Professional Documents
Culture Documents
TBKKP.TPL.2008 | WWW.HIMABATPL08.WORDPRESS.COM
LAPORAN RESMI
PENENTUAN KADAR VITAMIN C
DALAM BUAH JAMBU BIJI MERAH
Disusun oleh :
SAHUDI (08.TBKKP.TPL.70)
DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI
AKADEMI TEKNOLOGI KULIT
YOGYAKARTA
2009
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rohmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian serta penyusunan laporan ini. Hanya
kepada Allah-lah kita berharap dan menyerahkan segala sesuatunya atas hasil dari setiap
usaha kita.
Praktikum yang berjudul “PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA JAMBU BIJI
MERAH” ini bertujuan untuk menentukan kadar vitamin c pada jambu biji. Pelaksanaan
praktikum ini dilakukan di Laboratorium kimia Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta. Pada
kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada:
a. Bapak M. Wahyu Sya’baini ST., selaku dosen pembimbing Kimia analisis Akademi
Teknologi Kulit Yogyakarta, yang telah memberikan bimbingan serta pengetahuan
selama penyusun melakukan penelitian.
b. Ibu Rita Kamdari dan Ibu Endang S selaku asisten laboran Laboratorium Akademi
Teknologi Kulit Yogyakarta.
c. Bapak dan Ibu serta seluruh keluarga atas dukungan serta dorongannya.
d. Teman-teman satu kelas TBKKP TPL angkatan 2008 yang telah memberi warna baru
pada penyusun.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan naskah ini masih banyak ditemukan
kekurangan serta kesalahan. Oleh karena itu, penyusun akan menerima dengan senang hati
atas saran serta kritik yang bersifat membangun. Semoga penelitian ini dapat memberikan
manfaat bagi kita bersama.
Penyusun
BAB V. Penutup....................................................................................................................23
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita
yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin
manusia, hewan, dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup
dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit
pada tubuh kita. Vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air, dibagi menjadi 2, yaitu
vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C dan Vitamin yang tidak larut
di dalam air : Vitamin A, D, E, dan K.
(Anonim, 2009)
Vitamin C merupakan suplemen yang sangat penting bagi tubuh manusia dimana
dianjurkan sebesar 30-60 mg per hari. Diantara kegunaan vitamin ini yaitu sebagai
senyawa utama tubuh yang dibutuhkan dalam berbagai proses penting mulai dari
pembuatan kolagen, pengangkut lemak, sampai dengan pengatur tingkat kolesterol.
Dikarenakan khasiat penting yang terkandung dalam vitamin C itulah, maka banyak
orang yang memburu sumber-sumber vitamin C baik dalam bentuk alami maupun dalam
bentuk kemasan tablet. Kebutuhan untuk vitamin C adalah 60 mg/hari, tapi hal ini
bervariasi pada setiap individu. Stres fisik seperti luka bakar, infeksi, keracunan logam
berat, rokok, penggunaan terus-menerus obat-obatan tertentu (termasuk aspirin, obat
tidur) meningkatkan kebutuhan tubuh akan vitamin C. Perokok membutuhkan vitamin C
sekitar 100 mg/hari. Buah dan sayuran mengandung banyak vitamin C. Akan tetapi
banyak persepsi orang yang salah berkaitan dengan sumber vitamin C dalam bentuk
alami. Kebanyakan orang mengira bahwasanya buah yang paling banyak mengandung
vitamin C adalah jeruk. Padahal kandungan vitamin C pada jeruk jauh lebih sedikit dari
pada jambu biji merah.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
C. Tinjauan Pustaka
Para ahli gizi, telah meneliti besarnya kandungan vitamin C pada setiap buah. Pada 1
buah jeruk yang berukuran sedang, memiliki kandungan vitamin C sebesar 66 mg, 1
cangkir jus anggur segar = 93 mg, 1/2 cangkir stroberi = 44 mg, 1 cangkir jus jeruk segar
124 mg, 1/2 blackberry = 15 mg, 1/2 pepaya ukuran sedang = 85 mg, 1/2 mangkuk
brokoli mentah = 70 mg, dan 1/2 mangkuk bayam mentah = 14 mg. Untuk Kebutuhan
dari vitamin adalah 60 mg/hari, tapi hal ini bervariasi pada setiap individu. Stres fisik
seperti luka bakar, infeksi, keracunan logam berat, rokok, penggunaan terus-menerus
obat-obatan tertentu (termasuk aspirin, obat tidur) meningkatkan kebutuhan tubuh akan
vitamin C. Perokok membutuhkan vitamin C sekitar 100 mg/hari
(Anonim, 2009)
Sebuah buah konsumsi, jeruk besar mempunyai kedudukan ekonomi yang cukup
tinggi. Menjadi nilai nutrisi tinggi yaitu beberapa macam vitamin, terutama vitamin C.
Dalam 100 gr bagian jeruk besar yang dapat dimakan dikandung vitamin C sebanyak 43
mg dan vitamin A sebanyak 20 mg. Karena kandungan vitamin C dan A yang cukup
tinggi, maka jeruk ini mampu mencegah rabun dan sariawan.
(Setiawan, 1993 )
Vitamin berasal dari kata vita (hidup) dan amin (gugusan NH2). Vitamin dapat
membantu kerja enzim, seperti pada vitamin B-komplek yang berfungsi sebagai koenzim
dari beberapa enzim tertentu. Pada tanaman tingkat tinggi yang berkhlorofil tidak semua
bagiannya memproduksi vitamin, jadi bagian yang kekurangan vitamin akan menerima
vitamin dari bagian tanaman yang kelebihan (translokasi vitamin). Contoh yang terjadi
pada tanaman adalah apabila daun-daun tua yang kekurangan vitamin, ia akan mendapat
vitamin dari daun-daun muda. Contoh lain misalnya dari daun ke bagian akar begitu juga
sebaliknya
(Dwiseputro dkk, 1980)
Vitamin C merupakan senyawa yang sangat mudah larut dalam air, mempunyai sifat
asam dan sifat pereduksi yang kuat. Sifat tersebut terutama disebabkan adanya struktur
eradial yang berkonjugasi dengan gugus karbonil dalam cincin lekton. Bentuk vitamin C
yang ada di alam terutama adalah L-asam askorbat, D-asam askorbat jarang terdapat di
alam dan hanya dimiliki 10% aktivitas vitamin C.
(Andarwulan N dan Kuswano S, 1992)
(Girindra, 1990)
Vitamin C merupakan nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk
kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia
dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Asam askorbat mempunyai struktur yang
mirip monosakarida, tetapi struktur ini mempunyai beberapa gambaran yang tidak lazim.
Senyawa ini adalah lakton tak jenuh beranggotakan lima dengan dua gugus hidroksil
pada ikatan ganda duanya. Struktur enadiol seperti ini jarang ditemukan.
Sebagai akibat dari gugus ini, asam askorbat muah dioksidasi menjadi asam dehidro
askorbat. Kedua bentuk ini secara biologi aktiv sebagai vitamin. Tidak dijumpai gugus
karboksil pada asam askorbat, tetapi kenyataannya dia adalah suatu asam. Hidroksil pada
C-3 bersifat sangat asam, karena anoin yang dihasilkan dari lepasnya proton
dimantapkan oleh resonansi yang mempunyai anion karboksilat.
Vitamin C dikenal sebagai senyawa utama tubuh yang dibutuhkan dalam berbagai
proses penting mulai dari pembuatan kolage (protein berserat yang membentuk jaringan
ikat pada tulang), pengangkut lemak, pengangkut elektron dari berbagai reaksi enzimatis,
memacu gusi yang sehat, pengantur tingkat kolesterol, serta pengangkut imunitas. Selain
itu vitamin C sangat diperlukan tubuh untuk penyembuhan luka dan meningkatkan
fungsi otak agar dapat bekerja maksimal. Sumber vitamin C yang penting didalam
makanan yang berasal dari hewani pada umumnya bukan merupakan sumber vitamin C
yang tinggi. Sayuran segar mengandung vitamin C yang lebih sedikit dibandingkan
dengan buah-buahan.
1. Jambu Biji
Jambu biji (Psidium guajava linn) berasal dari Amerika Tengah yaitu dari Brazil.
Disebarkan di Indonesia melalui Thailand. Tanaman ini dapat tumbuh baik didataran
rendah maupun pada dtaran tinggi. Umumnya ditanam di pekarangan dan di ladang-
ladang. Pohon jambu ini merupakan tanaman perdu yang bercabang, tingginya dapat
mencapai 12 m. Besarnya buah bervarasi dari yang berdiameter 2,5 cm sampai dengan
lebih dari 10 cm.
(wikipedia.com)
Jambu biji dikatakan sebagai buah istimewa karena memiliki kandungan zat
yang sangat tinggi, seperti viitamin C dan zat besi. Selain itu juga kaya zat
nongizi, seperti serat pangan, komponen karotenoid dan polifenol. Buah jambu
biji bebas dari lemak asam jenuh dan sodium, rendah lemak dan energi tetap
tinggi akan serat pangan (diatery fyber).
Diantara berbagai jenis buah, jambu biji banyak mengandung vitamin C yang
paling tinggi dan cukup mengandung vitamin A. Dibanding buah buah-buahan
yang lain seperti jeruk manis yang mempunyai kandungan vitamin C 49 mg/100
Jambu biji merah pasar minggu ini memiliki berbagai macam kelebihan
dibanding dengan jambu biji merah yang lain. Yaitu lebih banyak mengandung
vitamin C yang dianggap sebagai anti oksidan untuk menambah daya tahan
tubuh. Kandungan vitamin C pada jambu biji merah ini lebih banyak atau dua kali
lipat dari jeruk manis yang disebut-sebut sumber vitamin C terbanyak.
(Indra, 2008)
Jambu biji merah yang tergolong jenis jambu pasarminggu ini memiliki
berbagai macam kelebihan dibanding dengan jenis jambu pasar minggu lainnya
yaitu lebih banyak mengandung vitamin C yang dianggap sebagai antioksidan
untuk menambah daya tahan tubuh. Kandungan vitamin C pada jambu biji merah
dua kali lebih banyak dari jeruk manis yang disebut-sebut sumber vitamin C
terbanyak Selain itu, jambu biji merah berkhasiat mengobati berbagai jenis
penyakit diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD).
(Indra,2008)
b. Mengobati infeksi
c. Mengobati sariawan
f. Mencegah konstipasi
Jambu biji merah diduga banyak mengandung vitamin C yang berguna bagi kesehatan
tubuh.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. TEMPAT PRAKTIKUM
C. LANGKAH KERJA
1. Pembuatan Larutan
a. Pembuatan larutan K2Cr2O7
Menimbang 0,6378 gr K2Cr2O7
Dilarutkan dalam gelas beker 100 ml dan dituangkan dalam labu ukur 100
ml
Ditambahkan aquades sampai dengan 50 ml
b. Pembuatan larutan Na2S2O3 0,1 N
Menimbang 0,92 gram Na2S2O3 5H2O
Larutkan dengan aquades sampai 100 ml dalam labu ukur
c. Pembuatan larutan H2SO4 2 N
Memipet H2SO4 4N sebanyak 25 ml
Larutkan dengan aquades sampai 50 ml dalam labu takar
d. Pembuatan amilum 1 %
Kita tidak membuat amilum tapi di laboratorium sudah tersedia
2. Standarisasi Larutan
a. Standarisasi Na2S2O3 0,1 N dengan K2Cr2O7 0,1 N
5 ml K2Cr2O7 0,1 N dipipet dan dituangkan dalam erlenmeyer 250 ml
Ditambah KI 10 % sebanyak 5 ml
Ditambah 10 ml H2SO4 2 N
Dititrasi dengan Na2S2O3 sampai berwarna kuning muda
Ditambah 10 tetes amilum 1 % kemudian titrasi dilanjutkan sampai
dengan warna biru hilang
A. HASIL PRAKTIKUM
1. Standarisasi Na2S2O3 0,1 N dengan K2Cr2O7
No Volume K2Cr2O7 (ml) Volume K2Cr2O7 (ml) Perubahan warna saat titrasi
1. 5 15,3 Coklat menjadi biru jernih
2. 5 15,3 Coklat menjadi biru jernih
3. 5 15,45 Coklat menjadi biru jernih
Rerata 5 15,35
N K2Cr2O7 =nxM
=nx x
=2x x
= 0,0996 N
N x V (Na2S2O7) = N x V (K2Cr2O7)
N (Na2S2O7) =
= 0,032 N
N x V (Na2S2O7) = N x V (I2)
N (I2) =
= 0,162 N
= 38,3 mg
PEMBAHASAN
Dalam bahasa latin Jambu ini artinya adalah Psidium Guajava. Bahasa Inggrisnya
Guava. Kita sering mengenalnya jambu biji. Buah ini sangat kaya vitamin C dan beberapa
jenis mineral yang mampu menangkis berbagai jenis penyakit dan menjaga kebugaran tubuh.
Daun dan kulit batangnya mengandung zat anti bakteri yang dapat menyembuhkan beberapa
jenis penyakit. Selain vitamin C, jambu biji juga mengandung potasium dan besi.
Selain anti-oksidan, vitamin C disini memiliki fungsi menjaga dan memacu kesehatan
pembuluh kapiler, mencegah anemia, sariawan, gusi berdarah, dll. Selain itu juga vitamin C
disini juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan berbagai inveksi.
Sehingga kita tidak mudah sakit seperti sakit flu, batuk, demam, dll. Vitamin C disini juga
berperan dalam pembentukan kolagen yang sangat bermanfaat untuk menyembuhkan luka.
Keterediaan vitamin C yang cukup dalam darah dapat mendorong selenium dalam
menghambat sel kanker, terutama kanker paru-paru, prostat, payudara, usus besar, empedu
dan otak. Sebagian besar vitamin C jambu biji terkonsentrasi pada bagian kulit serta daging
bagian luarnya yang lunak dan tebal. Sehinga, jambu biji lebih baik dikonsumsi beserta
kulitnya.
(Ternyata Vit. C pada Jambu Biji Banyak Terdapat pada Kulitnya! « CintaHerbal )Blog 4
Pecinta Herbal.htm)
Dalam praktikum kali ini kelompok kami menggunakan buah jambu biji merah
sebagai sampel. Kami ingin menguji kadar vitamin C yang ada dalam jambu biji.Dalam
analisis secara volumetri, yang dimaksud dengan Iodometri adalah titrasi terhadap (I2) bebas
yang terdapat dalam larutan. Sedang Iodimetri adalah titrasi dengan larutan I2 standard.
Potensial reduksi normalnya dapat ditunjukkan dengan sistem reversible sebagai berikut:
I2 (p)- + 2 e – 2 I-
Dalam sebagian besar titrasi Iodimetri, apabila dalam larutan terdapat kelebihan ion
Iodida ( I- ), maka akan terjadi ion Tri iodida ( I3- ) menurut persamaan reaksi berikut :
Hal ini di sebabkan karena Iodium larut secara cepat dalam larutan Iodida. Dengan
demikian maka reaksi setengah sel tersebut di atas lebih baik di tuliskan sebagai berikut :
I3- + 2 e- 3 I-
Dalam sebagian besar titrasi Iodimetri, yang dipergunakan sebagai larutan standard
adalah I2 dalam KI, dan sebagai spesien yang reaktif adalah ion I3-, sehingga untuk semua
persamaan reaksi yang meliputi reaksi dengan I2 sebaiknya di tuliskan dengan I3-; sebagai
contoh misalnya reaksinya dengan ion S2O3 = di tuliskan sebagai berikut :
Dalam larutan asam, larutan I2 standard dapat dipergunakan untuk menitrir secara
cepat beberapa jenis zat-zat reduktor kuat seperti : SnCl2 , H2SO3 , H2S dan NaS2O3 , sedang
untuk zat-zat reduktor yang lebih lemah seperti misalnya : As+++ ; Sb+++ dan {Fe(CN)6}≡
hanya dapat teroksidasi sempurna apabila larutan bersifat netral atau sedikit asam.
Dalam proses Iodimetri ada 2 hal penting yang perlu diperhatikan karena hal ini dapat
menjadi sumber kesalahan, ke dua hal tersebut ialah:
4 I- + O2 + 4 H+ 2 I2 + 2 H2O
Volatilitas I2 dapat diperkecil dalam larutan iodida berlebihan, karena terjadinya ion
triiodida (I3-); sehingga pada temperatur kamar hilangnya I2 karena sifat volatilitasnya dari
suatu larutan yang paling sedikit mengandung 4% Kalium iodida dapat diabaikan. Demikian
juga titrasi harus di lakukan terhadap larutan yang dingin dan dalam tempat yang tertutup,
jangan dalam gelas bikar.
Sedang terjadinya oksidasi udara terhadap iodida dalam larutan dapat diabaikan
dengan adanya katalisator, adapun katalisator yang dipergunakan adalah ion-ion logam
tertentu terutama Tembaga dan juga ion NO2-.
Dalam percobaan iodometri kali ini dalam standarisasi larutan tiosulfat digunakan
sebagai pengoksidasi hal ini dikarenakan senyawa ini bisa didapat dengan tingkat kemurnian
yang tinggi,senyawa ini juga mempunyai berat ekivalen yang cukup tinggi,tidak
hidroskopik,dan padat serta larutanya sangat stabil.Reaksi yang terjadi adalah
Larutan standar sekunder yang dipakai dalam percobaan iodometri adalah Natrium
Tiosulfat.Garam ini biasa tersedia dalam pentahidrat Na2S2O3.5H2O.Larutan ini tidak boleh
distandarisasikan dengan penimbangan secara langsung tetapi harus distandarisasi dengan
standar primer.Larutan tiosulfat tidak stabil dalam waktu yang lama.tiosulfat terurai dalam
larutan asam,membentuk belerang sebagai endapan seperti susu
akan tetapi reaksinya lambat dan tidak terjadi apabila tiosulfat dititrasi dengan larutan
berasam dari iodium jika larutanya diaduk dengan baik.Reaksi antara iodium dengan tiosulfat
jauh lebih cepat dari pada reaksi penguraian.Iodium mengoksidasi tiosulfat menjadi ion
tetrationat.
2 S2O3= S4O6= + 2 e-
S2O3= + H+ HSO3- + S
Lebih lanjut perubahan tersebut juga dapat disebabkan karena keaktifan bakteri
(misalnya Thiobacillus thioparus), terutama apabila larutan disimpan beberapa lama.
Tabel 3. Volume I2 yang dibutuhkan pada buah jambu biji merah matang
Tabel 4. Volume I2 yang dibutuhkan pada buah jambu biji merah setengah matang
Dari praktikum dipreoleh data bahwa normalitas dari K2Cr2O7 adalah sebesar 0,0996
N,sedangkan normalitas dari Na2S2O3 adalah sebesar 0,032 N.Sedangkan untuk kadar
vitamin C pada buah,daging dan isi adalah sebagai berikut :
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kadar vitamin C pada buah matang lebih
banyak dari pada yang setengah matang dan kadar vitamin C dalam kulit lebih banyak
daripada di daging dan isinya.Untuk itu diharapkan agara memekan jambu biji beserta kulitya
saja.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Dalam titrasi antara K2Cr2O7 dengan Na2S2O3 terjadi perubahan warna dari coklat
menjadi biru jernih.
Dalam titrasi antara Na2S2O3 dengan I2 terjadi perubahan warna dari bening
menjadi biru.
Kadar vitamin C pada jambu matang adalah 56,3266 mg lebih besar dari pada
jambu biji setangah matang yang hanya 38,3 mg.
Kadar vitamin C pada kulit lebih banyak daripada di daging dan isi.
http://annadhif.blogspot.com/2008/06/kti-kadar-vitamin-c-pada-jambu-biji.html
(diakses pada kamis,4 4 Juni 2009).
http://www.smallcrab.com/kesehatan/25-healthy/442-khasiat-buah-jambu-biji
http://kesehatan.kompas.com/read/mxl/2008/03/12/18344226/jambu.biji.cegah
jantung. (diakses pada Minggu, 31 Mei 2009)
Praktikan
Mengetahui,