Professional Documents
Culture Documents
Tesis
diajukan oleh:
Fourys Yudo Setiawan Paisey
07/262217/PTK/4510
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2009
ii
iii
PRAKATA
berkat, rahmat dan anugerahNya maka penelitian dan penulisan tesis yang
berjudul Desain dan Rancang Bangun Kontrol Beban Elektronik Pada Pada
Tesis ini dikerjakan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh derajat
keserjanaan S-2 pada Program Studi Magister Sistem Teknik Program Pasca
Sarjana Universitas Gadjah Mada. Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat
terselesaikan dengan baik karena adanya bimbingan, dorongan dan bantuan dari
banyak pihak. Melalui kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Sasongko Pramono Hadi, DEA. dan Dr-Ing. Ir. Agus Maryono, sebagai
dan kritik, sehingga penulisan tesis ini dapat lebih cepat terselesaikan.
penulis.
5. Ketua dan pengelola Magister Sistem Teknik yang telah memberikan fasilitas.
iv
6. Universitas Muhammadyah Malang (UMM) yang telah memberikan ijin
7. Kepala dan staf laboratorium Teknik Tenaga Listrik Fakultas Teknik UGM
9. Istri tercinta Hedwigi Timang yang dengan setia memberikan motivasi dan
10. Machmud Effendi, ST, M.Eng dan keluarga yang telah memberikan bantuan
Atas semua bantuan, dorongan dan jerih payah tersebut di atas semoga
v
DAFTAR ISI
Judul i
Pengesahan ii
Pernyataan iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
Intisari xii
Abstract xiii
I. PENDAHULUAN
vi
2.2.1 PLTMh 6
2.2.4. TRIAC 22
vii
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan 54
5.2 Saran 55
DAFTAR PUSTAKA 56
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
Gambar 3.8. Tampilan keluaran rangkaian pendeteksi nol 35
xi
INTISARI
xii
DESIGN AND CONSTRUCTION ELECTRONIC LOAD CONTROLLER
OF MICROHYDRO POWER
ABSTRACT
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan data dari Departemen ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral),
Indonesia mempunyai potensi tenaga air sebesar 75.000 MW, dan hanya 13% dari
jaringan listrik PLN. Dengan adanya PLTMh, maka daerah tersebut dapat
kapasitas 50 KW sampai dengan kapasitas 165 KW. PLTMh yang dibangun juga
menggunakan beberapa jenis turbin yang berbeda tergantung dari besarnya head
dan debit air, seperti turbin jenis cross flow, propeller dan open flume. Hampir di
Kalimantan, Papua, Jawa dan Sulawesi, namun jumlah potensi air yang
Governor pada PLTMh adalah peralatan pengatur jumlah air yang masuk
ke dalam turbin agar tenaga air yang masuk ke turbin sesuai dengan daya listrik
(Suryadi, 1995). Penggunaan governor pada PLTMh tidak relevan jika ditinjau
produksi dalam negeri belum mampu bersaing dengan produksi luar negeri, baik
dari segi kualitas maupun harganya. Desain kontrol beban elektronika atau
maka putaran dan frekuensi generator akan konstan. Desain PLTMh sederhana
sebagai berikut:
3. Bagaimana mengukur unjuk kerja sistem ditinjau dari kestabilan frekuensi yang
penelitian ini berbeda dengan yang sudah dicantumkan dalam tinjauan pustaka.
4
Adapun manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini, antara lain:
2. Mengetahui unjuk kerja sistem PLTMh ditinjau dari kestabilan frekuensi yang
BAB II
menggunakan generator sinkron dengan daya kecil sehingga daya pada beban
konsumen dan beban komplemen juga kecil, yaitu sekitar 10 Watt sampai dengan
100 Watt, dengan perubahan frekuensi antara 47,5 hertz sampai 49 hertz.
sinkron lebih besar, agar daya pada beban konsumen dan beban komplemen juga
lebih besar, sehingga unjuk kerja alat dalam menstabilkan frekwensi generator
lebih terlihat.
frekuensi generator masih tidak stabil dengan adanya perubahan beban konsumen.
Hal ini disebabkan karena parameter yang dideteksi adalah perubahan tegangan,
beban yang dialihkan tidak dapat seluruhnya diterima oleh beban konsumen.
induksi yang difungsikan sebagai generator listrik dengan menggunakan rele over-
adalah 5%.
6
2.2.1 PLTMh
adanya perubahan daya penggerak. Jika daya air yang masuk ke turbin dibuat
selalu konstan sehingga daya penggerak turbin selalu konstan, maka frekuensi dan
respon generator akan menjadi fungsi beban. Agar frekuensi yang dihasilkan oleh
generator selalu konstan, maka besar beban dari generator harus selalu konstan.
Untuk itu diperlukan beban tiruan yang besar bebannya dapat diatur sesuai dengan
pengurangan beban dari PLTMh. Beban tiruan ini disebut beban komplemen.
Pada suatu kondisi beban tertentu (misal pada beban sebesar 75% beban penuh),
daya air yang masuk ke turbin diatur sehingga diperoleh putaran generator yang
dikehendaki. Jika pada beban konsumen terjadi penurunan beban sebesar ∆I,
maka beban komplemen akan dilewati arus yang rata-ratanya akan sebesar
penurunan arus akibat turunnya beban konsumen (∆I) sehingga generator akan
dibebani dengan total beban yang selalu konstan. Diagram blok dari uraian
Daya yang masuk ke turbin dibuat konstan sehingga beban yang dirasakan
oleh generator juga selalu konstan, maka putaran generator senantiasa juga
konstan. Jika debit air konstan maka generator harus dibebani dengan daya yang
konstan agar putaran generator selalu konstan. Beban konsumen tidak selalu
beban komplemen yang besarnya diatur oleh ELC. Formula pengaturan beban
Formula pengaturan beban oleh ELC berlaku untuk setiap kondisi beban
konsumen. Daya yang tersedia pada terminal generator dapat dinyatakan dengan
Berdasarkan persamaan (1), debit air berbanding terbalik dengan head, artinya
jika debit airnya besar maka headnya rendah. Demikian pula sebaliknya, jika debit
menggunakan sakelar elektronik yang terdiri atas tiga bagian utama, yaitu
(Henderson, 1998):
oleh generator sebagai akibat adanya perubahan beban konsumen yang kemudian
perubahan yang terjadi. TRIAC dapat menswitch arus yang jauh lebih besar
dan pemutusan arus dapat dilakukan dengan cara mengatur sudut penyalaan.
Modul kontrol yang digunakan adalah modul kontrol yang mendeteksi perubahan
9
• Beban Komplemen
perubahan yang terjadi pada beban sebenarnya dengan tujuan untuk menjaga agar
sebenarnya.
merupakan salah satu komponen analog yang popular digunakan dalam berbagai
aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp popular yang paling sering dibuat
Penguat Diferensial
tegangan antara kedua inputnya itu. Penguat diferensial seperti yang ditunjukkan
Vout = A(v1-v2) dengan A adalah nilai penguatan dari penguat diferensial ini.
Titik input v1 dikatakan sebagai input non-iverting, sebab tegangan vout satu phase
dengan v1. Titik v2 dikatakan input inverting sebab berlawanan phasa dengan
tengangan vout.
Diagram Op-amp
diferensial, lalu ada tahap penguatan (gain), selanjutnya ada rangkaian penggeser
level (level shifter) dan kemudian penguat akhir yang biasanya dibuat dengan
penguat push-pull kelas B. Gambar 2.3 berikut menunjukkan diagram dari op-amp
Simbol op-amp pada Gambar 2.4 dengan 2 input, non-inverting (+) dan
input inverting (-). Umumnya op-amp bekerja dengan dual supply (+Vcc dan –Vee)
namun banyak juga op-amp dibuat dengan single supply (Vcc – ground). Simbol
rangkaian di dalam op-amp pada Gambar 2.4 adalah parameter umum dari sebuah
op-amp. Rin adalah resitansi input yang nilai idealnya infinit (tak terhingga). Rout
adalah resistansi output dan besar resistansi idealnya 0 (nol). AOL adalah nilai
dari teknologi pembuatan dan desain IC-nya. Tabel 2-1 menunjukkan beberapa
12
parameter op-amp yang penting beserta nilai idealnya dan juga contoh real dari
parameter LM714.
Penguatan Open-loop
100.000 kali. Penguatan sebesar 100.000 kali membuat sistem penguatan op-amp
menjadi tidak stabil. Input diferensial yang amat kecil saja sudah dapat membuat
outputnya menjadi saturasi. Pada bab berikutnya akan dibahas bagaimana umpan
Unity-gain frequency
Op-amp yang ideal dapat bekerja pada frekuensi tertentu, mulai dari sinyal
menjadi penting, jika op-amp digunakan untuk aplikasi dengan frekuensi tertentu.
Parameter AOL adalah penguatan op-amp pada sinyal DC. Respon penguatan
Slew rate
respon op-amp terhadap sinyal input menjadi lambat. Op-amp ideal memiliki
parameter slew-rate yang tak terhingga sehingga jika input berupa sinyal kotak,
sehingga sinyal output dapat berbentuk ekponensial, sebagai contoh praktis: op-
amp LM741 memiliki slew-rate sebesar 0.5V/us berarti perubahan output op-amp
LM741 tidak bisa lebih cepat dari 0.5 volt dalam waktu 1 us.
Parameter CMRR
tegangan input yang dikuatkan hanyalah selisih tegangan antara input v1 (non-
inverting) dengan input v2 (inverting). Tegangan persamaan dari kedua input ini
dengan rumus CMRR = ADM/ACM yang dinyatakan dengan satuan dB, contohnya
kira-kira 30.000 kali dibandingkan penguatan ACM (commom mode). CMRR yang
makin besar maka op-amp diharapkan akan dapat menekan penguatan sinyal yang
tidak diinginkan (common mode) sekecil-kecilnya. Jika kedua pin input dihubung
singkat dan diberi tegangan, maka output op-amp nol. Op-amp dengan CMRR
Op-Amp Ideal
diferensial) yang memiliki dua masukan. Input op-amp ada yaitu input inverting
dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop
terbuka) yang tak terhingga besarnya, misalnya op-amp LM741 yang sering
Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan
feed back (umpan balik negatif) diperlukan. Op-amp dapat dirangkai menjadi
aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite). Impedasi input op-amp ideal
mestinya adalah tak terhingga, sehingga arus input pada tiap masukannya adalah
106 Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga arus input op-
(v+ - v- = 0 atau v+ = v- )
Gambar 2.5, di mana sinyal masukannya dibuat melalui input inverting. Fase
keluaran dari penguat inverting ini akan selalu berbalikan dengan inputnya. Pada
pada rangkaian ini dinamakan virtual ground maka dapat dihitung tegangan jepit
pada R1 adalah vin – v- = vin dan tegangan jepit pada reistor R2 adalah
16
selanjutnya
G = v out v in = − R 2 R 1 (5)
masukan terhadap ground. Input inverting (-) pada rangkaian ini diketahui adalah
diperlihatkan pada Gambar 2.6. Sesuai dengan namanya, penguat ini memiliki
vin = v+ (6)
v+ = v- = vin (7)
Dari sini ketahui tegangan jepit pada R2 adalah vout – v- = vout – vin, atau iout =
(vout-vin)/R2. Tegangan jepit pada R1 adalah v- = vin, yang berarti arus iR1 = vin/R1.
Hukum kirchkof pada titik input inverting merupakan fakta yang mengatakan
bahwa:
sebelumnya, maka diperoleh iout = iR1, dan jika ditulis dengan tegangan jepit
disederhanakan menjadi:
G = v out v in =1 + (R 2 R 1 ) (10)
Integrator
Op-amp dapat berfungsi sebagai rangkaian dengan respons frekuensi,
integrator seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7. Rangkaian dasar sebuah
tersebut adalah:
dimana v- = 0 (aturan1)
dimana v- = 0
Vout = − 1 RC.⎛⎜ ∫ v in dt ⎞⎟
t1
(16)
⎝ t0 ⎠
pembangkit sinyal segitiga dari inputnya yang berupa sinyal kotak. Dengan
Persamaan ini juga dapat diperoleh dengan cara lain, yaitu dengan mengingat
G = - R2/R1 (19)
R1 = R (20)
R 2 = Z c = 1 ω.C (21)
merupakan dasar dari low pass filter. Terlihat dari rumus tersebut secara
matematis, penguatan akan semakin kecil (meredam) jika frekuensi sinyal input
20
semakin besar. Pada prakteknya, rangkaian feed back integrator mesti diparalel
dengan sebuah resistor dengan nilai 10 kali nilai R atau satu besaran tertentu yang
berupa saklar terbuka. Jika tanpa resistor feed back seketika itu juga outputnya
akan saturasi sebab rangkaian umpan balik op-amp menjadi open loop (penguatan
open loop op-amp ideal tidak berhingga atau sangat besar). Nilai resistor feed
back sebesar 10R akan selalu menjamin output off-set voltage (offset tegangan
Rangkaian Differensiator
inverting dengan ditambahkan komponen kapasitor (C), seperti pada Gambar 2.8.
Rumus ini secara matematis menunjukkan bahwa tegangan keluaran vout pada
rangkaian ini adalah differensiasi dari tegangan input vin, contoh praktis dari
hubungan matematis ini adalah jika tegangan input berupa sinyal segitiga, maka
G = -R2/R1 (24)
R2 = R (25)
R1 = Zc = 1 ω.C (26)
maka jika besaran ini disubtitusikan akan didapat rumus penguat differensiator
(high pass filter), dimana besar penguatan berbanding lurus dengan frekuensi.
Sistem seperti ini akan menguatkan noise yang umumnya berfrekuensi tinggi.
Untuk praktisnya, rangkain ini dibuat dengan penguatan dc sebesar 1 (unity gain).
Biasanya kapasitor diseri dengan sebuah resistor yang nilainya sama dengan R.
Dengan cara ini akan diperoleh penguatan 1 (unity gain) pada nilai frekuensi
cut-off tertentu.
22
Comparator ( Pembanding )
masukan dengan suatu tegangan acuan (reference II) pada masukan lainnya
karena sifatnya yang membandingkan antara dua masukan, maka rangkaian ini
mendeteksi ada dan tidaknya sebuah cahaya atau mendeteksi level air. Polaritas
masuk dalam salah satu inputannya, misalnya tegangan masukan inverting lebih
besar dari pada tegangan yang diumpankan pada masukan non-inverting maka
masukan inverting lebih kecil dari pada tegangan yang diumpankan pada masukan
2.2.4 TRIAC
artinya adalah saklar triode untuk arus bolak-balik. TRIAC adalah pengembangan
dari pendahulunya yaitu DIAC dan SCR. Ketiganya merupakan sub-jenis dari
Rectifier) atau Thyristor yang dirancang anti paralel dengan 1 buah elektroda
23
gerbang (gate electrode) yang menyatu. SCR merupakan piranti zat padat
Karakteristik TRIAC
TRIAC dapat berkonduksi dalam berbagai arah. TRIAC dapat digunakan untuk
mengontrol aliran arus dalam rangkaian AC. Elemen seperti penyearah dalam
kedua arah menunjukkan kemungkinan dua aliran arus antara terminal utama M1
dan M2. Pengaturan dilakukan dengan menerapkan sinyal antara gate (gerbang)
dan M1.
kontroler tegangan AC) karena dapat bersifat konduktif dalam dua arah. TRIAC
sebagai anoda atau katoda. Jika terminal MT2 positif terhadap terminal MT1
maka TRIAC dapat dimatikan dengan memberikan sinyal gerbang positif antara
gerbang G dan MT1, sebaliknya jika terminal MT2 negatif terhadap MT1 maka
TRIAC akan dapat dihidupkan dengan memberikan sinyal pulsa negatif antara
Gambar 2.10 Kuadran TRIAC.
VMT1MT2 + - - +
VGMT1 + + - -
kuadran lain, dan TRIAC biasanya beroperasi di kuadran I+ (tegangan dan arus
gerbang positif) atau kuadran III- (tegangan dan arus gerbang negatif).
Konduksi atau hantaran diantara katoda dan anodanya ditahan dalam arah
mundur, namun dapat dipergunakan sebagai saklar hantaran dalam arah maju.
Bila diberi sinyal kecil di antara gerbang dan katoda, maka thyristor akan aktif
sehingga arus maju yang besar dapat mengalir dengan hanya memberikan
tegangan kecil saja pada piranti ini. Thyristor pada waktu aktif hanya dapat
dimatikan dengan menurunkan arus yang melaluinya sampai kurang dari nilai arus
yang disebut holding current (arus genggam). Arus genggam merupakan arus
cara, yaitu dengan melampaui tegangan putus maju (forward break-over voltage)
TRIAC atau dengan memberikan suatu bentuk gelombang yang nilainya naik
dengan cepat di antara anoda dan katodanya, pada khususnya lebih dari 50 V/µs.
gerbang.
yang disebut gerbang (gate). Gerbang inilah yang mengizinkan pengendalian atas
aksi penyearah. Piranti ini dapat dibuat agar bertindak sebagai rangkaian terbuka
(penahan maju) atau dapat dipicu sehingga memiliki kondisi hantaran maju
resistansi rendah dengan memberikan pulsa singkat yang memilik daya relatif
26
terlihat bahwa struktur transistor P-N terdapat diantara anoda dan gerbang
frekuensi listrik yang dihasilkannya sebanding dengan jumlah kutub dan putaran
yang dimilikinya. Listrik yang dihasilkan adalah listrik arus bolak-balik (listrik
AC). Mesin pengerak dari generator AC dapat berasal dari tenaga diesel, tenaga
kutub dalam, seperti terlihat pada Gambar 2.12. Keuntungan generator kutub
dalam ialah bahwa untuk mengambil arus tidak dibutuhkan cincin geser dan sikat
arang. Hal ini disebabkan lilitan-lilitan tempat terjadinya GGL itu tidak berputar.
yang tinggi dan dengan arus yang besar sedangkan waktu yang digunakan untuk
menggerakkan dua buah kutub yang tak senama yang berurutan melalui sebuah
kumparan sama dengan satu periode, seperti yang terlihat pada Gambar 2.13
27
periode adalah waktu yang diperlukan untuk terbentuknya satu gelombang penuh.
Pada generator berkutub 2, waktu yang dibutuhkan untuk 1 putaran sama dengan
(P=2), maka dalam 1 putaran akan terbentuk 1 gelombang. Untuk P=4 maka
kutub magnet bertambah maka berarti untuk setiap satu kali putaran kumparan
28
hubungan:
P.n
f= (28)
120
Dimana: f = frekuensi listrik
Generator sinkron adalah generator yang besar frekuensi lisrik yang dihasilkan
persamaan 28.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
a. Rangkaian ELC
a. Alat ukur AVO-meter yang dapat mengukur resistansi, tegangan, dan arus
AC maupun DC
b. Frekuensi Meter
c. Function Generator
d. Osciloskop
e. Tang Ampere.
Mulai
A
Desain Rangkaian ELC
Pemasangan dan
Pengujian Rangkaian ELC per bagian Pengawatan PCB pada
menggunakan Bridge Board Circuit Kotak Panel
Pembuatan PCB +
Pemasangan Komponen
Hasil Pengujian
Uji Kinerja PCB Sesuai dg
Menggunakan Ballast Karakteristik
Load ELC?
Pembuatan Kotak
Panel
Dalam pembuatan desain sistem ELC dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Generator Sumber
Beban
G Konsumen
+
Pembangkit
Sinyal
Pembangkit Sinyal
Low-Pass Filter Segitiga
_
Pengendali PI + + + Penguat Pulsa Saklar Beban
Elektronik Komplemen
Pembanding Akhir
Wave), dimana prinsip dari rangkaian ini adalah menurunkan tegangan keluaran
dari rangkaian gelombang segitiga jika frekuensi pada generator naik, dan
generator turun.
keluaran dari generator harus diubah terlebih dahulu menjadi gelombang kotak
(Block Wave) dan selanjutnya diubah lagi menjadi gelombang pulsa sesaat
32
(Pulse Train) pada waktu terjadi peralihan dari high ke low, maupun sebaliknya.
Dari rangkaian sensor frekuensi pada Gambar 3.3 ini dapat dijelaskan
menjadi gelombang kotak oleh dua op-amp yang berfungsi sebagai pembanding
dengan tegangan catu sebesar +15V. Apabila tegangan pada non-inverting op-amp
lebih besar dari tegangan pada inverting op-amp, maka keluarannya menjadi
lebih kecil dari tegangan pada inverting op-amp, maka keluarannya menjadi cut
off sebesar 0 V. Tampilan keluaran pada osiloskop dapat dilihat pada Gambar 3.4.
33
pada saat keluaran gelombang kotak berubah dari high ke low atau sebaliknya,
maka akan terjadi pulsa sesaat selama 0.156 milidetik, seperti terlihat pada
Gambar 3.5.
Pulsa sesaat ini digunakan sebagai saklar elektronik yang menutup selama
sumber generator AC. Hal ini diperlukan untuk menentukan kapan sudut
Dari rangkaian pendeteksi titik nol, terlihat bahwa variable resistor 2k5
difungsikan untuk mengatur lebar pulsa keluaran rangkaian pendeteksi titik nol.
Lebar pulsa diusahakan maksimal sebesar 0,45 milidetik. Hal ini dapat dilihat
yang berubah terhadap beban konsumen (actual frequency) dengan frekuensi yang
diinginkan (set point frequency). Nilai set point frequency sebesar 50 Hz yang
sudah diubah menjadi tegangan oleh rangkaian sensor frekuensi adalah sebesar
atas) dan rangkaian integrator (op-amp yang bawah). Fungsi dari rangkaian
frekuensi referensi (50 Hz atau 7.64V) dan sekaligus sebagai penguat tegangan
pengatur pulsa.
Kontrol pulsa akan mengeluarkan pulsa high jika frekuensi generator lebih
kecil dari frekuensi referensi. Pulsa ini diperkuat oleh rangkaian proportional dan
diatur kecepatan peralihan dari pulsa low ke high oleh rangkaian integrator,
begitu juga sebaliknya jika frekuensi generator lebih besar dari frekuensi
referensi, maka kontrol pulsa akan mengeluarkan pulsa low. Pulsa ini diperkuat
oleh rangkaian proportional dan diatur kecepatan peralihan dari pulsa high ke low
Nilai penguatan dari rangkaian proportional sesuai dengan rumus penguatan tak
R20
AV = +1
RV5
Jika nilai RV5 = 25k, maka penguatan tegangannya sebesar:
220k
AV = + 1 = 9,8 kali
25k
Waktu yang dibutuhkan oleh rangkaan integrator untuk berubah dari kondisi high
t
V0 = Vi .
R.C
V .R.C
t = 0.
Vi
15.100 k .470 n
t= = 0,092 detik
7,64
keluaran sensor frekuensi generator dengan keluaran kontrol pulsa sehingga jika
beban konsumen turun, maka frekuensi generator naik (tegangan turun di bawah
tegangan frekuensi) dan keluaran kontrol pulsa akan berubah dari high menjadi
rangkaian pembanding akhir adalah pulsa high. Pulsa high ini akan diumpankan
ke rangkaian penguat pulsa agar dapat dihasilkan arus keluaran sebesar 50 mA.
38
sehingga akan ada arus yang mengalir pada beban komplemen. Jika beban
konsumen naik maka rangkaian pembanding akhir akan mengeluarkan pulsa low
off), dan pin gate TRIAC tidak mendapatkan arus, maka tidak terdapat arus yang
akhir yang menuju ke penguat pulsa. Hal ini dikarenakan terdapat dua beban
TRIAC dibutuhkan arus gate sebesar 50 mA. Rangkaian lengkapnya dapar dilihat
arusnya, dimana transistor ini mempunyai nilai hFE=120, sehingga apabila arus
pada basis (Ib)= 5 mA, maka sesuai dengan rumus penguatan arus pada transistor
yaitu: Ic ≅ Ie = hFE x Ib
TRIAC hanya membutuhkan arus gate sebesar 50 mA, maka transistor hanya
pembatas arus pada transistor. Nilai Rc dan Re dapat dihitung dengan rumus:
pada beban komplemen jika terdapat arus gate sebesar 50 mA. Rangkaian ini
dengan tegangan AC sampai dengan 600 V sehingga rangkaian ELC yang didesain
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
komponen dan untuk pembuatan jalur hubungan dari tiap kaki komponen ke kaki
komponen yang lain. Gambar hasil pembuatan PCB terdiri dari gambar tampak
atas (Top Overlay) dan gambar tampak bawa (Bottom Layer), seperti ditunjukkan
Frekuensi
Meter
10
Tegangan Sensor (V)
9
8
7
6
R2 = 0,9738
5
4
40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60
Frekuensi Generator (Hz)
bahwa hasil pengujian sensor frekuensi bersifat linier dengan nilai R2 = 0,9738.
Hal ini menunjukkan bahwa besaran frekuensi generator dapat diwakili menjadi
berikutnya.
V F
Generator A Beban
Konsumen
Rangkaian Beban
ELC Komplemen
flume.
• Rangkaian ELC
Setelah dilakukan pekerjaan instalasi seperti pada Gambar 4.4 dan disajikan
Gambar 4.5 Foto pengujian ELC pada PLT Piko Hidro UMM
45
1. Setelah rangkaian ELC sudah di dalam kotak panel listrik beserta dengan alat
ukur arus, tegangan dan frekuensi maka ELC dapat dihubungkan ke generator
listrik sebagai sumber listrik, kemudian ELC juga dihubungkan dengan beban
konsumen dan beban komplemen. Perlu diingat di sini, bahwa besarnya daya
beban komplemen adalah 20% lebih besar dari daya yang dimiliki oleh beban
konsumen.
komplemen.
frekuensi 50 Hz dan pastikan bahwa semua arus sudah diserap oleh beban
komplemen, hal ini ditunjukkan oleh ampermeter yang terpasang pada kotak
panel.
sekitar 50 Hz, maka beban konsumen siap untuk menerima arus generator
beban konsumen.
5. Pada saat beban konsumen sudah terhubung, pastikan bahwa arus pada beban
6. Ujilah unjuk kerja sistem yang mengunakan ELC dan tanpa mengunakan ELC
maka frekuensi dan tegangan generator harus konstan stabil, hasil pengujian
350
Tegangan Generator (V)
300
250
200 Menggunakan ELC
150 Tanpa ELC
100
50
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Beban Konsumen (W)
1 n
s= ∑
n − 1 i =1
( xi − x) 2
80
Frekuensi Generator (Hz )
70
60
50
Menggunakan ELC
40
Tanpa ELC
30
20
10
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Beban Konsumen (W)
Tabel 4.5.
sinkron dengan daya sangat kecil, sehingga daya pada beban konsumen dan
beban komplemen juga kecil, yaitu sekitar 10 Watt sampai dengan 100 Watt,
dengan perubahan frekuensi antara 47,5 hertz sampai 49 hertz. Untuk lebih
tegangan terbesar adalah 5%. Hal ini dapat dilihat dalam grafik
ELC
bakunya.
53
generator cenderung lebih konstan terhadap perubahan beban konsumen dan nilai
Tabel 4.9.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
2. Pada penelitian ini, telah berhasil dirancang dan dibuat kontrol beban
kVA 1 fasa. Sedangkan pada penelitian ini, ELC diuji pada beban konsumen
maksimal 500 VA 1 fase dan tegangan generator pada saat terjadi perubahan
5.2 SARAN
3. Untuk lebih meningkatkan performa atau unjuk kerja ELC perlu penelitian
lanjut, agar tegangan keluaran generator dan frekuensi yang dihasilkan lebih
DAFTAR PUSTAKA
Andi, 2003, ” Tip dan Trik Pemrograman Delphi 7.0”, Andi Offset
Leon W. Cough, 1997, Digital and Analog Communication System, Prentice Hall.
Fuji-Oscar, 1990, “ The Telemetry Formats “ , The AMSAT Journal, v. 13, no. 4,
Sep 1990, p. 20.
Rovianto, 2004, Desain dan Realisasi Sistem Telemetri FSK ( Suhu, Tekanan
Udara dan Kelembapan ), Sekolah Tinggi Teknik Telkom Bandung.
Socomec, 2006, “ Data Sheet Power Meter Diris A40”, Socomec Corporation.