Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan Hidayah-Nya telah memberi kesempatan dan kemampuan
kepada kami selaku EAGLE.ORG media relation untuk menyelesaikan proposal
yang akan diajukan kepada pihak sponsor dengan mengambil judul kampanye
“Kenali Kegemukan Anak Sejak Dini” dengan tagline “Lucu Tak Berarti Harus
Gemuk”
Beberapa masalah terkait dengan kegemukan pada anak akan kami
bahas dalam kampanye ini. Kami mengambil kampanye mengenai obesitas anak
karena saat ini tingkat obesitas pada anak sudah semakin meningkat dan
kurangnya kesadaran masyarakat terutama orang tua terhadap masalah ini. Bila
hal tersebut terus menerus dibiarkan terjadi maka dapat mengancam masa
depan anak karena kegemukan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Semoga dengan program kampanye yang kami ajukan ini, pihak instasi
terkait dapat bekerja sama dan kooperatif dalam meningkatkan kesadaran anak-
anak dengan orang tua selaku walinya untuk menyadarkan bahaya akan
obesitas pada anak dan menjaga pola makan dan jenis makanan yang
sebaiknya di konsumsi anak-anak.
Kami sangat menyadari masih banyaknya kekurangan pada proposal
kami ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati dan terima kasih, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesain proposal kampanye ini. Kami berharap pihak
sponsor dapat menyetujui pengajuan proposal ini demi kelangsungan masa
depan generasi penerus bangsa yang sehat dan terhindar dari obesitas. Sekian
dan terima kasih.
Halaman Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Profil Perusahaan
Problem Statement
Riset Data
Planning
Budgeting
Evaluasi Hasil
Lampiran
Press Release
Daftar wartawan
Hard News
Soft News
Feature
Background Information
Poster
Brosur
T-Shirt
Pin
Blog
Facebook
I.
PROFIL PERUSAHAAN
EAGLE.ORG
Salah satu perusahaan media relation yang selalu tajam dan peka dalam
membahas dan mengangkat tema berkaitan permasalahan-permasalah kritis
yang masih terjadi di negara ini secara meluas.
Hal tersebut tercermin pada nama perusahaan, yaitu EAGLE yang berarti
burung elang dalam bahasa Indonesia. Burung elang yang peka dan memiliki
pandangan tajam terhadap mangsanya dianalogikan dengan cara kerja
perusahaan ini dalam melihat suatu permasalahan. Elang yang dapat terbang
menjelajahi angkasa luas dianggap mencerminkan bahwa perusahaan ini
juga dapat menjangkau dan melihat suatu permasalahan yang terjadi
dimana-mana dalam wilayah Indonesia yang luas.
2. Visi
”Menjadi perusahaan media relation yang kredibel se-indonesia”.
3. Misi
- Mengangkat isu-isu kritis yang terjadi di Indonesia
- Mempersiapkan materi kampanye
- Memberikan pelayanan (service) dengan mengutamakan kepuasan client
II.
Problem Statement
Kali ini, EAGLE.ORG sebagai salah satu perusahaan media relation yang
peduli terhadap isu-isu kritis di Indonesia, akan melakukan sebuah kampanye
yang berkaitan dengan kesehatan, terutama kesehatan pada anak-anak.
Obesitas pada anak telah menjadi masalah yang serius di dunia dan negara
Indonesia akhir-akhir ini. Lebih dari sembilan juta anak di dunia berusia 6 tahun
ke atas mengalami obesitas, hingga kini angkanya terus melonjak dua kali lipat
pada anak usia 2-5 tahun dan usia 12-19 tahun, bahkan meningkat tiga kali lipat
pada anak usia 6-12 tahun.
Obesitas yang terjadi pada anak-anak saat ini telah menjadi momok bagi
masyarakat. Diperkirakan pada tahun 2020, anak yang menderita obesitas pada
usia 7 tahun sampai 15 tahun mencapai 65 persen. Obesitas kian menjadi
masalah di berbagai belahan dunia. Bahkan, anak yang mengalami obesitas
sejak kecil berisiko terkena beragam penyakit di masa tua bahkan saat remaja.
Anak dikatakan obesitas jika berat badannya 40 persen lebih tinggi dari berat
badan ideal dan overweight jika berat badannya lebih tinggi 20 persen dari berat
badan idealnya. Sayangnya, di Indonesia anak yang gemuk malah dianggap
lucu. Penelitian yang dilakukan di empat belas kota besar di Indonesia, angka
kejadian obesitas pada anak tergolong relatif tinggi, antara 10-20% dengan nilai
yang terus meningkat hingga kini.
Riset Data
Berikut ini adalah beberapa data hasil dari riset yang telah dilakukan
EAGLE.ORG mengenai fakta-fakta obesitas pada anak :
IV.
Planning
a. Tema Kampanye
Setelah mengetahui problem statement yang telah dijabarkan
sebelumnya, yaitu Obesitas Ancam Masa Depan Anak Indonesia, maka tema
kampanye yang diangkat adalah “Kenali Kegemukan Pada Anak Sejak Dini”
Dengan mengangkat tema kampanye tersebut dilakukan,diharapkan dapat
mengatasi problem statement yang ada.
Selain itu untuk mendukung tema kampanye tersebut, tagline yang dipilih
oleh EAGLE.ORG adalah “Lucu Tak Berarti Harus Gemuk”
b. Target Audience
- Jenis kelamin : perempuan dan laki-laki
- Umur : 25-45 tahun
- Status : menikah (orangtua)
- Pekerjaan : ibu rumah tangga, business man/woman, tenaga
pendidik (guru)
- Geographic : perkotaan (Jakarta)
- Status sosial : A-B
c. Tujuan Kampanye
a. Meluruskan padangan masyarakat (target audience) bahwa anak
yang lucu tidak selalu mutlak ditandai dengan bobot tubuh yang
gemuk, bahkan berlebihan.
b. Menyadarkan masyarakat (target audience) mengenai bahaya dan
dampak negatif yang ditimbulkan pada anak yang memiliki bobot
tubuh berlebih.
c. Memberikan informasi yang akurat dan tepat kepada masyarakat
(target audience) mengenai pemberian makanan dengan gizi
seimbang pada anak.
d. Mengajak masyarakat (target audience) untuk memberikan arahan
kepada anak mengenai kebiasaan hidup sehat sejak dini.
Alasan kami memilih target audience dengan kriteria di atas karena orang
tua dianggap memiliki peran penting terhadap anak-anak yang usianya masih
berkisar 6-12 tahun. Setelah orang tua menyadari mengenai pentingnya
kampanye ini diharapkan para orang tua tersebut dapat membimbing anak-
anaknya menjalani hidup yang sehat. Selain itu para pendidik seperti guru
juga dilibatkan dalam kampanye ini karena mereka dianggap berperan serta
juga dalam mendidik anak-anak di sekolah dalam memberikan pengarahan
mengenai hidup sehat.
1. Kompas
PT. Kompas Cyber Media
Gedung Kompas Gramedia Unit II lt. 5
Jl. Palmerah Selatan no. 22-28
Jakarta 10270
2. Suara Pembaruan
Jl. Dewi sartika no.136 D
Jakarta 13630
3. Seputar Indonesia
Menara Kebon Sirih Lt. 22
,Jl. Kebon Sirih Raya No. 17-19
Jakarta 10340.
Telp. (021) 3929758.
Fax. (021) 3929758, 3927721
4. Media Indonesia
Kompleks Delta Kedoya,
Jl. Pilar Raya Kav. A-D Kedoya Selatan
Kebon Jeruk, Jakarta Barat
5. Nova
Gedung Gramedia Pustaka Utama Lt. 6
Jl. Palmerah Barat 33-37
Jakarta 10270
6. Mom&Kiddy
Gedung High End 4th Floor
Jl. Kebon Sirih 17-19
Jakarta 10340
7. Nakita
Gedung Gramedia Majalah Lt.3
Jl. Panjang No. 8A, Kebon Jeruk
Jakarta 11530
Fax. (021) 532 1059
Telp. (021) 533 0170 atau 533 0150 Ext. 33141 – 33144
8. Genie
Gedung Bimantara Lt.3
Jln. Kebon Sirih 17-19
Jakarta Pusat
9. Wanita Indonesia
Jl. Tebet Barat Raya no. 52
Jakarta Selatan 12810
10. Ayahbunda
Kompleks Mutiara Taman Palem
Blok B8 No.30, Jl. Kamal Raya Cengkareng Raya
Jakarta barat
11. Femina
Jl. HR Rasuna Said Blok B Kav. 32-33
Jakarta Selatan 12910
12. Kartini
Jl. Garuda no. 80A Jakarta Pusat
12-mother&baby
Wisma Kosgoro Lt 6
Jl. MH Thamrin No. 53
Jakarta Pusat
13. Parenting
JL HR Rasuna Said Blok B Kav. 32-33
Jakarta 12910
Telp. (021) 5253816, 5209370, 526 6666
Fax. (021) 5209366, 526 2131
14. Sonora
Gedung Perintis Lt. 5, Jl. Kebahagiaan No. 4-14
Jakarta Barat 11140
Telp : (021) 6340544, 6337783
Fax : (021) 6340646
17. Elshinta
Jl. Raya Joglo No. 70
Jakarta Barat 11640
Telp : (021) 5869005
Fax : (021) 5861180
18. Trijaya FM
MNC Tower Lt.2
Jl.Kebon Sirih No.17
Jakarta 10430
Telp: (021) 3923555
Fax: (021) 3937001
19. RCTI
Jalan Raya Perjuangan Kebon Jeruk
Jakarta 11530
Tel : 530 3540-50
Fax : 532 0846
Web : www.rcti-ok.com
20. SCTV
Senaya city, 6th Floor
Jl. Asia Afrika Lot 19
Jakarta 10270
Tel : 021 522 5555
Fax : 021 522 4777-0220
Web : www.sctv.com
21. Indosiar
Jalan Damai no 11
Daan Mogot Jakarta 11511
Tel : 567 2222, 568 8888
Fax : 565 5675-60
Web : www.indosiar.com
22. Metro TV
Jalan Pilar Mas Raya
Kav. A-D Kedoya, Kebon Jeruk
Jakarta 11520
Tel : 5380 0077
Fax : 5830 2139
Web : www.metrotvnews.com
23. Trans TV
Jalan Kapten Tendean Kav. 12-14A
Jakarta 12790
Tel : 794 4240 – 799 0572
Fax : 799 2600
24. Trans 7
Menara Bank Mega Lt. 20
Jalan Kapten Tendean Kav. 12-14A
Jakarta 12790
25. TvOne
Jl. Raya Terata II No.2
Kawasan Industri Pulo Gadung
Jakarta 13260
26. Global TV
Jalan Jend. Ahmad Yani No.31
Jakarta 13230
Tel : 480 1223 – 4786 7408
Fax : 475 3559
Media on line
27. Detik.com
29. Kompas.com
30. Okezone.com
Beberapa nama media yang telah hadir dan berpartisipasi dalam acara
press conference yang telah kami lakukan pada tanggal 14 Januari 2010 di
Ballroom Hotel Sultan Jakarta, telah kami lampirkan dalam proposal ini.
e. Bentuk Kampanye
Kampanye yang bertemakan mengenai ”Kenali Kegemukan Pada Anak
Sejak Dini” akan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain adalah
sebagai berikut :
e.1. Blog
Untuk mendukung kegiatan kampanye ini, maka dilakukan
pembuatan blog yang berjudul “Peduli Kesehatan Anak”. Dalam blog
tersebut akan diuraikan informasi-informasi yang berkatitan dengan
kesehatan anak seperti mengenali tanda-tanda kegemukan pada anak,
informasi mengenai asupan makanan yang tepat bagi anak, info tentang
dampak kegemukan pada anak, informasi mengenai berbagai acara
yang dilakukan oleh tim media relation untuk menyampaikan tema
kampanye.
Alamat blog dapat diakses melalui :
http//www.pedulikesehatananak.blogspot.com
e.5 Seminar
Kami mengadakan seminar (penyuluhan) kepada target audience
yakni orang tua dan tenaga pendidik. Melalui seminar ini kita
memberikan penyuluhan dan informasi mengenai kesehatan anak.
Topik yang akan disampaikan dalam seminar ini adalah mengenai
pentingnya kebiasaan hidup sehat yang diterapkan orang tua pada
anak. Selanjutnya akan disinggung juga mengenai isu kritis mengenai
obesitas pada anak di Indonesia yang mempunyai dampak negatif bagi
tumbuh kembang anak di masa depan. Beberapa pembicara dalam
seminar ini antara lain dokter anak, dokter ahli gizi dan psikolog.
Seminar akan dilaksanakan di mall dan sekolah yang berlokasi di
Jakarta.
e.6 Facebook
Di masa sekarang, banyak orang yang menggunakan situs jejaring
sosial seperti facebook. Oleh karena itu kami menggunakan media
facebook untuk menyampaikan informasi mengenai obesitas anak dan
mengundang sebanyak mungkin orang untuk bergabung dalam facebook
kami.Karena jaringan pertemanan facebook begitu luas sehingga melalui
facebook kami juga dapat menyampaikan informasi secara luas pula,
terutama kepada target audience, yaitu para orangtua dan tenaga
pendidik.
BUDGETING
Poster
200 lembar x Rp 15.000,- Rp 3.000.000,
Brochure
500 lembar x Rp 10.000 Rp 5.000.000,-
Spanduk
20 lembar x Rp 200.000,- Rp 4.000.000,-
Banner
20 lembar x Rp 100.000,- Rp 2.000.000,-
Pin
500 buah x Rp 2.000,- Rp 1.000.000,-
Kaos
200 buahx Rp 50.000,- Rp 10.000.000,-
Tim dokter + psikolog
20 pertemuan x Rp 20.000.000,- Rp 400.000.000,-
Mobil sehat
1 x Rp 150.000.000,- Rp 150.000.000,-
Driver
20 pertemuan x Rp 200.000,- Rp 4.000.000,-
Sewa tempat +Stand Mall Rp 200.000.000,-
MC Rp 2.000.000,- +
Total Rp 792.000.000,-
Unexpexted cost
10% x Rp 782.000.000,- Rp 79.200.000,- +
NB :
- 1 Tim dokter terdiri atas 4 dokter dan 1 psikolog
- Alat-alat kesehatan terdiri atas Timbangan, pengukur tinggi badan, tensimeter,
stetoskop.
- Stand- stand untuk di beberapa mall wilayah Jakarta
VII.
Evaluasi Hasil
Tolak ukur dari kampanye peduli obesitas anak sejak dini adalah
terciptanya anak-anak Indonesia yang memiliki berat badan ideal serta tubuh
yang sehat, baik secara jasmani maupun secara mental. Sehat jasmani
maksudnya, anak Indonesia memiliki tubuh yang tidak mudah terserang penyakit
sehingga dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan aktif. Secara mental
maksudnya anak Indonesia memiliki pengetahuan yang luas serta memiliki
kepercayaan diri dan pikiran yang positif dalam meraih prestasi.
Masa depan bangsa Indonesia ditentukan pada generasi anak Indonesia
yang memiliki badan yang sehat, aktif dan terhindar dari penyakit sehingga dapat
berprestasi baik secara akademik dan non akademik.
Jangka waktu yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari
kampanye ”Kenali Obesitas Anak Sejak Dini ” adalah selama 2 tahun untuk
melihat sejauh mana maksimalisasi program-program yang kami rencanakan
dapat memiki dampak pada sasaran, yaitu anak-anak. Selama 2 tahun ke
depan program-program akan dijalankan secara berkesinambungan dengan
evaluasi pada 6 bulan pertama masa kampanyeuntuk mengetahui efektivitas
akan hasil kampanye yang telah dilakukan tersebut. Setelah 2 tahun kami akan
melanjutkan program-program yang telah direncakan serta dilakukan juga
pembaharuan serta perubahan-perubahan terhadap program yang telah
dijalankan sebelumnya untuk menyesuaikan dengan apresiasi masyarakat yang
telah menerima pada program sebelumnya.
LAMPIRAN
PRESS RELEASE
Jakarta, 14 Januari 2010. Di dalam keluarga Indonesia, masih banyak orang tua yang
mengharapkan anaknya bertumbuh gemuk sehingga tampak lucu dan menggemaskan.
Selain itu, anak yang memiliki tubuh gemuk dianggap memberikan bukti bahwa
orangtua telah mencukupi kebutuhan makanan anaknya. Padahal, di balik tubuh anak
yang mengalami kegemukan, menyimpan potensi yang berdampak negatif bagi tumbuh
kembang anak.
Di Indonesia sendiri, perihal kegemukan pada anak mulai menjadi masalah yang serius.
Dari penelitian Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di empat belas kota besar di
Indonesia, diperkirakan angka kejadian kegemukan pada anak tergolong relatif tinggi,
antara 10-20% dari total populasi anak-anak Indonesia yang berumur 6-12 tahun
dengan nilai yang terus bertambah hingga sekarang. Jakarta adalah salah satu kota
yang memiliki tingkat kegemukan/ obesitas pada anak yang relatif tinggi.
Atas keadaan tersebut, EAGLE.ORG sebagai organisasi medrel yang peduli akan
masalah-masalah kritis di Indonesia, akan melakukan kampanye bertemakan “Kenali
Kegemukan Pada Anak Sejak Dini” dengan tagline “Lucu Tak Berarti Harus Gemuk“.
Kegiatan ini pun didukung penuh oleh Departemen Kesehatan RI. Di dalam jumpa pers
yang diadakan di Ballroom Hotel Sultan Jakarta, menghadirkan beberapa narasumber
yang berkompeten di bidangnya seperti dr. Frieska Oktaviani selaku dokter spesialis
anak Rumah Sakit Mitra Kemayoran Jakarta, Dra. Odrine selaku Psikolog, Dra. Olivia
selaku humas dari Departemen Kesehatan RI, serta kesaksian dari Riska Anestia,
seorang ibu yang penah memiliki pengalaman menangani anaknya yang mengalami
kegemukan.
EAGLE.ORG
Gedung Wisma Tamara Lantai 3A, Jakarta Pusat
Tel : (021)500100 Fax : (021)500200
HARD NEWS
JKT, 10/12- Dari hasil penelitian yang dilakukan di empat belas kota besar di
Indonesia, angka kejadian obesitas pada anak tergolong relatif tinggi, antara 10-20%
dengan nilai yang terus meningkat hingga kini, tutur Dr. Damayanti R. Syarif, Sp.A(K)
dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta dalam acara seminar mengenai kesehatan anak di Universitas Indonesia.
Obesitas saat ini merupakan permasalahan yang sudah lama muncul di dunia,
bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikannya sebagai
epidemik global. Prevalensinya meningkat tidak saja di negara-negara maju, tetapi juga
di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Minimnya aktivitas fisik yang dilakukan oleh anak-anak jaman sekarang
merupakan salah satu faktor pemicu mengapa obesitas ini kian meningkat di Indonesia.
Selain aktivitas fisik, faktor makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak juga sangat
berpengaruh. Saat ini, masyarakat cenderung ingin segala sesuatu yang bersifat
praktis, sehingga sering kali mengonsumsi makanan cepat saji dan yang bersifat instant.
Makanan tersebut biasanya mengandung lemak trans (trans fat) yang tinggi dan itu bisa
menyebabkan seseorang mengalami obesitas.
”Anak-anak yang kurang aktivitas fisiknya dan sering mengonsumsi makanan
yang bergizi rendah mengakibatkan dirinya memiliki bobot yang berlebih. Hal ini perlu
diwaspadai karena kegemukan yang berlebih cenderung rentan mengidap berbagai
penyakit mulai dari yang paling sederhana seperti gangguan pernafasan hingga
penyakit yang kronis seperti diabetes, hipertensi, jantung koroner dan sebagainya”, ujar
dr. Purwanti yang merupakan dokter ahli gizi. Melihat resiko tersebut maka keadaan
obesitas pada anak ini tidak dapat dianggap hal sepele. Apabila penyakit-penyakit itu
tidak dicegah dari sekarang, maka dapat berakibat fatal bagi kesehatan anak-anak di
masa depan.
Melihat adanya dampak yang sangat buruk bagi kesehatan anak-anak yang
memiliki berat badan yang berlebih, maka sudah menjadi tanggung jawab setiap orang
tua untuk lebih waspada dalam memperhatikan kondisi anak-anaknya dengan
memenuhi gizinya secara seimbang serta membiasakan anak-anak untuk beraktivitas
fisik. Anak-anak merupakan calon penerus bangsa ini, oleh karena itu jangan sampai
obesitas menghambat masa depan mereka dalam berkarya. (Marsela Giovani
Suhardja).
HARD NEWS
Jakarta, 31/01 - Lebih dari sembilan juta anak di dunia berusia enam tahun ke atas
mengalami obesitas, lapor Dennis Bier dari Pediatric Academic Society (PAS). Faktor
sosial Mafhum bagi kalangan medis bahwa obesitas pada anak telah menjadi masalah
yang serius di indonesia.
Sejak tahun 1970, obesitas kerap meningkat di kalangan anak, hingga kini
angkanya terus melonjak dua kali lipat pada anak usia 2-5 tahun dan usia 12-19 tahun,
bahkan meningkat tiga kali lipat pada anak usia 6-11 tahun. Dr. Damayanti R. Syarif,
Sp.A(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta bertutur senada, dari penelitian yang dilakukan di empat belas
kota besar di Indonesia, angka kejadian obesitas pada anak tergolong relatif tinggi,
antara 10-20% dengan nilai yang terus meningkat hingga kini.
Center for Disease Control CDC berargumen bahwa seorang anak dikategorikan
obesitas jika mengalami kelebihan berat badan di atas persentil ke-95 dengan proporsi
lemak tubuh yang lebih besar dibanding komponen tubuh lainnya.
Secara teoretis manajemen obesitas pada anak ialah dengan mengatur berat
badan dan mengurangi indeks massa tubuh (IMT) dengan aman dan efektif beserta
komplikasi jangka panjang dan pendek yang minimal. Sebaiknya terdapat tim dokter
anak dengan psikiater untuk mengatur pola dan kebiasaan makan serta kemungkinan
depresi. Para orang tua harus disiplin dan ‘tega’ mendidik anak untuk pergi sekolah
jalan kaki atau naik sepeda daripada harus diantar jemput.
Tidak baik untuk menuruti anak untuk sering makan di restoran cepat saji,
budaya makan buah dan sayur harus sejak dini dibiasakan, dongeng-dongeng sebelum
tidur ada baiknya kembali dibudayakan dengan cerita Popeye dan bayam atau cerita
bagaimana proses sebuah telur bisa menjadi ayam goreng superbesar dengan lemak
tebal dan kulit renyah khas restoran cepat saji. Tak kalah pentingnya ialah peran
sekolah untuk menambah jadwal olah raga dan menyediakan media yang lebih baik
bagi anak-anak untuk ‘bermain’ dan berolahraga. Sekolah juga sebenarnya menjadi
kunci untuk menertibkan puluhan pedagang yang menyuguhkan makanan-makanan
sangat tidak sehat. (Olivia)
HARD NEWS
Buah-buahan dan sayuran adalah asupan makanan yang memiliki peran penting
bagi manusia terutama untuk anak-anak. Pemenuhan kebutuhan serat yang cukup
setiap harinya dapat membantu perkembangan tubuh anak menjadi sehat sehingga
dapat membantu juga dalam perkembangan mentalnya.
Namun sayangnya, hal tersebut seolah-olah menjadi terpinggirkan. Anak-anak
jaman sekarang cenderung tidak suka mengonsumsi buah-buahan dan sayuran.
Beredar luasnya makanan cepat saji yang ditawarkan cenderung lebih disukai oleh
anak-anak masa kini. Makanan-makanan yang disukai anak-anak tersebut justru patut
diwaspadai. Makanan yang siap saji, instan, junkfood atau semacamnya adalah
kelompok makanan yang memiliki kadar gizi yang rendah.
Kurangnya asupan serat yang berasal dari buah-buahan dan sayuran dapat
berakibat buruk bagi anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan. Dengan
seringnya mengonsumsi makanan-manakanan cepat saji, maka dapat menimbulkan
efek kelebihan berat badan di kalangan anak-anak. Ditambah lagi apabila kurangnya
aktivitas yang dilakukan anak-anak tersebut maka semakin menambah resiko buruk
bagi kesehatan.
Sebagai contohnya adalah Jemy yang merupakan siswa kelas 4 SD yang tidak
suka mengonsumsi buah-buahan dan sayuran. ”Anak saya lebih suka makan-makanan
seperti nugget, mi instant, pokoknya yang gampang disajikan gitu. Kalau diberikan
sayuran dan buah-buahan selalu menolak bahkan malahan cenderung jadinya tidak
mau makan’’, ujar Ibu Wawah yang merupakan ibu dari Jemy. Ketidaksukaan Jemy
pada sayuran dan buah-buahan berakibat pada berat tubuhnya. Kurangnya serat yang
dikonsumsi serta minimnya aktivitas fisik yang dilakukannya maka tak heran apabila
berat tubuh jemy terbilang cukup besar, yaitu 48 kg bila dibandingkan dengan anak-
anak seumuran dirinya.
Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak masyarakat Indonesia yang
beranggapan bahwa anak yang bertubuh gemuk adalah cermin sukses bagi orang
tuanya. Ditambah lagi jika dikatakan bahwa anak gemuk adalah anak yang lucu dan
menggemaskan sehingga anak gemuk merupakan kebanggaan bagi orang tuanya.
Tampaknya pemikiran dan anggapan di dalam masyarakat tersebut perlu dikaji
ulang karena faktanya apabila gemuk tersebut berlebih maka si anak dapat mengalami
kesulitan dalam bergerak bahkan dapat terancam berbagai penyakit. (Marsela Giovani
Suhardja).
SOFT NEWS
Obesitas pada anak-anak di Indonesia belum menjadi sebuah isyu yang menyita
perhatian masyarakat di Indonesia,
Padahal,banyak sekali penyakit yang berbahaya yang dapat menyerang anak-anak
yang mengalami obesitas.Dimulai dari asma,diabetes mellitus hingga penyakit jantung
yang mematikan.
Obesitas pada anak-anak,terjadi karena adanya ketidak seimbangan antara
energi yang masuk dalam bentuk makanan dengan energi yang keluar dalam bentuk
aktivitas.Kurangnya sarana berolahraga dan bermain menjadikan salah satu penyebab
dari terjadinya obesitas pada anak-anak.
Ditambah lagi adanya kebiasaan jajan diluar makanan rumah,yang sering
dijadikan kambing hitam dari penyebab terjadinya obesitas pada anak.
Obesitas pada anak tentunya dapat mengganggu kesehatan fisik dan kesehatan mental
anak-anak.Karena kelebihan berat badan,seorang anak bisa kehilangan rasa percaya
diri,anak tersebut menjadi pemalu dan tertutuplah ruang kreatifitasnya untuk berkarya
Adanya olok-olokkan dari teman-teman seusianyapun sering menjadikan anak-
anak yang mengalami obesitas menjadi minder dan rendah diri dalam pergaulan
sosialnya sehari-hari, sehingga dikhawatirkan masa depan dari anak tersebut juga dapat
terganggu. Dibutuhkan peran serta dari berbagai komponen masyarakat dimulai dari
pemerintah,media massa,rakyat,penyedia jasa kesehatan industri nutrisi dan makanan
dan yang paling penting adalah dukungan total dari kalangan keluarga,rumah dan orang
tua agar dapat mencegah bertambahnya angka obesitas pada anak-anak di Indonesia.
Mulailah dengan menanamkan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih sehat sejak
dini,tanamkan sifat disiplin dan ajaklah anak-anak untuk lebih menyukai olahraga atau
beraktivitas fisik sehingga kebugaran dan kesehatan fisik serta mental mereka dapat
selalu terjaga.
Orangtua dituntut untuk lebih tegas bahkan tega kepada anak-anaknya unntuk
memilah-milah makanan apa yang akan disajikan untuk anak-anaknya.Biasakan agar
anak-anak lebih memilih makan dirumah sendiri disbanding mencari jajanan yang
kurang sehat diluar rumah. (Melanie Putria).
FEATURE
Jika anda seorang orang tua yang memiliki seorang anak yang mempunyai
kelebihan berat badan atau kegemukan, apakah yang ada di benak anda? Beberapa
orang tua saat ini, terutama di Indonesia beranggapan bahwa jika anaknya mempunyai
berat badan cukup bahkan berlebih, itu dianggap sehat dan lucu. Mereka menganggap
telah berhasil menghidupi anaknya sehingga dapat mencapai kondisi sesehat itu.
Tak jarang saat anak tersebut dibawa ke mall atau tempat-tempat ramai, orang-
orang sekitar akan mengatakan bahwa anak itu lucu dan menggemaskan, dan si orang
tua pun akan bangga dan senang atas pujian tersebut. Tapi sadarkah anda, dibalik
semua persepsi dan anggapan itu, anak anda tengah berada dalam ancaman, karena
tubuh yang gemuk itu rentan terkena berbagai penyakit serius.
Seperti seorang ibu berusia 36 tahun, Ibu Riska Anestia, beliau mempunyai
seorang anak laki-laki berusia 10 tahun bernama David, yang saat ini tengah duduk di
bangku sekolah dasar kelas 5. David sejak kecil mempunyai berat badan yang berlebih,
istilah medis yang sering digunakan adalah obesitas. Saat usianya 4 tahun, beratnya
sudah mencapai 38 kg, itu sungguh tidak relevan dengan tinggi badannya yang hanya
berkisar 120 cm.
Awalnya Ibu Riska tidak terlalu kahwatir, karena ia berpikir bahwa jika anaknya
memang suka makan dan tidak rewel itu tentu hal yang bagus. Selama ia masih mampu
untuk memenuhi kebutuhan anaknya ia akan memberikan yang terbaik yang dibutuhkan
anaknya, beitu pikirnya. David sangat gemar makan makanan yang digoreng dan juga
fast food. Ia tidak terlalu menyukai buah atau sayur-sayuran.
Ibu Riska mulai gelisah saat David berusia 6 tahun, beratnya terus bertambah,
menjadi 50 kg. Selain itu di malam hari David sering mengalami sesak napas saat mau
tidur. Saat di sekolah pun ia mengalami terlambat berfikir,cepat lelah, dan malas
bergerak. Dampaknya prestasinya di sekolah pun menurun. Selain dampak fisik,
ternyata ada dampak-dampak moril juga dialami oleh David. Karena ia malas bergerak
dan lamban, ia terkadang sering tertinggal saat bermain dengan teman-temannya, “saat
pulang sekolah ia sering menceritakan pada saya bahwa teman-temannya sering
meninggalkannya saat bermain dan mengatainya gendut, saya sungguh kasihan
mendengar cerita David.” ujar Ibu Riska.
Kekhawatiran Ibu Riska semakin menjadi saat dokter mengatakan jika berat
badan David terus bertambah ia dapat terancam berbagai penyakit seperti kolesterol
dan penyakit jantung. Itu tentu mengejutkan karena anak sekecil itu terancam berbagai
penyakit berbahaya sepperti itu.
Akhirnya Ibu Riska pun sadar, ia berusaha memperbaiki kekeliruannya dengan
mengubah pola makan dan hidup anaknya. Ia mulai menyajikan makanan-makanan
yang sehat, mengatur pola makan David dengan sewajarnya, menghindari fast food,
danmembiasakan David untuk beraktivitas fisik seperti olah raga ringan dan bersepeda.
Awalnya sulit, karena David sudah terlanjur terbiasa dengan hidupnya yang tidak
sehat, namun Ibu Riska terus membiasakan pola hisup sehat yang baru ini pada
anaknya, agar ia dapat sehat dan tidak mempunyai berat badan yang berlebihan lagi.
Setelah hampir dua tahun, perubahan terlihat jelas, David menjadi lebih segar dan
bugar, prestasinya pun meningkat dan ia tidak pernah lagi sesak napas. Sekarang
diusianya yang ke 10 tahun, berat badannya sudah normal dan ia pun menjadi lebih
percaya diri, dan tidak menganggap dirinya berbeda lagi dari teman-teman sebayanya.
”Jadi, siapa bilang gemuk itu lucu? Karena faktanya lucu itu tak berarti harus
gemuk. Jika ingin anak anda lucu bukan di lihat dari badannya yang gemuk tapi juga
dari pertumbuahn serta tingkahnya yang aktif.” begitu ujar Ibu Riska yang mempunyai
pengalaman yang berharga tentang anaknya David. Semoga setelah membaca
pengalaman dari Ibu Riska, kita semua dapat termotivasi untuk mengubah pandangan
kita yang salah mengenai tubuh gemuk si kecil yang berdampak negatif itu. (Odrine)
FEATURE
Buah hati yang ceria menjadi dambaan setiap orang tua. Betapa bangganya
orang tua melihat anak mereka tumbuh sehat, lincah, dan pintar melakukan apa saja.
Bahkan setiap orang tua ingin selalu memberikan yang terbaik bagi anaknya baik dari
pendidikan hingga asupan makanan. Lucunya bila melihat anak yang tumbuh gemuk
dengan pipi yang besar memerah. Namun tanpa disadari asupan makanan yang
berlebihan menjadi hal yang menakutkan. Obesitas menjadi hal yang terlupakan bagi
orang tua.
Alvino Mahardika (5),terlihat sebagai anak yang lucu dalam masa
pertumbuhannya. Ia gemar makan jadi badannya gemuk untuk anak seusiannya.
Selama tinggal bersama omannya, ia selalu diberikan makanan apapun kesukaannya.
Baso, ayam, chicken nugget,mi instan, dan makanan sejenisnya menjadi kesukaannya.
Namun sayur-sayuran ataupun buah-buahan menjadi makanan yang tak mau
disentuhnya.
Semua makanan kesukaannya akan habis dilahap. Tapi ia tidak akan mau
dimakan tanpa makanan-makanan favoritnya. Kecintaannya terhadap the dalam
kemasan atupun the manis membuatnya kurang mendapat asupan air putih. Jadi kalau
dilihat secara dekat tubuhnya yang gemuk bukanlah tubuh yang sehat.
Ia biasa beraktivitas bersama teman-teman sebayanya. Bermain, belajar
bersama membuatnya terlihat begitu bersemangat.Usianya yang menginjak bangku
taman kanak-kanak membuatnya mempunyai banyak aktivitas yang dapat
dilakukannya.” Ia suka sekali bermain sepak bola bersama teman-temannya.” Tutur
oma nya.
Namun hal tersebut tak berlangsung lama ketika ia terlihat ketinggalan dari
teman-teman sebayanya. Ia menjadi sulit berlari ketika bermain, nafasnya menjadi
begitu pendek. Ia menjadi mudah lelah dan jadi malas melanjutkannya. Ia juga sering
mengeluh dadanya menjadi sakit. Tapi tidak ada yang menyadari bahwa hal ini
merupakan awal yang membahayakan kesehatannya. Sampai suatu hari Ia mengeluh
benar-benar sakit dadanya. “Oma, ini sakit banget!” keluhnya.
Setelah itu dibawanya ke dokter. Terkejutnya, Vino divonis dokter mempunyai
penyakit jantung dengan kadar kolesterol tinggi dalam tubuhnya. Menurut dokter berat
tubuhnya tak seimbang untuk anak seusiannya. Hampir 30 kilogram untuk anak usia
taman kanak-kanak. Lemak yang ada di dalam tubuhnya menyelimuti jantung sehingga
terjadi penyumbatan pembuluh darah di jantungnya. Lemak juga menyelimuti paru-paru
dan membuat nafasnya pendek dan tersengal-sengal.
Dokter menyarankan untuk diet ketat terhadap makanan siap saji dan hal-hal
yang manis, memperbanyak konsumsi buah, sayur dan air putih. Tapi apakah ini
mungkin karena sebenarnya ini adalah makanan yang vino tidak suka. Namun hal ini
haruslah dicoba demi kesehatan Vino. Harus ada kegiatan olah raga, namun tidak boleh
membuatnya menjadi kelelahan.
Hal ini membuat Vino menjadi sulit mempunyai banyak waktu untuk bermain
dengan teman-temannya. Vino menjadi aga murung melihat teman-temannya bermain
lebih lama darinya dan malu melihat dirinya yang tertinggal jauh dari yang lain.
Kesulitannya adalah beradaptasi dengan makanan yang tidak disukainya namun
menjadi anjuran dokter.Mungkin ini menjadi hal yang berat bagi Vino, apalgo oma yang
selalu memberikan apa yang disuka. Obesitas telah mengambil keceriaan Vino, namun
seiring dengan berjalannya waktu dan proses diet yang dijalani membuahkan harapan
keceriaan Vino dapat kembali seperti semula. (Frieska Oktaviani)
BACKGROUND INFORMATION
- Pipi tembem
- Dagu rangkap
- Pada anak laki-laki, penis tampak kecil karena tersembunyi dalam jaringan
lemak. Makanya sering kali orang tua menjadi khawatir.
Dari penelitian Angulo A & Lindor KD (2001), 40% anak kegemukan yang
diperiksa melalui skrining USG hati ternyata mengalami gangguan penyakit hati (NASH
atau Non Alcoholic Steatohepatitis) yang dapat berlanjut jadi pengerutan jaringan hati,
bahkan kanker hati. Penurunan berat badan diduga akan menormalkan kadar enzim
hati dan juga ukuran hati.
Untuk itu, sedari sekarang, sadarilah kelebihan berat badan pada anak bukanlah
hal yang baik, biasakan mereka untuk makan makanan yang bergizi dan jauhi junk food.
Karena junk food merupakan salah satu menyebab terjadinya obesitas. Biasakan juga
anak-anak untuk bergerak dan beraktifitas dengan baik dan seimbang, dan kenali
mereka dengan olah raga yang baik bagi kesehatan dan tumbuh kembangnya. Karena
obesitas dapat mengancam masa depan anak anda, cepat atau lambat. (Odrine)
BACKGROUND INFORMATION
Jika anak anda terlihat lucu dan gemuk dan sering dipuji kerena kegemukkannya
anda perlu lah bangga tapi juga perlu waspada. Mungkin saja anak anda dapat
dikategorikan sebagai anak obesitas.
Buanglah paradigm anda bahwa lucu haruslah gemuk. Kegemukan akan
berkaitan pada kesehatan anak anda.Mungkin tidak sekarang, tapi pasti tidak lama lagi
gangguan kesehatan dapat menimpa anak anda yang dianggap “lucu” itu.Singkatnya,
bobot anak yang gemuk akan mempengaruhi kesehatannya di masa yang akan datang.
Obesitas sendiri merupakan keadaan yang tidak seimbang antara berat tubuh
dengan tinggi tubuh dan usia. Dapat juga dikatakan sebagai keadaan kelebihan energy
yang kemudian disimpan sebagai lemak di dalam jaringan tubuh.
Diketahui, lebih dari 9 juta anak di dunia berusia enam tahun ke atas menderita
obesitas. Hal tersebut atas riset Pediatric Academic Society (PAS). Obesitas terus
mengalami peningkatan di kalangan anak-anak hingga angkanya terus melonjak tiga
kali lipat pada usia 6-11 tahun. Di Indonesia sendiri hal ini telah menjadi masalah yang
serius. Dari penelitian di empatbelas kota besar di Indonesia, angka kejadian obesitas
pada anak tergolong relative tinggi, antara 10-20% dengan nilai yang teru bertambah
hingga sekarang.
Obesitas primer atau obesitas yang disebabkan karena makanan yang
berlebihan mencapai 90%. Sepuluh persennya adalah akibat penyakit atau gangguan
hormonal atau gangguan yang diturunkan.
Faktor genetik, menjadi salah satu penyebab obesitas. “Dari penelitian terbukti,
jika kedua orang tua menderita kegemukan, sekitar 80% anaknya akan kegemukan. Bila
hanya salah satu orang tua yang kegemukan, risikonya jadi 40%. Kalau keduanya tidak
kegemukan, risikonya turun lagi tinggal 14%,” jelas Dr. Damayanti, yang juga seorang
pakar gangguan metabolisme pada anak.
Beberapa bahaya yang mengikuti si gemuk antara penyumbatan atau gangguan
saluran pernapasan ketika tidur aka sering dialami si bongsor. Gejalanya mulai dari
mengompol sampai mengorok. Ia juga bisa mengalami gangguan saluran pernapasan,
akibat adanya penebalan jaringan lemak di tenggorokan, yang seringkali diperberat oleh
pembesaran jaringan amandel.
Cara lain adalah meluangkan waktu untuk mengajak si kecil lebih banyak
beraktivitas fisik. Dengan beraktivitas fisik, energi yang keluar diharapkan bisa seimbang
dengan banyaknya makanan yang dikonsumsi
Anak yang sehat akan menjadi dambaan dan kebanggaan bagi setiap orang tua.
Menjaga kesehatan anak menjadi tanggung jawab orang tua untuk tumbuh kembang
anak yang lebih baik dan masa depan yang cerah bagi buah hati anda. (Frieska
Oktaviani)
POSTER
BROSUR
Bagian luar
Bagian dalam
MOBIL SEHAT
Tampak Samping
PIN
BLOG (http://www.pedulikesehatananak.blogspot.com)
FACEBOOK (healthcareforchildren@yahoo.com)