You are on page 1of 11

A.

Pengertian Dongeng

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dongeng adalah cerita yang tidak
benar-benar terjadi.

Hal-hal yang perlu diketahui mengenai dongeng:

1. Dongeng dalam pengertian yang lebih luas merupakan pengungkapan diri


manusia, tempat mencari hiburan dan memenuhi angan-angannya.

2. Dalam Ensiklopedi Indonesia, dongeng memiliki pengertian cerita singkat


tentang hal-hal aneh dan tidak masuk akal, berbagai keajaiban dan kesaktian
yang biasanya mengisahkan dewa, raja, pangeran, dan putrid.

3. Pada umumnya, dongeng tidak diketahui pengarangnya dan terkadang


hanya diketahui nama pengumpul/ penyadurnya.

4. Berdasarkan muasalnya, dongeng berasal dari bangsa Thai di Yunan, tetapi


kemudian tersebar ke seluruh Asia Tenggara. Di Indonesia, dongeng tersebut
tersebar dari Aceh hingga Maluku Tenggara. Di Jawa Tengah atau Jawa Timur,
dongeng juga berkembang.

B. Contoh Dongeng:

Contoh I :

D
ahulu kala ada kerajaan bernama Medang kamulan yang diperintah oleh
raja bernama Prabu Dewata Cengkar yang buas dan menyukai daging
manusia. Setiap hari sang raja memakan seorang manusia yang dibawa oleh
Patih Jugul Muda. Sebagian kecil rakyat yang resah dan ketakutan mengungsi
secara diam-diam kedaerah lain.

Di dusun Medang Kawid ada seorang pemuda bernama Aji Saka yang sakti,
rajin,dan baik hati. suatu hari, Aji saka berhasil menolong seorang Bapak tua yang
sedang dipukuli oleh dua orang penyamun. Bapak tua yang akhirnya diangkat Ayah
oleh Aji Saka itu ternyata pengungsi dari Medang Kamulan. Mendengar cerita
tentang kebuasan Prabu dewata cengkar, Aji Saka berniat menolong rakyat medang
Kamulan. Dengan mengenakan serban di kepala Aji Saka berangkat ke Medang
Kamulan.

Perjalanan menuju Medang kamulan tidaklah mulus. Aji Saka sempat


bertempur selama tujuh hari tujuh malam dengan setan penunggu hutan, karena Aji
saka menolak dijadikan budak oleh setan penunggu selama sepuluh tahun sebelum
diperbolehkan melewati hutan itu.

Tapi berkat kesaktiannya, Aji Saka berhasil mengelak semburan api dari si
setan. Sesaat setelah Aji saka berdoa, seberkas sinar kuning menyorot dari langit
menghantam setan penghuni hutan sekaligus melenyapkannnya.

Aji Saka tiba di Medang kamulan yang sepi. Di istana, Prabu dewata cengkar
sedang murka karena Pati Jugul Muda tidak membawa korban untuk sang Prabu.

Dengan berani, Aji saka menghadap prabu cengkar dan menyerahkan diri
untuk disantap oleh sang prabu dengan imbalan tanah seluas serban yang
digunakannya.

Saat mereka sedang mengukur tanah sesuai dengan permintaan Aji Saka,
serban terus memanjang sehingga luasnya melebihi luas kerajaan Prabu Dewata
Cengkar. Prabu marah setelah mengetahui niat Aji Saka sesungguhnya adalah
untuk mengakhiri kalalimannya.

Ketika Prabu Dewata Cengkar sedang marah, serban Aji Saka melilit kuat di
tubuh sang Prabu. Tubuh Prabu Dewata Cengkar dilempar Aji Saka dan jatuh ke laut
Selatan kemudian hilang ditelan ombak.

Aji saka kemudian dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan. Ia memboyong


ayahnya ke istana. Berkat pemerintahan yang adil dan bijaksana, Aji Saka
mengantarkan Kerajaan Medang Kamulan ke zaman keemasan, zaman di mana
rakyat hidup tenang, damai, makmur dan sejahtera.

Contoh 2 :
Sang raja hutan “Singa” ditembak pemburu, penghuni hutan rimba jadi
gelisah. Mereka tidak punya raja lagi. Tak berapa seluruh penghuni hutan rimba
berkumpul untuk memilih Raja yang baru. Pertama yang dicalonkan adalah Macan
Tutul, tetapi Macan Tutul menolak. “Jangan, melihat manusia saja aku sudah lari
tunggang langgang,” ujarnya. “Kalau gitu Badak saja, kau kan amat kuat, “kata
binatang lain. “Tidak-tidak, penglihatanku kurang baik, aku telah menabrak pohon
berkali-kali.” “Oh…mungkin Gajah saja yang jadi Raja, badan kau kan besar.”ujar
binatang-binatang lain. “aku tidak bisa berkelahi dan gerakanku amat
lambat,”sahut Gajah.

Binatang-binatang menjadi bingung, mereka belum menemukan raja


pengganti. Ketika hendak bubar tiba-tiba, Kera berteriak, “Manusia saja yang
menjadi raja, ia kan yang sudah membunuh Singa”. “Tidak mungkin,”jawab Tupai.
“coba kalian semua perhatikan aku….,aku mirip dengan manusia bukan?, maka
akulah yang cocok menjadi raja.” ujar Kera. Setelah melalui perundingan, penghuni
hutan sepakat Kera menjadi raja yang baru. Setelah diangkat menjadi Raja, tingkah
laku Kera sama sekali tidak seperti Raja. Kerjanya hanya bermalas-malasan sambil
menyantap makanan yang lezat-lezat.

Penghuni Hutan menjadi kesal, terutama Srigala. Srigala berpikir,


“bagaimana si Kera bisa menyamakan dirinya dengan manusia ya ?, badannya saja
yang sama, tetapi otaknya tidak”. Srigala mendapat ide. Suatu hari, ia menghadap
kera. “Tuanku, saya menemukan makanan yang amat lezat, saya yakin tuanku
pasti suka. Saya akan antarkan tuan ke tempat itu,” ujar Srigala. Tanpa berpikir
panjang, Kera, si Raja yang baru pergi bersama Srigala. Di tengah hutan, teronggok
buah-buahan kesukaan kera. Kera yang tamak langsung menyergap buah-buahan
itu. Ternyata, si Kera langsung terjeblos ke dalam tanah. Makanan yang
disergapnya ternyata jebakan yang dibuat manusia. “Tolong…tolong,” teriak Kera,
sambil berjuang keras agar bisa keluar dari perangkap.

“Ha..ha..ha…ha….! tak pernah kubayangkan, seorang raja bisa berlaku


bodoh, terjebak dalam perangkap yang dipasang manusia, raja seperti Kera, mana
bisa melindungi rakyatnya,” ujar Srigala dan binatang lainnya. Tak berapa lama
setelah binatang-binatang meninggalkan Kera, seorang pemburu datang ke tempat
itu. Melihat ada Kera didalamnya, ia langsung membawa tangkapannya ke rumah.
A. Pengertian Sage

Sage merupakan cerita kepahlawanan.

B. Contoh Sage
Contoh I :

P rabu Barma Wijaya Kusuma memerintah kerajaan Galuh yang sangat luas. Permaisurinya 2
orang. Yang pertama bernama Pohaci Naganingrum dan yang kedua bernama Dewi
Pangrenyep. Keduanya sedang mengandung. Pada bulan ke-9 Dewi Pangrenyep melahirkan
seorang putra. Raja sangat bersuka cita dan sang putra diberi nama Hariang Banga. Hariang Banga telah
berusia 3 bulan, namun permaisuri Pohaci Naganingrum belum juga melahirkan. Khawatir kalau-kalau
Pohaci melahirkan seorang putra yang nanti dapat merebut kasih sayang raja terhadap Hariang Banga,
Dewi Pangrenyep bermaksud hendak mencelakakan putra Pohaci.

Setelah bulan ke-13 Pohaci pun melahirkan. Atas upaya Dewi Pangrenyep tak seorang dayang-dayang
pun diperkenankan menolong Pohaci, melainkan Pangrenyep sendiri. Dengan kelihaian Pangrenyep, putra
Pohaci diganti dengan seekor anjing. Dikatakannya bahwa Pohaci telah melahirkan seekor anjing. Bayi
Pohaci dimasukkannya dalam kandaga emas disertai telur ayam dan dihanyutkannya ke sungai Citandui.
Karena aib yang ditimbulkan Pohaci Naganingrum yang telah melahirkan seekor anjing, raja sangat
murka dan menyuruh Si Lengser (pegawai istana) untuk membunuh Pohaci. Si Lengser tidak sampai hati
melaksanakan perintah raja terhadap Pohaci, permaisuri junjungannya. Pohaci diantarkannya ke desa
tempat kelahirannya, namun dilaporkannya telah dibunuh.

Hiduplah seorang Aki bersama istrinya, Nini Balangantrang, tinggal di desa Geger Sunten tanpa
bertetangga. Sudah lama mereka menikah, tetapi belum dikarunia anak. Suatu malam Nini bermimpi
kejatuhan bulan purnama. Mimpi itu diceritakannya kepada suami dan sang suami mengetahui takbir
mimpi itu, bahwa mereka akan mendapat rezeki. Malam itu juga Aki pergi ke sungai membawa jala untuk
menangkap ikan. Betapa terkejut dan gembira ia mendapatkan kandaga emas yang berisi bayi beserta
telur ayam, Mereka asuh bayi itu dengan sabar dan penuh kasih sayang. Telur ayam itu pun mereka
tetaskan, mereka memeliharanya hingga menjadi seekor ayam jantan yang ajaib dan perkasa. Anak angkat
ini mereka beri nama Ciung Wanara. Setelah besar bertanyalah Ciung Wanara kepada ayah dan ibu
angkatnya. Terus terang Aki dan Nini menceritakan tentang asal-usul Ciung Wanara. Setelah mendengar
cerita ayah dan ibu angkatnya, tahulah Ciung Wanara akan dirinya.
Suatu hari Ciung Wanara pamit untuk menyabung ayamnya dengan ayam raja, karena didengarnya raja
gemar menyabung ayam. Taruhannya ialah, bila ayam Ciung Wanara kalah ia rela mengorbankan
nyawanya. Tetapi bila ayam raja kalah, raja harus bersedia mengangkatnya menjadi putra mahkota. Raja
menerima dengan gembira tawaran tersebu. Sebelum ayam berlaga, ayam Ciung Wanara berkokok
dengan anehnya, melukiskan peristiwa bertahun-tahun yang lampau tentang permaisuri yang dihukum
mati dan kandaga emas yang berisi bayi yang dihanyutkan. Raja tidak menyadari hal itu, tetapi sebaliknya
Si Lengser sangat terkesan akan hal itu. Bahkan ia menyadari sekarang Ciung Wanara yang ada di
hadapannya adalah putra raja sendiri.

Setelah persabungan, ayam baginda kalah dan ayam Ciung Wanara menang. Raja menepati janji dan
Ciung Wanara diangkat menjadi putra mahkota. Dalam pesta pengangkatan putra mahkota, raja membagi
2 kerajaan untuk Ciung Wanara dan Hariang Banga. Selesai pesta pengangkatan putra mahkota Si
Lengser bercerita kepada raja tentang hal yang sesungguhnya mengenai permaisuri Pohaci Naganingrum
dan Ciung Wanara. Mendengar cerita itu, raja memerintahkan pengawal agar Dewi Pehgrenyep
ditangkap. Akibatnya timbul perkelahian antara Hariang Banga dengan Ciung Wanara. Tubuh Hariang
Banga dilemparkan ke seberang sungai Cipamali yang sedang banjir besar. Sejak itulah kerajaan Galuh
dibagi menjadi 2 bagian dengan batas sungai Cipamali. Di bagian barat diperintah oleh Hariang Banga.
Orang-orangnya menyenangi kecapi dan menyenangi pantun. Sedangkan bagian timur diperintah oleh
Ciung Wanara. Orang-orangnya menyenangi wayang kulit dan tembang. Kegemaran penduduk akan
kesenian tersebut masih jelas dirasakan sampai sekarang.

Contoh 2 :

J oko Dolo adalah cerita yang bermula dari cinta segitiga antara Joko Taruna Anak Adipati kediri
dengan Pangeran Situbanda Anak Adipati Cakradiningrat Madura. Kedua Pangeran ini, jatuh hati
pada Dewi Purbawati, Anak adipati Surabaya yaitu Kanjeng Adipati Jayengrana. Awal kisah,
Pangeran Situbanda dan ayahnya Adipati Cakraningrat berlayar ke surabaya untuk menemui Adipati
Jayanegara guna melamar Dewi Purbawati. Kepergian mereka di kawal oleh dua pengawal setia, Gajah
seta dan Gajah Manggala.
Setelah sampai di Kadipaten Surabaya, Mereka pun melamar Dewi Purbawati. Sang adipati Jayengrana
tidak bisa memutuskan sendiri. Maka sang anak pun dipanggil, Dewi Purbawati sulit untuk menolak
padahal ia tidak menyukai perangai Pangeran Situbanda, sebab sang ayah bersahabat baik dengan Adipati
Cakraningrat. Singkat cerita, Dewi Purbawati akhirnya menolak dengan cara halus. Ia mengatakan,
bahwa dirinya bersedia menjadi istri Pangeran Situbanda asal sang pangeran mampu membuka hutan
surabaya. Setelah pangeran Situbanda menyanggupi, Pangeran itupun pergi untuk membuka hutan
Surabaya.

Selang beberapa hari kemudian, Pangeran Jaka Taruna putra Adipati Kediri datang ke Kadipaten
Surabaya. ia bermaksud melamar Dewi Purbawati juga. Adipati Surabaya itupun memanggil anaknya
Dewi Purbawati untuk memberitahu hal ini. Jawaban Dewi Purbawati pun sama, "siapa yang bisa
membuka hutan surabaya, akan menjadi suaminnya". Akhirnya, Jaka Taruna pun bergegas menuju hutan
yang dimaksud, dan mengerjakan apa yang menjadi permintaan putri idamannya itu. begitu juga dengan
Pangeran Situbanda yang sudah lebih dulu bekerja membuka hutan surabaya.

Di tengah keasyikan beristirahat, pangeran Situbanda mendengar orang menebang kayu. walaupun
suaranya jauh dari tempatnya. ia pun bergegas mencari arah suara itu, Akhirnya ia bertemu dengan Jaka
Taruna. Pangeran Situbanda pun bertanya, pada Jaka Taruna tentang ikhwal apa yang menyebabkan Jaka
Taruna menebangi pohon di hutan surabaya. Maka Taruna mengaku, telah ikut sayembara untuk
memperebutkan Dewi Purbawati. Pangeran Situbanda marah, karena merasa tersaingi. Akhirnya
keduanya bertarung mati-matian. Dalam pertarungan ini, Jaka Taruna Kalah, ia terlempar jauh ke
tersangkut di pohon yang tinggi. Sementara itu, pangeran Situbanda terus melakukan pekerjaannya.

Beberapa hari kemudian, muncullah Joko Jumput, seperti namanya "Jumput" (Artinya, mengambil
sedikit). Pemuda ini biasa mengambil kayu-kayu atau ranting dari hutan untuk memasak. Jaka Jumput
mendengar teriakan Jaka Taruna yang meminta tolong. Jaka Jumput pun menolong dan menurunkan Jaka
Taruna dari atas pohon. Kemudian, Jaka Jumput menanyakan hal ikhwal mengapa Jaka Taruna bisa
tersangkut diatas pohon. Jaka Taruna pun menceritakan semuanya. tentang sayembara dan
pertarungannya dengan pangeran Situbanda. Jaka Taruna pun menawari Jaka Jumput untuk mengalahkan
Pangeran Situbanda dengan iming-iming hadiah.

"Hadiah apa yang akan kau berikan, jika Pangeran Situbanda bisa kukalahkan?", tanya Jaka Jumput.

"Apapun yang kau minta akan kuberikan" Kata Jaka Taruna.

Kesepakatan pun terjadi, akhirnya mereka berdua mencari pangeran Situbanda yang sedang bekerja
menebang pohon. Akhirnya mereka pun bertemu. Jaka Jumput lalu menantang Pangeran Situbanda,
Pangeran Situbanda pun meladeni tantangan Jaka Jumput. Pertarungan hebat pun terjadi, Karena kalah
sakti, Pangeran Situbanda menjadi bulan-bulanan Jaka Jumput. Melihat Pangeran Situbanda sudah dapat
dipastikan kalah, Jaka Taruna segera pergi ke kadipanten Surabaya. Melihat Jaka Taruna pergi, Jaka
Jumput menghentikan pertarungan. kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Pangeran Situbanda melarikan
diri. (Pelairan ini nantinya akan menghasillkan legenda Situbanda yang menjadi sebab munculnya daerah
bernama Situbondo). Dan tak ingin di tipu, Joko Jumput pun menyusul Jaka Taruna untuk mengejar
hadiahnya. Jaka Taruna sampai di kadipaten Surabaya, ia mengabarkan pada Adipati Jayengrana bahwa
dirinya telah mengalahkan Pangeran Situbanda. Tapi sebelum sabda Adipati di ungkapkan, muncullah
Jaka Jumput yang membantah keterangan Jaka Taruna.

"Itu tidak benar, sayalah yang mengalahkan Pangeran Situbanda" Kata Jaka Jumput.

"Orang ini hanya mengada ada kanjeng Adipati" Jawab Jaka Taruna.
"Saya punya bukti, ini pusaka Pangeran Situbanda"

Jaka Jumput pun menyerahkan keris pusaka Pangeran Situbanda sebagai bukti, bahwa ia telah
mengalahkan Pangeran Situbanda. Walaupun demikian, Jaka Taruna masih belum mau mengaku.
Akhirnya adu kesaktian pun digelar untuk membuktikan siapa yang mengalahkan pangeran Situbanda.
Jaka Taruna berkelahi membabi buta sambil mencaci Jaka Jumput. Akhirnya, Jaka Taruna harus terkapar
terkena sabetan pusaka Jaka Jumput, cambuk gembala geni. Adipati Jayengrono yang merasa ditipu oleh
Jaka Taruna pun marah. ia bertanya pada Jaka Taruna yang sedang menahan sakit,

"Apakah Jaka Jumput yang mengalahkan Pangeran Situbanda?"

Jaka Taruna tidak menjawab dan hanya diam saja. berkali kali pertanyaan yang sama dilontarkan Adipati
Jayengrana untuk menyakinkan bahwa Jaka Jumputlah yang mengalahkan Pangeran Situbanda. namun,
berkali kali itu juga Jaka Taruna hanya diam, tak mau menjawab.

Adipati Jayengrana pun marah, ia pun berkata dengan keras sekali.

"Jawab pertanyaanku, Jangan diam seperti patung saja" kata Adipati.

Dan...sabda raja yang dikenal dengan masyarakat jaman dulu sebagai sabda tuhan pun menemukan
mujarabnya. Jaka Taruna mendadak menjadi patung batu.
www.google.com

Aminuddin. 2007. Belajar menjadi seorang pendongeng. Bandung: Pribumi mekar.

You might also like