Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Petrologi ialah cabang dari ilmu geologi yang mempelajari tentang batuan pembent
uk kerak bumi yang meliputi proses pembentukan atau ganesa, karakteristik yang d
imiliki, pengelompokan atau klasifikasi serta hubungannya dengan proses-proses g
eologi lainnya.
Dalam petrologi dikenal ada tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen,
dan batuan metamorf. Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari hasil kri
stalisasi magma. Batuan sedimen merupakan merupakan batuan yang terbentuk dari h
asil transportasi, sedimentasi dan litifikasi dari batuan yang telah ada sebelum
nya. Sedangkan batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk sebagai hasil dar
i proses metamorfisme dari batuan yang telah ada tanpa mengalami fase cair.
Dalam makalah ini secara khusus membahas tentang batuan metamorf meliputi penger
tian batuan metamorf, agen-agen metamorfisme, jenis-jenis metamorfisme, fasies m
etamorf, dan mineral-mineral penyusun batuan metamorf.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Batuan Metamorf
Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk dari hasil proses metamo
rfisme, dimana terjadi perubahan atau alterasi; physical (struktur, tekstur) dan
chemical (mineralogical) dari suatu batuan pada temperatur dan tekanan tinggi d
alam kerak bumi atau Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan indu
k yang lain, dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf se
ndiri yang telah mengalami proses/perubahan mineralogi, tekstur maupun struktur
sebagai akibat pengaruh temperatur dan tekanan yang tinggi.
Proses metamorfosa terjadi dalam fasa padat, tanpa mengalami fasa cair, dengan t
emperatur 200oC – 6500C. Menurut Grovi (1931) perubahan dalam batuan metamorf ad
alah hasil rekristalisasi dan dari rekristalisasi tersebut akan terbentuk krista
l-kristal baru, begitupula pada teksturnya.
Menurut H. G. F. Winkler (1967), metamorfisme adealah proses yang mengubah miner
al suatu batuan pada fase padat karena pengaruh terhadap kondisi fisika dan kimi
a dalam kerak bumi, dimana kondisi tersebut berbeda dengan sebelumnya. Proses te
rsebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesa.
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses p
erubahan temperatur dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akib
at bertambahnya temperatur dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tekt
ur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur ya
ng baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan
perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping.
Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batu
an yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudi
an mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.
2.2 Agen-agen Metamorfisme
Adapun agen-agen atau faktor-faktor yang berperan dalam proses metamorfi
sme yaitu :
1. Suhu (Temperatur)
Suhu atau temperatur merupakan agen atau faktor pengontrol yang berperan dalam p
roses metamorfisme. Kenaikan suhu atau temperatur dapat menyebabkan terjadinya p
erubahan dan rekristalisasi atau pengkristalan kembali mineral-mineral dalam bat
uan yang telah ada dengan tidak melalui fase cair. Pada kondisi ini temperatur s
ekitar 350-1200 derajat celcius.
2. Tekanan (Pressure)
Tekanan atau pressure merupakan faktor pengontrol atau agen dari proses metamorf
isme. Kenaikan tekanan dapat menyebabkan terjadi perubahan dan rekristalisasi pa
da mineral dalam batuan yang telah ada sebelumnya. Pada kondisi ini tekanan seki
tar 1-10.000 bar (Jackson).
3. Cairan Panas/Aktivitas Larutan Kimia
Aktivitas larutan kimia juga merupakan agen dari proses metamorfisme. Adanya cai
ran panas/aktivitas larutan kimia dapat menyebabkan terjadinya alterasi atau per
ubahan pada batuan yang telah ada sebelumnya.
2. Metamorfisme Dynamo
Metamorfisme dynamo juga sering disebut dengan metamorfis,e kinetik atau disloka
si, akibat oleh adanya pergeseran atau dislokasi pada batuan. Misalnya oleh sesa
r. Jadi faktor yang memegang peranan penting dalam metamorfisme dynamo ini adala
h tekanan atau pressure dengan daerah yang relatif sempit.
tekanan yang berpengaruh disini ada dua macam, yaitu: hidrostatis, yang mencaku
p ke segala arah; dan stress, yang mencakup satu arah saja. Makin dalam ke arah
kerak bumi pengaruh tekanan hidrostatika semakin besar. Sedangkan tekanan pada b
agian kulit bumi yang dekat dengan permukaan saja, metamorfisme semacam ini bias
anya didapatkan di daerah sesar/patahan. Contoh : Mylonite, Phyllonite, friction
breccias, dan lain-lain.
Gambar 2 Zona sesar
3. Metamorfisme Regional
Metamorfisme regional merupakan tipe metamorfisme yang sangat kompleks, karena f
aktor yang sangat berpengaruh ialah temperatur (suhu) dan tekanan (pressure). Te
mperatur (suhu) dan tekanan (pressure) bekerja bersama-sama ditempat yang dalam
dan luas didalam kerak bumi. Oleh karena adanya tekanan terarah maka timbullah m
ineral-mineral tekanan (stress mineral). Misalnya serisit, muscovit, epidot, str
aurolit, dan lain-lain. Dalam kerak bumi umumnya tekanan bekerja dari segala ara
h yang disebut tekanan lithostatic. Tipe metamorfosa ini penyebarannya sangat lu
as, dapat mencapai beberapa ribu kilometer. Termasuk dalam tipe ini adalah:
1. Metamorfisme Dynamothermal
Terjadi pada kulit bumi bagian dala, dimana faktor yang mempengaruhi adalah temp
eratur dan tekanan yang tinggi. Proses ini akan lebih intensif apabila diikuti o
leh orogenesa.
2. Metamorfisme Burial/Beban
Proses ini tidak ada hubungannya dengan orogenesa dan intrusi, tetapi terjadi pa
da daerah geosinklin, hingga karena adanya pembebanan sedimen yang tebal di bagi
an atas, maka lapisan sedimen yang ada di bagian bawah cekungan akan mengalami p
roses metamorfosa.
3. Mika
Mika merupakan mineral yang berbentuk pipih berupa lembaran-lembaran halus. Mika
merupakan grup mineral yang terdiri dari mineral-mineral muskovit, plagopit, da
n biotit. Mineral ini dapat memberikan warna mengkilap pada Filit, sekis, dan Gn
eiss dan terdapat melimpah pada batuan Sekis dan Gneiss.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk dari hasil proses metam
orfisme, dimana terjadi perubahan atau alterasi; physical (struktur, tekstur) da
n chemical (mineralogical) dari suatu batuan pada temperatur dan tekanan tinggi
dalam kerak bumi.
2. Agen-agen atau faktor-faktor yang mempengaruhi proses metamorfisme melip
uti suhu (temperatur), tekanan (Pressure), dan aktivitas larutan kimia.
3. Secara umum metamorfisme terbagi menjadi 3 yaitu metamorfisme sentuh ata
u kontak, metamorfisme dynamo, dan metamorfisme regional.
4. Secara umum ada beberapa fasies dari batuan metamorf yang meliputi:
• Fasies metamorfisme kontak
• Fasies metamorfisme regional
• Fasies granulit
• Fasies eklogite
5. Mineral penyusun batuan metamorf merupakan mineral-mineral yang ada pada
batuan yang telah ada sebelumnya, baik mineral yang berasal dari batuan beku, s
edimen, maupun metamorf.
3.2 Saran
Untuk lebih memperdalam pemahaman dan pengetahuan mengenai batuan metamorf sebai
knya banyak membaca literatur-literatur yang lebih variatif yang berkaitan denga
n batuan metamorf serta mengkajinya secara mendalam dan dibarengi dengan pengama
tan batuan di laboratorium dan pengamatan langsung singkapan batuan metamorf di
lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Kaharuddin, MS. 1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Jurusan Teknik Geologi, Univ
ersitas Hasanuddin, Makassar.
Asikin, Sukendar, 1978. Diktat Geologi Dasar, Departemen Teknik Geologi, Institu
t Teknologi Bandung.
Kaharuddin, MS. 1988. Field Geology. Jurusan Teknik Geologi, Universitas Hasanud
din, Makassar.
www.google.com
www.wikipedia.com
www.mineralgallery.com