You are on page 1of 2

RIBA DALAM EKONOMI ISLAM

A. PENDAHULUAN
â Apa yang kamu berikan (berupa pinjaman) dalam bentuk riba agar harta manusia bert
ambah, maka hal itu tidak bertambah di sisi Allahâ (QS.ar-Rum : 39).
Ayat ini menyampaikan pesan moral, bahwa pinjaman (kredit) dengan sistem bunga
tidak akan membuat ekonomi masyarakat tumbuh secara adil. Pandangan Al-qurâ an ini
secara selintas sangat kontras dengan pandangan manusia kebanyakan. Manusia men
yatakan bahwa pinjaman dengan sistem bunga akan meningkatkan ekonomi masyarakat,
sementara menurut Allah, pinjaman dengan sistem bunga tidak membuat ekonomi tum
buh dan berkembang.
B. PEMBAHASAN
Al-Quran menyoroti praktek riba yang telah sistemik, yaitu riba yang telah menj
adi sistem di mana-mana, riba yang telah menjadi instrumen ekonomi, sebagaimana
yang diyakini para penganut sistem ekonomi kapitalisme. Dalam sistem kapitalis
ini, bunga bank (interest rate) merupakan jantung dari sistem perekonomian. Hamp
ir tak ada sisi dari perekonomian, yang luput dari mekanisme kredit bunga bank (
credit system). Mulai dari transaksi lokal pada semua struktur ekonomi negara, h
ingga perdagangan internasional.
Jika riba telah menjadi sistem yang mapan dan telah mengkristal sedemikian kuatn
ya, maka sistem itu akan dapat menimbulkan dampak buruk bagi perekonomian secara
luas. Dampak sistem ekonomi ribawi tersebut sangat membahayakan perekonomian.
Pertama, Sistem ekonomi ribawi telah banyak menimbulkan krisis ekonomi di mana-m
ana sepanjang sejarah, sejak tahun 1930 sampai saat ini. Sistem ekonomi ribawi
menjadi puncak utama penyebab tidak stabilnya nilai uang (currency) sebuah negar
a. Karena uang senantiasa akan berpindah dari negara yang tingkat bunga riel yan
g rendah ke negara yang tingkat bunga riel yang lebih tinggi akibat para spekula
tor ingin memperoleh keuntungan besar dengan menyimpan uangnya dimana tingkat bu
nga riel relatif tinggi.
Kedua, sistem ekonomi ribawi, kesenjangan pertumbuhan ekonomi masyarakat dunia m
akin terjadi secara konstant, sehingga yang kaya makin kaya yang miskin makin mi
skin.
Ketiga, Suku bunga juga berpengaruh terhadap investasi, produksi dan terciptanya
pengangguran. Semakin tinggi suku bunga, maka investasi semakin menurun. Jika i
nvestasi menurun, produksi juga menurun. Jika produksi menurun, maka akan mening
katkan angka pengangguran.
Keempat, Teori ekonomi juga mengajarkan bahwa suku bunga akan secara signifikan
menimbulkan inflasi. Inflasi yang disebabkan oleh bunga adalah inflasi yang terj
adi akibat ulah tangan manusia. Inflasi seperti ini sangat dibenci Islam.
Kelima, Sistem ekonomi ribawi juga telah menjerumuskan negara-negara berkembang
kepada debt trap (jebakan hutang) yang dalam, sehingga untuk membayar bunga saj
a mereka kesulitan, apalagi bersama pokoknya.
Dengan fakta tersebut, maka benarlah Allah yang mengatakan bahwa sistem bunga t
idak menumbuhkan ekonomi masyarakat, tapi justru menghancurkan sendi-sendi perek
onomian negara, bangsa dan masyarakat secara luas. Itulah sebabnya, maka lanjuta
n ayat tersebut pada ayat ke 41 berbunyi :â Telah nyata kerusakan di darat dan di l
aut, karena ulah tangan manusia, supaya kami timpakan kepada mereka akibat dari
sebagian perilaku mereka.Mudah-mudahan mereka kembali ke jalan Allahâ
Dalam pandangan seorang banker atau debitur, sistem bunga yang mereka terapkan y
ang dilandasai saling ridha dan terkesan tidak ada saling menzalimi di antara me
reka, dianggap sebagai sebuah sistem yang wajar dan tidak menjadi masalah. Bahka
n bersifat positif-konstruktif bagi masyarakat. Inilah pandangan ekonomi mikro y
ang sering menjerumuskan banyak orang yang akalnya terbatas. Begitulah, akal man
usia sering kali tidak bisa menjangkau apa yang dibalik realitas ekonomi. Padaha
l sistem riba itu justru merusak dan sama sekali tidak membawa pertumbuhan ekono
mi yang sebenarnya.
C. PENUTUTP
Inilah yang dijelaskan Al-Quran dalam surat Ar-Rum ayat 39 di atas. Inilah kons
ep ekonomi Islam yang melarang riba. Namun, bagi para ekonom Islam, hal tersebu
t bukan lagi meta, tapi fakta, karena mereka telah melihat fakta riil kerusakan
ekonomi masyarakat, negara dan dunia akibat riba (bunga). Mereka telah melihat s
ecara nyata bahwa riba tidak akan menumbuhkan perekonomian masyarakat. Ekonomi I
slam dalam melarang riba tidak relevan bagi para penganut dan pengamal ekonomi r
ibawi yang mayoritas di negeri ini. Tugas pakar ekonomi syariâ ah untuk menjelaskan
ekonomi Islam itu kepada penganut dan pengamal kapitalisme ribawi yang masih ma
yoritas di negeri ini.

You might also like