Professional Documents
Culture Documents
Nama : Abcd
NPM : 0906316xxx
Jurusan : Fisika
Fakultas : FMIPA
No. percobaan : OR 01
Minggu ke : 2
Kawan Kerja :
Asisten : -
I. Tujuan
II. Alat
Pada masa Sma kita mengenal difraksi sebagai bagian dari pelenturan gelombang cahaya yang
melewati suatu kisi, namun sekarang lebih tepatnya kita mendefinisikan difraksi sebagai suatu
deviasi dari perambatan cahaya atau pembelokan arah rambat cahaya. Gelombang cahaya yang
melalui celah akan membentuk bayangan geometris pada layar artinya bagian terang sama
dengan lebar celah. Difraksi hamper memiliki kesamaan dengan interferensi, hanya saja pada
difraksi distribusi intensitas tidaklah sama.
Kisi difraksi atau dapat pula disebut kisi interferensi terdiri dari banyak kisi paralel yang dapat
mentransmisikan berkas cahaya melewati kisi-kisinya. Kisi seperti ini disebut pula sebagai kisi
transmisi. Jika kisi difraksi disinari dengan berkas cahaya paralel maka sinar-sinar yang
ditransmisikan oleh kisi dapat berinteferensi (Gbr.1). Sinar-sinar yang tidak mengalami deviasi (
θ = 0º) berinterferensi konstruktif menghasilkan berkas yang tajam (maksimum/ puncak) pada
pusat layar. Interferensi konstruktif juga terjadi pada sudut θ ketika sinar-sinar mempunyai
selisih panjang lintasan Δl = mλ, dimana m merupakan bilangan bulat. Jadi jika jarak antar kisi
adalah d (Gbr.1.) maka Δl = d sin θ, sehingga
m = garis-garis orde
1. Mengaktifkan webcam.
2. Meng„klik‟ icon “set”.
3. Menghidupkan catu daya (power supply).
1. Dari data eksperimen yang diperoleh, buatlah grafik intensitas pola difraksi ( I, pada
eksperimen dinyatakan dalam arus sebagai fungsi dari posisi (x), I vs x ).
N = 50 slits/mm, maka d = 1mm/N = 1mm/50 = 0,02 mm
2. Berdasarkan spektrum yang diperoleh, tentukan letak terang pusat (m = 0), intensitas
maksimum orde pertama (m = 1) , orde ke-2, orde ke-3 dst. Berilah bilangan orde pada grafik
tersebut untuk setiap intensitas maksimum pola difraksinya.
Letak Terang Pusat (m = 0) : letak tempat dimana titik berkumpul di dalam grafik
Posisi : 174,68 mm
Bilangan orde pada grafik dapat kita tentuksn dengan mudah. Pada saat terjadi interferensi
maksimum maka dia pasti berada pada posisi teratas dari grafik tersebut. Dalam hal ini orde
ditunjukkan oleh angka hitam pada gambar.
3. Ukurlah jarak antara terang pusat dan intensitas maksimum setiap orde untuk menentukan
sudut difraksi θ tiap-tiap orde. Pada eksperimen ini, jarak antara kisi difraksi dengan detektor
sebesar L = (130 ± 1 ) cm
L = (130 ± 1 ) cm sehingga persamaan menjadi sin -1 (yi/L)
4. Buatlah grafik sin θ sebagai fungsi orde difraksi (sin θ vs m) dan hitunglah panjang
gelombang (λ) sinar laser berdasarkan gradien garis yang diperoleh.
no x Y x2 y2 xy
1 1 0.034 1 0.001156 0.034
2 2 0.066 4 0.004356 0.132
3 3 0.099 9 0.009801 0.297
4 4 0.130 16 0.016900 0.52
Σ 10 0.329 30 0.032213 0.983
2
Σ 100 0.108241 900 0.001037677369 0.966289
A 0.0002
B 0.0327
2
Sy 0.038524
Sy 0.196276
Sa 0.000867
Sb 0.043889
kes
relatif 1.342161
5. Jika sin θ didekati oleh tan θ, hitunglah λ dengan cara yang sama seperti pada evaluasi no. 4.
Berapa penyimpangan relatif λ hasil pendekatan ini terhadap perhitungan λ yang diperoleh pada
evaluasi no.4.
A 0.0002
B 0.0327
Sy2 0.038524
Sy 0.196276
Sa 0.000867
Sb 0.043889
kes
relatif 1.342161
Data
Data yang kami ambil kali ini berjumlah sekitar 817 butir dan setiap data dilengkapi dengan
keterangan intensitas yang keluar dari laser, yang menjadi masalah adalah ketika kita hendak
menentukan berapa akurasi dan presisi dari masing-masing nilai dalam posisi x mm jika semua
data yang keluar tidak ada pada posisi yang sama, dalam hal ini kami mengatasinya dengan
mengasumsikan bahwa data yang kami miliki adalah data yang ideal. Dari data kita juga dapat
melihat bahwa untuk setiap x mm yang berbeda maka nilai yang didapatkan membentuk suatu
pola yang berulang, mulai dari 1- 4.98.
Data yang telah diolah kita masukkan ke dalam perhitungan least square dan ternyata hasil yang
kami peroleh sangat mengejutkan karena memberikan suatu approksimasi yang sungguh akurat
berkenaan dengan nila sinus dan tangennya karena pada sudut kecil nilai dari sin θ = tan θ.
Nilai λ yang diperoleh juga equivalen.
KESIMPULAN
Panjang gelombang laser yang diperoleh menggunakan pendekatan sin θ adalah 𝝀= 𝟔54 ±𝟏80
𝐧𝐦. Bila menggunakan pendekatan tan θ, diperoleh 𝝀= 𝟔5𝟒 ± 180 𝐧𝐦.
Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ, 2000.
Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition, John Wiley
& Sons, Inc., NJ, 2005.