You are on page 1of 14

***************************************************

**
MILIS FISIKA INDONESIA (MFI)
INDONESIAN FORUM FOR PHYSICS AND PHYSICS MANAGEMENT
***************************************************
**

Assalaamu'alaikum wr wb
Saya teruskan posting Pak Taufik Manan (Kanada)
yang mental (MFI tidak mau
di-Cc:, harus To:). Tanggapam rekan-rekan kami
tunggu.
Wassalam,
Oktova

>From: [EMAIL PROTECTED]


To: [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED]
cc: [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED]
Date: Wed, 6 Oct 1999 09:57:05 +0700
Subject: (FW) : Analisa tentang "Waktu"

Buat seluruh rekan-rekan, khususnya para


fisikawan/wati yang ahli tentang
"waktu".

Di bawah ini saya teruskan suatu analisa rekan


kantor saya ( Pak Mamat Rachmat )
tentang "Analisa Waktu". Sambil saya menganalisanya
dan membuka kembali "ilmu
Fisika" yang telah saya jalani ( karena saat ini
saya banyak berkecimpung di
bidang Geofisika dari satu perusahaan minyak
multinasional ), maka saya minta
tanggapan dan saran anda yang ilmiah tentang
"analisa waktu". Ini menambah
referensi saya untuk berdiskusi ilmiah dengan rekan
saya itu.

Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.

Wassalam.

Taufik A. Manan

==================================================

ANALISA TENTANG WAKTU

Kalau saya membaca buku Aristoteles, salah


satu tradisinya adalah bahwa
orang dapat menyusun semua hukum yang mengatur
jagat raya ini dengan pemikiran
murni semata, pemikiran itu tidak perlu dicek
dengan pengamatan dan beliau pun
berpendapat bahwa keadaan alami suatu benda adalah
diam, dan bergerak hanya bila
ada gaya (force) atau dorongan (impuls) karena nya
beliau pun berpendapat bahwa
benda berat akan jatuh lebih cepat daripada benda
ringan karena tarikan kearah
bumi lebih besar.

Kemudian Aristoteles dan Newton meyakini waktu


yang mutlak.
Itulah salah satu konsep pemikiran beliau.
(konsep pemikiran filosof yang lain, saya
kemukakan pula, sebagai dasar
untuk mencoba memahami jalan
pikirannya, jadi kita bisa runtut
menganalisanya (sebatas kemampuan kita),
tidak ditabur begitu saja, untuk
menghindari disebut penabur atau pemancing
yang istilah sekarang lagi
populer sebagai provakator (maaf saya tidak
menganggap begitu, saya sertakan
analisanya, walaupun salah, analisa sudah
ada, dibanding hanya bicara
menabur saja).

Kesimpulannya konsep Aristoteles kira-kira sbb


:
1. orang dapat menyusun semua hukum yang mengatur
jagat raya ini dengan
pemikiran murni semata, pemikiran itu tidak perlu
dicek dengan pengamatan
2. keadaan alami suatu benda adalah diam, dan
bergerak hanya bila ada gaya
(force) atau dorongan (impuls)
3. benda berat akan jatuh lebih cepat daripada
benda ringan karena tarikan
kearah bumi lebih besar.
4. Kemudian Aristoteles meyakini waktu yang mutlak
(juga Newton).

Bila kita akan menganalisanya, kira-kira adalah


:
Analisa no 1, 2 silahkan menganalisa sendiri.
Analisa no 3.
Kelihatannya analisa kita mengenai
pernyataannya Aristoteles ini, kita semua
sudah maklum benar tidaknya, (kecepatannya
jatuh hanya ditentukan oleh
gravitasi bumi, bukan oleh berat benda),
kesimpulannya silahkan ambil sendiri.
Analisa no 4.
Bila kita mengacu pada konsep ini, berarti
kita yakin bahwa orang dapat
mengukur selang waktu antara dua peristiwa secara
tidak mendua, dan bahwa selang
waktu itu akan sama siapa pun yang mengukurnya,
asal mereka menggunakan jam yang
baik (jam = waktu disini, mirip dengan yang kita
yakini, seperti setiap bulan
dapat gaji, ini berarti perhitungan konsep waktu
Aristoteles sama dengan kita,
horreeee.kita sama maaf).

Akibat langsung pernyataan Aristoteles, bahwa


waktu mutlak adalah :
segala peristiwa dimanapun, akan
terditeksi secara serentak, secara
bersamaan atau waktunya sama.
Apa artinya ini ?
Artinya kira-kira : (kutak-katik atau turag-
turag sedikit heheh..).
(maaf saya hanya pakai ilmu hitung, x,
:, +, -, aritmatik saja, bukan
matekmatikita yang tidak saya
fahami...maaf..heheh...)

1. Aristoteles.

Serentak (bersamaan) artinya waktu = T, sama.


Jarak (L) : kecepatan (V) = waktu (T)
Bila serentak artinya T selalu sama, maka :
L / V = T (tetap), karena serentak.
Mari kita menghitung (aritmatik, bukan
matematik) misal :

contoh 1. (misal).
L1 = 1200.000 km (jarak)
V1 (cahaya) = 300.000 km/detik (kecepatan),
maka
T1(waktu tempuh) = L1 : V1
= 1200.000 km :
300.000 km/det = 4 detik

contoh 2.
L2 = 1600.000 km
Waktu bersamaan atau serentak, jadi T2 =T1 = 4
detik, maka,
V2 (kecepatan cahaya) = L2 : T1
= 1600.000 km
: 4 detik = 400.000 km/det.
Kesimpulan :
Bila waktu serentak, maka dari contoh 1 dan
contoh 2 adalah :
Cahaya mempunyai kecepatan yang berbeda yaitu :
V1 (kecepatan cahaya 1) = 300.000 km/det
V2 (kecepatan cahaya 2) = 400.000 km/det
Kondisi ini bisa dibenarkan, dengan syarat,
bahwa waktu adalah mutlak.
Catatan : kecepatan cahaya (C) menurut para
ahli adalah tetap yaitu sekitar
300.000 km/det (299.792,5 km/det).

2. Albert Einstein.

Albert Einstein menyimpulkan bahwa waktu


bergantung kepada pengamat, artinya
bahwa waktu tidak mutlak (relatip, bergantung
pada pengamat), terkait dengan
dimana posisinya pengamat, berbeda denga
Aristoteles yang tidak terkait
dengan pengamat, dan berkonsep bahwa adalah
waktu mutlak.

contoh 1 : (misal)
L1 (jarak) = 1200.000 km
V1 (kecepatan cahaya) = 300.000 km/det, maka :
T1 (waktu tempuh) = L1 (jarak) : V1 (kecepatan)
= 1200.000 km :
300.000 km/det
= 4 detik.
contoh 2.
L1 (jarak) = 1600.000 km
Karena kecepatan cahaya constan (tetap) sebesar
300.000 km/det maka :
T1 (waktu tempuh) = L1 (jarak) : V1 (kecepatan)
= 1600.000 km :
300.000 km/det
= 5 1/3 detik
Ini dibenarkan bila waktu tidak mutlak, dan
kecepatan cahaya tetap.
Catatan : kecepatan cahaya (C) menurut para
ahli adalah tetap yaitu sekit
300.000 km/det (299.792,5
km/det).

Kesimpulan :

Peristiwa (event), atau kejadian, adalah


gabungan antara posisi dan
waktu.
Dan menurut Einstein peritiwa tidak harus
serentak, sekarang di kita,
mungkin
masa lalu ditempat lain (tempat lain
bukan disekitar halaman
kita...heheh), tapi
planet, bintang atau galaxy lain, yang
jaraknya, puluhan, ratusan atau
ribuan
tahun cahaya (bukan ratusan, ribuan
dularhim.....maaf..dolar).
Contoh :
Bila kita berjanji dengan seseorang
untuk bertemu, bila hanya tempat
pertemuannya saja (posisi) yang kita
tentukan, mungkin kejadian
pertemuan (event, kejadian atau
peristiwa) susah akan terlaksana, yang
satu datang, yang satu tidak
(tiduran mungkin....bukan ke
Tiduran...maaf...).
Tapi bila tempat pertemuan dan waktunya
kita tentukan pula, kejadian
(peristiwa) pertemuan mungkin sekali akan
terjadi.

Kesimpulannya adalah:
1. Kita harus membedakan antara Waktu dan
Peristiwa (event, peristiwa atau
kejadian akan terkait dengan tempat dan waktu).
2. Peristiwa harus terkait pada waktu, jadi waktu
adalah kelengkapan peristiwa.
3. Peristiwa harus terkait pula pada tempat
kejadian (tempat), jadi tempat
adalah kelengkapan peristiwa atau kejadian.
4. Sejarah adalah hubungan antara peristiwa 1 , ke
peristiwa 2, ke 3, ke
4......dst.
5. Dan ini (ke 5) heheh...nanti saja, karena
menyangkut pengertian ruang waktu
yang melengkung....jangan sekarang sabar...sabar..

Catatan
Bila anda akan memilih (anda bebas
memilih mana yang akan diambil,
Aristoteles atau Einstein), patokannya adalah
kecepatan (kecepatan cahaya =
C),
tetap (constan) atau berubah-rubah, dan ini
harus didasarkan pada pengamatan
para ahli, menurut para ahli (sekarang)
kecepatan cahaya adalah tetap.
Silahkan pilih, Aristoteles atau Einstein.
(memilih disini bukan berarti untuk saling
menyalahkan, mereka tetap
orang-orang yang mempunyai otak yang
cemerlang, perbedaan terjadi karena
kesulitan memahami alam, yang memang sulit
untuk kita fahami, kita baru
belajar menulis pemahaman mereka saja,
pemahaman mereka belum kita mengerti,
apalagi memahaminya maaf heheh)

Pandangan Hindu ( maaf, sebenarnya saya


tidak berhak, karena saya tidak
tahu, ini hanya menuliskannya kembali)

Waktu bersifat siklus, peristiwa (event)


akan datang kembali. Orang yang
hidup saat sekarang akan muncul lagi dengan
mode yang berbeda (Reinkarnasi).
Kira-kira pengertiannya adalah :
Dari 1.Waktu bersifat siklus, 2.peristiwa akan
datang kembali
1. Waktu, disini saya tidak akan
menganalisanya, karena belum membaca kitab
Weda (belum punya kitabnya, tolong
yang punya hubungi saya..trim's,
saya
tertarik pada Bhagawad Gita nya).
2. Peristiwa (event), atau kejadian,
akan berulang, tidak saya
analisa, belum tahu konsepnya (maaf....).
Kesimpulannya
Agama Hindu mempercayai peristiwa
akan berulang (reinkarnasi).

Pandangan Santo Agustinus.


1. Keberadaan waktu bersamaan dengan
alam semesta, bersifat linier,
tidak ada pengulangan.
2. Konsep waktu tidak akan bermakna sebelum
jagat raya itu ada.
3. Beliau pernah ditanya seseorang
:Apa yang dilakukan oleh Tuhan
sebelum ia menciptakan jagat raya,
beliau tidak menjawab Tuhan sedang
mempersiapkan neraka untuk orang-orang
yang melontarkan pertanyaan
semacam itu.
4. Malahan beliau menjawab bahwa waktu
merupakan sifat jagat raya yang
diciptakan Tuhan dan sebelum jagat raya
tidak ada sang waktu.

Analisa :
1. Bersifat linier artinya berawal dan akan
berahir, berawal dari saat
penciptaan waktu, dan saatnya nanti waktu akan
berahir.
Tidak ada pengulangan berarti waktu terus maju,
tidak pernah mundur kebelakang,
atau mengulang yang lalu.
2. Konsep waktu tidak akan bermakna sebelum jagat
raya itu ada.
Ini berarti bila jagat raya belum ada, waktu tak
ada arti, maksudnya jagat raya
harus ada bila sang waktu ingin punya makna, jagat
raya harus ada terlebih
dahulu.
3. Beliau tidak menjawab pertanyaan, malahan tidak
marah, ini berarti karena
beliau mengerti pertanyaannya sudah salah, dia
tidak mengerti bahwa waktu tidak
ada sebelum alam semesta diciptakan.
4. Jawaban beliau bahwa
--
0__=B4jlJ1zOfLhpHrEW6PsvHJjdMjAJGQpody6ljWfn5sP9XIz
U7jABaK2o
Content-type: text/plain; charset=iso-8859-1
Content-Disposition: inline
Content-transfer-encoding: quoted-printable

?waktu merupakan sifat jagat raya? dan ?sebelum


jagat
raya tidak ada sang waktu?.
Ini berarti beliau berkonsep bahwa jagat raya
(ruang) yang pertama, buk=
an harus
waktu yang terlebih dahulu, dan dia pun mengakui
konsep keserentakan ru=
ang
waktu.
Waktu kelengkapan Alam Semesta, begitulahucapan
Santo Agustinus.

Konsep waktu yang seperti ini :


Misal bila sedang pacaran 10 jam terasa
hanya sebentar, ber=
beda bila
kita
menduduki wajan panas, sedetik terasa
setahun, konsep waktu=

yang seperti ini, dimana faktor rasa,


perasaan, sangat domi=
nan,
nanti kita bicarakan lagi. Supaya
tidak bercampur baur=
sehingga
kacau
dan mengacaukan pemikiran, setahap,
demi setahap dan kemudi=
an
kita gabungkan, agar pemahaman menjadi
utuh, tidak compang =
camping.

(catatan :1. - Diperkirakan umur jagat


raya antara 10-20 mil=
iar tahun
yang lalu
dan tata surya kita
diperkirakan berumur 5 mil=
iar tahun
yang lalu
(..heheh sok
tahu..maaf......ini....katanya?p=
ercayalah
dulu..nanti..).
Hitungan waktu miliaran
tahun disini, tidak be=
rdasarkan
tahun
perhitungan seperti tahun
sistim bumi kita ke=
matahari
(tatasurya)
kita, atau sisitim
bulan seperti untuk=
gajian
(heheh?maaf).
Tapi dihitung mungkin
memakai sistim ?Penguk=
uran Umur
Geology?,
dengan paruh waktu (half
time) yang mana kira-ki=
ra,
dengan mengukur =BD
(setengah) dari kecepatan p=
erobahan
penurunan unsur radioactive
menjadi tidak radioa=
ctive.
Misal untuk unsur Uranium
235 mempunyai paruh =
waktu 713 juta tahun (ini sebenarnya kawan di
Geologist yang le=bih
tahu,tolong....tolong....kelelep...nich..kebanyakan
...minum......hehe=
h?).
- Pengukuran Peluruhan
partikel-partikel cos=
mis, yang
mungkin
berasal dari ledakan besar
(big-bang).

Kedua pengukuran diatas,


tetap berhubungan deng=
an "Gerak
dan Tempat".

2. Kalau kita berbicara


tentang Filosof (buk=
an kita),
mereka-mereka
ini hanya ingin menjawab
4 (empat) kata, ya=
ng selalu
menggoda
akal fikiran mereka yang
cemerlang (kita redup =
pun tidak
...sabar),
yaitu : 1. Apa
2. Siapa
3. Dari apa
4. Bagaimana
Berhasil tidaknya beliau-
beliau menjawabnya, k=
ita harus
membaca
buku-buku karyanya, dan
menarik kesimpulan bagai=
mana ahir
konsep pemahaman mereka
terhadap 4 pertanyaan di=
atas.
Bila kita baca karya-
karyanya, kebanyakan mer=
eka gagal
karena
mereka sulit menerima dan
mengakui "creatio e=
x nihilo,
penciptaan
dari ketiadaan".
Padahal ada yang akal
fikirannya sudah men=
gerti dan
memahami,
seperti Aristoteles,
beliau terpeleset hanya =
tidak mau
mengakuinya
dan menerimanya, terpeleset
diahir.
Creatio ex nihilo bisa kita
bandingkan dengan Pe=
rjalanan1
(maaf
pada yang belum menerima..),
disana mereka terpe=
leset.

Kesimpulan akhir.
Bila kita kembali ke
tulisan tentang Is=
eng-iseng
mudah-mudahan tidak menyangkut sara tgl
29/09/99, bila difik=
irkan dan
memahaminya, saya kira tidak ada perbedaan
konsep waktu Santo =
Agustinus
dengan isi tulisan itu (heheh kenapa),
jangan hanya karena =
saya yang
menulis, langsung di......, padahal
beliau (Santo Agustnus) =
dari dulu
sudah mempunyai konsep waktu seperti itu.

Namun begitu saya tetap mengharap,


setiap membaca suatu =
buku atau
tulisan,
buruk sangka, dengki dan hal
lain yang negatip hila=
ngkanlah,
bukakan hati,
jernihkan fikiran agar makna dibalik
tulisan dapat kita =
fahami.
Semisal makanan, enak dan nikmat
hanya bisa diras=
akan bila
dikunyah,
walaupun sama-sama kenyang, kalau
ditelan, enak dan =
nikmatnya
akan hilang,
tidak akan terasa.
Padahal enak dan nikmat adalah
sarana dan alat perlengk=
apan kita
untuk
berterimakasih pada Sang Pemberi
Nikmat.

Sekian dahulu.

Mengenai Big Bang dan maknanya kapan-


kapan saja.
Maaf dan terimakasih.

Wassalam.
Mamat Rachmat.
=

--
0__=B4jlJ1zOfLhpHrEW6PsvHJjdMjAJGQpody6ljWfn5sP9XIz
U7jABaK2o--

You might also like