You are on page 1of 29

AKADEMI TEKNOLOGI KULIT YOGYAKARTA

ANALISA KADAR VITAMIN C PADA


2009
JAMBU BIJI MERAH

TBKKP.TPL.2008 | WWW.HIMABATPL08.WORDPRESS.COM
LAPORAN RESMI
PENENTUAN KADAR VITAMIN C
DALAM BUAH JAMBU BIJI MERAH

Disusun oleh :

AGUS SETIAWAN (08.TBKKP.TPL.61)

SAHUDI (08.TBKKP.TPL.70)

WEFI MAHROZAH (08.TBKKP.TPL.74)

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI
AKADEMI TEKNOLOGI KULIT
YOGYAKARTA
2009

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 2


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rohmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian serta penyusunan laporan ini. Hanya
kepada Allah-lah kita berharap dan menyerahkan segala sesuatunya atas hasil dari setiap
usaha kita.
Praktikum yang berjudul “PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA JAMBU BIJI
MERAH” ini bertujuan untuk menentukan kadar vitamin c pada jambu biji. Pelaksanaan
praktikum ini dilakukan di Laboratorium kimia Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta. Pada
kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada:
a. Bapak M. Wahyu Sya’baini ST., selaku dosen pembimbing Kimia analisis Akademi
Teknologi Kulit Yogyakarta, yang telah memberikan bimbingan serta pengetahuan
selama penyusun melakukan penelitian.
b. Ibu Rita Kamdari dan Ibu Endang S selaku asisten laboran Laboratorium Akademi
Teknologi Kulit Yogyakarta.
c. Bapak dan Ibu serta seluruh keluarga atas dukungan serta dorongannya.
d. Teman-teman satu kelas TBKKP TPL angkatan 2008 yang telah memberi warna baru
pada penyusun.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan naskah ini masih banyak ditemukan
kekurangan serta kesalahan. Oleh karena itu, penyusun akan menerima dengan senang hati
atas saran serta kritik yang bersifat membangun. Semoga penelitian ini dapat memberikan
manfaat bagi kita bersama.

Yogyakarta, 30 Juni 2009

Penyusun

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 3


DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………....................…………………………........….…..…….... i


Kata Pengantar …………………………………………………...……..................………. ii
Daftar Isi ……………………………………………………………….......................…… iii

BAB I. Pendahuluan ……………………………………………………....................…...... 1


A. Latar Belakang …………………………………………………..….................... 1
B. Tujuan Praktikum ……………………………………………..……................... 2
C. Tinjauan Pustaka …………………………………………...……….................... 2
D. Hipotesis …………………………………………………………….................... 8

BAB II. Pelaksanaan Praktikum ……………………………………………...................... 9


A. Tempat Praktikum ……………………………………………………................ 9
B. Alat dan Bahan Praktikum……………………………………………….…......... 9
C. Langkah Kerja Praktikum ... ………………………………………………….... 10

BAB III. Hasil Praktikum dan Perhitungan …………………………………..................... 12

BAB IV. Pembahasan ………………………………………………………… ................. 17

BAB V. Penutup....................................................................................................................23

Daftar Pustaka …………………………………………………………….…......................24

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 4


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita
yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin
manusia, hewan, dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup
dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit
pada tubuh kita. Vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air, dibagi menjadi 2, yaitu
vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C dan Vitamin yang tidak larut
di dalam air : Vitamin A, D, E, dan K.

(Anonim, 2009)

Vitamin C merupakan suplemen yang sangat penting bagi tubuh manusia dimana
dianjurkan sebesar 30-60 mg per hari. Diantara kegunaan vitamin ini yaitu sebagai
senyawa utama tubuh yang dibutuhkan dalam berbagai proses penting mulai dari
pembuatan kolagen, pengangkut lemak, sampai dengan pengatur tingkat kolesterol.
Dikarenakan khasiat penting yang terkandung dalam vitamin C itulah, maka banyak
orang yang memburu sumber-sumber vitamin C baik dalam bentuk alami maupun dalam
bentuk kemasan tablet. Kebutuhan untuk vitamin C adalah 60 mg/hari, tapi hal ini
bervariasi pada setiap individu. Stres fisik seperti luka bakar, infeksi, keracunan logam
berat, rokok, penggunaan terus-menerus obat-obatan tertentu (termasuk aspirin, obat
tidur) meningkatkan kebutuhan tubuh akan vitamin C. Perokok membutuhkan vitamin C
sekitar 100 mg/hari. Buah dan sayuran mengandung banyak vitamin C. Akan tetapi
banyak persepsi orang yang salah berkaitan dengan sumber vitamin C dalam bentuk
alami. Kebanyakan orang mengira bahwasanya buah yang paling banyak mengandung
vitamin C adalah jeruk. Padahal kandungan vitamin C pada jeruk jauh lebih sedikit dari
pada jambu biji merah.

Setelah ditemukannya penelitian yang mengungkapkan bahwa jambu biji merah


mengandung banyak vitamin C, zat antioksidan dan anti kanker yang berguna bagi
kesehatan diantaranya menurunkan kadar kolesterol darah, mengobati infeksi, mengobati

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 5


sariawan, memperlancar peredaran darah, melancarkan saluran pencernaan, mencegah
kontipasi dan menyembuhkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), kini sebagian
masyarakat cenderung mengkonsumsi buah ini dalam jumlah banyak. Tetapi banyak
penemuan itu tidak sedikitpun menjelaskan tentang berapa kadar vitamin C pada buah
tersebut.

Berdasarkan alasan diatas, kami melakukan penelitian untuk mengetahui kadar


vitamin C dalam jambu biji merah dan juga mengetahui kadar vitamin C pada kulit,
daging, buah dan biji pada jambu biji merah matang dan setengah matang. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan yang cukup berarti dalam ilmu pengetahuan.

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan praktikum ini adalah :

1. Untuk mengetahui kadar vitamin C dalam 100 g bahan (sampel).


2. Mengetahui perbedaan kadar vitamin C pada kulit,daging dan isi jambu biji merah
pada jambu biji yang sudah masak dan setengah masak.

C. Tinjauan Pustaka

Para ahli gizi, telah meneliti besarnya kandungan vitamin C pada setiap buah. Pada 1
buah jeruk yang berukuran sedang, memiliki kandungan vitamin C sebesar 66 mg, 1
cangkir jus anggur segar = 93 mg, 1/2 cangkir stroberi = 44 mg, 1 cangkir jus jeruk segar
124 mg, 1/2 blackberry = 15 mg, 1/2 pepaya ukuran sedang = 85 mg, 1/2 mangkuk
brokoli mentah = 70 mg, dan 1/2 mangkuk bayam mentah = 14 mg. Untuk Kebutuhan
dari vitamin adalah 60 mg/hari, tapi hal ini bervariasi pada setiap individu. Stres fisik
seperti luka bakar, infeksi, keracunan logam berat, rokok, penggunaan terus-menerus
obat-obatan tertentu (termasuk aspirin, obat tidur) meningkatkan kebutuhan tubuh akan
vitamin C. Perokok membutuhkan vitamin C sekitar 100 mg/hari
(Anonim, 2009)

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 6


Vitamin C mempunyai rumus C6H8C6 dalam bentuk murni merupakan kristal putih,
tak berwarna, tidak bau dan mencair pada suhu 190-192 0C. Senyawa ini bersifat
reduktor kuat dan mempunyai rasa asam. Sifat yang paling utama vitamin C adalah
kemampuan mereduksi yang kuat dan mudah teroksidasi yang dikatalis oleh beberapa
logam terutama Cu dan Ag.
(Patricia, 1983)

Sebuah buah konsumsi, jeruk besar mempunyai kedudukan ekonomi yang cukup
tinggi. Menjadi nilai nutrisi tinggi yaitu beberapa macam vitamin, terutama vitamin C.
Dalam 100 gr bagian jeruk besar yang dapat dimakan dikandung vitamin C sebanyak 43
mg dan vitamin A sebanyak 20 mg. Karena kandungan vitamin C dan A yang cukup
tinggi, maka jeruk ini mampu mencegah rabun dan sariawan.
(Setiawan, 1993 )

Vitamin berasal dari kata vita (hidup) dan amin (gugusan NH2). Vitamin dapat
membantu kerja enzim, seperti pada vitamin B-komplek yang berfungsi sebagai koenzim
dari beberapa enzim tertentu. Pada tanaman tingkat tinggi yang berkhlorofil tidak semua
bagiannya memproduksi vitamin, jadi bagian yang kekurangan vitamin akan menerima
vitamin dari bagian tanaman yang kelebihan (translokasi vitamin). Contoh yang terjadi
pada tanaman adalah apabila daun-daun tua yang kekurangan vitamin, ia akan mendapat
vitamin dari daun-daun muda. Contoh lain misalnya dari daun ke bagian akar begitu juga
sebaliknya
(Dwiseputro dkk, 1980)

Vitamin C merupakan senyawa yang sangat mudah larut dalam air, mempunyai sifat
asam dan sifat pereduksi yang kuat. Sifat tersebut terutama disebabkan adanya struktur
eradial yang berkonjugasi dengan gugus karbonil dalam cincin lekton. Bentuk vitamin C
yang ada di alam terutama adalah L-asam askorbat, D-asam askorbat jarang terdapat di
alam dan hanya dimiliki 10% aktivitas vitamin C.
(Andarwulan N dan Kuswano S, 1992)

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 7


Vitamin dapat dibedakan antar yang larut dalam air dan yang larut dalam lemak.
Vitamin yang larut dalam air digalongkan kedalam vitamin-B kompleks dan vitamin C,
sedangkan vitamin A, D, E dan K larut dalam lemak.

(Girindra, 1990)

Vitamin C merupakan nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk
kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia
dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Asam askorbat mempunyai struktur yang
mirip monosakarida, tetapi struktur ini mempunyai beberapa gambaran yang tidak lazim.
Senyawa ini adalah lakton tak jenuh beranggotakan lima dengan dua gugus hidroksil
pada ikatan ganda duanya. Struktur enadiol seperti ini jarang ditemukan.

Sebagai akibat dari gugus ini, asam askorbat muah dioksidasi menjadi asam dehidro
askorbat. Kedua bentuk ini secara biologi aktiv sebagai vitamin. Tidak dijumpai gugus
karboksil pada asam askorbat, tetapi kenyataannya dia adalah suatu asam. Hidroksil pada
C-3 bersifat sangat asam, karena anoin yang dihasilkan dari lepasnya proton
dimantapkan oleh resonansi yang mempunyai anion karboksilat.

Vitamin C dikenal sebagai senyawa utama tubuh yang dibutuhkan dalam berbagai
proses penting mulai dari pembuatan kolage (protein berserat yang membentuk jaringan
ikat pada tulang), pengangkut lemak, pengangkut elektron dari berbagai reaksi enzimatis,
memacu gusi yang sehat, pengantur tingkat kolesterol, serta pengangkut imunitas. Selain
itu vitamin C sangat diperlukan tubuh untuk penyembuhan luka dan meningkatkan
fungsi otak agar dapat bekerja maksimal. Sumber vitamin C yang penting didalam
makanan yang berasal dari hewani pada umumnya bukan merupakan sumber vitamin C
yang tinggi. Sayuran segar mengandung vitamin C yang lebih sedikit dibandingkan
dengan buah-buahan.

1. Jambu Biji

Jambu biji (Psidium guajava linn) berasal dari Amerika Tengah yaitu dari Brazil.
Disebarkan di Indonesia melalui Thailand. Tanaman ini dapat tumbuh baik didataran
rendah maupun pada dtaran tinggi. Umumnya ditanam di pekarangan dan di ladang-
ladang. Pohon jambu ini merupakan tanaman perdu yang bercabang, tingginya dapat
mencapai 12 m. Besarnya buah bervarasi dari yang berdiameter 2,5 cm sampai dengan
lebih dari 10 cm.

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 8


Beberapa macam/kultivar jambu biji dikenal di Indonesia, sebagian dikenal sejak
lama dan yang lain merupakan introduksi dari negara lain. Diantaranya adalah:

a. Jambu Pasar Minggu


Jambu pasar minggu merupakan ras lokal yang memiliki dua variasiyaitu
berdaging buah putih dan berdaging buah merah.
b. Jambu Australia
c. Jambu Australia
d. Jambu Sukun
e. Jambu Bangkok
Klasifikasi ilmiah jambu biji:
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Psidium
Species : Psidium guajav
Nama binominal : Psidium guajava L

(wikipedia.com)

2. Kandungan Jambu Biji

Jambu biji dikatakan sebagai buah istimewa karena memiliki kandungan zat
yang sangat tinggi, seperti viitamin C dan zat besi. Selain itu juga kaya zat
nongizi, seperti serat pangan, komponen karotenoid dan polifenol. Buah jambu
biji bebas dari lemak asam jenuh dan sodium, rendah lemak dan energi tetap
tinggi akan serat pangan (diatery fyber).

Diantara berbagai jenis buah, jambu biji banyak mengandung vitamin C yang
paling tinggi dan cukup mengandung vitamin A. Dibanding buah buah-buahan
yang lain seperti jeruk manis yang mempunyai kandungan vitamin C 49 mg/100

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 9


gr bahan, kandungan vitamin C jambu biji 2 kali lipat. Vitamin C ini baik sebagai
zat anti oksidan. Sebagian besar vitamin C terkonsentrasi pada bagian kulit dan
daging bagian luarnya yang lunak dan tebal.

Tabel 1. Perbandingan kadar vitamin C per 100 gram bahan pangan

No Bahan Pangan Kadar Vitamin C/ 100 gr


1. Jambu Biji 87
2, Pepaya 78
3. Jeruk 49
4. Rambutan 58
5. Mangga 30
6. Belimbing 35
7. Durian 53
8. Jeruk Bali 43
9. Bayam 80
10. Daun Katuk 239
11. Kembang Kol 69
12. Sawi 102

(Parimin S. P. Penebar Swadaya, 2007)

3. Jambu Biji Merah Pasar Minggu

Jambu biji merah pasar minggu ini memiliki berbagai macam kelebihan
dibanding dengan jambu biji merah yang lain. Yaitu lebih banyak mengandung
vitamin C yang dianggap sebagai anti oksidan untuk menambah daya tahan
tubuh. Kandungan vitamin C pada jambu biji merah ini lebih banyak atau dua kali
lipat dari jeruk manis yang disebut-sebut sumber vitamin C terbanyak.

(Indra, 2008)

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 10


Gambar 1. Jenis jambu yang diteliti
4. Kelebihan Jambu Biji Merah

Jambu biji merah yang tergolong jenis jambu pasarminggu ini memiliki
berbagai macam kelebihan dibanding dengan jenis jambu pasar minggu lainnya
yaitu lebih banyak mengandung vitamin C yang dianggap sebagai antioksidan
untuk menambah daya tahan tubuh. Kandungan vitamin C pada jambu biji merah
dua kali lebih banyak dari jeruk manis yang disebut-sebut sumber vitamin C
terbanyak Selain itu, jambu biji merah berkhasiat mengobati berbagai jenis
penyakit diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD).

(Indra,2008)

5. Manfaat Jambu Biji Merah bagi kesehatan tubuh

Jambu biji merah bermanfaat bagi kesehatan tubuh diantaranya :

a. Menurunkan kadar kolesterol darah

b. Mengobati infeksi

c. Mengobati sariawan

d. Memperlancar peredaran darah

e. Melancarkan saluran pencernaan

f. Mencegah konstipasi

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 11


D. HIPOTESIS

Jambu biji merah diduga banyak mengandung vitamin C yang berguna bagi kesehatan
tubuh.

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 12


BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. TEMPAT PRAKTIKUM

Praktikum dilaksanakan di laboratorium kimia Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta


pada hari selasa tanggal 9 juni 2009.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Alat-alat yang digunakan:
Tabel 2. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Buret 50 ml 1
2. Erlenmeyer 250 ml 1
3. Corong Gelas - 1
4. Beaker Glass 100 ml, 250 ml, 1000 ml @1
5. Pengaduk/spatula - 1
6. Neraca timbang - 1
7. Gelas Ukur 100 ml, 10 ml @1
8. Gelas Arloji - 1
9. Klem dan Statif - 1
10. Pipet Volume 10 ml 1
11. Propipet - 1
12. Botol Reagent - 1
13. Labu Ukur 250 ml, 1000 ml @1

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 13


2. Bahan-bahan yang digunakan:
a. I2 (Iodium)
b. Na2SO3 (Natrium Thiosulfat)
c. K2Cr2O7 (Kalium Dikromat)
d. KI (Kalium Iodidat)
e. Indikator Amylum
f. H2SO4 (Asam sulfat)
g. Aquades

C. LANGKAH KERJA
1. Pembuatan Larutan
a. Pembuatan larutan K2Cr2O7
Menimbang 0,6378 gr K2Cr2O7
Dilarutkan dalam gelas beker 100 ml dan dituangkan dalam labu ukur 100
ml
Ditambahkan aquades sampai dengan 50 ml
b. Pembuatan larutan Na2S2O3 0,1 N
Menimbang 0,92 gram Na2S2O3 5H2O
Larutkan dengan aquades sampai 100 ml dalam labu ukur
c. Pembuatan larutan H2SO4 2 N
Memipet H2SO4 4N sebanyak 25 ml
Larutkan dengan aquades sampai 50 ml dalam labu takar
d. Pembuatan amilum 1 %
Kita tidak membuat amilum tapi di laboratorium sudah tersedia
2. Standarisasi Larutan
a. Standarisasi Na2S2O3 0,1 N dengan K2Cr2O7 0,1 N
5 ml K2Cr2O7 0,1 N dipipet dan dituangkan dalam erlenmeyer 250 ml
Ditambah KI 10 % sebanyak 5 ml
Ditambah 10 ml H2SO4 2 N
Dititrasi dengan Na2S2O3 sampai berwarna kuning muda
Ditambah 10 tetes amilum 1 % kemudian titrasi dilanjutkan sampai
dengan warna biru hilang

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 14


b. Standarisasi I2 dengan Na2S2O3
10 ml Na2S2O3 0,1 N dipipet dan dituangkan dalam erlenmeyer 250 ml
Ditambah amilum 3 tetes
Dititrasi dengan I2 sampai berwarna biru konstan

3. Penetapan Kadar Vitamin C


Adapun prosedur dalam penetapan kadar vitamin C adalah sebagai berikut :
Jambu dibersihkan dari kotoran dan tangkainya.
Jambu dibelah dan dipisahkan antara bagian kulit,daging dan isinya.
Menghaluskan masing-masing jambu biji tersebut hingga halus,untuk bagian
biji dan dagingnya dilakukun pemblenderan dan diambil sarinya saja
sedangkan agian kulit ditumbuk dan dilarutkan dalam aquades dan disaring.
Memasukkan 10 ml sampel larutan kulit kedalam erlenmeyer 250 ml.
Menambahkan larutan amylum dan 5 ml H2SO4 dan diaduk hingga merata.
kemudian titrasi dengan I2 sampai mengalami perubahan warna menjadi biru.
ulangi langkah nomor 4-6 dengan sampel larutan daging dan isinya.

Dalam menghitung kadar vitamin C mempergunakan rumus sebagai berikut:

Kadar vitamin C = 100 x V I2 (ml) x N I2 x

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 15


BAB III

HASIL PRAKTIKUM DAN PERHITUNGAN

A. HASIL PRAKTIKUM
1. Standarisasi Na2S2O3 0,1 N dengan K2Cr2O7
No Volume K2Cr2O7 (ml) Volume K2Cr2O7 (ml) Perubahan warna saat titrasi
1. 5 15,3 Coklat menjadi biru jernih
2. 5 15,3 Coklat menjadi biru jernih
3. 5 15,45 Coklat menjadi biru jernih
Rerata 5 15,35

Standarisasi Na2S2O3 dengan K2Cr2O7

K2Cr2O7 2K+ + Cr2O72-

N K2Cr2O7 =nxM

=nx x

=2x x

= 0,0996 N

N x V (Na2S2O7) = N x V (K2Cr2O7)

N (Na2S2O7) =

= 0,032 N

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 16


2. Standarisasi I2 dengan Na2S2O3
No Volume Na2S2O3 (ml) Volume I2 (ml) Perubahan warna saat titrasi
1. 10 1,9 Bening menjadi biru
2. 10 1,9 Bening menjadi biru
3. 10 2,1 Bening menjadi biru
Rerata 10 1,97

Standarisasi I2 dengan Na2S2O3

N x V (Na2S2O7) = N x V (I2)

N (I2) =

= 0,162 N

3. Penetapan kadar vitamin C


a. Buah jambu biji merah matang (warna kuning )
Bagian kulit, berat 3,0964 gram
No Volume sampel (ml) Volume I2 (ml) Perubahan warna selama titrasi
1. 10 0,1 Kuning menjadi biru
2. 10 0,1 Kuning menjadi biru
3. 10 0,1 Kuning menjadi biru
Rerata 10 0,1

Kadar vitamin C = 100 x V I2 (ml) x N I2 x

= 100 x 0,1 x 0,162 x

= 92,08 mg dalam 100 gram

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 17


Bagian daging, berat 5,0129 gram
No Volume sampel (ml) Volume I2 (ml) Perubahan warna selama titrasi
1. 10 0,1 Merah muda encer menjadi biru
2. 10 0,1 Merah muda encer menjadi biru
3. 10 0,1 Merah muda encer menjadi biru
Rerata 10 0,1

Kadar vitamin C = 100 x V I2 (ml) x N I2 x

= 100 x 0,1 x 0,162 x

= 56,88 mg dalam 100 gram

Bagian isi, berat 14,2415 gram


No Volume sampel (ml) Volume I2 (ml) Perubahan warna selama titrasi
1. 10 0,1 Merah muda pekat menjadi biru
2. 10 0,1 Merah muda pekat menjadi biru
3. 10 0,1 Merah muda pekat menjadi biru
Rerata 10 0,1

Kadar vitamin C = 100 x V I2 (ml) x N I2 x

= 100 x 0,1 x 0,162 x

= 20,02 mg dalam 100 gram

Rata- rata Vitamin C =

= 56,3266 mg dalam 100 gram

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 18


b. Buah jambu biji merah setengah matang (warna hijau)
Bagian kulit, berat 5,3251 gram
No Volume sampel (ml) Volume I2 (ml) Perubahan warna selama titrasi
1. 10 0,1 Hijau muda encer menjadi biru
2. 10 0,1 Hijau muda encer menjadi biru
3. 10 0,1 Hijau muda encer menjadi biru
Rerata 10 0,1

Kadar vitamin C = 100 x V I2 (ml) x N I2 x

= 100 x 0,1 x 0,162 x

= 53,54 mg dalam 100 gram

Bagian daging, berat 8,6569 gram


No Volume sampel (ml) Volume I2 (ml) Perubahan warna selama titrasi
1. 10 0,2 Kuning kecoklatan menjadi biru
2. 10 0,2 Kuning kecoklatan menjadi biru
3. 10 0,2 Kuning kecoklatan menjadi biru
Rerata 10 0,2

Kadar vitamin C = 100 x V I2 (ml) x N I2 x

= 100 x 0,2 x 0,162 x

= 32,94 mg dalam 100 gram

Bagian isi, berat 10,0333 gram


No Volume sampel (ml) Volume I2 (ml) Perubahan warna selama titrasi
1. 10 0,05 Merah muda menjadi biru
2. 10 0,05 Merah muda menjadi biru
3. 10 0,05 Merah muda menjadi biru
Rerata 10 0,2

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 19


Kadar vitamin C = 100 x V I2 (ml) x N I2 x

= 100 x 0,1 x 0,162 x

= 28,42 mg dalam 100 gram

Rata- rata Vitamin C =

= 38,3 mg

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 20


BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bahasa latin Jambu ini artinya adalah Psidium Guajava. Bahasa Inggrisnya
Guava. Kita sering mengenalnya jambu biji. Buah ini sangat kaya vitamin C dan beberapa
jenis mineral yang mampu menangkis berbagai jenis penyakit dan menjaga kebugaran tubuh.
Daun dan kulit batangnya mengandung zat anti bakteri yang dapat menyembuhkan beberapa
jenis penyakit. Selain vitamin C, jambu biji juga mengandung potasium dan besi.

Selain anti-oksidan, vitamin C disini memiliki fungsi menjaga dan memacu kesehatan
pembuluh kapiler, mencegah anemia, sariawan, gusi berdarah, dll. Selain itu juga vitamin C
disini juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan berbagai inveksi.
Sehingga kita tidak mudah sakit seperti sakit flu, batuk, demam, dll. Vitamin C disini juga
berperan dalam pembentukan kolagen yang sangat bermanfaat untuk menyembuhkan luka.

Keterediaan vitamin C yang cukup dalam darah dapat mendorong selenium dalam
menghambat sel kanker, terutama kanker paru-paru, prostat, payudara, usus besar, empedu
dan otak. Sebagian besar vitamin C jambu biji terkonsentrasi pada bagian kulit serta daging
bagian luarnya yang lunak dan tebal. Sehinga, jambu biji lebih baik dikonsumsi beserta
kulitnya.

(Ternyata Vit. C pada Jambu Biji Banyak Terdapat pada Kulitnya! « CintaHerbal )Blog 4
Pecinta Herbal.htm)

Dalam praktikum kali ini kelompok kami menggunakan buah jambu biji merah
sebagai sampel. Kami ingin menguji kadar vitamin C yang ada dalam jambu biji.Dalam
analisis secara volumetri, yang dimaksud dengan Iodometri adalah titrasi terhadap (I2) bebas
yang terdapat dalam larutan. Sedang Iodimetri adalah titrasi dengan larutan I2 standard.
Potensial reduksi normalnya dapat ditunjukkan dengan sistem reversible sebagai berikut:

I2 (p)- + 2 e – 2 I-

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 21


dan besarnya = 0,5345 volt. Pesamaan tersebut menunjukkan larutan jenuh Iodium padat dan
reaksi setengah sel (half-cell) akan terjadi pada akhir titrasi ion Iodida dengan zat
pengoksidasi seperti KMnO4 apabila konsentrasi ion I relatif menjadi rendah.

Dalam sebagian besar titrasi Iodimetri, apabila dalam larutan terdapat kelebihan ion
Iodida ( I- ), maka akan terjadi ion Tri iodida ( I3- ) menurut persamaan reaksi berikut :

I2- (aq) + I- I3-

Hal ini di sebabkan karena Iodium larut secara cepat dalam larutan Iodida. Dengan
demikian maka reaksi setengah sel tersebut di atas lebih baik di tuliskan sebagai berikut :

I3- + 2 e- 3 I-

Dan potensial reduksi standardnya adalah = 0,5355 volt.

Dibandingkan dengan oksidator-oksidator seperti : KMnO4, K2Cr2O7 atau Ce(SO4)2,


Iodium (I2) merupakan oksidator yang lebih lemah, tetapi merupakan zat reduktor yang lebih
kuat ( bandingkan potensial reduksinya).

Dalam sebagian besar titrasi Iodimetri, yang dipergunakan sebagai larutan standard
adalah I2 dalam KI, dan sebagai spesien yang reaktif adalah ion I3-, sehingga untuk semua
persamaan reaksi yang meliputi reaksi dengan I2 sebaiknya di tuliskan dengan I3-; sebagai
contoh misalnya reaksinya dengan ion S2O3 = di tuliskan sebagai berikut :

2 S2O3= + I3- 3 I- + S4O6=

Dalam larutan asam, larutan I2 standard dapat dipergunakan untuk menitrir secara
cepat beberapa jenis zat-zat reduktor kuat seperti : SnCl2 , H2SO3 , H2S dan NaS2O3 , sedang
untuk zat-zat reduktor yang lebih lemah seperti misalnya : As+++ ; Sb+++ dan {Fe(CN)6}≡
hanya dapat teroksidasi sempurna apabila larutan bersifat netral atau sedikit asam.

Dalam proses Iodimetri ada 2 hal penting yang perlu diperhatikan karena hal ini dapat
menjadi sumber kesalahan, ke dua hal tersebut ialah:

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 22


a. Berkurang atau hilangnya sebagian I2 karena sifat volatilitasnya.
b. Terjadinya oksidasi udara terhadap larutan Iodida, menurut persamaan reaksi berikut:

4 I- + O2 + 4 H+ 2 I2 + 2 H2O

Volatilitas I2 dapat diperkecil dalam larutan iodida berlebihan, karena terjadinya ion
triiodida (I3-); sehingga pada temperatur kamar hilangnya I2 karena sifat volatilitasnya dari
suatu larutan yang paling sedikit mengandung 4% Kalium iodida dapat diabaikan. Demikian
juga titrasi harus di lakukan terhadap larutan yang dingin dan dalam tempat yang tertutup,
jangan dalam gelas bikar.

Sedang terjadinya oksidasi udara terhadap iodida dalam larutan dapat diabaikan
dengan adanya katalisator, adapun katalisator yang dipergunakan adalah ion-ion logam
tertentu terutama Tembaga dan juga ion NO2-.

Dalam percobaan iodometri kali ini dalam standarisasi larutan tiosulfat digunakan
sebagai pengoksidasi hal ini dikarenakan senyawa ini bisa didapat dengan tingkat kemurnian
yang tinggi,senyawa ini juga mempunyai berat ekivalen yang cukup tinggi,tidak
hidroskopik,dan padat serta larutanya sangat stabil.Reaksi yang terjadi adalah

Cr2O72- + 6I- + 14 H+ 2Cr3+ + 3I2 + 7H2O

Larutan standar sekunder yang dipakai dalam percobaan iodometri adalah Natrium
Tiosulfat.Garam ini biasa tersedia dalam pentahidrat Na2S2O3.5H2O.Larutan ini tidak boleh
distandarisasikan dengan penimbangan secara langsung tetapi harus distandarisasi dengan
standar primer.Larutan tiosulfat tidak stabil dalam waktu yang lama.tiosulfat terurai dalam
larutan asam,membentuk belerang sebagai endapan seperti susu

S2O32- + 2H+ H2S2O3 H2SO3 + S

akan tetapi reaksinya lambat dan tidak terjadi apabila tiosulfat dititrasi dengan larutan
berasam dari iodium jika larutanya diaduk dengan baik.Reaksi antara iodium dengan tiosulfat
jauh lebih cepat dari pada reaksi penguraian.Iodium mengoksidasi tiosulfat menjadi ion
tetrationat.

I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 23


Meskipun garam Natrium thiosulfat pentahidrat (Na2S2O3.5H2O), mudah diperoleh
dalam keadaan murni, tetapi oleh karena kandungan air kristalnya tidak dapat diketahui
dengan tepat, sehingga larutannya tidak dapat dipergunakan sebagai larutan standard primer.
Sebagai zat reduktor reaksi setengah sel (half-cell reaction)nya adalah sebagai berikut :

2 S2O3= S4O6= + 2 e-

berat ekivalennya = 248,19 gram

Sebelum diuraikan cara menstandardisasinya, perlu diperhatikan hal-hal yang dapat


mempengaruhi kestabilan larutan thiosulfat. Oleh karena akuades biasanya masih
mengandung kelebihan Karbondioksida (CO2), sehingga apabila digunakan sebagai pelarut
dalam pembuatan larutan standard thiosulfat, maka akan menyebabkan terjadinya peruraian
ion thiosulfat membentuk Belerang (S) bebas, meskipun peruraian tersebut sangat lambat, hal
ini dapat dilihat pada persamaan reaksi sebagai berikut :

S2O3= + H+ HSO3- + S

Lebih lanjut perubahan tersebut juga dapat disebabkan karena keaktifan bakteri
(misalnya Thiobacillus thioparus), terutama apabila larutan disimpan beberapa lama.

Karena alasan-alasan tersebut, maka untuk pembuatan larutan Natrium thiosulfat


sebaiknya dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Larutkan garam kristalnya dalam akuades yang mendidih.


b. Tambahkan 3 tetes Kholoroform (CHCl3) atau 10 mgram Merkuri iodida (HgCl2) dalam
1 liter larutan, karena senyawa-senyawa tersebut dapat membantu memperbaiki kualitas
larutan.
c. Larutan yang telah terjadi harus disimpan yang di tempat yang tidak terkena sinar
matahari, karena hal ini juga dapat mempercepat terjadinya peruraian thiosulfat.

Dalam standarisasi Na2S2O3.5H2O dengan K2Cr2O7 larutan K2Cr2O7 yang awalnya


jernih setelah ditambahkan KI dan H2SO4 larutan berwarna kuning muda namun setelah
ditaruh ditempat gelap larutan berubah menjadi coklat tua,setelh itu dititrasi dengan Tiosulfat
larutan berwarna kuning kemudian ditambahkan amilum hal ini untuk memperjelas
perubahan warna yang terjadi saat mencapai titik ekivalen.setelah itu dititrasi lagi akhirnya

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 24


larutan berwarna biru jernih.dalam standarisasi ini untuk menentukan normalitas dari tiosulfat
itu.

Dalam standarisasi Na2S2O3 dengan I2 alrutan yang awalnya berwarna bening


kemudian ditambahkan amilum hal ini untuk memperjelas perubahan warna yang terjadi saat
mencapai titik ekivalen berwarna bening.namun setelah dititrasi dengan I2 larutan berwarna
biru.

Kandungan vitamin C pada jambu biji mencapai puncaknya menjelang matang.


Sebagian besar vitamin C jambu biji terkonsentrasi pada bagian kulit serta daging bagian
luarnya yang lunak dan tebal. Karena itu, jambu biji sebaiknya dikonsumsi beserta kulitnya.

Tabel 3. Volume I2 yang dibutuhkan pada buah jambu biji merah matang

No Kulit Daging Isi


1. 0,1 0,1 0,1
2. 0,1 0,1 0,1
3. 0,1 0,1 0,1
Rerata 0,1 0,1 0,1

Tabel 4. Volume I2 yang dibutuhkan pada buah jambu biji merah setengah matang

No Kulit Daging Isi


1. 0,1 0,2 0,05
2. 0,1 0,2 0,05
3. 0,1 0,2 0,05
Rerata 0,1 0,2 0,05

Perubahan warna yang terjadi adalah untuk

a. Untuk jambu biji matang

Untuk kulit dari kuning menjadi biru


Untuk daging dari merah muda encer menjadi biru
Untuk isi dari merah muda pekat menjadi biru

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 25


b. Untuk jambu biji setengah matang

Untuk kulit dari hijau menjadi biru


Untuk daging dari kuning kecoklatan menjadi biru
Untuk isi dari merah muda pekat menjadi biru

Dari praktikum dipreoleh data bahwa normalitas dari K2Cr2O7 adalah sebesar 0,0996
N,sedangkan normalitas dari Na2S2O3 adalah sebesar 0,032 N.Sedangkan untuk kadar
vitamin C pada buah,daging dan isi adalah sebagai berikut :

a. Pada jambu biji merah matang

Kadar vitamin C pada kulit sebesar 92,08 mg/100g


Kadar vitamin C pada daging sebesar 56,88 mg/100g
Kadar vitamin C pada isi sebesar 20,02 mg/100g

b. Pada jambu merah setengah matang

Kadar vitamin C pada kulit sebesar 53,54 mg/100g


Kadar vitamin C pada daging sebesar 32,94 mg/100g
Kadar vitamin C pada isi sebesar 28,42 mg/100g

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kadar vitamin C pada buah matang lebih
banyak dari pada yang setengah matang dan kadar vitamin C dalam kulit lebih banyak
daripada di daging dan isinya.Untuk itu diharapkan agara memekan jambu biji beserta kulitya
saja.

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 26


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Dalam titrasi antara K2Cr2O7 dengan Na2S2O3 terjadi perubahan warna dari coklat
menjadi biru jernih.
Dalam titrasi antara Na2S2O3 dengan I2 terjadi perubahan warna dari bening
menjadi biru.
Kadar vitamin C pada jambu matang adalah 56,3266 mg lebih besar dari pada
jambu biji setangah matang yang hanya 38,3 mg.
Kadar vitamin C pada kulit lebih banyak daripada di daging dan isi.

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 27


DAFTAR PUSTAKA

Sya’bani, M Wahyu.2009. “Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analisis”.Akademi


Teknologi Kulit.Yogyakarta.

Day,R.A.Underwood,A.L.1983. “Analisis Kimia Kuantitatif”.Erlangga: Jakarta.

http://annadhif.blogspot.com/2008/06/kti-kadar-vitamin-c-pada-jambu-biji.html
(diakses pada kamis,4 4 Juni 2009).

http://www.smallcrab.com/kesehatan/25-healthy/442-khasiat-buah-jambu-biji

(diakses pada minggu, 31 Mei 2009).

Hart, Harold. Kimia Organik: Suatu Kuliah Singkat. Erlangga: Jakarta.

http://kesehatan.kompas.com/read/mxl/2008/03/12/18344226/jambu.biji.cegah
jantung. (diakses pada Minggu, 31 Mei 2009)

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 28


Yogyakarta, 30 juni 2009

Praktikan

(Agus S) (Sahudi) (Wefi M)

(08.tbkkp.tpl.61) (08.tbkkp.tpl.70) (08.tbkkp.tpl.74)

Mengetahui,

Asisten Pembimbing, Dosen Pembimbing,

(Endang Sulistyoningsih) (Rita Kamdari) (M. Wahyu Sya’bani, ST)

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 29

You might also like