Professional Documents
Culture Documents
Apa yang sebaiknya dilakukan oleh seorang mahasiswa?Pertanyaan ini mengandaikan adanya satu
konsep tentang mahasiswa. Untuk dapat menjawabnya perlu diketahui lebih dahulu apa itu
mahasiswa. Setelah itu dapat diketahui apa keutamaan mahasiswa dan bagaimana sebaiknya mereka
berlaku.Mahasiswa secara harafiah adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, entah di universitas,
institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi otomatis dapat disebut
sebagai mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit itu. Terdaftar sebagai
pelajar di sebuah perguruan tinggi hanyalah syarat administratif menjadi mahasiswa. Menjadi
mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah administratif.
Ada tiga dimensi efek komunikasi massa, yaitu: kognitif, afektif, dan konatif.
Efek efektif berhubungan dengan emosi, perasaan, dan attitude (sikap). Sedangkan
efek konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuyk melakukan sesuatu
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang
>[2]<!--[endif]-->
melakukan sodomi dengan anak laki-laki di bawah umur. Penonton televisi, yang
asalnya tidak tahu menjadi tahu tentang peristiwa tersebut. Di sini pesan yang
lain, tujuan komunikator hanya berkisar pada upaya untuk memberitahu saja.
benda, orang atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum
memandang dunia ini lebih keras, lebih tidak aman dan lebih
mengerikan.
Karena media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, maka sudah tentu
media massa akan mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan sosial yang
bias dan timpang. Oleh karena itu, muncullah apa yang disebut stereotip, yaitu
gambaran umum tentang individu, kelompok, profesi atau masyarakat yang tidak
berubah-ubah, bersifat klise dan seringkali timpang dan tidak benar. Sebagai contoh,
dalam film India, wanita sering ditampilkan sebagai makhluk yang cengeng, senang
Penampilan seperti itu, bila dilakukan terus menerus, akan menciptakan stereotipe
pada diri khalayak Komunikasi Massa tentang orang, objek atau lembaga. Di sini
sudah mulai terasa bahayanya media massa. Pengaruh media massa lebih kuat lagi,
karena pada masyarakat modern orang memperoleh banyak informasi tentang dunia
Sementara itu, citra terhadap seseorang, misalnya, akan terbentuk (pula) oleh
peran agenda setting (penentuan/pengaturan agenda). Teori ini dimulai dengan suatu
asumsi bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan
mengatur berita mana yang lebih diprioritaskan. Ini adalah rencana mereka yang
dipengaruhi suasana yang sedang hangat berlangsung. Sebagai contoh, bila satu
setengah halaman di Media Indonesia memberitakan pelaksanaan Rapat Pimpinan
Nasional Partai Golkar, berarti wartawan dan pihak redaksi harian itu sedang
Soekarno Putri ke beberapa daerah, diletakkan di pojok kiri paling bawah, dan itu pun
beritanya hanya terdiri dari tiga paragraf. Berarti, ini adalah agenda setting dari media
tersebut bahwa berita ini seakan tidak penting. Mau tidak mau, pencitraan dan sumber
menyebabkan kita lebih mengerti bahasa Indonesia yang baik dan benar, televisi telah
miskin di pedesaan, dan hati kita tergerak untuk menolong mereka, media massa telah
menghasilkan efek prososial afektif. Bila surat kabar membuka dompet bencana alam,
menghimbau kita untuk menyumbang, lalu kita mengirimkan wesel pos (atau,
sekarang dengan cara transfer via rekening bank) ke surat kabar, maka terjadilah efek
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada Efek Kognitif. Tujuan dari komunikasi
massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu tentang
sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang diterimanya,
Roy Marten dipenjara karena kasus penyalah-gunaan narkoba, maka dalam diri kita
akan muncul perasaan jengkel, iba, kasihan, atau bisa jadi, senang. Perasaan sebel,
jengkel atau marah daat diartikan sebagai perasaan kesal terhadap perbuatan Roy
Marten. Sedangkan perasaan senang adalah perasaan lega dari para pembenci artis
dan kehidupan hura-hura yang senang atas tertangkapnya para public figure yang
cenderung hidup hura-hura. Adapun rasa iba atau kasihan dapat juga diartikan sebagai
komunikasi massa.
1. Suasana emosional
sebuah film, iklan, ataupun sebuah informasi, akan dipengaruhi oleh suasana
1. Skema kognitif
Skema kognitif merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang
menjelaskan tentang alur eristiwa. Kita tahu bahwa dalam sebuah film action,
yang mempunyai lakon atau aktor/aktris yang sering muncul, pada akahirnya
akan menang. Oleh karena itu kita tidak terlalu cemas ketika sang pahlawan
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk
perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan
Khaeruddin, misalnya, akan menyebabkan para ibu rumah tangga mengikuti resep-
resep baru. Bahkan, kita pernah mendengar kabar seorang anak sekolah dasar yang
mencontoh adegan gulat dari acara SmackDown yang mengakibatkan satu orang
tewas akibat adegan gulat tersebut. Namun, dari semua informasi dari berbagai media
pendidikan. Sebagian laporan telah menunjukkan manfaat nyata dari siaran radio,
diri karena tidak diberi jajan oleh orang tuanya. Sikap yang diharapkan dari berita
kriminal itu ialah, agar orang tua tidak semena-mena terhadap anaknya<!--[if !
lusanya, dilaporkan terdapat berbagai tindakan sama yang dilakukan anak-anak SD.
Inilah yang dimaksud perbedaan efek behavior. Tidak semua berita, misalnya, akan
mengalami keberhasilan yang merubah khalayak menjadi lebih baik, namun pula bisa
Mengapa terjadi efek yang berbeda? Belajar dari media massa memang tidak
bergantung hanya ada unsur stimuli dalam media massa saja. Kita memerlukan teori
psikologi yang menjelaskan peristiwa belajar semacam ini. Teori psikolog yang dapat
mnejelaskan efek prososial adalah teori belajar sosial dari Bandura. Menurutnya, kita
belajar bukan saja dari pengelaman langsung, tetapi dari peniruan atau peneladanan
kita mampu memiliki keterampila tertentu, bila terdapat jalinan positif antara stimuli
Bandura menjelaskan proses belajar sosial dalam empat tahapan proses: proses
motivasional.
Permulaan proses belajar ialah munculnya peristiwa yang dapat diamati secara
langsung atau tidak langsung oleh seseorang. Peristiwa ini dapat berupa tindakan
tertentu (misalnya menolong orang tenggelam) atau gambaran pola pemikiran, yang
disebut Bandura sebagai “abstract modeling” (misalnya sikap, nilai, atau persepsi
realitas sosial). Kita mengamati peristiwa tersebut dari orang-orang sekita kita.bila
peristiwa itu sudah dianati, terjadilah tahap pertama belajar sosial: perhatian. Kita
baru pata mempelajari sesuatu bila kita memperhatikannya. Setiap saat kita
menyaksikan berbagai peristiwa yang dapat kita teladani, namun tidak semua
Perhatian saja tidak cukup menghasilkan efek prososial. Khalayak harus sanggup
ketika mereka akan bertindak sesuai dengan teladan yang diberikan. Untuk
mengingat, peristiwa yang diamati harus direkam dalam bentuk imaginal dan verbal.
Yang pertama disebut visual imagination, yaitu gambaran mental tentang peristiwa
yang kita amati dan menyimpan gambaran itu pada memori kita. Yang kedua
menunjukkan representasi dalam bentuk bahasa. Menurut Bandura, agar peristiwa itu
dapat diteladani, kita bukan saja harus merekamnya dalam memori, tetapi juga harus
membayangkan secara mental bagaimana kita dapat menjalankan tindakan yang kita
“rehearsal”.
tindakan yang kita amati. Tetapi apakah kita betul-betul melaksanakan perilaku
teladan itu bergantung pada motivasi? Motivasi bergantung ada peneguhan. Ada tiga
melakukan hanya apabila kita mengetahui orang lain tidak akan mencemoohkan kitam
atau bila kita yakin orang lain akan menghargai tindakan kita. Ini yang disebut
peneguhan eksternal. Jadi, kampanye bahasa Indoensia dalam TVRI dan surat kabar
berhasil, bila ada iklim yang mendorong penggunaan bahasa Indoensia yang baik dan
benar.
Kita juga akan terdorong melakukan perilaku teladan baik kita melihat orang lain
yang berbuat sama mendapat ganjaran karena perbuatannya. Secara teoritis, agak
sukar orang meniru bahasa Indonesia yang benar bila pejabat-pejabat yang memiliki
reutasi tinggi justru berbahasa Indonesia yang salah. Kita memerlukan peneguhan
sebagainya), tetapi melihat orang lain mendapat ganjaran karena perbuatan yang ingin
Akhirnya tindakan teladan akan kita lakukan bila diri kita sendiri mendorong
tindakan itu. Dorongan dari diri sendiri itu mungkin timbul dari perasaan puas,
senang, atau dipenuhinya citra diri yang ideal. Kita akan mengikuti anjuran berbahasa
Indonesia yang benar bila kita yakin bahwa dengan cara itu kita memberikan
<!--[if !supportFootnotes]-->
<!--[endif]-->
Ads by Google
ingin tahu manusia yang besar tersebut. Diawali dari rasa ingin tahu
permukaan masyarakat.
berkembang pesat saat ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
DAFTAR PUSTAKA
Bandung, Rosda.
Sumber:bengkel jurnalistik
Bengkel Jurnalistik
Media Massa
Oleh Asyari Usman
Pendahuluan
Ketika menyerbu Irak pada bulan Maret 2003, salah satu unit
penting yang disiapkan oleh militer Amerika Serikat adalah ‘media
centre’ yang berada satu atap dengan Command and Control Centre
di Qatar. Dari media centre ini, militer Amerika secara berkala
memberika penjelasan tentang operasi mereka. Pemerintah Bush
sadar betul bahwa unit ini, dalam banyak hal, akan membantu
posisi politik mereka –baik di dalam negeri, maupun di mata dunia.
Jadi, AS melancarkan perang simultan: perang piranti keras
(hardware) berupa pengerahan perangkat militer, dan perang
piranti lunak (software) –dalam hal ini ‘perang media massa’.
Yang paling menarik dari operasi media massa adalah dampak yang
ditimbulkannya terhadap cara orang bereaksi setelah menerima
berita/informasi.
Segitiga Media-Politik-Publik
Begitu kuatnya peranan media massa, pada era sekarang ini para
politisi di seluruh dunia menjadikan kampanye media sebagai
prioritas utama dalam daftar strategi mereka. Kampanye politik
(political broadcast) di televisi bisa mempengaruhi massa dalam
menentukan pilihan. Dan, kalau sutradara (spin-doctor) seorang
politisi mampu menangkap selera publik, serta paham betul
bagaimana menampilkan sang politisi di layar TV, maka semakin
besar kemungkinan masyarakat akan bereaksi positif.
Selain itu, media sendiri tidak lepas dari masalah dana operasional.
Suratkabar, majalah, televisi, dan radio memerlukan biaya yang
cukup besar untuk menjalankan fungsinya. Media cetak dan televisi
terutama, belakangan ini berubah menjadi bisnis besar. Stasiun-
stasiun komersial dimiliki oleh perusahaan raksasa multinasional.
Kenyataan ini memicu tuduhan bahwa media yang dikuasai
pemodal besar itu beroperasi tidak dengan prinsip ‘impartial’ (tidak
memihak).
Saya melihat ada beberapa faktor kunci untuk itu. Pertama, daya
jual karya anda. Kedua, relevansi karya anda itu dengan kehidupan
masyarakat luas. Ketiga, simplisitas karya tulis anda. Keempat,
koneksi anda dengan orang-orang di media. Faktor keempat ini
bahkan bisa melemahkan ketiga faktor lainnya.
Kalau karya tulis anda relevan dengan salah satu segmen di suatu
media cetak dan topikal, katakanlah rubrik ekonomi, hukum,
teknologi, kesehatan, agama, dsb, biasanya tidak ada hambatan
untuk dipublikasikan.
Bila ini menjadi kenyataan, maka dalam batas tertentu anda sudah
bisa disebut “menguasai media massa”. Expertise anda akan
mendikte media.
Apa itu Media Massa
Dari segi etimologis, ‘media massa’ adalah ‘komunikasi massa’ –komunikasi
massa adalah sebutan yang lumrah di kalangan akademis untuk studi ‘media
massa’.
Dari segi makna, ‘media massa’ adalah alat/sarana untuk menyebar-luaskan
berita, analisis, opini, komentar, materi pendidikan dan hiburan.
Ketika menyerbu Irak pada bulan Maret 2003, salah satu unit penting yang
disiapkan oleh militer Amerika Serikat adalah ‘media centre’ yang berada
satu atap dengan Command and Control Centre di Qatar. Dari media centre
ini, militer Amerika secara berkala memberika penjelasan tentang operasi
mereka. Pemerintah Bush sadar betul bahwa unit ini, dalam banyak hal,
akan membantu posisi politik mereka –baik di dalam negeri, maupun di mata
dunia. Jadi, AS melancarkan perang simultan: perang piranti keras
(hardware) berupa pengerahan perangkat militer, dan perang piranti lunak
(software) –dalam hal ini ‘perang media massa’.
Berita penyiksaan di Guantanamo dan tidak adanya akses legal para tahanan
di situ, juga memojokkan Washington. Pemerintah Bush dicela keras oleh
politisi dan lembaga-lembaga HAM. Liputan media memaksa Amerika untuk
berwajah lebih manis terhadap para tahanan.
Berita, analisis dan komentar tentang jumlah korban tewas tentara Amerika
di Irak yang menembus angka 3,000, membuat ‘approval rate’ Presiden
George W Bush turun ke tingkat terendah.
Contoh lain, Tony Blair mengalami krisis politik berkali-kali ketika berbagai
skandal di tubuh pemerintahnya disiarkan oleh media massa. Menteri
transportasi Stephen Byers mundur setelah berbulan-bulan menjadi bahan
pemberitaan karena mempertahankan spin-doctor-nya, Jo Moore, yang
menulis email pada tanggal 11 September 2001 bahwa “ini merupakan hari
yang bagus untuk mengubur berita buruk tentang kondisi angkutan umum”.
Laporan media yang sangat ekstensif tentang kasus cash for honour
(sumbang Partai Buruh utk dapatkan gelar kerajaan) membuat Blair dilanda
krisis paling berat selama kekuasaannya.
Kasus bully di acara Big Brother Channel 4 membuat Jady Good terperosok
jauh ke dalam Lumpur celaan, dan acara itu sendiri dikritik habis oleh
berbagai pihak. Sang korban bully, Shilpa Shetti, sebaliknya menjadi
terangkat dan dikejar-kejar oleh televisi untuk wawancara eksklusif (dengan
bayaran besar, tentunya). Menyusul kasus ini, perdebatan mengenai rasisme
pun kembali menghangat di berbagai jenis media.
Yahya Zaini akhirnya kehilangan status dan pekerjaan sebagai anggota DPR
setelah footage porno-nya bersama pedangdut Eva Maria tersiar ke seluruh
dunia. [Mesin pelintir Golkar berusaha mengalihkan perhatian dengan cara
mempersoalkan sisi pidana dari penyebaran footage itu, namun tidak
berhasil.]
Dua menteri SBY, Yusril Ihza Mahendra dan Hamid Awaluddin, sedang berada
dalam posisi yang terpojok setelah tersiar luas kisah pencairan uang Tommy
Suharto di luarnegeri dengan menggunakan rekening departemen hukum dan
HAM di tahun 2004.
Segitiga Media-Politik-Publik
Peranan media massa lebih diperkuat oleh kemajuan pesat dalam penemuan
teknologi komunikasi. Yang terjadi beberapa menit yang lalu bisa langsung
dilihat rekaman gambar (footage)-nya di televisi atau situs-situs berita yang
menyediakan podcats; atau foto-foto biasa di suratkabar maupun situs
berita.
Begitu kuatnya peranan media massa, pada era sekarang ini para politisi di
seluruh dunia menjadikan kampanye media sebagai prioritas utama dalam
daftar strategi mereka. Kampanye politik (political broadcast) di televisi
bisa mempengaruhi massa dalam menentukan pilihan. Dan, kalau sutradara
(spin-doctor) seorang politisi mampu menangkap selera publik, serta paham
betul bagaimana menampilkan sang politisi di layar TV, maka semakin besar
kemungkinan masyarakat akan bereaksi positif.
Akan tetapi, dalam batas tertentu media ‘memerlukan’ para aktor politik,
ekonomi, sosial, budaya. Sebab, mereka inilah yang banyak menentukan
arah kehidupan massa; merekalah yang menjadi sumber berita (news-
maker). Karena itu, para presiden, perdana menteri, kepala pemerintahan,
menteri keuangan, pengusaha dan perusahaan besar, tokoh masyarakat,
perancang mode, para aktor/aktris, seniman, dlsb, selalu diikuti oleh
media.
Selain itu, media sendiri tidak lepas dari masalah dana operasional.
Suratkabar, majalah, televisi, dan radio memerlukan biaya yang cukup besar
untuk menjalankan fungsinya. Media cetak dan televisi terutama,
belakangan ini berubah menjadi bisnis besar. Stasiun-stasiun komersial
dimiliki oleh perusahaan raksasa multinasional. Kenyataan ini memicu
tuduhan bahwa media yang dikuasai pemodal besar itu beroperasi tidak
dengan prinsip ‘impartial’ (tidak memihak).
Saya melihat ada beberapa faktor kunci untuk itu. Pertama, daya jual karya
anda. Kedua, relevansi karya anda itu dengan kehidupan masyarakat luas.
Ketiga, simplisitas karya tulis anda. Keempat, koneksi anda dengan orang-
orang di media. Faktor keempat ini bahkan bisa melemahkan ketiga faktor
lainnya.
Di Indonesia, banyak penulis yang menjadi top melalui koneksi di koran atau
majalah.
Kalau karya tulis anda relevan dengan salah satu segmen di suatu media
cetak dan topikal, katakanlah rubrik ekonomi, hukum, teknologi, kesehatan,
agama, dsb, biasanya tidak ada hambatan untuk dipublikasikan.
Sumber :
Asyari Usman, Bengkel Jurnalistik
Manchester, 21 April 2007
http://bengkeljurnalistik.wordpress.com/2007/05/02/media-massa/
12 Maret 2009
Sumber Gambar:
http://www.thirdworldtraveler.com/PageMill_Images/media_monkeys.jpg
Posted by AKANG at 4:04 PM
0 comments:
mengeksplor apa yang ada di sekitarnya, baik itu yang baik atau
luas lagi.
permukaan masyarakat.
berkembang pesat saat ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
DAFTAR PUSTAKA
Bandung, Rosda.
Sumber : blogger
FUNGSI KOMUNIKASI MASSA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Maret 19, 2008 at 7:48 am | In RUANG GURU | 3 Comments
Fungsi Surveillance dan Fungsi Korelasi
Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi
Analisis isi dirumuskan dengan persis agar siapa saja yang menggunakan akan
Isi media massa yang akan dianalisis dipilih dengan cara yang telah ditetapkan
kemasyarakatan.
Analisis ini dapat menghaislkan pemahaman tentang pengiriman atau sumber pesan,
kecerdasan, kepribadian, sikap, motif, nilai dan tujuan serta pengaruh dari kelompok.
Namun perlu diperhatikan bahwa analisis isi tidak memberikan bukti yang langsung tentang
komunikasi massa, ditentukan oleh sistem komunikasi yang berlaku pada masyarakat
tertentu. Misalnya lembaga komunikasi massa di negara dengan sistem demokrasi, berbeda
Salah satu cara menjadikan komunikasi sosial melembaga adalah komunikasi massa. Hal ini
terjadi berkat adanya tata cara, prosedur serta aturan-aturan yang mengikat. Dengan
demikian komunikasi sosial yang ada di tegah masyarakat terbentuk oleh berbagai ketentun
adalah menyangkut masalah deteksi, deskripsi dan analisis tentang ekspektasi sosial.
Melalui fungsi surveillence, media massa memberikan informasi kepada masyarakat. Segala
peristiwa dan kejadian, di mana saja di sekitar kita baik dekat maupun jauh hampir tidak
pernah luput dari pemberitaan media massa. Contoh: pada waktu meletusnya Perang Teluk,
masyarakat di seluruh dunia dapat mengikuti perkembangan dari detik ke detik selama 24
. Pemberi status
Bagi masyarakat
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->peringatan (awaning)
Melalui fungsi pewarisan budaya, media massa melakukan pendidikan kepada masyarakat,
karena melalui informasi, maka masyarakat akan merasa lebih padu dengan lainnya.
Sehingga dengan demikian dapat dicapai suatu dasar berpikir yang sama. Sebab melalui
media massa semua informasi dapat menyebar dengan cepat melebihi saluran yang lain.
Disfungsi dari pewarisan budaya bagi individu adalah proses sosialisasi yang sama bagi
setiap individu karena adanya pengaruh komunikasi massa yang memberitakan hal-hal yang
sama
Fungsi hiburan bagi individu merupakan pelepas lelah, sedangkan bagi masyarakat
adalah pelepas bagi kelompok-kelompok massa. Adapun disfungsinya bagi individu
adalah meningkatkan kepastian menurunnya selera sedangkan bagi masyarakat
merupakan suatu pelarian.
Sumber : multiply
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan
Mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka
tujuan yang di hasilkan dari karya tulis ini adalah sebagai
berikut:
1. Menganalisis dan Mendeskripsikan peranan
komunikasi massa dalam prubahan social dan budaya
masyarakat.
2. Mendeskripsikan, menganalisis dan memberi solusi
dari efek tayangan kekerasan yang di siarkan oleh
stasiun televisi di Indonesia saat ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Komunikasi Massa
A.1. Pengertian
Setiap manusia pada hakikatnya sangat membutuhkan
komunikasi. Hal ini di karenakan, manusia memiliki sifat
untuk saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
Jika tidak menggunakan komunikasi antar sesamanya, maka
manusia itu akan terisolasi dari dunia yang semakin canggih
dan modern ini. Para pakar komunikasi menyebutkan,
kebutuhan manusia untuk berkomunikasi di dasari atas dua
kebutuhan, yaitu, kebutuhan untuk melangsungkan hidup
dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Hal ini sejalan dengan teori dasar biologi.
1. Komunikator Terlembaga
3. Komunikan Heterogen
1. Informasi
2. Korelasi
- Melakukan sosialisasi
- Membentuk kesepakatan
3. Kesinambungan
4. Hiburan
5. Mobilisasi
1. Informasi
2. Indentitas Pribadi
4. Hiburan
Diantaranya terdiri:
- Bersantai
- Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis
- Mengisi waktu
- Penyaluran emosi
C. Budaya
Budaya berasal dari kata budhi atau dalam bahasa
sanksekerta buddayah yang berarti budi atau akal.
Sedangkan kebudayaan (culture) yang berarti mengolah,
mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan terutama
dalam pengertian ini mengolah tanah atau bertani. Menurut
Koentjaraningrat kebudayaan berarti keseluruhan manusia
dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh
tatakelakuan yang harus di dapatnya dengan belajardan
yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
D. Pembahasan Masalah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka.