Professional Documents
Culture Documents
com
DENGAN WINDOWS.
OS Linux memiliki daya tarik yang lumayan besar untuk alternatif system operasi
pengganti OS Windows yang selama ini menghuni desktop kita. Linux merupakan OS yang
disebarkan secara Open Source (kode sumbernya dibuka) dan pada umumnya gratis untuk
diperoleh karena tidak harus membayar biaya lisensi. Perbedaan mendasar ini lah salah satu daya
Sebagian orang Indonesia khususnya akan lebih menyukai sesuatu yang telah biasa
digunakan sehingga Linux yang notabene berbeda sama sekali dengan Windows pasti akan
dianggap susah untuk digunakan. Padahal penyempurnaan Linux telah berkembang pesat.
Dahulunya, Linux –seperti halnya Windows- merupakan OS yang tidak sekompleks sekarang ini
dan masih menggunakan text mode atau yang lebih dikenal dengan command line (WS) dan
terminal (Linux). Akan tetapi, setelah mode dan paradigma pengguna berubah seiring
perkembangan hardware yang memungkinkan rendering grafis 3D maka Linux dan Windows
rame-rame pake Graphical User Interface (GUI) yang memukau seperti yang biasa anda liat
didesktop anda sekarang ini. GUI Windows terkenal mudah digunakan, menyajikan efek yang
bagus dan mampu menangani manajemen system dengan baik. Maksudnya dengan GUI saja,
pengguna Windows akan mudah men-setting mesinnya sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
GUI pada Linux sebenarnya tidak kalah memukau dengan punya Windows bahkan mampu
menyajikan efek yang lebih beragam dengan kebutuhan hardware yang lebih kecil dibanding
1
Free e-book http://makelinuxeasy.blogspot.com
Windows. Nah yang membedakan adalah GUI Linux sampai sekarang belum bisa menggantikan
fungsi terminal (command line). Pengguna Linux dipaksa menghafalkan command line yang –
sebenarnya sekarang- kurang modern. Karena ketimpangan inilah maka banyak pengguna
desktop beranggapan bahwa Linux merupakan OS yang kurang familiar dan hanya digunakan
oleh para ahlinya saja. GUI Linux masih mementingkan tampilan dan belum setangguh fungsi
command line. Jika ada GUI Linux yang mampu menggantikan fungsi dari command line-nya
Linux merupakan turunan dari Unix yang mendapatkan banyak polesan agar sesuai
dengan kebutuhan desktop. Unix sendiri banyak digunakan oleh kalangan korporat untuk meng-
handle server mereka yang sangat besar dan banyak. Nah hubungannya apa dengan hardware?
Ternyata Linux yang banyak dikembangkan masih membawa semangat Unix yaitu kurang
dukungan terhadap hardware. Jelas saja, Unix biasanya dibundling dengan hardware
pendukungnya (server berukuran besar sampai ratusan bahkan ribuan prosessor). Sedangkan
Linux dibuat untuk desktop dengan bermacam-macam hardware, apalagi bagi kalangan personal
Hadirnya kernel versi 2.6 merupakan perubahan besar dan mendasar terhadap kerja
system Linux. Kernel merupakan inti dari OS dan mampu mengenali hardware yang diinstall dan
memenejemennya sesuai dengan kerja dan kebutuhan system. Kernel ini mampu mendukung
lebih banyak hardware baik yang bersifat onboard maupun plug in (flash disk dsb). Namun,
kernel ini masih belum setangguh kernel Windows. Dukungannya terhadap hardware masih
2
Free e-book http://makelinuxeasy.blogspot.com
belum seluas kernel Windows. Kita nanti saja perkembangan kernel versi berikutnya yang
Pengguna Linux pasti akan dihadapkan dengan sulit dan berbelitnya proses penginstalan
aplikasi yang mendukung fungsi OS itu sendiri. Berbeda dengan Windows yaitu hanya dengan
double klik, aplikasi Windows pun akan terinstall sempurnya dan langsung bisa digunakan.
Proses instalasi aplikasi di Linux membutuhkan kerja keras pengguna. Jika bentuknya berupa
source code aplikasi maka harus dilakukan apa yang lazim disebut ./configure yaitu proses
konversi dari source code menjadi binary yang didukung masing-masing distro. Adanya aplikasi
apt-get di distro turunan Debian, yast di distro SUSE dan yum di distro Fedora memang sangat
membantu pengguna yang ingin memperluas fungsi OSnya. Jika anda masih awam pasti masih
menemukan kendala dalam instalasi walaupun ada aplikasi-aplikasi penginstal di atas. Hal ini
karena kebutuhan satu distro dengan distro lainnya berbeda antara lain pada library-nya. Aplikasi
Linux jarang –kalau tidak mau disebut tidak pernah- menyertakan library pendukungnya
sehingga aplikasi tidak sepenuhnya lengkap dan siap pakai. Jika kita masuk lebih jauh ke dalam
aplikasi yang anda ingin install di Linux, semuanya merupakan text kode sumber dan setting
Linux. Akan tetapi instalasi aplikasi pendukung di MacOS lebih mudah yaitu dengan
menempatkan installer di folder Aplication dan aplikasi tersebut bisa langsung dijalankan. Jika
instalasi Linux semudah Windows maupun MacOs pasti pengguna Linux tidak akan
3
Free e-book http://makelinuxeasy.blogspot.com
Lagi-lagi mengenai kebiasaan pengguna di Indonesia yaitu malas belajar dengan sesuatu
yang baru, Aplikasi Windows yang sangat sering digunakan belum bisa dijalankan dengan
maksimal di Linux. Beberapa software memang mampu berjalan lintas platform seperti Mozilla
Firefox. Jika anda terbiasa mengolah gambar menggunakan Photoshop buatan Adobe maka anda
akan menemukan Gimp sebagai penggantinya di OS Linux. Walaupun Gimp sekaya Photoshop
tetapi masih dianggap kurang familiar fitur-fiturnya. Bagi pengguna kantoran pasti sering
menggunakan bundle Ms Office di Windows dan dapat digantikan dengan sempurna oleh
OpenOffice di Linux. Tetapi bagaimana nasib software lainnya? Tetap tidak mendukung lintas
platform Linux-Windows.
dikhususkan untuk berjalan di Windows dengan menggunakan Wine. WINE (Wine Is Not
mesin Linux. Jadi aplikasi yang berformat *.exe dapat dieksekusi oleh Linux. Bagaimana
performa Wine? Dengan dukungan yang semakin baik memang mampu meng-handle banyak
aplikasi windows tetapi belum semua dan belum tentu berjalan dengan sempurna. Kelemahan
wine yaitu masih pada library untuk menjalankan aplikasi Windows yang terbatas –Windows
Lho bagaimana bisa ke-serba bisaan Linux jadi boomerang? Linux merupakan OS yang sangat
fleksibel sehingga penggunanya diberi keleluasaan untuk memodifikasi jeroan sistemnya tanpa
takut akan linsensi. Pengguna yang menjalankan Linux dengan account “root” -administrator jika
4
Free e-book http://makelinuxeasy.blogspot.com
di Windows- dapat meng-custom system linux tanpa batas. Tetapi dengan kemudahan
kustomisasi inilah menjadikan distro Linux menjadi tidak perhatian dengan pengguna awam.
Pengguna yang masih awam menggunakan Linux harus belajar ekstra keras untuk dapat meng-
custom system sesuai dengan keinginannya. Terlalu banyak yang bisa diubah di Linux sehingga
pengguna akan disuguhi setting default yang kurang mumpuni untuk penggunaan sehari-hari
desktop. Analoginya, Windows seperti sedan besutan Mercedes dan Linux seperti Mustang GT
berkapasitas mesin besar. Linux memiliki potensi yang terpendam dan hanya menunggu untuk
Kami mengajak Anda untuk mengembangkan Linux lebih jauh sehingga lebih kompetitif