You are on page 1of 10

PLEONASME

Oleh I Nyoman Alit Suwarbawa

I. PENDAHULUAN

Kalimat merupakan satuan yang langsung digunakan dalam penulisan karya ilmiah
seperti skripsi. Penyusunan suatu kalimat yang baik dan benar dapat memberikan kemudahan
pembaca untuk memahami apa maksud dari penulis. Sebaliknya, penulisan kalimat dan kata
yang salah dalam penulisan suatu karya ilmiah dapat memberikan informasi yang menyimpang
dari tujuan penulis. Karya tulis yang baik dan benar dapat dilihat melalui penggunaan kalimat
seorang penulis dalam menyampaikan ide, gagasan, dan pesan yang hendak disampaikannya.
Melalui kalimat seorang pembaca dapat termotivasi untuk membaca tulisan yang dibacanya.
Dapat dikatakan kalimat dalam penulisan suatu karya ilmiah memegang peranan penting dan
menjadi factor utama untuk membuat karya tulis yang bermutu.
Namun di dalam penggunaan kata, kita sering menjumpai pemakaian dua kata sambung
yang memiliki makna sama, yang dipakai sekaligus dalam sebuah kalimat. Pemakaian kata yang
berlebihan ini disebut kata yang mubazir (pleonasme). Hal semacam ini tidak saja kita jumpai
dalam bahasa lisan, kesalahan semacam ini juga sering dijumpai dalam penulisan karya ilmiah
seperti skripsi.Sebagai seorang penulis baiknya kita mencermati kata-kata yang ingin dipakai
agar tidak memunculkan kata-kata yang berlebihan (mubazir), namun kenyataannya kesalahan
ini sering kita jumapi dalam penulisan skripsi. Kesalahan ini pada umumnya disebabkan oleh
faktor keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang,yang menimbulkan kesalahan dalam
penulisan sebuah karya ilmiah/skripsi.
Pleonasme sebagai salah satu kesalahan berbahasa sepatutnya diketahui sejak dini oleh para
penulis. Pengetahuan mengenai pleonasme akan membantu para penulis dalam menghindari kesalahan
berbahasa mereka. Untuk mengetahui peleonasme lebih mendalam telah disusun makalah yang
sederhana ini. Semoga makalah ini dapat membantu pembaca mengatasi kesalahan berbahasa mereka.

II. PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PLEONASME

1
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir ( berlebihan ), yang sebenarnya
tidak perlu ( seperti menurut sepanjang adat ; saling tolong –menolong ). ( Poerwadarmita ,
1976 : 761). Kata mubazir ialah kata yang bila tidak dipakai tidak akan mengganggu kelancaran
komunikasi. Kata mubazir ialah kata yang sifatnya terasa berlebih-lebihan. Kata mubazir ialah
kata yang bila dihilangkan dari sebuah kalimat malahan akan membantu memperlancar jalan
bahasa dan membuat kalimat itu lebih kuat kesannya.
Suatu acuan disebut pleonasme bila kata yang berlebihan itu dihilangkan, artinya tetap
utuh ( Keraf, 1985 : 133 ). Kita sering menjumpai pemakaian dua kata sambung yang
mengandung makna yang sama dipakai sekaligus dalam sebuah kalimat. Padahal, menurut
kaidah yang berlaku, hal semacam itu termasuk pemakaian kata yang mubazir atau penggunaan
kata yang tidak hemat.
Menurut J. S. Badudu Pleonasme adalah sifat berlebih-lebihan. Konkretnya, kalau anda
menggunakan dua kata yang sama arti sekaligus, tetapi sebenarnya tidak perlu, baik untuk
penegas arti maupun hanya sebagai gaya, itulah pleonasme. Pada dasarnya pleonasme adalah
acuan yang mempergunakan kata-kata lebih banyak dari pada yang diperlukan untuk
menyatakan satu pikiran atau gagasan. Suatu acuan disebut pleonasme bila kata yang berlebihan
itu dihilangkan, artinya tetap utuh.
Suatu kalimat dikatakan pleonastis jika kalimat itu mengandung sifat berlebih-lebihan.
Setidaknya ada enam sebab terjadinya ( sekaligus corak ) kalimat pleonastis :

1. Dalam satu frase terdapat dua atau lebih kata yang bersinonim.
Contoh :
a. Mulai dari kecil ia memang nakal.
b. Demi untuk kekasihnya, dia mau melakukan apa saja.

Penjelasan :
- kata mulai mempunyai arti yang sama dengan kata dari. Dengan
demikian, kalimat (a) tersebut mestinya cukup dikatakan : Mulai
kecil ia memang nakal atau Dari kecil ia memang nakal.

2
- Kata demi mempunyai arti yang sama dengan kata untuk. Dengan
demikian, kalimat (b) tersebut mestinya cukup dikatakan : Demi
kekasihnya, dia mau melakukan apa saja atau Untuk kekasihnya,
dia mau melakukan apa saja.
2. Bentuk jamak yang dinyatakan dua kali.
Contoh :
a. Semua buku-buku itu sudah pernah saya baca.
b. Para siswa-siswa mengikuti upacara bendera.
Penjelasan :
- kata semua sudah mengandung pengertian banyak. Sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia, seharusnya semua benda yang terdapat
dibelakang kata tersebut tidak perlu dalam bentuk jamak. Jadi
kalimat (a) tersebut cukup dikatakan: Semua buku itu sudah pernah
saya baca atau Buku-buku itu sudah pernah saya baca.
- Kata para sudah mengandung pengertian banyak. Jadi kalimat (b)
tersebut cukup dikatakan : Para siswa mengikuti upacara bendera
atau Siswa-siswa mengikuti upacara bendera
3. Pengertian suatu kata sudah terkandung dalam kata yang lain pembentuk frase
itu.
Contoh :
a. Andi turun ke bawah.
b. Nani naik ke atas.
Penjelasan :
- Kata turun sudah mengandung pengertian yang sama dengan kata
ke bawah. Jadi kalimat (a) tersebut cukup dikatakan : Andi turun
atau Andi ke bawah
- Kata naik sudah mengandung pengertian yang sama dengan kata ke
atas. Jadi kalimat (b) tersebut cukup dikatakan : Nani naik atau
Nani ke atas.

4. Penanda jamak diikuti kata benda bentuk jamak.

3
Contoh :
a. Berbagai-bagai macam buah dijual di pasar.
b. Berbagai-bagai jenis sayur ditanam di sawah.
Penjelasan :
- kata berbagai-bagai artinya sama benar dengan kata bermacam-
macam. Karena itu dalam sebuah kalimat cukup dipakai salah satu
saja. Karenanya kalimat (a) dapat dikatakan : Berbagai-bagai buah
dijual di pasar, atau Bermacam-macam buah dijual di pasar.
- begitu pula kata berbagai-bagai artinya sama benar dengan kata
berjenis-jenis. Karena itu didalam sebuah kalimat cukup dipakai
salah satu saja. Jadi kalimat (b) dapat dikatakan : Berbagai-bagai
sayur ditanam di sawah, atau Berjenis-jenis sayur ditanam di
sawah.
5. Salah satu unsur singkatan sudah dinyatakan secara lengkap.
Contoh :
a. Persegi Bali FC memenangkan pertandingan
b. Perhimpunan partai Golkar memenangkan Pemilu.
Penjelasan :
- Akronim Persegi merupakan singkatan persatuan sepak bola
Gianyar. Pada sisi lain FC singkatan dari football club artinya
persatuan sepak bola. Jadi ada dua frase yang bersinonim
digunakan dalam sebuah frase yang lebih besar.
- Akronim Golkar merupakan singkatan partai golongan karya,
sementara kata golongan bersinonim dengan kata perhimpunan dan
juga dengan kata partai. Jadi ada tiga frase yang bersinonim
digunakan dalam frase yang lebih besar.
6. Hiponim
Contoh :
a. Mereka memelihara berbagai burung, seperti burung nuri, burung
kenari, dan burung cucak rowo.

4
b. Ayah menanam berbagai sayur, seperti sayur bayam, sayur wortel
dan sayur kangkung.
Penjelasan :
- Kata nuri, kata kenari, dan kata cucak rowo merupakan hiponim
dari kata burung. Jadi kalimat (a) dapat dikatakan : Mereka
memelihara berbagai, burung seperti nuri, kenari dan cucak rowo.
- Kata bayam, kata wortel, dan kata kangkung merupakan hiponim
dari kata sayur. Jadi kalimat (b) dapat dikatakan : Ayah menanam
berbagai sayur, seperti bayam,wortel dan kangkung.

2.2 Analisis Kalimat Pleonastis Dalam Skripsi Karya Sri Antini, Jurusan
PENJASKESREK, Tahun 2005
Adapun kalimat pleonastis yang ditemukan dalam skripsi karya Sri Antini adalah
sebagai berikut :
1. Hal ini memerlukan waktu mengangkat tangan ke atas untuk menangkap bola bila
suatu saat anda berada disisi lain. ( hal; 24 )
Penjelasan : kalimat diatas merupakan bentuk kalimat yang berpleonastis. Hal ini
dapat dilihat dari penggunaan kata mengangkat tangan ke atas. Kata
ini dikatakan mempunyai bentuk pleonastis karena kata mengangkat
mengacu pada bentuk keatas yakni sama – sama mengacu kearah
atas. Jadi kalimat diatas dapat ditulis seperti dibawah ini:
Perbaikan : Hal ini memerlukan waktu mengangkat tangan untuk menangkap
bola bila suatu saat anda berada disisi lain.
2. Penggunaan tutor juga dapat menggerakkan kegiatan siswa dalam mempelajari
materi seperti : aturan-aturan bola basket, mengerjakan banyaknya tugas-tugas
yang diberikan oleh guru, dan mengikuti proses penilaian. (hal;4)
Penjelasan : Kalimat diatas merupakan bentuk kalimat yang berpleonastis. Hal ini
dapat dilihat dari penggunaan kata banyaknya tugas-tugas. Kata
banyaknya mengandung pengertian jamak sama halnya dengan kata
tugas-tugas. Menurut aturan penulisan kaidah bahasa baku

5
Indonesia, kata yang maknanya sama cukup ditulis sekali saja. Maka
dari itu kalimat diatas ditulis sebagai berikut :
Perbaikan : Penggunaan tutor juga dapat menggerakkan kegiatan siswa dalam
mempelajari materi seperti : aturan-aturan bola basket, mengerjakan
banyaknya tugas yang diberikan oleh guru, dan mengikuti proses
penilaian atau Penggunaan tutor juga dapat menggerakkan kegiatan
siswa dalam mempelajari materi seperti : aturan-aturan bola basket,
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dan mengikuti
proses penilaian.
3. Bagi guru, dapat menambah wawasan pengetahuan yang dapat meningkatkan
profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas sebagai guru. ( hal;6)
Penjelasan : Kalimat diatas merupakan bentuk pleonastis. Hal ini dapat dilihat
melalui penggunaan kata yang berlebihan.( Mubazir ). Kata wawasan
mempunyai makna yang sama dengan kata pengetahuan. Sehingga
dalam penulisannya dapat ditulis satu saja. Begitu pula kata sebagai
guru merupakan kaliamat berpleonastis karena jika dihilangkan
makna dari kalimat diatas tidak berubah. Jadi kalimat diatas ditulis
sebagai berikut :
Perbaikan :Bagi guru, dapat menambah pengetahuan yang dapat meningkatkan
profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas atau Bagi guru,
dapat menambah wawasan yang dapat meningkatkan
profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas.
4. Mulailah dengan memusatkan perhatian dan kosentrasi pada bagian depan
lingkaran ring. (hal;28)
Penjelasan : Kalimat diatas merupakan bentuk pleonastis. Hal ini dapat dilihat
dari penggunaan kata yang berlebihan seperti kata memusatkan
perhatian dan konsentrasi. Dalam arti kamus bahasa Indonesia kata
konsentrasi mengandung makna pemusatan perhatian atau pikiran
pada suatu hal. Maka dari itu kalimat diatas dapat ditulis sebagai
berikut :

6
Perbaikan : Mulailah dengan kosentrasi pada bagian depan lingkaran ring atau
Mulailah dengan memusatkan perhatian pada bagian depan
lingkaran ring.
5. Tembaklah bola tinggi-tinggi ke atas ring dan bukan ke depan. (hal;29)
Penjelasan : Kalimat di atas merupakan bentuk kata yang berpleonastis. Hal ini
dapat dilihat dari penggunaan kata tinggi-tinggi ke atas karena kata
tinggi-tinggi mengacu ke arah atas. Maka dari itu kalimat di atas
dapat ditulis sebagai berikut :
Perbaikan : Tembaklah bola ke atas ring dan bukan ke depan atau Tembaklah
bola tinggi-tinggi ke ring dan bukan ke depan.
6. Langsung memasukkan bola ke dalam ring, tampak seperti gambar dihalaman
berikut ini (hal;31)
Penjelasan : Kalimat di atas merupakan bentuk kalimat pleonastis. Hal ini dapat
dilihat dari penggunaan kata memasukkan dan kata kedalam. Jika
salah satu kata tersebut dihilangkan maka tidak akan mengurangi
makna kalimat diatas. Kalimat diatas dapat ditulis sebagai berikut :
Perbaikan : Langsung memasukkan bola ke ring, tampak seperti gambar
dihalaman berikut ini.
7. Diawali dengan memegang bola dengan tangan didepan dada, kaki ditekuk, dan
tembakan dilakukan. (hal;22)
Penjelasan : Kalimat diatas merupakan bentuk kalimat berpleonastis. Dapat
dilihat dari penggunaan kata yang berlebihan ( mubazir ) seperti :
pada kata memegang bola dengan tangan. Kata memegang sudah
mengacu pada kata tangan. Maka dari itu kata dengan tangan dapat
dihilangkan dan tidak tidak merubah makna. Kalimat diatas dapat
ditulis sebagai berikut :
Perbaikan : Diawali dengan memegang bola didepan dada, kaki ditekuk, dan
tembakan dilakukan.
8. Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut. (hal;5)

7
Penjelasan : -kan pada kata berdasarkan sebenarnya merupakan kependekan dari
kata depan akan. Maka dari itu kata akan dapat dihilangkan,
karena maknanya sudah mengacu pada kata berdasarkan. Jadi
kalimat diatas dapat ditulis sebagai berikut :
Perbaikan : Berdasar latar belakang diatas permasalahan yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut atau Berdasarkan latar
belakang diatas permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut
9. Power layup adalah merupakan gerakan yang baik untuk melakukan pelanggaran
yang dilakukan oleh lawan ketika anda melakukan lompatan kearah penjagaan
yang akan mengakibatkan terjadinya kontak badan dengan pemain lawan di
bawah ring. ( hal; 33)
Penjelasan : Kalimat diatas merupakan bentuk kalimat berpleonastis. Hal ini
dapat dilihat dari penggunaan kata adalah yang mengacu dengan
kata merupakan. Dalam penulisannya dapat mengunakan salah satu
diantaranya. Jadi penulisannya sebagai berikut:
Perbaikan : Power layup merupakan gerakan yang baik untuk melakukan
pelanggaran yang dilakukan oleh lawan ketika anda melakukan
lompatan kearah penjagaan yang akan mengakibatkan terjadinya
kontak badan dengan pemain lawan di bawah ring atau Power layup
adalah gerakan yang baik untuk melakukan pelanggaran yang
dilakukan oleh lawan ketika anda melakukan lompatan kearah
penjagaan yang akan mengakibatkan terjadinya kontak badan dengan
pemain lawan di bawah ring.
10. Bagi yang motivasinya kuat pekerjaan berat nantinya akan terasa ringan
sebaliknya dia kurang termotivasi pekerjaan ringan nantinya akan terasa berat. (
hal;11 )
Penjelasan : Kalimat di atas merupakan bentuk kalimat berpleonastis. Hal ini
dapat dilihat dari penggunaan kata nantinya dan kata akan. Jika salah
satu kata tersabut dihilangkan tidak akan mengubah makna, karena

8
kata nantinya memiliki makna sama dengan kata akan. Jadi
penulisannya sebagai berikut
Perbaikan : Bagi yang motivasinya kuat pekerjaan berat nantinya terasa ringan
sebaliknya dia kurang termotivasi pekerjaan ringan nantinya akan terasa
berat atau bagi yang motivasinya kuat pekerjaan berat akan terasa ringan
sebaliknya dia kurang termotivasi pekerjaan ringan nantinya akan terasa
berat.

III. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis skripsi pada pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :

1. Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir ( berlebihan ), yang


sebenarnya tidak perlu (seperti menurut sepanjang adat ; saling tolong –
menolong). ( Poerwadarmita , 1976 : 761). Kata mubazir ialah kata yang bila tidak
dipakai tidak akan mengganggu kelancaran komunikasi. Kata mubazir ialah kata
yang sifatnya terasa berlebih-lebihan. Kata mubazir ialah kata yang bila
dihilangkan dari sebuah kalimat malahan akan membantu memperlancar jalan
bahasa dan membuat kalimat itu lebih kuat kesannya.

2. Dari analisis kesalahan pada Skripsi Karya Sri Antini, Jurusan PENJASKESREK
yang berjudul Model Pembelajaran Tutorial Terhadap Hasil Belajar Keterampilan
Dasar Shooting Pada Permainan Bola Basket Siswa Kelas XI Ilmu Sosial I SMA
Laboratorium IKIP Negeri Singaraja 2005”, banyak terdapat penggunaan kata yang
berpeleonastis.

Berdasarkan simpulan diatas dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

Dalam penulisan karya ilmiah penulis perlu memiliki pengetahuan tentang ilmu tata
bahasa yang mengacu pada kaidah kebahasaan yang berlaku untuk menghindari
kesalahan kesalahan berbahasa yang sering terjadi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sri Antini, Ni Putu. 2005. Skripsi ( Model Pembelajaran Tutorial Terhadap Hasil Belajar
Keterampilan Dasar Shooting Pada Permainan Bola Basket Siswa Kelas XI Ilmu
Sosial I SMA Laboratorium IKIP Negeri Singaraja 2005.)

Tarigan, H.G. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung : Penerbit Angkasa.

Chaer, Abdul.1994. Linguistik Umum. Jakarta : PT RINEKA CIPTA.

Suhariyanto, S. 1987. Kompas Bahasa. Surakarta : Penerbit C.V Widya Duta.

Arifin, Zaenal E.1987. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta : PT MEDIYATAMA


SARANA PERKASA.

Tarigan, H.G. & Tarigan, Djago. 1995. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung :
Penerbit Angkasa.

Keraf, Gorys. 1994. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA.

Sudiara Seloka, I Nyoman.Makalah ( Antara Yang Lazim Dan Yang Benar).

Badudu, J.S. 2006. Internet ( Stop Pleonasme ! )

10

You might also like