You are on page 1of 11

KIAT SUKSES CEPAT

MEMPRODUKSI KEDELAI

Hasil 4 - 6 Ton per hektar

TANAMAN KEDELAI
Cocok di Lahan Gambut
Lahan Bukaan Baru
Lahan Pasang Surut
Lahan Sawah Irigasi
KATA PENGANTAR

Membangun pangan yang mandiri khususnya kedelai yang masih 60% -


70% impor adalah merupakan keharusan bagi bangsa Indonesia. Masih banyak
tantangan untuk bisa swasembada khususnya dalam kebijakan tataniaga
perdagangan khususnya kebebasan dalam mengimpor. Banyak issu klasik
dimunculkan sebagai pembenarannya seperti bahwa kedelai adalah komoditas
yang hanya cocok dan milik negara sub tropis sehingga dalam produktivitas
kita tidak bisa lebih tinggi dari Amerika, Canada, Cina dan Brasil sehingga
lebih baik impor daripada memproduksi sendiri, dan itu adalah ”Tidak Benar!”.
Apalagi teknologi dalam memproduksi kedelai petani di Indonesia tidak
dikembangkan secara maksimal dan inovatif sehingga produksi tetap rendah
dan nasib jutaan petani kedelai tetap miskin sebagai pembenarkan bahwa kita
tidak mampu berproduksi dan akan terus ketergantungan dengan impor.
Padahal sekarang telah dibuktikan bahwa tidak ada kata ”tidak mungkin”
produktivitas kedelai Indonesia bisa melebihi produktivitas di negara maju sub
tropis.
Seperti Amerika Serikat yang mampu rata-rata produktivitasnya 2,7
ton/ha yang dianggap superior dalam produksi kedelai ternyata di bawah petani
Indonesia yang mampu berproduksi 3,5 ton/ha – 5,2 ton/ha karena menerapkan
teknologi unggul temuan putrera Indonesia yaitu teknologi ”bioperforasi”.
Bahkan dari hasil penelitian potensi penerapan teknologi ini secara intensif
mampu menjadikan kedelai raksasa setinggi pohon dan berbuah lebat yaitu
setinggi 3,8 - 4,5 meter dengan 2.300 – 3.031 polong per pohon jauh diatas
normal kedelai yang tinggi rata-ratanya 70 cm dengan buah 30 – 80 polong
per pohon. Hal ini bisa terjadi karena teknologi mkrobial Bio P 2000 Z
diberikan dan diterapkan petani dengan benar.
Inilah solusi teknologi bagi petani kedelai, yaitu teknologi Bio Perforasi
dan pupuk hayati Bio P 2000 Z dari hasil penelitian dan kajian yang mampu
mendongkrak dan memecahkan stagnasi produksi tanaman dan mencegah
penurunan produktivitas lahan. Oleh karena itu teknologi ini perlu
disosialisasikan kepada petani kedelai kita untuk membantu percepatan
swasembada. Dalam tulisan ini kami dengan senang hati membagi
pengalaman dan pengetahuan kepada para produsen dan petani kedelai
melalui penuntun cepat memproduksi kedelai dengan hasil yang luar biasa
agar kita mampu mandiri bahkan memimpin dalam memproduksi kedelai.
Semoga bermanfaat dalam memecahkan masalah produksi kedelai nasional.

Penulis,
MENGENAL TEMUAN TEKNOLOGI BIO PERFORASI

Teknologi Bio Perforasi (pupuk hayati/organik Bio P 2000 Z) adalah


teknologi produktivitas organik yang dilindungi International dan Nasional
Patent dengan nomor: PCT/ID 01/00003; paten nasional: ID 0 000 438 S, ID 0
016 722, P20000367, P20000368, S2000073, S2000074 hasil penemuan Ir. Ali
Zum Mashar, M.A, M.S., ID. Penemuan ini telah diakui keterujinnya dan
Negara telah memberikan anugerah yaitu ”Kalyanakretya” (diberikan oleh
Presiden R.I. pada tahun 2004) yaitu sebagai ilmuwan/penemu yang terunggul,
teruji dan terterapkan dan karyanya berguna bagi Negara untuk bidang
teknologi pertanian dan agroindustri; dan pada tahun 2009 negara kembali
memberikan “Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa” bidang
teknologi Pangan sebagai karya intelektual yang bermanfaat, terbukti bagi
kemajuan pembangunan pertanian di Indonesia.
Penemuan teknologi ini pada awalnya dibuktikan di lahan asam gambut
PLG Kapuas dan tanah pasir kuarsa asam Palangkaraya – Kalteng hasil
rekayasa mikroba spesifik yang berhubungan dengan proses hayati dan fingger
printing mikroorganisme yang “di-mutan-kan” dan dikonsorsiumkan dari 18
strain mikroba unggul bermanfaat. Formula ini kemudian disebut Bio P 2000
Z (merupakan identitas teknologi, tahun dan penemu). Kehandalan kombinasi
dan komposisinya sedemikian rupa mampu “mensinergikan” mikroorganisme
unggul berguna dari alam ke dalam larutan inhibitor sehingga mikroba
menjadi mati suri di dalam kemasan yang mudah diaktifkan kembali. Untuk
mengaktifkan kembali hanya dengan menambahkan gula dan urea dan air
sebagai pengencer dan diinkubasi/fermentasi selama 2 - 3 hari, namun dapat
juga diaktifkan langsung tanpa fermentasi dengan menambahkan biosuplement
yang instant. Hasil aktivasi formula ini sangat efektif dan cepat dalam
mengatasi keracunan/netralisir ion logam tanah dan peningkatan kesuburan
tanah, kualitas air melalui produksi bahan mikroorganik dilingkungan media
tumbuh, sekaligus memacu petumbuhan produksi tanaman.
Dalam uji aplikasi formula pupuk hayati Bio P 2000 Z telah terbukti
efektif meningkatkan pH air dan tanah secara alamiah tanpa penambahan
kapur maupun dolomit seperti pada tanah gambut dan sulfat masam dari pH
3,1 menjadi pH 5,5 sampai pH 6,5 dalam waktu 45 hari sampai 120 hari
setelah aplikasi disamping mampu meredam racun tanah dan merubah tanah
tersebut menjadi sesuai untuk pertanian produktif. Keberhasilan dalam
membuat trobosan dalam mengatasi permasalahan “levelling off” produktivitas
hasil pertanian pangan dan penurunan kesuburan lahan dengan cara hayati ini
ternyata efektif dan terbukti memberikan hasil yang spektakuler.
Kecanggihan dalam formulasi konsorsium mikroba ini mampu membuat
perimbangan mikroekologis yang bersinergi dari jenis-jenis unggul setempat
termasuk mikroba unggul yang mampu melakukan fiksasi N secara simbiotik
maupun bebas, berfotosintesis untuk menghasilkan energi bagi mikroba
lainnya dan sinergi yang saling menguntungkan bagi tanaman, tanah dan
mikroba.
Kesetaraan manfaat pupuk mikroba hayati ini jika telah diaktifkan di
dalam tanah setiap satu liternya akan setara dengan manfaat fisik pemberian
pupuk kimia 150 – 200 kg pupuk Urea, 40 – 50 kg pupuk fosfat dan 30 – 40
pupuk kalium dalam setahun dan memperkaya tanah dengan bahan mikro
organik dan unsur hara mikro lain. Simbiosis di dalam jaringan tanaman yang
tersisipi mendorong efisiensi penyerapan hara dan aktifnya pertunbuhan
produktif dan ketahanan internal tanaman sehingga menjadi pemacu
pencapaian optimal maksimal hasil tanaman.

BUDIDAYA KEDELAI DENGAN KAIDAH BIO PERFORASI

Teknologi Bio Perforasi adalah penerapan teknologi holistic dalam


budidaya secara komprehenship dengan membentuk dan mengkondisikan
keseimbangan ekologis alamiah melalui sekumpulan jasa mikro-organisme
unggul berguna yang dikondisikan, bersinergi dengan mikroba alami
indogenus; dan dengan menggunakan prinsip “mem-bioPerforasi“ secara
alami oleh zat inorganik, organik dan biotik pada mahluk hidup (seperti
tanaman) sehingga memacu dan/atau mengendalikan pertumbuhan dan
produksinya. Sehingga bukan “serta merta” berhasil mendapatkan produksi
optimal-maksimal dengan aplikasi yang tidak sesuai dengan kaidah budidaya.
Berikut ini adalah panduan standar pelaksanaan penerapan teknologi
Bioperforasi pada kedelai secara umum sejak pemilihan dan penetapan lokasi kebun
kedelai, cara pembukaan lahan, penanaman pemeliharaan sampai panen.
PANDUAN PENERAPAN TEKNOLOGI BIO P 2000 Z
STANDAR BUDIDAYA KEDELAI DENGAN PUPUK HAYATI BIO P 2000 Z

Pemilihan dan Pembukaan Lahan (Jika baru): Titik kritis/Masalah:


1
- Mudah dijangkau, Hamparan/landai, aman, subur (cukup bahan organic) - Infrastruktur jalan untuk agroinput dan panen,
Pembu atau telah diusahakan bertani; ada sumber air untuk irigasi atau ada rencana - Hindari daerah cekungan banjir dan lahan
kaan Irigasi, cukup tenaga kerja dan Aman dari gangguan . kemiringan>20 %(atau habis top soilnya).
Lahan - Aman dari: banjir, longsor, kemiringan tinggi, ketinggian, kekeringan, - Ketersediaan air cadangan
(Jika lap. kedap air tdk dangkal. - Lingkungan sosial buruk
Lahan - Jauh atau aman dari kemungkinan serangan tikus, burung dan babi - Lahan berpenyakit, sarang hama/kemung-
- Penebasan semak, perdu gulma dan tanaman termasuk inang hama kinannya.
Baru) Musnahkan inang hama dan penyakt. Jadikan hamparan rata. - Tanah berdrainase jelek
- Hasil tebas dikumpul/dihampar kering untuk dibakar (spot) /ditimbun - Banyak tunnggul dan naungan.
- SURVEY sebelum diambil keputusan

Pembersihan Lahan: Titik Kritis/masalah:


2
- Pembakaran gulma dan sumber-sumber inang hama/penyakit
Pembe - Jika perlu lakukan cabut tunggul/akar (pada lahan bekas hutan) - Hindari pembakaran berlebihan, tak
terkontrol dan tak bergilir.
rsihan - Penetapan alur rencana pengendalian Air dan Irigasi, pencetakan/ - Tumbuhnya akar rimpang gulma dan biji
Lahan bentuk lahan dan pemasangan ajir (pathok) dan luasan rencana petakan. gulma yg. Tertinggal pasca
- Penebaran abu/kompos merata pada hamparan. - Lapisan top soil habis terbakar/hanyut.
- Perataan permukaan tanah, atau terrasering). - Rencana Kerja Satuan Pembentukan lahan
- Pengeringan lahan jika dari lahan rawa atau becek/basah. dan kendali air/Irigasi.
- Penyemprotan herbisida 6-10Hari stl. Tbh rumput.

Pengolahan lahan dan pencetakan drainase: Titik Kritis/masalah:


3
- Bajak, Garu dan perataan lahan (Full tillage atau Minimum Tillage). - Pengolahan salah; Hilang Bahan Organik (top
Pengo - Pembentukan alur drainase, pencetakan bedengan dan bentuk lahan. soil), terangkatnya pirit ke permukaan.
lahan - Pengeringan lahan (jika dari lahan basah) dan penetralan kemasaman. - Sisa akar dan tunggul (hambat mekanisasi).
Tanah - Timbun kompos gulma/seresah dan akar kering yang cepat busuk. - Akar tanaman penyebab inang penyakit.
- Buat bedengan: lebar 2,5-3,5 meter; panjang ± 10 -25 meter (parit mikro - Pengolahan tanah yang tidak teliti, pemadatan
L=30 cm, d=15-25 cm). tanah dan gulma masih banyak tertinggal.
- Lahan yang top soil tipis lakukan minimum tillage. - Sesuaikan dg alat mekanisasi cukup
- Dapat dilakukan secara mekanis dan manual. powernya.
- Jangan TOT murni.

Pembuatan bedengan dan pemaritan: Titik Kritis/masalah:


4
- Penataan, perataan, penggemburan dan merapikan bedengan. - Bedengan longsor atau pemadatan tanah
Pembe - Pengeringan, pembuatan alur mikro draine dan pengecekan saluran air. karena hujan atau luapan.
denga - Pemberian pupuk organik (pupuk dasar) 3-5 HsblT - Keterlambatan tanam sehingga gulma
n dan - Penyiangan ulang/Penyemprotan herbisida jika gulma tumbuh tumbuh kembali.
Parit kembalisekaligus pengendalian hama (soil treatment) -Terangkatnya lapisan pirit.
Drain - Penyemprotan Bio P 2000 Z pada tanah 3 hari sebelum tanam.
- (Jika ada) Pemupukan dasar/ pupuk kandang/pengapuran 5 - 10 hari - SIAPKAN POMPA untuk mengendalikan
sebelum tanam. air/ irigasi.

Penanaman (manual): Titik kritis/masalah:


5
- Uji daya kecambah benih 7 hari seblm ditanam = > 80 %. - Daya tbh. benih merosot < 75 %.
Tanam - Pengarahan dan persiapan tenaga kerja yang cukup/menggunakan seeder. - Jarak tanam dan kedalaman lubang tnm.
- Alat tanam mekanis sesuaikan ukuran benih. yang tepat.
- Pencampuran benih dengan insektisida seed treatment dan Bio P2000Z. - Kecukupan tenaga untuk tanam serempak.
- Pastikan jarak tanam dan alur tanam yang tepat, sesuai varietas anjuran. - Kondisi kelembaban tanah (tdk kekeringn/tdk
- Kedalaman penugalan ± 3 cm dengan 2-3 biji per lubang dan penutupan banjir)
lubang dengan pupuk/pupuk kompos dan/atau tanah gembur. - Benih dimakan Hama benih di lapangan
- Waktu tanam tepat (bulan dan saat) dan serempak. (semut, Jangkrik, Burung, dll.)
KAIDAH PENERAPAN TEKNOLOGI BIO P 2000 Z
STANDAR PENYIAPAN LAHAN SIAP TANAM
Pemilihan, Pembukaan/peneasan Lahan: Titik kritis:
- Mudah dijangkau, Hamparan/landai, aman, subur - Infra. jln input dan panen,
atau telah diusahakan bertani,ada sumber air irigasi - Hindari cekungan banjir
dan rencana Irigasi, ada tenaga kerja dan aman. dan lahan kemiringan>20
- Aman dari banjir, longsor, kemiringan tinggi, %(atau habis top soilnya).
ketinggian, kekeringan, lap. kedap air tdk dangkal. - Ketersediaan air cadangan
- Jauh atau aman dari kemungkinan serangan tikus, - Lingkungan sosial buruk
burung, babi; Musnahkan inang hama dan penyakt. - Lahan berpenyakit, sarang
- Penebasan semak, perdu gulma dan tanaman hama/kemungkinannya.
termasuk inang hama menjadi hamparan rata. - Tanah berdrainase jelek
- Hasil tebas dikumpul/dihampar kering untuk - Banyak tunnggul dan naungan.
Pembukaan Lahan/Penebasan dibakar/ditimbun - Ketepatan Informasi SURVEY

Pembersihan Lahan: Titik Kritis:


- Pembakaran gulma dan sumber-sumber inang - Hindari pembakaran tak
hama/penyakit terkontrol dan tak bergilir.
- Jika perlu lakukan cabut tunggul/akar dan perataan - Tumbuhnya akar rimpang
- Penetapan alur rencana pengendalian Air, gulma dan biji gulma yg.
pencetakan/bentuk lahan dan pemasangan ajir Tertinggal pasca bakar.
(pathok) dan luasan rencana petakan. - Lapisan top soil habis
- Penebaran abu/kompos merata pada hamparan. terbakar/hanyut.
- Perataan permukaan tanah. - Rencana Kerja Satuan
- Pengeringan lahan dari becek/basah. Pembentukan lahan dan
- Penyemprotan herbisida 6-10Hari stl. Tbh rumput. kendali air/Irigasi.
Pembersihan Lahan

Pengolahan lahan dan pencetakan drainase: Titik Kritis:


- Bajak,Garu dan perataan lahan/Minimum Tillage. - Pengolahan salah; Hilang
- Pembentukan alur draenase lahan, pencetakan Bahan Organik (top soil).
bedengan dan bentuk lahan. - Sisa akar dan tunggul
- Pengeringan lahan (jika dari lahan basah) dan (menghambat laju mesin).
penetralan kemasaman. - Akar tanaman penyebab
- Benamkan kompos gulma/seresah dan akar kering inang penyakit.
yang cepat busuk. - Pengolahan tanah yang
- Buat bedengan: lebar 2,5-3,5 meter; panjang ±10 tidak teliti, tanah padat
-25 meter (parit mikro L=30 cm, d=15-25 cm). dan gulma banyak.
- Lahan yang top soil tipis lakukan minimum tillage. - Sesuaikan kekt HP mesin.
Pengolahan Tanah - Dapat dilakukan dengan mekanis dan manual. - Jangan TOT murni.

Pembuatan bedengan dan pemaritan: Titik Kritis:


- Penataan, perataan, penggemburan dan merapikan - Bedengan longsor dan
bedengan. pemadatan tanah karena
- Pengeringan lahan, Pembuatan alur mikro draine hujan atau luapan.
dan pengecekan saluran air. - Keterlambatan tanam
- Pemberian pupuk organik (pupuk dasar) 3-5 HsblT sehingga gulma tumbuh
- Cabut/Penyemprotan herbisida jika gulma tumbuh kembali.
kembali dan pengendalian hama (soil treatment) -Terangkatnya lapisan pirit.
- Penyemprotan Bio P 2000 Z tanah 3 hari sbl tnm.
- (Jika ada) pengapuran 10 hari sebelum tanam. - SIAPKAN POMPA untuk
mengendalikan air/irigasi.
Pembedengan dan Parit Drain
Penanaman (manual): Titik kritis:
- Uji daya kecambah benih 7 hari seblm ditanam. - Daya tbh. benih merosot.
- Pengerahan dan persiapan tenaga kerja yang cukup - Jarak dan kedalaman
- Alat tanam mekanis (if dilakukan secara modern) lubang tnm. yang tepat.
- Pencampuran benih dengan rizhobium (Rizho - Kecukupan tenaga untuk
Plus) dan insektisida seed treatment. tanam serempak.
- Pastikan jarak tanam dan alur tanam yang tepat. - Kondisi kelembab’n tanah
- Kedalaman penugalan/mesin 3 cm dengan 2-3 biji (tdk kekeringn/tdk banjir)
per lubang dan penutupan lubang dengan - Hama benih (semut,
pupuk/pupuk kompos dan/atau tanah gembur. Jangkrik, Burung, dll.)
- Waktu tanam tepat (bulan dan saat) dan serempak.
Penanaman (cth. Manual)
FASE TUMBUH PEMANTAUAN FASE KRITIS: TINDAKAN YANG DIPERLUKAN:
Fisis : Kekeringan (kritis), tnh. padat/liat kering, becek/hujan - Leb air ½ hari sblm tanam.
Umur 5 - 7 Hst terus (drainase), suhu panas-dingin lembab. - Penggemburan tanah,
Fisiologis: Benih abnormal, vigor rendah, benih lama; terinfeksi - Drainase mikro dilancar.
Umur 5 hst: jamur/pengisap polong, tanah kdr. garam tinggi, - Seleksi kesehatan dan uji Daya Tumbuh benih
Tinggi = 4-10 cm kemasaman (pH<3), keracunan. sblm tanam; kompos/kapur pra-tanam untuk
Diameter = 0,1 cm Hama : Lalat bibit (telur di kotiledon di hari ke 5 dan netralkan tanah
Umur 6 Hst: menetas/menginfeksi di hari ke 7), semut, jangkrik, ulat - Seed treatmt dgn. pestisida;
Tinggi = 6-12,5 cm tanah, orong-orong. - Atur kelembaban tanah.
Diameter = 0,1 cm - Semprot Bio P 2000 Z 3-5 hari sbl/stl tanam.
Penyakit : Jamur (lanas/busuk btg bwh) dan kotiledon pada
L. Daun = 0,2-0,6 cm - Penyulaman cara benih.
Umur 7 Hst:
cuaca yang panas dan lembab.
Jamur (busuk btg bwh) karena tanah lembab dan - (Dapat di tambah dengan penyemprotan pestisida
Tinggi = 8-13 cm Sistemik jika ada serangan).
suhu/cuaca tinggi.
Diameter = 0,1 cm - (Waspadai imago lalat bibit)
Fisiologis: Teinfeksi, tanah kdr. garam tinggi, kemasaman
Daun = 0,3-0,7 cm - Jika kemasaman tanah ekstrim (sgt rendah), soil
(pH<3), keracunan.
treatment dikombinasi kapur dan ppk kandang
penutup tanaman.
Umur 8 - 13 Hst -Jamur dikendalikan dgn Fungisida.
Fisis : Kekeringan (kritis), tnh. padat/liat kering, becek/hujan
Umur 8 hst : terus (drainase), suhu panas-dingin lembab, lahan
kotor/gulma. - Leb air (irigasi) ½ hari sampai parit-parit mikro.
Tinggi = 10-15 cm
Fisiologis: Teinfeksi, tanah kdr. garam tinggi, kemasam (pH<3,5) - Drainase mikro dilancarkan.
Diameter = 0,1 cm
atau keracunan alkali. - Semprotkan pestisida sistemik-kontak pd “saat
Daun = 0,4-0,8 cm
Benih kedaluwarsa tumbuh lambat., kurang hara tanah yang tepat”Penyemprotan pestisida Sistemik-
Umur 9 Hst :
(N), kemasaman (pH<3) ujung akar kering, keracunan kontak (dan/atau fungisida)
Tinggi = 13-18 cm
alkali kuning/kerdil - (Waspadai lalat pucuk dan Jamur).
Diameter = 0,1 cm
Hama : Lalat bibit (menetas), jangkrik, ulat tanah, orong-orong, - Penyulaman transplanting.
Daun = 0,6-1,7 cm
kutu daun/aphis, ulat daun (ulat jengkal) - Cabut tanaman var. (Cemaran Vvarietas Lain)
Umur 12 hst :
Penyakit : Jamur (busuk btg bwh) o’ tanah lembab - (Waspadai lalat pucuk dan Jamur/panas-
Tinggi = 15-26 cm
infeksi Virus, Jamur (lanas/busuk btg) lembab).
Diameter = 0,2 cm
(Potong cemaran benih dgn ciri warna hipokotil
L. Daun = 0,8-2,3 cm
beda)
Ruas Pok = 2 ruas
- Pendangiran dan pupuk I
Umur 13 hst:
Semprot Bio P 2000 Z di seluruh pucuk tumbuh
Tinggi = 31 – 35 cm
- Pemupukan I (30 % dosis N,P K) jgn lewat.
Diameter = 0,3 cm
- Penggemburan dan pembersihan gulma.
L. Daun = 1,5-4 cm
- Sehatkan tanaman, dapat di pacu pertumbh dgn
Ruas Pok = 4 ruas
Bio P 2000 Z ektra.
Norma tinggi min.
- Waspadai gejala serangan ulat daun.
= 20 – 25 cm

Umur 16 -25 Hst Fisis : Kekeringan (kritis) di tanah salin, evapotrans-pirasi


tinggi, liat kering, banjir becek terus (drainase), lahan
kotor/gulma dominant. - Leb air (irigasi) ½ hari sampai parit-parit mikro.
Umur 19 hst :
- Drainase mikro dilancarkan.
Tinggi = 35-40 cm
Diameter = 0,3 cm Fisiologis: Kekurangan air, hara N & zat besi; dan kekurangan
L. Daun = 2-6 cm kalsium dapat tanaman kerdil dan kriting. - Tingkatkan kesehatan tanaman dengan aplikasi
Ruas Pok = 7 ruas semprot Bio P 2000 Z (Tan. Respon Semprot Bio
Norma tinggi min. Hama : Ulat daun (ulat jengkal dan penggulung daun) Lalat P 2000 Z dosis tinggi)
= 22 – 30 cm Pucuk (busuk); lalat penggerek batang , Grayak, Lalat
Umur 23 hat : Pucuk/penggerek btg, kumbang daun. - Musnahkan tanaman inang virus.
Tinggi = 41-46 cm - Waspadai serangan lalat penggerek batng.
Diameter = 0,4 cm Penyakit : Waspadai Virus. - Hindarkan tan.inang hama dan penyakit
L. Daun = 4-7,8 cm sebelumnya seperi Kacang hijau
Ruas Pok= 9-10 ruas
Norma tinggi min.= 26 - Semprotkan pestisida kontak jika ada/ ledakan
– 35 cm hama.
Umur 25 hst - Pasang Sex Pheramon pengendali grayak dan
Tinggi = 47-50 cm ulat tentara.
Diameter = 0,4 cm
Daun = 5-8,5 cm
Ruas btg pokok = 10-
11 ruas
Norma tinggi minimum
= 30 – 40 cm
PT. Alam Lestari Maju Indonesia- Jkt (4)
PERFORMA TANAMAN TITIK KRITIS LAPANGAN TINDAKAN

STANDAR Fisis
: Kekeringan (kritis); salinitas tinggi, evapo-
- Pendangiran/gemburkan
transpirasi tinggi, liat kering (tanah pecah),
Tinggi = 61-70 cm tanah banjir/becek terus 5 hari (drainase
- Pemupukan II berimbang,
Diameter = 0,8 –1,5 cm buruk), lahan kotor/gulma. - Semprot Bio P 2000 Z
L. Daun = 6,5 –11,2 cm Fisiologis: Kekurangan air; respirasi akar jelek (becek); - Semprotkan pestisida
Ruas Pok = 13 – 17 ruas Hara berimbang (Phosfat dan Kalium dll.) kontak if ledakan hama.
Bunga = Ada tanaman kerdil dan hambat pembungaan. - Pasang Sex Pheramon
Hama : Ulat Grayak, jengkal,penggulung daun, Lalat pengendali grayak dan
Polong =-
Pucuk/penggerek btg, kumbang daun. Ulat ulat tentara (Heliothis
Norma tinggi minimum tentara merusak bunga.
= 43 – 55 cm. armigera).
Penyakit : -

Fisis : Kekeringan (kritis); dengan salin tinggi,


evapo-transpirasi tinggi, liat kering (tanah
Tinggi = 71 - 87 cm pecah), tanah banjir/becek (drainase buruk), - Pengairan dengan Leb air
Diameter = 1,0 – 1,8 cm lahan kotor/gulma. (irigasi) ½ hari; Drain parit-
Fisiologis: Kekurangan air; respirasi akar jelek (becek); parit mikro pertegas.
L. Daun = 7,5-11,7 cm
Bunga rontok; Kurang hara berimbang - Semprot pestisida sistemik-
Ruas Pok = 17 - 18 ruas kontak pd “saat dan dosis
Bunga = Ada (Phosfat dan Kalium dll.).
Hama : Ulat Grayak, jengkal, penggulung daun, yang tepat”
Polong = (Mulai ada) - Semprot Bio P 2000 Z di
Lalat Pucuk, Ulat tentara, kumbang daun;
Norma tinggi minimum Penggerek polong (Etiella sp.) seluruh jaringan tumbuh.
= 55 – 71 cm Penyakit : -

Fisis : Kekeringan (kritis); Angin kencang/tinggi,


evapotranspirasi tinggi, liat kering (tanah - Penyemprotan pestisida
Tinggi = 81 - 100 cm pecah), tanah banjir/becek (drainase buruk), sistemik-kontak terkendali.
Diameter = 1,1 – 2,2 cm Fisiologis: Kekurangan air; respirasi akar jelek (becek); - Pengairan di leb atau saat
L. Daun = 8 – 12,1 cm Bunga rontok; Kurang hara berimbang kekeringan tinggi perlu
(Phosfat, Kalium, Sulfat; dll.). penyemprotan air tinggi
Ruas Pok = 18 - 23 ruas dgn BioP2000Z (tam-
Bunga = Ada. Hama : Ulat Grayak, jengkal, penggulung daun,
Lalat Pucuk, Ulat tentara, kumbang daun; bahkan dengan POC).
Polong = Ada. - Pemupukan III terakhir.
Penggerek polong (Etiella sp.); aphis
Norma tinggi minimum Penyakit : Jamur karat daun(pd kelembaban tinggi, (Waspadai Ulat grayak dan
= 75 – 80 cm virus. tentara pada malam hari)

Fisis : Kekeringan (kritis); evapo-transpirasi tinggi,


tanah pecah, tanah banjir/becek (drainase
buruk), Angin kencang basah/tanaman rebah. - Idem dengan di atas.
Tinggi = 95 - 115 cm Fisiologis: Kekurangan air untuk pertumbuhan polong;
Diameter = 1,3-2,6 cm respirasi akar jelek (becek); Bunga rontok; - Amankan polong dari hama.
L. Daun = 8,8-12,4 cm daun terlalu lebat dan lembab - Sehatkan tanaman, dapat di
Ruas Pok = 21 - 25 ruas Hama : Ulat Grayak, jengkal, Ulat tentara, Aphis pacu pertumbh dgn Bio P
(vektor virus kerdil dll.); Penggerek polong 2000 Z.
Bunga = Ada
(Etiella sp.) dan penggerek buah. -Pasang sex pheramon.
Polong = Ada
Penyakit : Jamur karat daun(pd kelembaban tinggi), - Waspadai gejala serangan
Norma tinggi minimum tikus dan kutu kebul.
virus.
= 85 - 95 cm
Fisis: Kekeringan (kritis); evapo-transpirasi tinggi,
tanah pecah, tanah banjir/becek (drainase - Idem dengan di atas.
buruk), Angin kencang basah/tan. rebah.
Fisiologis: Kekurangan air; respirasi akar jelek (becek); - Amankan polong dari hama
Tinggi = 100-126 cm Bunga rontok; daun terlalu lebat dan lembab dgn. pestisida sistemik-kontak.
Diameter = 1,5 – 2,7 cm Hama : Ulat Grayak, Ulat tentara dan jengkal - Sehatkan tanaman, dapat di
Daun = 9 – 12,6 cm (merusak bunga dan polong muda), Aphis pacu pertumbuhan bunga
Ruas Pok = 23 - 27 ruas dan kutu merah (di sisi bawah daun tua); dgn Bio P 2000 Z.
Bunga = Ada Penggerek polong (Etiella sp.) dan buah; - Waspadai gejala serangan
kepik pengisap polong. tikus dan kutu merah,
Polong = Ada.
Penyakit : Jamur karat daun(pd kelembaban tinggi), segera kendalikan.
Norma tinggi minimum
virus.
= 90 – 100 cm

Catatan : - Teliti tanaman dan utamakan tindakan preventif dan selektif dengan pestisida yg aman dalam pengendalian hama.
- Kelembaban, tanah genbur basah penting untuk kerja optimal Bio P 2000 Z, cegah bunga rontok dan pengisian polong.
PT. Alam Lestari Maju Indonesia-Jkt (3)
PERFORMA TANAMAN TITIK KRITIS LAPANGAN TINDAKAN
STANDAR TEKNOLOGI
Fisis : Kekeringan (kritis), tnh. padat/liat kering, - Lahan bersih dr. Gulma.
Tinggi = 20-26 cm becek/hujan terus (drainase), suhu panas-dingin - Leb air (irigasi) ½ hari
Diameter = 0,2 cm lembab (-jamur), lahan kotor/gulma sampai parit-parit mikro.
L. Daun = 0,8-2,3 cm Fisiologis: Benih kedaluwarsa tumbuh lambat., kurang - Drainase mikro lancar.
Ruas Pok = 2 ruas hara tanah (N), kemasaman (pH<3) ujung akar - Semprotkan pestisida
Bunga =- kering, keracunan alkali kuning/kerdil. sistemik-kontak pd “saat
Hama : Lalat bibit (masuk batang ke pangkal), belalang, yang tepat”
Polong =- jangkrik, ulat tanah, kutu daun/aphis - Pendangiran dan pupuk I
Norma tinggi minimum Penyakit : infeksi Virus Jamur (lanas/busuk btg) - Semprot Bio P 2000 Z
= 13 – 18 cm. di seluruh pucuk tumbuh.
Umur 12 Hst
Tinggi = 23-28 cm Fisis : Kekeringan (kritis), tnh. padat/liat kering, - Idem dengan di atas
becek/hujan terus (drainase), suhu panas-dingin
Diameter = 0,3 cm
lembab (-jamur), lahan kotor/gulma - (saat kekeringan tingga
L. Daun = 0,9-2,8 cm Fisiologis: Benih kedaluwarsa tumbuh lambat., kurang penyemprotan tinggi/
Ruas Pok = 3 ruas hara tanah (N), kemasaman (pH<3) ujung akar sering dan konsentrasi
Bunga =- kering, keracunan alkali kuning/kerdil. BioP2000Z dapat tam-
Polong =- Hama : Lalat bibit (menggerek /tan.mati), Belalang, bahkan dengan POC.
Norma tinggi minimum jangkrik, ulat tanah, kutu daun/aphis (Waspadai belalang)
= 14 – 20 cm Penyakit : Infeksi Virus Jamur (lanas/busuk btg)
Umur 13 Hst
Fisis : Kekeringan (kritis), tnh. padat/liat kering, - Idem dengan di atas .
Tinggi = 31 – 35 cm becek/hujan terus (drainase), lahan kotor dan - PemupukanI jgn lewat.
Diameter = 0,3 cm banyak gulma - Penggemburan dan
L. Daun = 1,5-4 cm Fisiologis:Kurang hara tanah (N), keracunan alkali pembersihan gulma.
Ruas Pok = 4 ruas kuning/kerdil, tunas terhambat. - Sehatkan tanaman, dapat
Bunga =- Hama : Lalat bibit (tanaman yang bertahan oleh Bio P), di pacu pertumbh dgn
Polong =- Belalang, kutu daun/aphis Bio P 2000 Z ektra.
Penyakit : infeksi Virus kriting dan kerdil - Waspadai gejala serangan
Norma tinggi minimum
ulat daun.
= 20 – 25 cm
Umur 16 Hst Fisis : Kekeringan (kritis), tnh. padat/liat kering,
Idem dengan diatas
becek/hujan terus (drainase jelek), lahan
Tinggi = 35-40 cm kotor/gulma
Diameter = 0,3 cm Fisiologis: Kekurangan N hara tidak seimbang, keracunan Tingkatkan kesehatan
L. Daun = 2-6 cm logam berat tinggi. tanaman dengan
Ruas Pok = 7 ruas Hama :Ulat daun dan kutu/aphis. (dampak lalat bibit aplikasi Bio P 2000 Z
Bunga =- tanaman jadi kerdil meski tampak sehat) Musnahkan tanaman
Polong =- Penyakit : gejala virus mulai nampak inang virus.
Norma tinggi minimum
= 22 – 30 cm
Fisis : Kekeringan (kritis) di tanah salin, evapotrans-
Umur 19 Hst Idem
pirasi tinggi, liat kering, banjir becek terus
Tinggi = 41-46 cm (drainase), lahan kotor/gulma
Fisiologis: Kekurangan air & zat besi; dan kekurangan Tan. Respon Semprot
Diameter = 0,4 cm
kalsium dapat tanaman kerdil dan kriting. Bio P 2000 Z tinggi.
L. Daun = 4-7,8 cm Hama : Ulat daun (ulat jengkal dan penggulung daun) Waspadai serangan lalat
Ruas Pok = 9-10 ruas Lalat Pucuk (busuk); lalat penggerek batang busuk penggerek batng.
Bunga =- Penyakit : Waspadai Virus. Hindarkan tan.inang
Polong =-
sebelumnya (Kc.Hijau)
Norma tinggi minimum
= 26 – 35 cm Fisis : Kekeringan (kritis) di tanah salin, evapo-
Umur 23 Hst transpirasi tinggi, liat kering, banjir becek terus Idem
(drainase), lahan kotor/gulma.
Tinggi = 47-50 cm Fisiologis: Kekurangan air; dan kekurangan Phosfat dapat Semprotkan pestisida
Diameter = 0,4 cm tanaman kerdil dan hambat pembungaan. kontak jika ada/ledakan
Daun = 5-8,5 cm Hama : Ulat jengkal,penggulung daun, Grayak, Lalat hama.
Ruas Pok = 10-11 ruas Pucuk/penggerek btg, kumbang daun. Pasang Sex Pheramon
Bunga =- Penyakit : -
pengendali grayak dan
Polong =- ulat tentara.
Norma tinggi minimum
= 30 – 40 cm
Umur 25 Hst
Catatan : - Jangan biarkan tanaman mengalami “stop pertumbuhan” atau mengalami “stress” oleh: sebab air, hama dan tanah.
- Usahakan tanah selalu gembur/lembab, parit mikro draine tegas/lancar mengendalikan air dan lahan bersih dari gulma.
STANDAR PERTUMBUHAN NORMAL KEDELAI DENGAN TEKNOLOGI BIO P 2000
Z
PT. Alam Lestari Maju Indonesia-Jkt (2)
PERFORMA TANAMAN KONDISI KRITIS TINDAKAN
STANDAR TEKNOLOGI (1)
Fisis : Kekeringan (kritis), tnh. padat/liat - Leb air ½ hari sblm tanam.
Tinggi = 4-10 cm kering, becek/hujan terus (drainase), - Penggemburan tanah,
Diameter = 0,1 cm suhu panas-dingin lembab. - Drainase mikro dilancar.
Fisiologis: Benih abnormal, vigor rendah, benih - Seleksi kesehatan dan uji
Daun = Kotiledon lama; terinfeksi jamur/pengisap polong, Daya Tumbuh benih sblm
Ruas Pok =- tanah kdr. garam tinggi, kemasaman tanam; kompos/kapur pra-
Bunga =- (pH<3), keracunan. tanam untuk netralkan tanah
Polong =- Hama : Lalat bibit (telur di kotiledon), semut, - Seed treatmt dgn. pestisida;
jangkrik, ulat tanah, orong-orong. - Atur kelembaban tanah.
Penyakit : Jamur (lanas/busuk btg bwh) dan - Semprot Bio P 2000 Z 3-5
Umur 5 Hst kotiledon hari sbl/stl tanam.

Tinggi = 6-12,5 cm Fisis : Kekeringan (kritis), tnh. padat/liat (2)


Diameter = 0,1 cm kering, becek/hujan terus (drainase), - Idem dengan di atas (no.1).
L. Daun = 0,2-0,6 cm suhu panas-dingin lembab. - Penyulaman cara benih.
Ruas Pok =- Fisiologis: Idem no 1. - (Dapat di tambah dengan
Bunga =- Hama : Idem no.1. penyemprotan pestisida
Polong =- Penyakit : Jamur (lanas/busuk btg bwh) dan Sistemik jika ada serangan).
kotiledon - (Waspadai imago lalat
bibit)

Umur 6 Hst
Fisis : Kekeringan (kritis), tnh. padat/liat
kering, becek/hujan terus (drainase),
Tinggi = 8-13 cm suhu panas-dingin lembab. - Idem dengan di atas (no.2)
Diameter = 0,1 cm Fisiologis: Teinfeksi, tanah kdr. garam tinggi,
Daun = 0,3-0,7 cm kemasaman (pH<3), keracunan. - Jika fisiologis kemasaman
Hama : Lalat bibit (menetas), jangkrik, ulat kritis (sgt rendah), soil
Ruas Pok =-
tanah, orong-orong. treatment dikombinasi
Bunga =- kapur dan ppk kandang
Penyakit : Jamur (busuk btg bwh) karena tanah
Polong =- penutup tanaman.
lembab dan suhu/cuaca tinggi.
-Jamur dikendalikan dgn
Fungisida.
Umur 7 Hst
Fisis : Kekeringan (kritis), tnh. padat/liat
kering, becek/hujan terus (drainase),
suhu panas-dingin lembab. - Idem dengan di atas (no.1).
Tinggi = 10-15 cm Fisiologis: Teinfeksi, tanah kdr. garam tinggi,
Diameter = 0,1 cm kemasam (pH<3,5) atau keracunan - Penyemprotan pestisida
Daun = 0,4-0,8 cm alkali. Sistemik-kontak (dan/atau
Ruas Pok =- Hama : Lalat bibit (menetas), jangkrik, ulat fungisida)
Bunga =- tanah, orong-orong. - (Waspadai lalat pucuk dan
Penyakit : Jamur (busuk btg bwh) o’ tanah lembab Jamur).
Polong =-
(Cemaran var. lain beda warna atau bentuk - Penyulaman transplanting.
- Cabut tanaman var. lain.
kotiledon dan hipo/epikotil)
(Cemaran Vvarietas Lain)
Umur 8 Hst Fisis : Kekeringan (kritis), tnh. padat/liat
kering, becek/hujan terus (drainase),
- Idem dengan (no.1).
suhu panas-dingin lembab.
- Dengan pengeringan lahan
Tinggi = 13-18 cm Fisiologis: Teinfeksi, tanah kdr. garam tinggi,
atau pengairan.
Diameter = 0,1 cm kemasaman (pH<3), keracunan alkali.
- Penyemprotan pestisida
Daun = 0,6-1,7 cm Hama : Lalat bibit (menetas masuk batang)
Sistemik dan/atau(aplikasi
Ruas Pok =- tanaman layuaa, jangkrik, belalang dan
fungisida)
ulat tanah.
Bunga =- - (Waspadai lalat pucuk dan
Penyakit : Jamur (busuk btg bwh) o’ tanah lembab
Polong =- Jamur/panas-lembab).
(Potong cemaran benih dgn
ciri warna hipokotil beda)

Umur 9 Hst
Catatan : - Lahan bersih, gembur (lembab) dengan drainase baik; waspadai jamur sklerotia dan lanas serta hama pemutus batang.
- Soil & Seed Treatment saat tanam mencegah lalat bibit; menanam bibit sulaman dari tanaman seumur pada umur 8-9 Hst.
PT. Alam Lestari Maju Indonesia – Jakarta (5)
PERFORMA TANAMAN TITIK KRITIS LAPANGAN TINDAKAN
STANDAR TEKNOLOGI
Fisis : Kekeringan (kurang air kritis); tanah - Berdirikan yg rebah dengan
Tinggi = 100 - 133 cm banjir/ becek (drainase buruk), Angin hati2 agar bunga tdk rontok
Diameter = 0,8 – 1,5 cm kencang basah dan tan. rebah. - Leb air (irigasi) ½ hari;
= 2,5 - 2,8 cm Fisiologis: Kekurangan air; respirasi akar jelek perjelas sampai parit-parit
L. Daun = 9,5-12,3 cm (becek) rhizobium kurang; Bunga mikro. Waspadai tikus.
Ruas Pok = 24 – 30 ruas rontok; daun terlalu lebat & lembab . -Teliti polong; Semprot
Bunga = Ada Hama : Ulat Grayak, Ulat tentara & ulat pestisida sistemik-kontak
Polong = Ada jengkal, kutu merah (di sisi bawah “saat & dosis yang tepat”
Norma tinggi minimum daun tua); ulat Penggerek polong - Semprot Bio P 2000 Z di
(Etiella sp.) dan buah dan kepik. seluruh bagian tanaman.
= 93 – 105 cm Penyakit : -
Tinggi maks kedelai genjah
Fisis : Kekeringan (kurang air kritis); tanah - Berdirikan yg rebah untuk
Tinggi = 110 - 160 cm banjir/becek (drainase buruk), hujan m’bantu fotosintesis lancar.
Diameter = 1,5 – 1,9 cm Angin kencang basah dan tanaman - Perbaiki saluran buang air
= 3.0 – 3,2 cm rebah. dan keringkan lahan.
L. Daun = 10 - 13 cm Fisiologis: Kekurangan air; respirasi akar jelek -Semprot pestisida hama
Ruas Pok = 26 - 36 ruas (becek) rhizobium kurang; lembab . sistemik-kontak, pasang
Bunga = Ada Hama : Ulat Grayak & Ulat tentara, kutu umpan/perangkap tikus,
Polong = Ada merah (di sisi bawah daun tua); untuk jamur: fungisida.
Norma tinggi minimum ulat Penggerek polong (Etiella sp.) -Semprot Bio P 2000 Z di
dan buah dan kepik,serta tikus. seluruh bagian tanaman agar
= 100 – 115 cm Penyakit : Jamur Karat (pada hujan tinggi). bunga jadi buah dan kualitas
pengisian polong (jika perlu).
Fisis : Banjir/becek (drainase buruk),
Tinggi = 120 – 190 cm. kekeringan, hujan Angin kencang dan
- Berdirikan yg rebah untuk
Diameter = 1,9 – 2,2 cm. tan. rebah.
m’bantu mencegah busuk.
Fisiologis: Kekurangan air; respirasi akar jelek
= 3,0 – 3,2 cm - Bersihkan saluran buang air
(becek) rhizobium kurang; lembab .
L. Daun = 10 - 13 cm dan keringkan lahan.
Hama : Ulat Grayak & Ulat tentara, kutu
Ruas Pok = 29 - 30 ruas merah (di sisi bawah daun tua); ulat
-Semprot pestisida hama
Bunga = Stop Penggerek polong (Etiella sp.) dan kontak, pasang umpan/
Polong = Maksimal buah dan kepik polong. perangkap tikus, untuk
Norma tinggi minimum Penyakit: Busuk buah/Jamur Karat (pada jamur: semprot dengn
= 110 – 125 cm hujan tinggi tanaman rebah). fungisida.

Fisis : Banjir/lahan becek (drainase buruk), - Berdirikan yg rebah untuk


hujan Angin kencang dan tanaman m’bantu mencegah buah
rebah. busuk; koyak batang agar
Tinggi = 120 – 160 cm Fisiologis: respirasi akar jelek (becek), rhizo- daun tua rontok.
=160 - 200 cm bium kurangberfungsi; tanah lembab - Bersihkan saluran p’buang
Diameter = 1,8 – 2,2 cm Hama :Ulat tentara, Penggerek polong air dan keringkan lahan.
= 3,0 – 3,2 cm (Etiella sp.) dan kepik polong. -Semprot pestisida hama
L. Daun = 10 – 13 cm Penyakit: - racun kontak, pasang
Ruas Pok = 30 – 40 ruas umpan/perangkap tikus.
Bunga = Tidak ada
Polong = Maks.(300 – Fisis : Banjir/becek (drainase buruk), hujan - Rontokkan daun agar biji
1500 Polong) Angin kencang dan tanaman rebah, cepat kering terjemur.
terlambat panen (panas-hujan). -Keringkan lahan dan pilih/
Fisiologis: Lambat kering; Biji pecah dan panen tepat waktu (jangan
Tinggi = 168 – 220 cm berkecambah di lapangan tanah dan terlambat panen hingga biji
udara lembab (hujan). pecah dan kehujanan).
= 168 - 220 cm
Hama : Tikus. -Segera setelah dipotong,
Diameter = Idem (83 Hst) Penyakit: Infeksi jamur dari tanah pd. biji.
L. Daun = 10 - 13 cm dikeringkan dan dibijikan
Ruas Pok = 35 – 50 (jangan timbun di lapang),
WASPADAI KEHILANGAN PANEN Gunakan tresser/dipukul2
Bunga = -/plus.
OLEH SEBAB LAIN -Segera keringkan biji
Polong = polong kering
80 – 90 % dengan kadar air = 11%.
SIAP PANEN -sortasi jadi benihkualitas

Catatan : - Pengendaliam dini hama gerek polong dan pengisap polong yang merusak biji untuk dijadikan benih dan tikus; gunakan
pestisida yag aman dan berganti-ganti; cegah tanaman tdk roboh menempel tanah dan sgr lakukan pengeringan.

You might also like