You are on page 1of 20

ANALISIS FAKTOR INTERNAL KAPAL PURSE SEINE TERHADAP

JUMLAH HASIL TANGKAPAN


DI PERAIRAN LAMONGAN

PROPOSAL
TUGAS AKHIR (TA)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


di Politeknik Negeri Jember Jurusan Manajemen Agribisnis
Program Studi Manajemen Agroindustri
Bidang Konsentrasi Nautika Perikanan Laut

Oleh

Zabar Yunus
NIM K4090647

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2010
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Daerah Lamongan merupakan salah satu kabupaten yang berada dalam
wilayah Jawa Timur dengan letak geografis pada posisi koordinat 06o53’30,81”
LS-112o17’01,22” BT. Jarak dari Ibukota Propinsi (Surabaya) ke Pelabuhan
Lamongan sekitar 70 km. Daerah Lamongan memiliki sumber daya perikanan
yang cukup strategis, hal ini dapat dilihat dengan adanya Pelabuhan Perikanan
Nusantara (PPN) yang berada di Kelurahan Brondong Kecamatan Brondong
Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur. Jenis kapal penangkapan ikan yang
yang digunakan oleh nelayan Brondong antara lain payang, dogol, rawai, purse
seine, gill net dan lain-lain.
Pukat cincin (Purse seine) adalah alat penangkap ikan berbentuk hampir
segiempat hingga trapesium yang terbentuk dari sejumlah gabungan lembaran
webbing yang dipasangkan pada tali pelampung (float line) dan tali pemberat
(lead line), dilengkapi dengan tali kerut (purse line) dan sejumlah cincin (purse
ring). Pukat cincin merupakan jaring yang sangat lebar yang melingkari atau
mengurung gerombolan (schooling) ikan. Alat tangkap purse seine cukup
produktif dan tergolong alat tangkap aktif. Pengoperasian alat tangkap purse seine
dilakukan dengan cara melingkarkan jaring pada gerombolan ikan sehingga ikan
yang terkepung tidak bisa melarikan diri dan tertangkap. Alat tangkap purse seine
banyak digunakan di perairan pantai dan pengoprasiannya menggunakan satu atau
dua kapal. Sistem operasi satu kapal (one-boat system) banyak diterapkan di
perairan Lamongan.
Dalam melakukan operasi penangkapan menggunakan alat penangkap ikan
dengan purse seine, ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam
penangkapan ikan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang tergolong
kedalam faktor internal adalah sumber daya manusia (SDM), kapal dan alat
penangkap ikan (jaring). Sedangkan yang tergolong kedalam faktor eksternal
adalah arus, angin dan gelombang.
Hasil tangkapan ikan akan meningkat apabila kedua faktor tersebut
mendukung dalam melakukan operasi penangkapan ikan. Hal ini menunjukkan
bahwa keberhasilan operasi penangkapan ikan dapat dioptimalkan dengan cara
memperhatikan dan memaksimalkan kinerja dari faktor internal. Diskripsi di atas
menunjukkan bahwa perlu adanya penelitian tentang analisis faktor internal kapal
penangkapan ikan dengan menggunakan alat penangkap purse seine di perairan
Lamongan .

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas merupakan masalah yang membutuhkan jawaban
yang komperhensif namun disatu sisi peneliti tidak mungkin menyelesaikan
penelitian ini dalam satu waktu sehingga dalam penelitian ini ada beberapa
batasan-batasan masalah.dapat di rumuskan dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah ukuran jaring purse seine berpengaruh terhadap jumlah hasil
tangkapan?
2. Apakah kecepatan mesin kapal purse seine berpengaruh terhadap jumlah hasil
tangkapan?
3. Apakah tonase kapal purse seine berpengaruh terhadap jumlah hasil
tangkapan?
4. Faktor manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap jumlah hasil
tangkapan?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh ukuran jaring purse seine terhadap jumlah hasil
tangkapan.
2. Mengetahui pengaruh kecepatan mesin kapal purse seine terhadap jumlah
hasil tangkapan.
3. Mengetahui pengaruh Tonase kapal purse seine terhadap jumlah hasil
tangkapan.
4. Mengetahui faktor paling dominan yang berpengaruh terhadap jumlah hasil
tangkap.

1.4 Manfaat Penelitian


a. Sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam pengembangan perikanan.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
tentang sistim pengambilan keputusan penangkapan ikan.
c. Memberikan informasi mengenai faktor internal yang mempengaruhi hasil
tangkapan purse seine.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beberapa Penelitian Terdahulu (Studi Empiris)


Menurut Fuad (2006) dengan judul “Analisis Efisiensi Operasi
Penangkapan Kapal Purse Seine di Perairan Probolinggo” Alat tangkap purse
seine tergolong alat tangkap yang sangat produktif dibandingkan dengan pancing,
gillnet dan payang, namun biaya operasinya juga sangat tinggi. Tingginya biaya
operasi penangkapan disebabkan oleh harga bahan bakar yang mahal dan
penggunaan tenaga ABK yang banyak. Efisiensi operasi penangkapan bertujuan
untuk mengurangi biaya operasi dengan mengoptimalkan operasi penangkapan.
Operasi penangkapan akan berjalan dengan optimal apabila kapal, alat tangkap,
alat bantu penangkapan dan ABK kapal mampu menjalankan proses penangkapan
dengan cepat dan hasil tangkapannya banyak.
Dalam penelitian Ghaffar (2006) dengan judul “Optimasi Pengembangan
Usaha Perikanan Mini Purse Seine di Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi
Selatan” menyatakan Faktor ukuran kapal, kekuatan mesin, jumlah bahan bakar
minyak, panjang jarring, tinggi jarring, jumlah tenaga kerja dan jumlah lampu
yang dipergunakan dalam pengoperasian mini purse seine di Kabupaten
Jeneponto berpengaruh nyata terhadap produksi pada tingkat kepercayaan
95%. Secara parsial, hanya kekuatan mesin, panjang jaring dan jumlah lampu
yang berpengaruh nyata terhadap produksi mini purse seine pada tingkat
kepercayaan 95%.
Purnomo (2007) dengan judul “Komposisi Ikan Hasil Tangkapan Ditinjau
dari Kecepatan Setting dan Daerah Penangkapan Ikan dengan Purse Seine di KM.
Nusantara Milik PT. Bintang Mandiri Bersaudara Bitung-Sulawesi Utara” hasil
pengamatan selama praktek yang dilakukan pada bulan Maret sampai dengan
April di daerah perairan Maluku, Doi, Halmahera, Tobelo, diperoleh rata-rata ikan
hasil tangkapan yang ditinjau dari kecepatan setting yang terdiri dari :
a. Rata-rata ikan hasil tangkapan berdasarkan lama pelingakaran jaring adalah :
101-150 detik sebesar 19500 kg/ setting, 151-200 sebesar 12576,92 kg/
setting, 201-250 detik sebesar 4666,67 kg/ setting, 251-300 detik sebesar
2050 kg/ setting, dan 301-350 detik sebesar 500 kg/. Rata ikan hasil
tangkapan paling banyak pada lama pelingkaran jaring 100-150 detik
sebanyak 19.500 kg.
b. Rata-Rata ikan hasil tangkapan berdasarkan lama penarikan tali kerut adalah :
601-650 detik sebesar 16800 kg/ setting, 651-700 detik sebesar 12666,67 kg/
setting, 701-750 detik menghasilkan 11000 kg/ setting, 751-800 detik sebesar
8350 kg/ setting, 801-850 detik sebesar 3737,5 kg/setting, 851-900 detik
sebesar 7877,78 kg/ setting, 901-950 detik tidak menghasilkan ikan, 951-
1001 sebesar 2433,33 kg/ setting, dan 1001-1050 detik menghasilkan ikan
200 kg/ setting. Rata-rata ikan hasil tangkapan terbanyak pada lama penarikan
tali kerut 601-650 detik sebanyak 16.800 kg.
c. Rata-rata ikan hasil tangkapan berdasar lama setting adalah : 701-800 detik
sebanyak 25000 kg/ setting, 801-900 detik sebanyak 12833,33 kg/ setting,
901-1000 detik sebanyak 11666,67 kg/ setting, 1001-1100 detik sebanyak
5615,38 kg/setting, 1101-1200 detik sebanyak 2614,28 kg/ setting, dan 1201-
1300 detik sebanyak 500 kg/ setting. Rata-rata ikan yang banyak tertangkap
adalah pada lama setting 700-800 detik sebanyak 25.000 kg.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Kapal Perikanan
Menurut KePres nomor 51 tahun 2002; Kapal adalah kendaraan air
dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga mekanik,
tenaga angin, atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung
dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan banguna
terapung yang tidak berpindah‐ pindah.
Menurut Kepmen nomor : KEP. 02/MEN/2002 Kapal Perikanan adalah ka
pal atau perahu atau alat apung lainnya yang digunakan untuk melakukan
penangkapan ikan termasuk melakukan survai atau eksplorasi kelautan.
Kapal penangkap ikan adalah kapal atau perahu atau alat apung lainya
yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, termasuk untuk
melakukan survai atau eksplorasi perikanan (Sudirman dan Mallawa,2004).
Kapal perikanan adalah kapal yang dioperasikan di perairan air tawar,
payau atau laut untuk menangkap ikan, mengangkut, pendaratan, pengawetan atau
pengolahan ikan, kerang-kerang dan hewan air lainya (selain paus) juga termasuk
di dalamnya adalah kapal yang mempunyai fungsi lain tapi masih berhubungan
dengan perikanan seperti kapal suplay, pelindung, pemberi bantuan atau
menyelenggarakan penelitian dan pelatihan (Direktorat Jendral Perikanan
Tangkap,1994).
Ardidja (2007) Kapal pukat cincin adalah kapal yang paling penting dan
efektif untuk menangkap sekumpulan (schooling) ikan yang berada di dekat
permukaan. Sebagai sarana pengamatan ikan dibangun tempat panjarwala (crows
nest) pada tiang utama.

2.2.2 Alat Tangkap Ikan


Purse Seine adalah alat (gear) yang di gunakan untuk menangkap ikan
pelagis yang membentuk gerombolan. Purse Seine pertama kali dipergunakan di
perairan Rhode Island untuk menangkap ikan menhaden (brevoortiatyrannus).
Selanjutnya Purse Seine di patenkan atas nama Berent Vilder dari Bergen di
Norwegia pada tanggal 12 Maret 1859. Pada tahun 1860 alat ini telah di gunakan
diseluruh pantai Atlantik dan Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1870
panjang Purse Sine telah di ubah dari 65 Fathom menjadi 250 Fathom (1=1,825
m). Dari bentuk inilah purse seine di perkenalkan ke negara-negara Scandinavia
pada tahun yang sama (Uktolseja dalam Muttaqin, 2009).
Berdasarkan data statistik tahun 1962, perikanan purse seine menghasilkan
sebanyak 15,1 % dari total hasil tangkapan sebagai alat tangkap. Dengan
demikian, purse seine merupakan alat penangkapan yang paling baik untuk
perikanan pantai maupun perikanan lepas pantai (off shore) (Nomura dalam
Muttaqin, 2009).
Menurut Ayodhyoa, (1981) ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari
purse seine adalah ikan-ikan “pelagis Schooling Spesies” yang berarti ikan-ikan
tersebut haruslah membentuk school (gerombolan), berada dekat permukaan air
(sea Surface) dan sangatlah diharapkan pula densitas school tersebut tinggi, yang
berarti jarak ikan dengan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Di mana,
perinsip menangkap ikan dengan alat tangkap Purse Seine ini adalah melingkar
gerombolan ikan dengan jaring, sehingga jaring tersebut membentuk dinding
Vertikal, dengan demikian gerakan ikan ke arah horizontal dapat dihalangi.
Setelah itu, bagian bawah jaring dikerucutkan untuk mencegah ikan lari ke arah
bawah jaring.
Menurut Usemahu (2003), menyatakan bahwa penurunan alat dapat
dilakukan dengan urutan kerja sebagai berikut :
1) Mula-mula ujung tali kerut yang diberi pelampung tanda dan disatukan
dengan ujung-ujung tali ris atas dan tali ris bawah dilemparkan ke posisi yang
telah ditentukan.
2) Selanjutnya kapal penangkap segera melingkari gerombolan ikan sambil
menurunkan jaring dan peralatannya (jaring, pelampung, pemberat, ring)
menuju ke ujung tali kerut yang telah dilemparkan pada waktu permulaan
operasi.

2.2.3 Ukuran Jaring


Panjang puse seine bergantung pada dimensi kapal, waktu opersi, dan jenis
ikan yang akan di tangkap. Purse Seine yang ditujukan untuk operasi
penangkapan pada siang hari adalah lebih panjang dari purse seine yang ditujukan
untuk operasi penangkapan ikan pada malam hari. Begitu pula jenis ikan, untuk
menangkap ikan jenis tuna Purse Seine harus lebih panjang karena jenis ikan ini
termasuk perenang cepat. Ukuran dan bentuk Purse Seine sangat beragam,
tergantung pada jaring, dalam hanging rasio, ukuran mata jaring, ikan yang
menjadi tujuan penangkapan, dan pengalaman para Nakhoda nya. Purse Seine
yang terpanjang adalah yang digunakan untuk menangkap ikan Tuna dan
Cakalang, panjangnya hampir 2 km dan biasanya disebut purse seine Samudera
(Ardidja, 2007).
2.3 Kerangka Konseptual
Tujuan operasi penangkapan adalah untuk memperoleh hasil tangkapan
sebanyak-banyaknya dan ramah lingkungan. Ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor internal kapal purse seine
yaitu: kapal purse seine, jaring (alat tangkap) dan hasil tangkapan (ikan).
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka dapat dibuat kerangka
konseptual seperti gambar berikut ini:

Ukuran Jaring

Kecepatan Kapal
Jumlah Hasil tangkapan

Tonase Kapal

2.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:


1. Diduga ukuran jaring purse seine berpengaruh terhadap jumlah hasil
tangkapan.
2. Diduga kecepatan kapal berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan.
3. Diduga tonase kapal berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan.
4. Diduga kecepatan kapal berpengaruh dominan terhadap jumlah hasil
tangkapan.
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan menggunakan metode survey
(survey research) dengan objek penelitian pada operasi penangkapan ikan dengan
menggunakan purse seine di perairan Lamongan.
Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu
populasi dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) sebagai alat
pengumpul data yang pokok di lapang. (Masri S dan Effendi 1995 dalam Rori
2008)

3.2 Populasi Penelitian, Besar dan Teknik Pengambilan Sampel


3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah para nelayan yang menggunakan kapal purse
seine di perairan Lamongan.

3.2.2 Besar dan Teknik Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan (random sampling
simple) yaitu pengambilan sampel acak sederhana dengan cara, mengambil
beberapa sampel dari jumlah populasi kapal purse seine di perairan Lamongan
menurut ukuran GT kapal dengan kriteria:
1. Sampel digunakan keseluruhan apabila populasi berjumlah 30 (sampel kecil)
2. Sampel diambil 10% apabila jumlah populasi lebih dari 30 (sampel besar)

3.3 Variabel Penelitian


Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel teramati
(observed variable) dimana dapat langsung diamati atau diukur yang berupa
variabel bebas (independent variable). (X1) = ukuran jaring, (X2) = kecepatan
kapal, (X3) = tonase kapal. Variabel terikat (dependent variable) (Y) dalam hal ini
hasil tangkapan purse seine.
3.3.1 Klasifikasi Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. (X1) = Ukuran jaring
b. (X2) = Kecepatan kapal
c. (X3) = Tonase kapal
d. (Y) = Hasil Tangkapan

2.3.1 Devinisi Operasional Variable


a) (X1) Ukuran jaring, yaitu ukuran panjang dalam dan besar mata jaring
yang diambil sebagai ukuran keseluruhan satu unit jaring. Hubungan
antara panjang dan dalam berkisar antara10:1 di Indonesia purse seine
dengan rumpon yang digunakan untuk menangkap ikan layang memiliki
panjang berkisar 150-200 m dan dalam antara 60-70 m. Ukuran mata
jaring pada tiap-tiap bagian berbeda, ukuran mata jaring yang besar pada
bagian sayap dan semakin mengecil pada bagian kantong jaring, ukuran
mata jaring terkecil yaitu 2,54 cm hal ini disesuaikan dengan peraturan
pemerintah dalam surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.85
tahun 1982. (Ardidja, 2007)
b) (X2) Kecepatan kapal, terdiri dari kecepatan normal (service speed) dan
kecepatan percobaan (trial speed). Kecepatan normal adalah kecepatan
maksimum yang diijinkan selama berlayar atau dalam kondisi normal.
Kecepatan percobaan adalah kecepatan yang mampu dicapai kapal pada
RPM maksimum pada saat uji coba kecepatan kapal oleh yang
berwewenang. (Ardidja, 2007)
c) (X3) Tonase kapal, adalah daya angkut yang digunakan sebagai para meter
besaran kapal, jenis tonase adala GT (gross tonage) yakni isi sebuah kapal
yang dikurangi dengan ruang-ruang yang di kecualikan seperti: dasar
berganda, tanki ceruk depan dan belakang, dapur, ruang akomodasi. Net
Tonage yaitu isi sejumlah ruang yang tidak dapat dipakai mengangkut
muatan. (Ardidja,2007). Tonase kapal yang berukuran <10 GT (perahu
motor) tergolong kedalam nelayan semi tradisional dan kapal >10 GT
(kapal motor) tergolong kedalam nelayan semi industri yang melakukan
penangkapan di perairan pantai, nusantara, dan ZEEI (Zona Ekonomi
Eklusif Indonesia).
d) (Y) Hasil Tangkapan, yaitu jenis ikan yang tertangkap oleh purse seine,
dalam hal ini hasil tangkapan yang didaratkan di tempat pelelangan ikan.

3.4 Instrumen Penelitian


Penelitian ini menggunakan desain instrument survey yaitu pengamatan
dilapangan dengan kriteria yang diamati sebagai berikut:
a. Mengadakan kuesioner dengan membuat daftar pertanyaan yang disebarkan
kepada nelayan.
b. Mengamati langsung kegiatan penangkapan ikan, dengan mengikuti kapal
nelayan.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada butir-butir pertayaan dalam
kuesioner yang kita buat. Untuk mengetahui valid tidaknya kuesioner yang telah
kita buat dapat diukur dangan rumus uji Validitas dan Reliabilitas yaitu sebagai
berikut:
(1). Uji Validitas dengan rumus, (Singarimbun & Effendi ,1989:124).

rxy = N∑XY-(∑X)(∑Y)
[{∑X2-(∑X2}{N∑Y2-(∑Y)2}]
Keterangan :
Rxy = kolerasi product moment
N = cacah subjek uji coba
∑x = jumlah skor butir (x)
∑y = jumlah skor variable (y)
∑x2 = jumlah skor butir kuadrat (x)
∑y2 = jumlah skor variabel (y)
∑xy = jumlah perkalian butir (x) dan sekor variable (y)
(2). Uji Reliabilitas, (Singarimbun & Effendi ,1989:124).
Rtt = M 1 - Vx
M-1 Vt
Keterangan :
Rtt = Kofisien alpha
Vx = Variasi butir
Vt = Variasi total (faktor)
M = Jumlah butir

3.5 Lokasi Penelitian


Penelitian dilakukan di Kelurahan Brondong Kecamatan Brondong
Kabupaten Lamongan, pada nelayan yang melakukan penangkapan ikan dengan
menggunakan purse seine. jangka waktu penelitian 1 bulan dilaksanakan mulai
Maret sampai dengan April 2010. Penetapan lokasi penelitian dilakukan secara
sengaja atas dasar pertimbangan usaha penangkapan ikan mempunyai potensi
besar untuk di kembangkan lebih luas.

3.6 Prosedur Pengumpulan Data


Tahapan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Tahap sebelum pengambilan data di lapangan, yaitu mengadakan
pengamatan dan penelitian pada operasi penangkapan ikan di Brondong.
2. Tahap pengumpulan data primer dengan menggunakan kuesioner (sebagai
alat pokok pengambilan data di lapangan) melalui wawancara secara
langsung.
3. Tahap pengumpulan data sekunder, yang diperoleh dari perpustakaan
maupun literatatur (dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan) yang
berkaitan dengan operasi penangkapan ikan menggunakan purse seine.
3.7 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah :


Untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas (X1X2X3 ) terhadap Variabel
terikat
( Y ) digunakan persamaan:

1. Regresi Linier Berganda.


Rumus Regresi Linier Berganda ( Sugiyono, 2005 ,p .257 ) :
Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3+ e
Keterangan:
Y = Hasil tangkapan
X1 = Ukuran jaring
X2 = Kecepatan kapal
X3 = Tonase kapal
a = Konstanta regresi
b1,b2 ,b3 = Kofisien regresi
e = Variabel pengganggu

2. Analisis Koefisien Determinasi Berganda


Untuk mengetahui erat tidaknya hubungan antara variabel bebas dan
terikat digunakan koefisien korelasi berganda yang merupakan akar dari
koefisien determinasi. Koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai
berikut: (Gujati, 1993:139).

b1∑x1y+ b2∑x2y +b3∑x3y


2=
R
∑y2
Keterangan:
R2 = koefisien penentu berganda.
3. Uji F
Atau test koefisien regresi secara menyeluruh, untuk mengetahui
apakah seluruh variabel bebas (X) berpengaruh terhadap (Y). Formulasi
yang digunakan : (Suhermin.2008.dalam.http;//blog.its.ac.id/)

R2/(K-1)
F0=
1-R2/(n-k

Dimana :
F0 = Pengujian secara serentak
R2 = Koefisien determinasi / penentuan berganda
k = Banyak variabel
n = Banyak observasi

4. Uji “t”
Atau test koefisien secara individu untuk mengetahui apakah setiap
variabel (X1,X2,X3) berpengaruh terhadap Y. (Suharmin, 2008 dalam
http;//blog.its.ac.id)

bk
0=
t
Sbk

Dimana :
t0 = Pengujian secara individu
bk = b1, b2, b3
Sbk = Standart error dari b1, b2, b3
IV. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Jadwal pelaksanaan penelitian dapat diuraikan pada tabel dibawah ini:


No Uraian kegiatan Waktu pelasanaan
Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
4 Revisi dan perbaikan Proposal
5 Seminar Proposal
6 Pengambilan data dilapangan
7 Analisis data / konsultasi data
8 Pembuatan laporan tugas Akhir
9 Revisi & perbaikan laporan
10 Ujian Tugas Akhir
11 Perbaikan & Penjilidan Laporan
V. PERKIRAAN BIAYA

Perkiraan biaya penelitian Analisis Faktor Internal Kapal Purse Seine


Terhadap Jumlah Hasil Tangkapan Di Perairan Lamongan, adalah sebagai berikut:

1.Transportasi 300.000
2.Akomodasi 350.000
3.Alat tulis dan photocopy 150.000
4. Pembuatan laporan 300.000
Total 1.000.000
Terbilang: satu juta rupiah
DAFTAR PUSTAKA

Ardidja, S. 2007. Metode penangkapan ikan. Sekolah tinggi perikanan jakarta.

Derektorat Pengkajian Ilmu Kelautan-Badan Pengkajian Dan Penerapan


Teknologi, 1996. Pengembangan Kapal Nelayan. Jakarta

Departemen Pertanian-Derektorat Jenderal Perikanan, 1991. Purse Seine Dan


Lampara Dasar. Jakarta

Fuad, 2006. Analisis Efisiensi Operasi Penangkapan Kapal Purse Seine di


Perairan Probolinggo. Fakultas Kelautan Institut Teknologi 10 November,
Surabaya.

Ghaffar, A Mukhlisa, 2006. Optimasi Pengembangan Usaha Perikanan Mini


Purse Seine di Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan.
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor,
Bogor.

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: Kep.02/Men/2002 Tentang


Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Penangkapan Ikan, 2002.

Muttaqin A,2009. Operasi Penangkapan Ikan Pelagis Dengan Alat Tangkap


purse Seine. (jurnal tidak dipublikasikan). PPPPTK. Cianjur

Nomura, M., and T. Yamazaki. Fishing Tehnigues. Compilation Of Transcript Of


Lecturer Presented at the Training Departement SEAFDEC. Japan
International Corperation Agency. Tokyo, 1975.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 51 tahun 2002, Tentang


Perkapalan.

Purnomo, Edi. 2007. Komposisi Ikan Hasil Tangkapan Ditinjau dari Kecepatan
Setting dan Daerah Penangkapan Ikan dengan Purse Seine di KM.
Nusantara Milik PT. Bintang Mandiri Bersaudara Bitung-Sulawesi Utara.
Penangkapan Ikan Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.

Singarimbun, M dan Efendi, S 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3E5.

Sudirman, dan Achmar Mallawa. 2004. Teknik Penangkapan Ikan .Rineka


Cipta,Jakarta.

Suhermin.2008.uji validitas dan uji reliabilitas.http;//blog.its.ac.id/

Usemahu, A Rahman dan Tomasila, Leopold A. 2003. Teknik Penangkapan Ikan.


Departemen Kelautan dan Perikanan. Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Perikanan. Jakarta. Hal 44-55.
CURICULUM VITAE

Zabar Yunus dilahirkan pada tanggal 18 Oktober 1987. Hasil


dari pernikahan Sofyan dengan Syednen yang dikaruniai 4
orang buah hati dan penulis mendapat tempat sebagai anak
yang terakhir (Anak Bungsu).

Semenjak lahir penulis dibesarkan di daerah yang tercatat


sebagai wilayah konflik terpanjang di Indonesia tepatnya pada sebuah
perkampungan yang terdaftar dengan nama Desa Blang Mee Barat Kec. Jeunieb
Kab. Bireuen masih berada dalam wilayah yang pernah dilanda bencana alam
tsunami yaitu Nanggroe Aceh Darussalam.

Jalur pendidikan yang ditempuh sehingga penulis menjadi seperti yang sekarang
ini melalui alur pendidikan formal dan non formal. Penulis sangat bersyukur
terlahir dikalangan keluarga yang berpendidikan dan daerah yang masih kental
akan agama sehingga penulis juga telah dibekali dan terbekali pendidikan
semenjak lahir. Pendidikan formal yang penulis rasakan berawal dari SD Inpres
Blang Mee Barat (sekarang telah menjadi SDN 9 Jeunieb) selama 6 tahun dan
langsung melanjutkan pendidikan selanjutnya di SLTPN 1 Jeunieb pada tahun
1999 dibarengi memperdalam ilmu agama pada Pondok Pesantren Babussalam
Al-Aziziyah yang berada di Desa Blang Mee Barat juga. Selesai pendidikan SLTP
penulis melanjutkan ke tingkat lebih atas yaitu SMUN 1 Jeunieb. Disini penulis
hanya bertahan selama 1 tahun, tepat tahun ajaran baru 2003 penulis
mendaftarkan diri ke SMKN 1 Jeunieb. Hal ini dikarenakan penulis lebih memilih
ke-pendidikan yang bersifat vokasi walaupun harus mengorbankan usia setahun.
Selesai dari SMK penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi dengan biaya pemerintah di VEDCA Cianjur joint program
Politeknik Negeri Jember hingga sekarang.
Selama bernafas didunia ini banyak pengalaman yang telah penulis raup,
diantaranya pernah menjadi pasukan PASKIBRA kecamatan, tergolong kedalam
siswa baik dan nakal juga, penulis puisi di majalah daerah Aceh, ikut seminar-
seminar seperti anti NAPZA, entrepreneur, outbound, dan soft skill lainnya.
Penulis juga telah terjun kedunia kerja baik dalam kegitan magang atau mencari
uang seperti magang pada tempat pengolahan ikan di Samalanga, PD. Sambu
Cirebon, PT. Nusantara Fishery Ambon, kerja di Bengkel Motor, Doorsmeer,
apotik, dan lain-lain yang sudah lupa untuk diuraikan.

Demikianlah riwayat singkat perjalanan hidup yang dapat penulis ceritakan.

You might also like