Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
kehidupan lokal, nasional, dan global 2. Suhendra, dkk (2009), Krisis moneter
yang berkelanjutan hingga sekarang telah melanda Indonesia dan berbagai aksi
pariwisata dalam pertumbuhan ekonomi Propinsi Bali masih cukup besar. Peranan
suatu sektor dalam perekonomian selain dapat dilihat dari kontribusi sektor
tersebut dalam penciptaan output, juga dapat dilihat dari besaran nilai tambah
yang dihasilkan. Nilai tambah yang dihasilkan tidak hanya dipengaruhi oleh
kemampuan suatu sektor dalam menciptakan output namun juga oleh biaya yang
dan sektor perdagangan dalam menghasilkan nilai tambah bagi Propinsi Bali
1
Presiden SBY pada saat meluncurkan visit Lombok Sumbawa, 2012, www.rri.co.id, 2009, 7 Juli
2
UU No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
1
masing-masing sebesar 12,32 persen dan 12,11 persen, sementara sektor restoran
dan minuman. Bali sebagai sebuah daerah tujuan wisata membangun dirinya
Dari data Tabel 1.1 di atas dijelaskan bahwa jumlah kunjungan wisatawan
ke Bali pada tahun 2006, dampak bom bali kedua masih dirasakan sehingga
terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan sebesar 9,10% yaitu dari jumlah
Pada tahun 2007 citra Bali sebagai pusat pariwisata pulih kembali dan mengalami
2
wisatawan mancanegara kembali mengalami kenaikan menjadi 1.968.892
wisatawan. Pada tahun 2009 sampai dengan bulan Juni wisatawan manca negara
trend meningkat yakni pertumbuhan sebesar 10,27%. Hal ini tidak lepas dari
kualitas layanan yang diberikan oleh seluruh komponen pariwisata di Bali yang
yang tersedia Pada era sekarang ini, melakukan kegiatan wisata dirasakan sebagai
suatu kebutuhan bagi setiap orang, dimana dengan melakukan kegiatan wisata,
lelah melakukan kegiatan rutinitas sehari-hari. Bali sebagai sebuah daerah tujuan
wisata membutuhkan strategi yang tepat untuk bertahan sebagai daerah tujuan
yang cenderung semakin banyak maka makin banyak pula bermunculah daerah
tujuan wisata di dunia yang menjadi pesaing Bali dalam menjual produk
wisatanya.
besar pula kekuatan Bali untuk tetap bertahan dan bersaing di pasaran, dalam hal
ini ada banyak hal yang harus di evaluasi oleh pelaku pariwisata Bali. Salah satu
3
kebutuhan dan keinginan wisatawan yang menginap. Peranan hotel sebagai suatu
di tingkat regional maupun global. Dinas Pariwisata Bali dan Pengusaha Hotel
yang tergabung dalam PHRI harus mengetahui seberapa besar minat wisatawan
pada produknya, dan seberapa besar wisatawan yang menginap pada produknya
dibanding wisatawan yang menginap pada hotel di daerah tujuan wisata yang lain,
pelayanan yang banyak digunakan oleh peneliti pada industri jasa adalah
mendefinisikan lima dimensi pokok yang berkaitan dengan kualitas jasa, yakni (i)
tersebut dapat dijabarkan dan dimodifikasi sesuai dengan jenis usaha dan industri
pemasaran. Berbagai penelitian telah dilakukan seperti oleh barsky dalam Petrick
4
dan Backman (2002:252), tentang pentingnya memahami kepuasan konsumen ,
karena konsumen yang puas akan menyebabkan mereka menjadi repeat visitor
atau melakukan pembelian ulang. Konsep ini penting bagi para pelaku pasar
lebih tinggi yang akhirnya akan menciptakan penjualan dan dapat meningkatkan
Pertama, meski ada cukup literatur tentang kualitas total dan proses kualitas,
Dengan kata lain bahwa pengaturan kualitas sulit dilakukan tanpa mengetahui
aspek apa yang dianggap penting oleh para tamu ketika mengevaluasi
kepuasan konsumen telah diajukan, instrumen tersebut sering kali terlalu umum
untuk memastikan penilaian yang valid, dapat diandalkan dan relevan guna
yang bergerak dibidang jasa pelayanan, khususnya hotel yang bergerak dibidang
pariwisata selalu mengikuti perkembangan selera pasar di dunia (up to date). Hal
5
tetap loyal untuk tetap menggunakan jasa pelayanannya, sehingga mampu
menarik wisatawan baru dan pengaruh terhadap niat beli (purchase intention)
mereka. Disaat banyak pesaing bermunculan, tentu ada banyak wisatawan yang
berpindah memilih daerah tujuan wisata lain, dan hal ini menjadi faktor yang
terhadap kepuasan konsumen dan minat beli pada Grapari Telkomsel . Perbedaan
dengan penelitian Nur Achmad adalah, penelitian ini dilakukan pada wisatawan
Bali yang terkenal sebagai destinasi wisata dunia memiliki berbagai jenis
sarana akomodasi, seperti pndok wisata, hotel melati, dan juga hotel berbintang
yang tersebar hampir di seluruh kabupaten di Bali. Hotel berbintang yang ada di
Bali sampai dengan tahun 2008 sebanyak 150 buah, kabupaten Tabanan
merupakan kabupaten yang memiliki hotel berbintang sebanyak dua buah, yakni
berbintang.
tersebar di seluruh Bali yakni sebanyak 36 buah. 26 buah atau sebesar 0% berada
6
Karangasem, Bangli, dan Tabanan sebanyak 1 buah. Hotel berbintang memiliki
wisata tersebut. Hal ini akan berakibat buruk bagi pertumbuhan ekonomi di
Jumlah departemen yang ada di hotel di Bali pada umumnya terdiri dari 8
graha, pelayanan makan dan minum, produksi makan dan minum, akutansi,
menambah kecenderungan tamu untuk lebih lama tinggal di hotel dan membeli
produk-produk hotel.
minat beli wisatawan merupakan hal yang harus diperhatikan bagi pengelola hotel
7
wisatawan yang puas, maka wisatawan tidak akan datang kembali menginap di
berikut:
kabupaten Tabanan?
kabupaten Tabanan?
8
pelayanan dengan berorientasi pada kepuasan wisatawan, pengusaha di bidang
Matherison and Wall yang dikutip oleh Christoper adalah tourism is temporary
movement to destination outside the normal home and workplace, the activities
undertaken during the stay and the facilities created to chater for the needs to
terjadi semata-mata merupakan kegiatan yang menempuh jarak dan waktu tertentu
yang terlepas dari aktifitas keseharian seperti aktifitas kerja, berbisnis, dan yang
dengan pariwisata.
secara lebih akademis, bahwa tourism is study of man away from his usual
habitat, of the industry which respon to his needs and of the impact that he and
the industry have on the host social cultural, economic, and physical
environment. Dilihat dari apa yang diuraikan oleh Garner, tampaknya kegiatan
pariwisata sangat dekat dengan dinamisnya kehidupan manusia yang di satu sisi
didasari oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi disisi lain tidak
terlepas dari akibat yang ditimbulkan oleh aktifitas tersebut, terutama dampaknya
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
9
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pariwisata
orang-orang dari satu tempat yang merupakan asalnya ke tempat yang lain yang
secara umum: pengunjung (visitor) yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara
atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk
melakukan pekerjaan yang menerima upah. Jadi ada dua kategori mengenai
10
a. Pesiar (leisure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, study,
Dilihat dari asal katanya, perkataan Hotel berasal dari bahasa Latin
menyediakan fasilitas dan pelayanan penginapan, makan dan minuman, serta jasa-
jasa lainnya untuk umum yang tinggal untuk sementara waktu dan dikelola secara
komersial”.
suatu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk
11
menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum,
penunjang lainnya, yang disediakan untuk umum dan dikelola secara komersial.
Lodging Industry dalam Sulastiono (2001:26) dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
1. Residential Hotel, adalah hotel dimana wisatawan tinggal lama (menetap) dan
12
menurut jenisnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : golongan kelas hotel
berbintang dan golongan hotel kelas melati. Golongan kelas hotel menurut
peraturan ini dapat dibedakan menjadi lima perjenjangan kelas, yaitu : hotel
bintang satu sampai dengan hotel bintang lima. Golongan kelas hotel dapat
ditingkatkan dan diturunkan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Setiap hotel
setelah memenuhi persyaratan dasar dalam kriteria penggolngan kelas hotel, yaitu
“hotel berlian”. Dengan dikeluarkannya peraturan terbaru ini, maka akan ada hotel
telah ditetapkan.
lingkungan, (ii) sanitasi dan higiene, (iii) sumber daya manusia,(iv) penggunaan
001/MKP.02 dibagi menjadi dua, yaitu: atas dasar panilaian persyaratan dasar,
setiap hotel untuk dapat beroperasi. Unsur perlindungan publik ini diatur oleh
meliputi:
a. Semua perijinan untuk suatu hotel, antara lain: ijin mendirikan hotel,
13
b. Kelayakan teknis instalasi atau peralatan yang digunakn hotel, antara lain:
hotel. Unsur ini terdiri dari unsur (i) fisik, (ii) pengelolaan dan (iii)
Sektor usaha yang secara fisik berupa barang-barang atau benda material
lainnya dapat dengan mudah dilihat dan dilakukan dengan tidak melihat terlalu
jauh bagaimana prses barang atau benda tersebut sampai ke tangan konsumen.
Sebagai contoh pada perdangan sabun mandi. Para konsumen yang setiap hari
14
menggunakan sabun mandi sebagai kebutuhan hidupnya tidadak terlalu peduli
datidak melihat lebih jauh bagaimana sabun mandi tersebut jatuh ke tangan
konsumen, yang terpenting adalah bagaimana sabun mandi tersebut setiap saat
dapat dibeli sesuai selera konsumen. Hal ini sangat berbeda dalam dunia jasa,
walaupun usaha jasa dan usaha produk barang agak sulit dibedakan.
klasifikasi. Salah satunya dari daya tahan sebuah produk. Berdasarkan daya
1. Barang yang tidak tahan lama ( non durable goods), adalah barang yang tidak
tahan lama yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa bulan, tidak
lebih dari satu tahun. Contohnya : sabun, minuman ringanm garam, gula,
2. Barang yang tahan lama (durable goods), adalah barang berwujhud dan
biasanya bertahan lama dan memiliki nilai ekonomis lebih dari satu tahun.
3. Jasa (service), adalah aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk
dijual. Contoh: jasa bengkel, reparasi,rumah sakit, klinik kesehatan, hotel, dsb.
sebagai tindakan dan perbuatan yang dapat ditawarkan pada pihak lainnya, yang
pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghsailkan
kepemlilikan sesuatu atas produk tersebut, dan produk jasa bisa berhubungan dan
15
produk fisik dengan jasa, Lovelock dalam Umar (2003:4), dapat digambarkan
3. Dalam produk jasa, knsumen memiliki peran yang lebih besar untuk turut serta
4. Orang-orang yang terlibat dalam proses jasa berperan sedikit banyak dalam
5. Dalam hal operasional masukan dan keluaran, produk jasa lebih bervariasi.
8. Faktor waktu dalam proses jasa dan konsumsi jasa relative diperhatikan.
mengklasifikasikan jasa yang secara umum dibedakan menjadi tujuh garis besar,
antara lain:
manajemen.
good service dan non good service, contohnya adalah pada jasa penyewaan
16
3. Keterampilan penyedia jasa, diklasifikasikan menjadi professional service dan
4. Tujuan organisasi jasa, diklasifikasikan menjadi profit service dan non profit
cnth dari kedua hal ini dapat dilihat pada jasa angkutan umum, catering dan
restaurant.
dalam equipment based dan people based service, contohnya pelayanan mesin
7. Tingkat kontak, penyedia jasa dan pelanggan, dari jasa klasifikasi ini
dibedakan menjadi high contact service dan low contact service. High contact
service misalnya terjadi pada universitas dan low contact service terjadi di
toko buku.
atau layanan adalah setiap kegiatan mafaat, atau kepuasan yang ditawarkan oleh
Dalam upaya memperoleh tujuan pemasaran yang lebih baik, maka perlu
meningkatkan kualitas baik barang maupun jasa yang dijual kepada pelanggan.
17
Parasuraman dalam Mey, Pei,Khatibi dkk (2006:1) ada lima faktor yang
sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staff, bebas dari bahaya, resiko dan
para karyawan.
18
Dari kelima dimensi tersebut, maka kepuasan pelanggan dapat diukur,
dipahami dan dijadikan sebagai suatu hasil yang baik untuk kepentingan
pelanggan yang baru pertama kali maupun pelanggan yang sudah berulang-ulang
karena dengan kepuasan akan terjadi pembelian ulang. Menurut Kotler, Bowen
tersebut. Kepuasan konsumen dari satu pembelian tergantung dari kinerja produk
puas, Jika kinerja produk memenuhi harapan, maka pelanggan puas. Pembeli
pendapat teman atau rekan sekutu, dan informasi dan janji pemasar dan pesaing.
memuaskan mereka yang membeli tetapi tidak berhasil menarik cukup banyak
19
Simamora (2004:12), mengidentifikasi tingkat kebutuhan manusia
dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja produk aktual yang dirasakan
setelah pemakaiannya.
harapan pelanggan.
menyampaikan saran atau keluhan serta kritik stelah mereka sampai ketempat
20
Informasi ni dapat memberikan ide-ide dan masukan kepada perusahaan yang
Namun cara ini dapat dikatakan cenderung bersifat pasif, karena tidak semua
tidak banyak pelanggan yang mau memberikan saran yang berkualitas terlebih
lagi tanpa adanya imbal balik yang memadai kepada mereka yang bersusah
balik secara langsung dari pelanggan dan sekaligus memberikan tanda (signal
PT. Phyrus Jaya, pada skala berikut : sangat puas, netral, puas, sangat
tidak puas”
21
b. Ketidakpuasan yang irasakan (derived dissatisfaction), pertanyaan yang
diungkapkan oleh Martilla dan James dalam artikel yang dimuat dalam
tersebut.
cara membujuk kenapa dia tidak menjadi pelanggan lagi. Yang diharapkan
pengambilan keputusan.
22
Hal-hal yang menyebabkan timbulnya ketidakpuasan konsumen (Alma,
5. Biaya terlalu tinggi, karena jarak terlalu jauh, banyak waktu terbuang, harga
terlalu tinggi
(TPT), dalam Sularto (2004:144) yang merupakan pengembangan dari Teori Aksi
Beralasan (TAB), inti dari TPT dan TAB adalah nia individu untuk melakukan
perilaku tertentu. Bagi TAB dan TPT, sikap perilaku dan norma subyektif pada
tindakan individu pada perilaku tertentu ditentukan oleh niat individu tersebut
untuk melakukan perilaku. Niat itu sendiri dipengaruhi sikap terhadap perilaku,
dirasakan. Dengan demikian, minat membeli dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni
23
(i) sikap terhadap perilaku (ii) norma subyektif yang mempengaruhi perilaku dan
bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis. Dari aspek teoritis, pelayanan bisa
didukung oleh beberapa teori pelayanan dan konsep pelayanan. Dalam penelitian
tentang kepuasan dalam pelayanan jasa, sebagaimana dalam jasa yang ditawarkan
oleh hotel, ada lima dimensi penting terhadap pelayanan (wujud langsung,
Kualitas pelayanan yang umum diketahui adalah tangible (bukti langsung) yang
tanggap yang baik, daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staff
untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan cepat, dan
24
jaminan (assurance) yang mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan
sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staff, bebas dari bahaya,resiko, atau
para pelanggan. Sehingga keterkaitan yang terjadi antara kualitas pelayanan ini
WISATAWAN
sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Dengan adanya kepuasan
PELAYANAN
TEORI KONSEP
Jasa Pariwisata
Pelayanan Wisatawan
Kualitas Pelayanan Produk wisata
Kepuasan konsumen Hotel
Minat Beli
REKOMENDASI KEBIJAKAN
dan minat beli telah dilakukan oleh Nur Achmad (2007) dengan judul penelitian
26
“Analisis Simultan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen dan Minat
mempunyai koefisien direct yang lebih besar daripada koefisien indirect effect
mempunyai koefisien indirect yang lebih besar daripada koefisien direct effect
(atau yang lebih tinggi dari kepuasan adalah kesenangan, sebab kesenangan ini
memiliki jejak memori yang lebih kuat) kepada pelasnggan sebetulnya yang kita
27
Penelitian ini menggunakan teori perilaku terencana sebagai dasar teoritis,
privacy dan kepercayaan kepada internet mempengaruhi niat beli konsumen untuk
konsumen dimana ekspektasi dan persepsi harus selalu menjadi perhatian utama
bagi pengelola hotel. Pengelola htel harus pro aktif terhadap perubahan-perubahan
Marit, dkk di Norwegia pada tahun 1996. Penelitian ini dilakukan untuk
Perbedaan penelitian Merit (1996) terletak pada responden yang menjadi fokus
28
memisahkan faktor tangible dan intangible, Model-2 dengan memisahkan kedua
hanya indikator 13 (waktu buka food and beverage departemen) yang tidak
setelah dimensi tangible dan intangible dipisahkan pada tiap-tiap departemen. Ini
kabupaten Badung.
yang paling kuat memberi kepuasan pelayanan adalah faktor jaminan (assurance).
29
Berpijak pada uraian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
Tabanan.
terdapat satu buah hotel berbintang lima yakni Bakrie Nirwana Resort-Le
Meridien Tanah Lot, Tabanan Bali, maka penelitian dilakukan hanya di lakukan
dilokasi tersebut.
pada tahun 2010 yakni pada Bakrie Nirwana Resort-Le Meridien Tanahlot,
30
Tabanan Bali. Karena ukuran sampel yang disyaratkan dalam pemodelan
2002:52).
a. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, ada dua, yakni data
primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumbernya melalui proses penelitian seperti hasil kuisioner. Data sekunder adalah
data yang sudah jadi yang tidak perlu diolah seperti jumlah kunjungan wisatawan
b. Jenis Data
Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data kualitatif
dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh berdasarkan berbagai informasi dari
responden yang ertuang dalam variabel penelitian dan ditambah dari masukkan
karyawan hotel. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka seperti
jumlah kinjungan wisatawan, jumlah akomodasi, dan data kuantitatif lainnya yang
Tabanan, hanya satu buah hotel berbintang lima, yakni Le Meridien Bakrie
31
pemodelan SEM (Struktural Equation Model) atau menggunakan perbandingan 5
pelayanan yang diberikan melalu guest comment yang ada pada biro perjalanan
wisata. Selain itu dilakukan juga studi dokumentasi khususnya mengenai teori-
terikat atau dependen. Analisis regresi dilakukan dengan bantuan aplikasi statistik
berikut:
1. Uji validitas, bila setiap indikator memiliki critical ratio yang lebih besar dari
dua kali standar erornya, hal ini menunjukkan bahwa indikator itu secara valid
32
menyatakan bahwa dalam penelitian exploratory, reliabilitas yang sedang
berkaitan dengan sebuah faktor, maka analisis yang dilakukan adalah sama
construct kepuasan konsumen mulai dari X1 sampai dengan X34. Demikian juga
construct minat beli mulai dari X1 sampai dengan X34 ditambah construct
kepuasan konsumen.
33
konsumen dan minat beli). Item yang tidak signifikan akan dikeluarkan dari
construct. Nilai R2 atau koefisien determinasi dari semua observed variabel dapat
approximation (RMSEA), root mean residual (RMR), godness of fit index (GFI),
serta adjusted goodness of fit index (AGFI) dan normed fit index (NFI).
Reliability
Kepuasan Minat
Responsiveness Konsumen Beli
Assurance
34
Emphaty
Sumber : Nur Achmad, 2008
35
3 Menetapkan desain
penelitian,
menentukan
instrumen
penelitian dan
pengujian
4 Menyusun format
data mentah
B Pengorganisasian
dan Pelaksanaan
di lapangan
1 Pengujian
penelitian
2 Mempersiapkan
dan menyediakan
bahan, peralatan
dan pengumpul
data penelitian
3 Pengumpulan data
primer dan
sekunder
4 Menyusun dan
mengisi format
tabulasi agar data
siap dianalisis
5 Analisis data dan
penyimpulan hasil
C Penyusunan
laporan hasil
penelitian
1 Menyusun konsep
laboran
2 Menyusun laboran
akhir dan persiapan
seminar
3 Menyelenggarakan
seminar
D Penggandaan dan
Pengiriman
Laporan
1 Menggandakan
laporan
2 Mengirimkan
laporan
36
E Persiapan artikel
ilmiah
1 Menyusun artikel
ilmiah
1. Ketua Peneliti
a. Nama : I Made Bayu Wisnawa., A.Par.,MM
b. Gol/Pangkat/NIP : IIIa / Penata Muda/ 132 314 825
c. Jabatan fungsional : Asisten Ahli
d. Jabatan struktural : Kajur / Ka Prodi Perhotelan dan Kepariwisataan
e. Jurusan : Manajemen Kepariwisataan
f. Akademi : Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya, Badung
g. Bidang Keahlian : Kepariwisataan, Akomodasi dan Restaurant
2. Anggota Peneliti
37
a. Nama :-
b. Gol/Pangkat/NIP :-
c. Jabatan fungsional :-
d. Jabatan struktural :-
e. Jurusan :-
f. Akademi :-
g. Bidang Keahlian :-
38
b. Transportasi pengumpulan data ke lapangan Rp. 3.000.000,-
12 @ Rp. 250.000,- (rent car & BBM)
c. Konsumsi dalam pengumpulan data Rp. 1.200.000,-
(12 x 5) @ Rp. 20.000,-
3 Penyusunan Laporan Biaya
a. Penggandaan Rp. 500.000,-
b. Pengiriman Rp. 250.000,-
4 Biaya Penyelenggaraan Seminar Rp. 950.000,-
5 Biaya penyusunan dan publikasi artikel ilmiah Rp. 525.000,-
Total Biaya Rp. 9.275.000,-
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E. W., Fomell, C. & Lehmann, D.R (1994), " Customer Satisfaction,
Market Share, and Profitability: Finding from Sweden", Journal
a/Marketing, Vol. 58, July, pp. 53-66.
Anderson, E. W., Fornell, C., Johnson, D. M, Cha, J. & Bryant, E. B (1996), " The
American Customer Satisfaction Index: Nature, Purpose, and
Findings", Journal of Marketing, Vol. 60, October, pp. 7-18.
Assael, H. ( 1998), Consumer Behavior and Marketing Action, 6th pp 304 Kent
Publishing Company, Boston.
39
Bitner, Mary Jo (1990), " Evaluating Service Encounter: The Effects of Phisical
Surroundings and Employee Responses," Journal of Marketing, April,
pp. 69-82.
Bolton, R.N.. & Drew, J.H. (1991), "A multistage Model of Customers
Assessments of Service Quality and Value", Journal of Consumer
Research, Vol. 17, March, pp. 275-284.
Carman, W. J. & Hedges, B. R., (1993), "Increasing Service Quality in Retail
Banking", Journal of retail Banking, Vol 15, No. 3, pp. 21-28.
Gotlieb B. J., Grewal, D., & Brown, W. S, (1994), "Consumer Satisfaction and
Perceived Quality: Complementary or Devergent Constructs?",
Journal of Applied Psychology, Vol. 79, No. 6, pp. 875-885.
Clow, E. Kenneth. & Kurt, L.D. (1998). "Sen'ice Marketing", New York, John
Wiley & Sons, Inc.
Cooper, D. R. and Schindler, S. P. (1995), Business Research Methods. 7 "'ed.,
USA:McGraw-Hill Companies, Inc.
Crask, Melvin. Richard J. Fox, and Roy G. Stout (1995), Marketing
Research:Principles and Applications, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-
Hall, me.
Engel, J.F., et al. (1990) Consumer Behavior, 6th ed. Chicago: The Dryden Press.
40
Hair, Joseph F., Jr., Rolph E. Anderson, Ronald L. Tatham, and William C. Black
(1998). Multivariate Data Analysis, 5 th ed.. Upper Saddle River, NJ:
Prentice-Hal, Inc.
41
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
42
Kajian Pariwisata, Universitas Udayana Bali
5. Riwayat Pekerjaan
a. Dosen Kopertis Wilayah VIII, Dpk pada STIPAR Triatma Jaya, Badung
(Tahun 2005 – Sekarang)
b. Dosen Honorer di STIE Triatma Mulya
c. Ketua Program Studi Perhotelan dan Kepariwisataan di STIPAR Triatma
Jaya, Badung (Tahun 2008 – Sekarang)
6. Pengalaman Meniliti
a. Faktor- faktor yang Menyebabkan Kenaikan Harga Pokok Makanan dan
Penetapan Standar Harga Pokok Makanan di Hotel Jayakarta Bali, 1997
b. Pengaruh Perubahan Sumber Sumber Pendanaan Terhadap Perubahan Laba
Bersih pada Perusahaan Sektor Hotel dan Travel Service Bursa Efek Jakarta,
2004
7. Pengalaman Pelatihan
a. Penataran teknik penyusunan proposal hibah kompetensi, Kopertis Wilayah
VIII Tahun 2005
b. Penataran proses belajar mengajar, Kopertis Wilayah VIII, Tahun 2006
c. Pelatihan penyusunan Kurikulum Berbasis Kompetensi, UNUD, 2010
43