kemandirian pelaku utama, kelompoktani, kelompok
usaha/asosiasi petani dan usaha formal (lembaga usaha formal
lainnya); (6) Terwujudnya kemitraan usaha antara pelaku utama
dengan pelaku usaha yang saling menguntungkan;
(7) Terwujudnya akses pelaku utama dan pelaku usaha ke
lembaga keuangan, informasi, sarana produksi (pertanian,
perikanan dan kehutanan) dan pemasaran; (8) Meningkatnya
produktivitas agribisnis komoditas unggulan di masing-masing
wilayah kerja; (9) Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan
pelaku utama di wilayah kerjanya;
21
kemajuan maupun permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan
solusinya, khususnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan RPP.
1. Tujuan
2. Sasaran
3. Output
4. Waktu
22
5. Pelaksanaan
1. Tujuan
23
2. Sasaran
3. Output
4. Waktu
5. Pelaksanaan
24
Pengembangan SDM Pertanian c.q. Kepala Pusat Pengembangan
Penyuluhan Pertanian.
1. Tujuan
25
2) Menghimpun saran-saran dan umpan balik dari para
penyelenggara penyuluhan di daerah terhadap perbaikan
penyelenggaraan program RPP ke depan.
3. Sasaran
4. Output
26
b. Pertemuan Evaluasi Kegiatan
5. Waktu
6. Pelaksanaan
27
G. Inventarisasi dan Up dating Kelompoktani (Poktan)/Gabungan
Kelompoktani (Gapoktan)
1. Tujuan
2. Sasaran
3. Output
28
4. Waktu
5. Pelaksanaan
6. Pembiayaan
1. Tujuan
30
b. Mengetahui tingkat kemajuan kegiatan baik yang sedang berjalan
maupun yang telah selesai sebagai bahan untuk menetapkan
kebijakan dan pengambilan tindakan yang diperlukan;
2. Sasaran
3. Output
31
d. Tersedianya umpan balik dari seluruh stakeholders dalam rangka
penyempurnaan penyelenggaraan penyuluhan;
4. Waktu
5. Pelaksanaan
32
b. rencana kerja tahunan penyuluh yang disusun oleh setiap
penyuluh berdasarkan programa penyuluhan di masing-masing
tingkatan;
33
petunjuk yang lebih rinci agar mengacu kepada yang diterbitkan oleh
Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian tahun 2008 dan
merupakan satu kesatuan dengan pedoman ini.
Salah satu fokus Program RPP adalah peningkatan kuantitas dan kualitas
penyuluh. Jumlah desa/kelurahan di seluruh Indonesia saat ini sebanyak
69.929 desa/kelurahan, sementara jumlah penyuluh pertanian yang tersedia
saat ini hanya 30.502 orang (PNS: 28.879 dan tenaga honorer: 1.623),
sehingga masih dibutuhkan kurang lebih 40.000 orang tenaga penyuluh
pertanian.
34
yang dilakukan oleh Badan Pengembangan SDM Pertanian bekerjasama
dengan BRI Pusat dan untuk memperoleh umpan balik petani atas kinerja
THL-TB PP sesuai dengan tugas dan fungsinya di lapangan, maka
disediakan kegiatan pengawalan dan pendampingan THL-TB PP di provinsi
dan kabupaten/kota.
1. Tujuan
2. Sasaran
35
tahun 2007 dan diperpanjang kontraknya tahun 2008, maupun
THL-TB PP yang baru direkrut tahun 2008;
b. Kelembagaan/unit kerja tempat THL-TB PP ditugaskan.
3. Output
36
4. Waktu
5. Pelaksanaan
37
IV. PENYELENGGARAAN REVITALISASI PENYULUHAN
DI KABUPATEN/KOTA
1. Tujuan
2. Sasaran
38
kecamatan dan pos penyuluhan desa dengan dukungan pembiayaan
yang bersumber dari APBD kabupaten/kota.
3. Output
4. Waktu
5. Pelaksanaan
a. Penyusunan programa penyuluhan kabupaten/kota atau
kecamatan dimulai dari perumusan keadaan, masalah, tujuan dan
cara mencapai tujuan. Dalam proses ini dilakukan pemeringkatan
masalah-masalah yang dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku
usaha sesuai dengan skala prioritas kebutuhan pelaku utama dan
39
pelaku usaha dan fokus pembangunan di masing-masing
tingkatan;
40
Pembiayaan penyelenggaraan kegiatan penyuluhan yang
tercantum dalam programa penyuluhan kabupaten/kota dan
kecamatan bersumber dari dana APBD kabupaten/kota, APBD
provinsi dan APBN serta sumber lain yang tidak mengikat.
41
B. Biaya Operasional Penyuluh Pertanian (BOP) PNS
1. Tujuan
2. Sasaran
42
1) Penyuluh pertanian PNS yang telah diangkat menjadi pejabat
fungsional penyuluh pertanian dan atau yang telah
disesuaikan dengan jabatannya (diimpassing) sesuai SK
MENKOWASBANGPAN No.19 Tahun 1999;
2) Tidak sedang melaksanakan tugas belajar;
3) Bertugas dan melakukan pembinaan penyuluhan pertanian di
wilayah kerjanya;
4) Untuk penyuluh pertanian dengan keahlian perikanan dan
telah diangkat kembali sebagai pejabat fungsional penyuluh
pertanian bisa memperoleh BOP, kecuali bila yang
bersangkutan diangkat dalam jabatan fungsional lain atau
bertugas pada unit kerja di luar lingkup pertanian;
5) Tidak ditugaskan dalam jabatan struktural termasuk
bendahara pengeluaran, pengelola satker, maupun PUM.
43
3. Output
4. Waktu
5. Pelaksanaan
44
e. Selanjutnya PUM di kabupaten/kota memasukkan BOP ke
rekening masing-masing penyuluh pertanian di seluruh wilayah
kabupaten/kota yang bersangkutan (termasuk di kecamatan dan
desa) atas dasar persetujuan dari koordinator penyuluh
kabupaten/kota atau atasan langsung penyuluh;
45
rekening bank) untuk segera membuka rekening pada bank yang
ditunjuk;
46
(9) Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama di
wilayah kerjanya;
47
Pendayagunaan Tabloid Mingguan Sinar Tani ini mulai tahun 2008,
intensitas sisipan liptan akan ditingkatkan menjadi dua minggu sekali,
sedangkan Mimbar Penyuluhan Agribisnis tetap diterbitkan per minggu.
Adapun pengisian materi dimaksud dilakukan oleh Tim Penyusunan Materi
Penyuluhan pada Badan Pengembangan SDM Pertanian. Tim ini
beranggotakan para penyuluh pertanian yang ditugaskan pada Eselon I
lingkup Departemen Pertanian.
1. Tujuan
48
kehutanan dalam rangka membantu memecahkan masalah pelaku
utama dan pelaku usaha;
2. Sasaran
3. Output
49
b. Meningkatnya akses para penyuluh, pelaku utama dan pelaku
usaha terhadap sumber informasi pertanian, perikanan dan
kehutanan dalam rangka membantu memecahkan masalah pelaku
utama dan pelaku usaha;
4. Waktu
5. Pelaksanaan
50
3) Pembayaran langganan akan dilakukan oleh Bendahara
Pengeluaran di satker provinsi atau PUM kabupaten/kota
kepada Redaksi Sinar Tani;
51
D. Pengembangan Balai Penyuluhan Kecamatan Model
Pada tahun 2008, dukungan untuk pelaksanaan kegiatan ini dibatasi pada
75 kabupaten yang telah membentuk kelembagaan penyuluhan sesuai
dengan amanah UU No. 16 Tahun 2006 tentang SP3K per Juli 2007.
1. Tujuan
2. Sasaran
52
2006/2007 agar dapat meneruskan pengembangannya sampai balai
penyuluhan kecamatan tersebut mampu mewujudkan kapasitasnya
yang ideal dengan dukungan berbagai sumber pembiayaan lain di luar
dekonsentrasi (APBD dan sumber-sumber lain yang sah dan tidak
mengikat).
3. Output
4. Waktu
5. Pelaksanaan
53
1). pelaksanaan PRA;
2). identifikasi kebutuhan informasi pertanian;
3). pendampingan penyusunan rencana kegiatan
poktan/gapoktan, RDK/RDKK, programa desa/kelurahan;
4). penyusunan programa penyuluhan kecamatan;
5). rembug-rembug petani/poktan/gapoktan di kecamatan;
6). forum-forum penyuluhan pertanian pedesaan;
7). Pelatihan penyuluh di balai penyuluhan kecamatan dan
administrasi serta pelaporan;
8). perakitan materi, media dan alat bantu penyuluhan yang
spesifik lokasi;
9). advokasi penumbuhan dan pengembangan pos penyuluhan
desa;
10). pengembangan fungsi balai penyuluhan kecamatan sebagai
pusat jasa konsultasi agribisnis di pedesaan;
11). percontohan di lahan balai penyuluhan kecamatan
(demplot/demfarm beserta ”hari lapang petani”);
12). kaji terap;
13). penyebaran informasi dan teknologi;
14). pelatihan bagi petani/kelompok tani/gapoktan di balai
penyuluhan kecamatan;
15). supervisi, evaluasi dan penilaian kinerja penyuluh oleh
koordinator penyuluh di balai penyuluhan kecamatan.
54
3). Sarana dan prasarana pelatihan: 1 unit ruang
kelas/pertemuan; 15 meja; 30 kursi rapat/pertemuan; alat
bantu mengajar (1 OHP, 1 wireless, 1 radio, 1 televisi, 1 unit
perlengkapan ubinan, 1 pH meter, 1 soil tester (PUTS), 1
BWD, 1 alat ukur kadar air, dan 1 VCD/DVD player).
4). Sarana dan prasarana perakitan media informasi: spesimen
basah dan kering; papan display informasi usaha pertanian;
informasi harga, pasar, permodalan; dan rekomendasi
teknologi tepat guna.
5). Database: monografi wilayah; data kelompok tani/gapoktan
beserta jenis usaha dan kepemilikan lahannya; data
petugas; data sarana dan realisasi sasaran intensifikasi; dan
data angka ramalan padi dan palawija.
6). Peta komoditas unggulan.
7). Lahan percontohan BPP.
8). Alat pengukur curah hujan.
9). Alat-alat pertanian.
55
9). sedapat mungkin dipilih balai penyuluhan kecamatan yang
telah atau direncanakan akan direhab/dibangun dengan DAK
atau APBD;
10). sedapat mungkin terintegrasi dengan kegiatan PRIMA TANI
yang dilaksanakan di 201 desa dan tersebar di 200
kabupaten/kota, 33 provinsi seluruh Indonesia dan Program
Peningkatan Beras Nasional (P2BN) di 16 provinsi.
1. Tujuan
2. Sasaran
56
yang sesuai dengan amanah UU No. 16 tahun 2006 tentang SP3K
dari 33 provinsi;
3. Output
4. Waktu
5. Pelaksanaan
57
tersedia di suatu kabupaten/kota tidak memadai jumlahnya untuk
membiayai keperansertaan kabupaten/kota yang bersangkutan dalam
pertemuan di Pusat, maka agar diupayakan dukungan dana APBD
kabupaten/kota.
1. Tujuan
58
2. Sasaran
b. Pembina poktan/gapoktan
3. Output
4. Waktu
5. Pelaksanaan
59
pertemuan di Pusat, maka agar diupayakan dukungan dana APBD
kabupaten/kota.
Salah satu fokus Program RPP adalah peningkatan kuantitas dan kualitas
penyuluh. Jumlah desa/kelurahan di seluruh Indonesia saat ini sebanyak
69.929 desa/kelurahan, sementara jumlah penyuluh pertanian yang tersedia
saat ini hanya 30.502 orang (PNS: 28.879 dan tenaga honorer: 1.623),
sehingga masih dibutuhkan kurang lebih 40.000 orang tenaga penyuluh
pertanian.
60
dengan BRI Pusat dan untuk memperoleh umpan balik petani atas kinerja
THL-TB PP sesuai dengan tugas dan fungsinya di lapangan, maka
disediakan kegiatan pengawalan dan pendampingan THL-TB PP di provinsi
dan kabupaten/kota.
1. Tujuan
2. Sasaran
61
Adapun fasilitas yang diberikan kepada THL-TB PP adalah
berupa honorarium, biaya operasional, dan bantuan biaya
pemondokan selama masa kontrak tahun 2008 (10 bulan)
yang bersumber dari dana APBN pusat.
3. Output
4. Waktu
62
b. Masa kontrak THL-TB PP baru yang direkrut tahun 2008 dimulai
selama periode Februari-November 2008 (10 bulan).
5. Pelaksanaan
63
Evaluasi dimaksudkan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan dampak dari
suatu kegiatan penyelenggaraan penyuluhan di kabupaten/kota sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Evaluasi ini dilakukan secara sistematik
dan obyektif serta terdiri dari evaluasi saat kegiatan berlangsung, sebelum
kegiatan dimulai, dan sesudah kegiatan selesai.
1. Tujuan
2. Sasaran
64
3. Output
4. Waktu
5. Pelaksanaan
65
Sementara kegiatan koordinasi diperuntukkan guna mendukung
mobilitas kelembagaan penyuluhan kabupaten/kota untuk menghadiri
forum/pertemuan-pertemuan penyuluhan di tingkat pusat.
66
Selatan, Gedung D, Lantai V, Jakarta (12550), Telp/Fax. 021-
7804386;
67
68
69
Lampiran 3. Lokasi Pelaksanaan P3TIP/FEATI
No Provinsi Kabupaten
1. Sumatera Utara 1.Asahan, 2.Labuhan Batu, 3.Simalungun,
4.Tapanuli Selatan, 5. Karo
2. Sumatera Barat 6.Solok, 7.Pesisir Selatan, 8.Lima Puluh Kota,
9.Padang Pariaman, 10.Solok Selatan
3. Jambi 11.Merangin, 12.Tanjung Jabung Barat,
4. Sumatera Selatan 13.Banyuasin
5. Banten 14.Serang
6. Jawa Barat 15. Sukabumi; 16.Subang, 17.Indramayu,
18.Majalengka, 19.Garut, 20.Kuningan,
21.Karawang, 22.Cirebon
7. Jawa Tengah 23.Brebes, 24.Magelang, 25.Batang; 26
Temanggung
8. Jawa Timur 27.Malang, 28.Tulungagung, 29.Tuban, 30.Kediri
9. Yogyakarta 31.Kulonprogo, 32.Bantul, 33.Gunung Kidul
10. Kalimantan Selatan 34.Hulu Sungai Selatan, 35.Hulu Sungai Tengah,
36.Balangan,
11. Sulawesi Utara 37. Minahasa Utara, 38.Minahasa, 39.Minahasa
Selatan, 40.Bolaang Mongondow, 41.Tomohon,
42.Kep.Sangihe
12. Sulawesi Selatan 43.Gowa, 44.Enrekang, 45.Maros, 46.Bone,
47.Luwu, 48.Sinjay
13. Sulawesi Tenggara 49.Konawe, 50.Konawe Selatan, 51.Muna,
52.Kolaka, 53.Buton
14. Sulawesi Tengah 54.Donggala,
15. Gorontalo 55.Boalemo, 56.Poahatu, 57.Bone Bolango,
58.Gorontalo
16. NusaTenggara Barat 59.Lombok Barat, 60.Bima, 61.Dompu,
62.Sumbawa, 63.Lombok Tengah
17. Nusa Tenggara Timur 64.Manggarai, 65.Sumba Timur, 66.Ngada,
67.Ende, 68.Sumba Barat, 69.Belu
18. Kalimantan Barat 70.Sambas, 71.Pontianak
70