Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
yang sekiranya disukai konsumen. Tanpa inovasi, produk suatu perusahaan bisa
pasar. Di lain pihak konsumen juga semakin kritis terhadap apa yang mereka
terima dan harapkan dari sebuah produk. Jika ternyata tidak sesuai dengan
yang puas akan terus melakukan pembelian; pelanggan yang tidak puas akan
menyebarkan berita tersebut pada orang lain (Setiadi, 2003, p.16). Untuk
1
2
dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar kita di mana manusia melakukan
p.8), misalnya dalam membeli suatu produk para konsumen memiliki berbagai
relevan dan penting (Kotler, 2005, p.226) . Mereka akan memberikan perhatian
lebih besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Atribut-atribut
ini kemudian akan berperan dalam evaluasi keputusan pembelian. Atribut produk
juga memberikan positioning yang jelas terhadap suatu produk. Chandra (1999,
produk merupakan salah satu faktor utama dalam strategi positioning produk.
yang luas terjadi untuk kepentingan khusus bagi konsumen atau untuk
dipergunakan untuk waktu yang lama (Fandi Tjiptono, 1997, p 21), salah satunya
kendaraan roda dua dipengaruhi banyak faktor. Menurut Ketua AISI, Ridwan
3
Gunawan, semua itu dipicu oleh kebutuhan akan alat transportasi pribadi yang
cukup tinggi. Ini sebagai dampak masih belum memadainya sarana transportasi
umum di Indonesia. Selain itu, sepeda motor adalah kendaraan yang sesuai
dengan karakteristik masyarakat. Dilihat dari harganya, sepeda motor jauh lebih
harganya relatif tidak beranjak naik. Komponen sepeda motor yang lebih dari
Kenaikan harga minyak bumi juga tidak mempengaruhi penjualan motor karena
efisien bahan bakar (Media Motor, 2008). Kondisi ini ditunjang dengan cara
kepemilikan sepeda motor yang semakin mudah. Dengan uang muka di bawah Rp
1.000.000, masyarakat pun sudah bisa memiliki sepeda motor. Kemudian cicilan
yang bisa diangsur sampai 48 bulan membuat kepemilikan sepeda motor semakin
tinggi di Indonesia.
dengan melihat data Asean Region Road Safety Strategy and Action Plan, seperti
tercantum dalam situs ADB (Asian Development Bank) cukup tinggi. Indonesia
berada pada posisi ketiga dengan angka 75,2% setelah Vietnam dan Laos.
Vietnam yang dijuluki negara sepeda motor memiliki angka rasio sangat tinggi
yaitu sebesar 94,4% diikuti Laos dengan angka 80%. Indonesia mengalahkan
Malaysia, Singapura, dan Thailand soal kepemilikan sepeda motor ini. Bahkan
Indonesia sudah menjadi negara ketiga terbesar dalam pasar sepeda motor dunia,
4
setelah Cina menjual 12 juta unit dan India sekitar 5 juta unit
(www.serayamotor.com, 2002).
motor nasional didominasi oleh pabrik motor dari Jepang. Pada dasarnya pangsa
pasar utama masih dikuasai oleh 4 perusahaan motor yaitu Honda, Yamaha,
yaitu, motor matik, cub, dan sport. Namun yang paling dominan penjualannya
adalah motor cub, salah satu faktornya karena motor cub lebih mudah dikendarai
dan cocok digunakan oleh siapa saja. Pabrikan motor yang tergabung dalam AISI
jenis motor tersebut, kecuali Kymco dan Piaggio yang lebih fokus ke pasar motor
skutik atau skuter. Sementara pabrikan pendatang baru dari India yaitu Bajaj
Gambar 1.1
Pangsa Pasar Sepeda Motor Menurut Jenisnya
19%
6%
75%
Pada tahun 2008 penjualan motor cub masih mendominasi. Namun, pada
awal tahun 2009 porsi sepeda motor cub terhadap total pasar nasional turun
menjadi 50% per Februari 2009, pangsa pasar motor skutik naik sebesar 33%,
pangsa pasar sepeda motor sport juga naik sekitar 8-9 persen dari total pasar
Suzuki sebagai salah satu produsen motor dengan pangsa pasar terbesar
Yamaha dan Honda. Suzuki mengeluarkan berbagai jenis motor di segmen yang
berbeda. Dalam segmen motor cub Suzuki mengeluarkan tiga produk yaitu Suzuki
Shogun dengan CC 125, Smash dengan CC 110, dan cub sport Satria Fu. Di
segmen sport Suzuki Thunder berusaha mengimbangi Honda Tiger dan Yamaha
6
Skydrive, dan Skywave. Dengan desain produk yang semakin inovatif, Suzuki
Tabel 1.1
Penjualan Motor Suzuki Tahun 2004-2009 (unit)
Penjualan
3.900.664 5.074.204 4.427.835 4.688.261 6.214.284 2.534.351
nasional
Penjualan
844.235 1.091.962 596.041 637.031 794.622 198.117
Suzuki
Dengan berbagai varian produk baru yang diluncurkan dan promosi yang
gencar, Suzuki tetap tidak mampu menaikkan market share-nya selama ini. Dari
data diatas terlihat kinerja penjualan Suzuki jatuh tahun 2006 dan sampai sekarang
market share Suzuki turun lagi tahun 2008 walaupun penjualannya naik dibanding
tahun lalu. Hal ini menunjukkan meskipun Suzuki mampu menaikkan angka
produk andalan Suzuki Motor. Untuk tahun 2008 66% dari seluruh tipe yang
Sukses Internasional selaku ATPM Suzuki. mengenai faktor-faktor apa saja yang
untuk memperoleh gambaran secara garis besar bab demi bab. Sistematika
penelitian ini. Penelitian ini disusun dalam lima bab dengan perincian sebagai
berikut.
Bab I : Pendahuluan
penelitian.
Bab V : Penutup
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan
BAB II
TELAAH PUSTAKA
alternatif dan memilih salah satu diantaranya (Olson, 1996, p.162). Dalam proses
pilihan alternatif, berbagai macam pertimbangan baik yang berasal dari dalam
Peran pembelian (Kotler, 2005, p.220) ada lima. Pertama adalah pencetus
yaitu orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk atau
jasa. Pemberi pengaruh yaitu orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi
Henry Assael (dikutip oleh Kotler, 2005, p.221) membedakan empat jenis
tingkat perbedaan antar merek. Pertama adalah perilaku pembelian yang rumit,
konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit bila mereka sangat
terlibat dalam pembelian dan sadar akan adanya perbedaan yang besar antar
merek. Perilaku ini lazim terjadi bila produknya mahal, jarang dibeli, beresiko,
dalam pembelian namun melihat sedikit perbedaan antar merek. Jika konsumen
keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan tidak ada perbedaan antar merek
rendah tetapi perbedaan antar merek signifikan, dalam situasi ini konsumen sering
1. Faktor Kebudayaan
homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara
serupa.
2. Faktor Sosial
perilakunya tidak disukai oleh individu. Dalam kehidupan pembeli ada dua
3. Faktor Pribadi
Gaya hidup, adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan
4. Faktor-faktor Psikologis
deskriptif yang dianut seseorang tentang suatu hal, sikap adalah evaluasi,
dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa obyek atau gagasan.
Gambar 2.1
Proses Pengambilan Keputusan
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan Pembelian
internal maupun eksternal. Jika suatu kebutuhan diketahui, maka konsumen akan
konsumen akan mencari informasi yang relevan dari lingkungan luar untuk
memecahkan masalah, atau mengaktifkan pengetahuan dari ingatan. Ada dua level
hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Level selanjutnya adalah
masuk ke pencarian informasi secara aktif. Sumber informasi ini berasal dari
beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan itu.
atribut yang dianggap relevan dan penting. Pada tahap ini konsumen membentuk
keputusan waktu, dan keputusan metode pembayaran. Niat pembelian tidak selalu
mempengaruhi keputusan pembelian karena adanya sikap orang lain dan faktor
situasi yang tidak terantisipasi. Sikap orang lain dapat berupa pengaruh dari
keluarga, teman, ulasan produk di internet, dan lain-lain. Sedangkan situasi tidak
yang dialami pelanggan. Setiap perusahaan ingin memiliki pelanggan yang puas
karena pelanggan yang puas memiliki probabilitas lebih tinggi untuk membeli
produk lagi. Sedangkan pelanggan yang tidak puas akan merugikan perusahaan
dipasaran.
“Sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata didalamnya sudah tercakup
warna, kemasan, prestise pengecer dan pelayanan dari pabrik, serta pengecer yang
tertentu yang dirancang dalam sebuah produk atau jasa. Pengertian atribut produk
evaluasi alternatif. Menurut Kotler (2005, p.226) konsep dasar dari evaluasi
atribut produk berbeda antara satu dengan yang lainnya. Konsumen akan
dicari.
bukan saja berfokus pada atribut penting, namun lebih pada atribut determinan.
Dua dimensi yang mendukung suatu atribut menjadi determinan adalah tingkat
kepentingan dan keunikan. Sebuah atribut akan dianggap penting jika atribut
produk adalah
1. Merek
2. Kemasan
18
3. Labelling
4. Layanan Pelengkap
konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk
Sedangkan menurut Kotler (1994, p. 72) atribut produk meliputi tiga hal
yaitu :
1. Kualitas
2. Ciri-ciri produk
diri dengan pesaing. Kekhasan yang dimiliki suatu produk juga membantu
masyarakat.
3. Desain.
19
Namun atribut produk tidak selamanya relevan bagi konsumen, pertama karena
perubahan dalam diri konsumen sendiri, dan yang kedua karena perusahaan lain
menawarkan atribut produk yang lebih baik. Hal ini menjadikan perusahaan
Variabel bebas dalam penelitian tersebut adalah atribut produk yang mencakup
memiliki hubungan searah, yaitu semakin baik atribut produk yang ditawarkan
produk juga dilakukan oleh Prasetyo Budi Kurniawan (2005) yang meneliti
konsumen diwakili oleh produk, merek, harga, iklan, dan pelayanan purna jual.
20
2.1.3 Harga
Harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan
jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan
suatu barang atau jasa (Tjiptono, 1997, p.151). Bagi produsen, harga dapat
menjadi strategi dalam penjualan produk, ini karena harga merupakan aspek yang
tampak jelas bagi para pembeli. Besar kecilnya harga akan mempengaruhi banyak
harga dengan kualitas. Harga yang rendah akan memancing minat konsumen lebih
besar namun juga dapat memberikan persepsi kualitas yang kurang bagus. Sebagai
contoh adalah produk sepeda motor asal China yang dipasarkan dengan harga
informasi.
1. Peranan alokasi dari harga yaitu fungsi harga dalam membantu para
Dalam program penetapan harga ada tiga tipe program yang bisa
pasar. Strategi ini digunakan untuk menembus pasar yang memiliki tingkat
tingkat harga yang sama atau mendekati tingkat harga pesaing. Pihak perusahaan
tidak berfokus pada harga untuk menembus pasar dan lebih mengandalkan
harga diatas tingkat harga pesaing. Penetapan ini dilakukan apabila dalam pasar
Menurut Kotler (1994, p.141) dalam penetapan harga akhir ada beberapa
tersedia, harga akan kehilangan maknanya sebagai indikator mutu. Namun, jika
tanda-tanda lain tidak tersedia, harga menjadi petunjuk penting tentang mutu.
Kebijakan perusahaan dalam harga jual. Keempat Dampak harga terhadap pihak-
2.1.4 Merek
2008, p.147) adalah “Nama, tanda, simbol atau desain, atau kombinasi di
antaranya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang dan jasa dari satu
penjual atau sekelompok penjual dan membedakannya dari barang dan jasa para
(nama merek, simbol, slogan, desain grafis, dan sebagainya) maupun intangible
memberi tanda pada konsumen mengenai sumber produk tersebut dan melindungi
produk-produk yang identik. Kotler (1994, p.81) secara lebih spesifik menjelaskan
23
peran merek terutama dalam aktivitas pemasaran, antara lain nama merek
merek dan tanda dagang akan secara hukum melindungi penjual dari pemalsuan
segmen-segmen. Citra perusahaan juga dapat dibina dengan adanya merek yang
baik.
oleh Fajrianti, 2005) keuntungan yang diperoleh oleh suatu merek yang memiliki
yang memiliki potensi yang besar untuk masuk dalam kategori produk
menunjukkan dari 5 atribut produk yaitu produk, merek, harga, iklan, dan
Variabel merek merupakan variabel kedua yang memiliki pengaruh kuat pada
2.1.5 Kualitas
pelanggan. Kepuasan pelanggan akan timbul jika produk yang dibelinya sesuai
dengan spesifikasi yang diberikan oleh perusahaan. Dari kepuasan pelanggan ini
lalu menjadi sikap loyal konsumen terhadap produk tersebut. Manfaat produk
yang berkualitas bagi perusahaan salah satunya adalah mengurangi biaya. Crosby
(dikutip oleh Tjiptono, 2005, p.116) menyatakan bahwa kualitas adalah gratis.
Maksudnya adalah biaya untuk mewujudkan produk yang berkualitas jauh lebih
rendah, sedang, tinggi, atau istimewa. Dalam kenyataanya tidak semua barang
dapat dibuat dengan kualitas tinggi bergantung pada strategi yang diinginkan
perusahaan. Menurut Kotler (1994, p.74) asas menurunnya tingkat laba berlaku
bagi mutu yang lebih tinggi lagi, yaitu karena jumlah pembeli yang bersedia untuk
persepsi konsumen akan kualitas itu sendiri. Kotler (1994, p.74) menyatakan
harga, kemasan, distribusi, promosi, reputasi produsen, dan negara asal produk
positif persepsi konsumen mengenai kualitas motor buatan Honda maka semakin
kuat pula keputusan pembelian konsumen terhadap sepeda motor Merek Honda.
Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa semakin kuat perceived quality ,
produk atau jasa tersebut berbeda dari produk atau jasa pesaing. Keunikan
dipandang penting karena keunikan membuat suatu produk menjadi berbeda dari
26
produk kebanyakan. Menurut Cooper (1973, p. 100) Dimensi paling utama untuk
Keunikan atau keistimewaan yang ada dalam suatu produk ini memberikan
manfaat kepada konsumen antara lain, memberikan fitur-fitur yang tidak ada pada
beberapa parameter (Kotler, 2005, p350) yang dapat diubah antara lain, 1) Bentuk
besar produk dapat ditawarkan dengan fitur yang berbeda-beda yang melengkapi
fungsi dasar produk. 3) Mutu Kinerja, produk dibuat dengan berbagai tingkat
produk dalam kondisi normal atau berat. 6) Keandalan, ukuran probabilitas bahwa
produk tersebut tidak akan rusak atau gagal dalam periode tertentu. 7) Mudah
diperbaiki, ukuran kemudahan untuk memperbaiki produk ketika produk itu gagal
atau rusak. 8) Gaya, penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk itu
bagi pembeli.
konsumen dan karena itu menjadi ciri atau keistimewaan yang langsung dapat
dibandingkan dengan produk lain. Namun gaya dan desain memiliki dua
pengertian yang berbeda. Menurut Kotler (1994, p.78) gaya merujuk pada
27
penampilan sebuah produk tapi tidak mempunyai fungsi, sedangkan desain adalah
bentuk yang ditentukan oleh fungsi. Desain yang bagus berkontribusi terhadap
adalah Harga, Keunikan produk, Layanan Purna Jual, dan Kualitas. Variabel
Gambar 2.2
Harga (X1)
H1
Merek (X2) H2
Keputusan
Pembelian (Y)
Kualitas (X3) H3
H4
Ciri/Keistimewaan
(X4)
BAB III
METODE PENELITIAN
variabel dependen dalam penelitian ini ada satu yaitu Keputusan Pembelian (Y).
mengidentifikasikan Merek
barang dan jasa dari - Persepsi
satu penjual atau Kesesuaian
sekelompok penjual merek dengan
dan membedakannya kualitas
dari barang dan jasa
para pesaingnya.
3.2.1 Populasi
31
hal atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian
2006). Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang melakukan pembelian
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karaketristik yang dimiliki oleh
populasi. Ada dua teknik yang biasa dilakukan dalam pengambilan sampel yaitu
teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur
tersebar luas di seluruh wilayah Semarang maka hanya sebagian wilayah dan
penduduk saja yang akan dijadikan sampel, dalam penelitian ini sampel yang
dan kriteria tertentu kepada sampel. Syarat sampel pada penelitian ini adalah
32
sampel berdomisili atau warga kota semarang. Kriteria sampel pada penelitian ini
Z 2 α .. p . q
n=
d2
Dimana :
n = Jumlah sampel
1,976
d = Interval (0,10)
q = 1 – p.
α Z
0,01 2,576
0,05 1,976
0,10 1,645
Perhitungan sampel:
3,904 x0,25
=
0,01
Namun nantinya jumlah sampel yang akan dipakai dalam penelitian ini
adalah berjumlah 100 orang responden, agar penelitian ini menjadi fit.
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan sumber data
kepada pengumpul data. Data ini diperoleh dengan cara melakukan wawancara
Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung yang memberikan data
kepada pengumpul data. Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari surat
kabar Kontan edisi Februari 2009, artikel dari internet, buku, jurnal dan berbagai
sumber lain.
3.4.1 Kuesioner
34
untuk menjawabnya. Kuesioner cocok digunakan bila responden cukup besar dan
pertanyaan tertutup dengan skala Likert (1 sampai 5), dan pertanyaan yang
bersifat terbuka.
3.4.2 Wawancara
dan dapat dilakukan melalui langsung maupun tidak langsung. Dalam penelitian
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi
responden
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu
35
Cronbach ≥ 0.60 (Ghozali, 2009, p.46). Uji reliabilitas dalam penelitian ini
2
k ∑σb
r 11 =( )(
k −1
1− 2
σ1 )
Dimana :
σ 21 = varian total
atau kesahihan sesuai instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
nilai r tabel. Jika r tiap butir lebih besar dari r dan nilai r positif, maka butir atau
36
N ∑ XY −(∑ X )( ∑ Y )
=
rxy √ {N ∑ X 2−(∑ X )2 }{N ∑ Y 2−(∑ Y 2 )}
Dimana :
N = jumlah sampel,
dengan ketentuan :
jika r hitung < r tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak signifikan)
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada
agar dapat menentukan model análisis yang tepat. Data yang digunakan sebagai
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya (Ghozali, 2009).
multikolonieritas adalah dengan cara mengamati nilai VIF dan tolerance. Jika
nilai VIF melebihi nilai 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,10 maka model
pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
Cara mendeteksinya adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antar SRESID dan ZPRED, dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi
b. Jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu jika titik-titknya menyebar,
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi valid
untuk jumlah sampel kecil. Untuk menguji apakah distribusi variabel pengganggu
atau residual normal ataukah tidak, maka dapat dilakukan analisis grafik atau
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah
Adapun model persamaan regresi yang dapat diperoleh dalam analisis ini
adalah :
Y = b1X1+b2X2+b3X3+b4X4
Keterangan :
Y = Keputusan Pembelian
X1 = Harga
X2 = Merek
X3 = Kualitas
40
∑ X .Y i i
b= ∑ Xi i .Y
b= ∑ X 22
∑ Xi i
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat dinilai
dengan Goodness of Fitnya. Secara statistik setidaknya ini dapat diukur dari nilai
disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah
kritis (daerah di mana H0 ditolak), sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai
uji statistiknya berada dalam daerah di mana H0 diterima (Ghozali, 2009, p.87).
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan
2
√r y x1 +r 2 y x 2−2 ry x 1 ry x 2 rx 1 x2
Ry x 1 x=
2 2
1−r x1 x2
Keterangan:
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
R 2 /k
F=
( 1−R2 ) /(n−k−1)
Keterangan:
n = Jumlah sempel
Langkah-langkah penentuannya:
Kriteria keputusan
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
r p √(n−4)
t= r
√(1−r p )
Keterangan:
r p = Korelasi parsial
n = Jumlah sampel
t = t hitung
variable terikat
Kriteria keputusan
Jika probabilitas (signifikansi) lebih besar dari 0,05 (), maka variabel
dependen.
Jika probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (), maka variabel
Kriteria pengujian :
44
Ho diterima dan Ha ditolak jika t hitung < dari t tabel. Artinya variabel
Ho ditolak dan Ha diterima jika t hitung > dari t tabel. Artinya variabel
(Keputusan Pembelian).
BAB IV
produk Roda 2 Type A 100 & FR 70. Dibawah kepemimpinan Subronto Laras,
Gambar 4.1
Logo Suzuki
Kantor Pusat
Wisma Indomobil
(Sumber: http://www.suzuki.co.id)
kapasitas mesin dibawah 125 cc. Di segmen pasar ini sebelumnya sudah ada
Honda Revo dan Yamaha Vega. Dalam hal kualitas Suzuki Smash mampu
memecahkan rekor MURI Uji Ketahanan 50 jam Nonstop di sirkuit Sentul, Bogor
yang diadakan pada tanggal 27 Juni 2006, untuk memecahkan rekor ini mesin
harus hidup selama 50 jam nonstop. Rekor ini mengalahkan rekor sebelumnya
yang dipegang Suzuki Shogun 125 yang melakukan uji ketahanan selama 48 jam.
Pengakuan akan kualitas Smash juga datang dari tabloid Motor Plus pada
Gambar 4.2
Suzuki Smash
Fitur :
Tenaga besar, namun irit bahan bakar (konsumsi bahan bakar diukur
Desain :
lainnya untuk melihat sinyal ketika akan berbelok. Selain itu posisi
lampu sein membuat bagian handle cover atau setang terlihat kompak.
ramping, dan garis desain tegas yang mengikuti trend saat ini.
bensin)
Teknologi
48
mm menjadi 25.4 mm. Tujuan dari modifikasi ini adalah agar tenaga
mesin meningkat.
lebih halus. Defric coat adalah pelapis yang diciptakan dengan cara
satu atau lebih macam organic resin yang nantinya akan menkadi
pelapis (coating).
System)
campuran bensin dan udara yang belum terbakar dalam exhaust port sehingga
adalah sesuai dengan peraturan pemerintah Indonesia tentang emisi gas buang
Chassis
bentuk konstruksi setipe dengan jenis rangka yang diterapkan pada FD 125
kenyamanan berkendara.
Suzuki. Ini sesuai dengan metode pengambilan sampel yang dipakai dalam
Suzuki Smash, melalui daftar pertanyaan didapat kondisi responden tentang usia,
responden dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai
berikut ini :
Tabel 4.1
Usia Responden
Pada Tabel 4.1, menunjukkan bahwa dari 100 responden, responden dengan
kelompok umur kurang dari 15 tahun tidak ada responden, Responden yang
Tabel 4.2
Status Pekerjaan
Pada Tabel 4.2, menunjukkan bahwa dari 100 responden mayoritas pengguna
sebanyak 5 orang.
Tabel 4.3
Pendapatan Responden
dibawah Rp 1 juta sebanyak 60, hal ini karena kebanyakan pengguna Smash
diajukan.
rumus berikut:
Dimana:
Oleh karena itu, angka jawaban responden tidak berangkat dari angka 0,
tetapi mulai dari angka 1 hingga 5, maka indeks yang dihasilkan akan berangkat
dari angka 5 hingga 100 dengan rentang sebesar 95, tanpa angka 0. Dengan
rentang sebesar 26,67 yang akan digunakan sebagai dasar interpretasi nilai indeks
20 - 46,67 = Rendah
Dengan dasar ini, peneliti menentukan indeks nilai jawaban responden terhadap
sedang.
13)+(3 x 26)+(4 x47 )+(5 x 14)/5. Menghasilkan nilai indeks sebesar 72,4
Harga motor Suzuki Smash sesuai dengan manfaat yang saya dapatkan =
sebesar 76,8
(51,6+72,4+76,8)/3 = 66,93
responden variabel harga adalah sedang dengan nilai sebesar 66,93. Indikator
Harga motor Suzuki Smash sesuai dengan manfaat yang saya dapatkan
merupakan indikator dengan nilai paling besar yaitu 76,8. Indikator Harga motor
sebesar 77,6
Jika mendengar nama Suzuki Smash, saya teringat akan sepeda motor = (1
sebesar 88,6
sebesar 70,6
Saya hanya akan membeli motor dengan merek Suzuki Smash = (1 x 5)+(2
Kualitas motor Suzuki Smash sesuai dengan citra merek Suzuki yang baik
sebesar 76,2
Sedangkan nilai rata-rata seluruh indikator dari variabel Merek adalah (77,6 +
responden variabel Merek adalah tinggi dengan nilai 73,96. Indikator Jika
mendengar nama Suzuki Smash, saya teringat akan sepeda motor merupakan
indikator dengan nilai tertinggi, yaitu 88,6. Indikator Saya hanya akan membeli
motor dengan merek Suzuki Smash merupakan indikator dengan nilai terendah
yaitu 56,8
sebesar 76,4
Motor Suzuki Smash mampu untuk melewati jalan dalam berbagai kondisi
sebesar 76,2
Motor Suzuki Smash memiliki daya tahan mesin yang baik = (1 x 0)+(2 x
Sedangkan nilai rata-rata seluruh indikator dari variabel Kualitas adalah (76,4 +
responden variabel Kualitas adalah tinggi. Indikator Motor Suzuki Smash aman
untuk dikendarai karena dilengkapi dengan rem cakram di roda depan merupakan
indikator dengan nilai tertinggi yaitu 79,4. Indikator Motor Suzuki Smash
memiliki daya tahan mesin yang baik merupakan indikator dengan nilai terendah
yaitu 74.
oleh Suzuki Smash menarik saya untuk membeli bagi responden nilainya
adalah sedang
Tipe atau jenis motor Suzuki yang saya gunakan sekarang sesuai dengan
Kesimpulan : Indikator tipe atau jenis motor Suzuki yang saya gunakan
tinggi
motor Suzuki yang saya gunakan sekarang sesuai dengan kebutuhan saya
merupakan indikator dengan nilai tertinggi yaitu 75. Indikator Warna-warna atau
stripping motor yang disediakan oleh Suzuki Smash menarik saya untuk membeli
saya tetap membeli sepeda motor Suzuki Smash bagi responden nilainya
adalah sedang
Apapun saran dari teman, kerabat, atau relasi saya tetap membeli sepeda
Kesimpulan : Indikator apapun saran dari teman, kerabat, atau relasi saya
tetap membeli sepeda motor Suzuki Smash bagi responden nilainya adalah
sedang.
dari teman, kerabat, atau relasi saya tetap membeli sepeda motor Suzuki Smash
motor Suzuki Smash merupakan indikator dengan nilai terendah yaitu 50,6.
alat pengukuran konstruk atau variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang, terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu (Ghozali, 2009). Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan
reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut. Suatu
konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60
(Ghozali, 2009).
Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach
Variabel Status
Alpha
Harga (X1) 0,691 Reliabel
Merek (X2) 0,627 Reliabel
Kualitas (X3) 0,601 Reliabel
Keistimewaan (X4) 0,638 Reliabel
Keputusan Pembelian (Y) 0,886 Reliabel
61
dijawab oleh responden. Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan valid
tidaknya pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
100 – 4 = 96, didapat r tabel = 0,1986 (uji dua sisi). Jika r hitung (untuk tiap butir
dapat dilihat pada kolom Corrected Item –Total Correlation) lebih besar dari r
tabel dan nilai r positif, maka butir pernyataan dikatakan valid (Ghozali, 2009).
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas
nilai r hitung dari semua indikator lebih besar dari nilai r tabelnya. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa semua indikator dalam penelitian ini adalah valid.
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
regresi pada penelitian ini adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation
Adapun nilai VIF dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.6
Nilai Tolerance dan VIF
Dari tabel diatas terlihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF
lebih besar dari 10 dan nilai tolerance yang lebih kecil dari 10% yang berarti
bahwa tidak terdapat korelasi antar variabel bebas yang lebih besar dari 95%.
63
Tabel 4.7
Matrix Korelasi Variabel Independen
Coefficient Correlationsa
Model Keistimewaan Merek Kualitas Harga
1 Correlations Keistimewaan 1.000 -.066 -.274 -.314
Merek -.066 1.000 -.264 -.490
Kualitas -.274 -.264 1.000 -.020
Harga -.314 -.490 -.020 1.000
Covariances Keistimewaan .015 .000 -.003 -.005
Merek .000 .007 -.002 -.005
Kualitas -.003 -.002 .011 .000
Harga -.005 -.005 .000 .015
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
atas bahwa variabel bebas yang memiliki korelasi tertinggi adalah merek dengan
harga dengan nilai korelasi 49%. Nilai korelasi tersebut masih dapat ditolerir
karena dibawah 49%. Sehingga dari hal-hal tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat multikolonieritas antar variabel bebas dalam model regresi.
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji
64
Gambar 4.3
Grafik Normal Probability Plot
Gambar 4.4
Grafik Scatterplot
65
Dari grafik Scatterplot dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta
titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
nilai t hitung dan tingkat signifikansi sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
66
Dari hasil tersebut, persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagi berikut
Keterangan :
Y = Keputusan Pembelian
X1 = Harga
X2 = Merek
X3 = Kualitas
X4 = Keistimewaan
diperlukan pengujian hipotesis menggunakan uji t dan uji F seperti yang tersaji
berikut.
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat dinilai
dengan Goodness of Fit-nya. Secara statistik setidaknya ini dapat diukur dari nilai
disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah
kritis (daerah dimana Ho ditolak), sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji
4.4.5.1 Uji F
Tabel 4.9
Hasil uji F
68
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 267.561 4 66.890 24.517 .000a
Residual 259.189 95 2.728
Total 526.750 99
a. Predictors: (Constant), Keistimewaan, Merek, Kualitas, Harga
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
sebesar 24,517 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas jauh
lebih kecil daripada 0,05 (0,000 lebih kecil dari 0,05) dan F hitung lebih besar
daripada F tabel (24,517 lebih besar daripada 2,46) maka dapat dinyatakan bahwa
variabel independen yang meliputi Harga (X1), Merek (X2), Kualitas (X3), dan
4.4.5.2 Uji t
Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas
Tabel 4.10
Hasil Uji t
69
regresi dari harga adalah signifikan, sedangkan t hitung (2,310) lebih besar
daripada t tabel (1,9850) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
besar daripada t tabel (1,984) maka H 0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini
besar daripada t tabel (1,984) maka H 0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini
besar daripada t tabel (1,984) maka H 0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini
2
4.5.1 Koefisien Determinasi (R )
2
Koefisien determinasi (R ) pada intinya mengukur seberapa jauh
determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2001). Nilai koefisien
Tabel 4.11
71
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .713a .508 .487 1.652
a. Predictors: (Constant), Keistimewaan, Merek, Kualitas,
Harga
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Dari Tabel 4.24 terlihat tampilan output SPSS model summary besarnya
Adjusted R Square adalah 0,487. Hal ini berarti hanya 48,7% variasi Proses
4.5.2 Pembahasan
Dari keempat variabel independen yang diuji secara individual yang paling
motor merek Suzuki Smash adalah merek (dengan koefisien 0,320). Variabel
motor merek Suzuki Smash adalah harga (dengan koefisien 0,221). Variabel
motor merek Suzuki Smash adalah kualitas (dengan koefisien 0,196). Variabel
hitung sebesar 2,310 dan tingkat signifikansi 0,023. Sedangkan t tabel untuk
penelitian ini adalah 1,985. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang
adalah benar adanya. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk
Kota Semarang.
nilai t hitung sebesar 3,382 dan tingkat signifikansi 0,01. Sedangkan t tabel
hitung sebesar 2,357 dan tingkat signifikansi 0,020. Sedangkan t tabel untuk
penelitian ini adalah 1,985. Maka dapat disimpulkan hipotesis ketiga yang
Kota Semarang.
nilai t hitung sebesar 2,125 dan tingkat signifikansi 0,036. Sedangkan t tabel
untuk penelitian ini adalah 1,985. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh
Semarang. Hal tersebut ditunjukkan dari besarnya nilai F sebesar 24,517 dengan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
di Kota Semarang, maka dari penelitian tersebut hasil yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
keputusan pembelian (Y) dan nilai t hitung sebesar 2,310 dengan tingkat
keputusan pembelian (Y) dan nilai t hitung sebesar 3,382 dengan tingkat
keputusan pembelian (Y) dan nilai t hitung sebesar 2,357 dengan tingkat
pada hasil pengolahan data dengan SPSS 16, hasil analisis regresi
0,184 terhadap keputusan pembelian (Y) dan nilai t hitung sebesar 2,125
responden sepeda motor Suzuki di Kota Semarang maka data mentah yang
Ceteris Paribus. Kemudian setiap terjadi kenaikkan satu satuan merek (X2)
kenaikkan satu satuan ciri atau keistimewaan (X4) akan diikuti kenaikkan
probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 lebih kecil dari 0,05) dan
F hitung lebih besar dari F tabel (24,517 lebih besar dari 2,45) maka dapat
5.2 Keterbatasan
5.3 Saran
dan didasarkan pada hasil penelitian yang diperoleh. Hasil pengujian analisis
dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber tambahan referensi bagi
Suzuki Indonesia.
a. Implikasi Kebijakan
: merek, harga, kualitas, dan keistimewaan. Maka dapat diajukan beberapa saran
dengan citra merek yang baik. Dalam hal kesetiaan merek, konsumen
Suzuki “Si Gesit Irit” memang sesuai dengan kenyataan. Motor Suzuki
handal dalam kecepatan tinggi, namun juga aman dikendarai karena rem
konsumen. Desain bodi yang ramping sesuai dengan slogannya yaitu “Si
sporty.
81
lain dan obyek penelitian yang berbeda dari yang sudah peneliti lakukan. Sampel
sebaiknya diluaskan lagi jumlahnya agar model penelitian menjadi kuat dalam
Pengisian kuesioner harus benar-benar dipantau agar tidak ada jawaban yang
kosong dan tidak terjadi kesalahan pengisian serta yang lebih utama adalah
terjadi kebingungan responden dalam mengisi dan jawaban yang dihasilkan dapat