Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Andri Setiadi 07.1.02.03543
Yudo Nugroho 07.1.02.03544
A. ERGONOMI
Sritomo Wignjosoebroto menuturkan bahwa ergonomi berasal dari kata
Yunani, yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dari dua
kata dasar tersebut, ia mendefinisikan ergonomi sebagai disiplin keilmuan yang
mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya. Sritomo juga
mendefinisikan ergonomi sebagai perancangan “man-machine interface”. Yang
mempunyai maksud bahwa pekerja dan mesin bisa berfungsi lebih efektif dan
efisien sebagai sistem manusia-mesin yang terpadu. Selain kedua pengertian
diatas, beliau juga mampu mengartikan ergonomi sebagai suatu cabang keilmuan
yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat,
kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja
sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut dengan baik; yaitu
mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, efisien,
aman dan nyaman.
Maksud dan tujuan utama dari ilmu ergonomi ini menurut Sritomo adalah
ilmu ini dapat diaplikasikan pada upaya memperbaiki performa kerja manusia
seperti menambah kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja serta mengurangi
datangnya kelelahan yang terlalu cepat. Beliau juga menambahkan bahwa ilmu
ergonomi dapat pula digunakan untuk memperbaiki pendayagunaan sumberdaya
manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan
manusia.
Dalam kaitannya dengan penerapan yang sistematis dari segala informasi
yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia di dalam
perancangan peralatan, fasilitas, dan lingkungan kerja yang dipakai, maka Sritomo
menjelaskan bahwa ilmu ergonomi dapat dianalisis dan diteliti melalui hal-hal
yang berkaitan dengan:
1. Anatomi (struktur), fisiologi (bekerjanya), dan anthropometri (ukuraan)
tubuh manusia.
2. Psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistem syaraf
yang berperan dalam tingkah laku manusia.
3. Kondisi-kondisi kerja yang dapat mencederai baik dalam waktu yang
pendek maupun panjang ataupun membuat celaka manusia; dan sebaliknya
ialah kondisi-kondisi kerja yang dapat membuat nyaman kerja manusia.
B. ANTHROPOMETRI
Di dalam bukunya, Sritomo Wignjosoebroto menuturkan bahwa istilah
anthropometri sebenarnya berasal dari bahasa Yunani, yaitu Anthro yang berarti
manusia dan Metri yang berarti ukuran. Berangkat dari kedua suku kata tersebut,
akhirnya beliau mendefinisikan anthropometri sebagai satu studi yang berkaitan
dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Jadi, berdasarkan definisi tersebut,
anthropometri dapat digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis
dalam memerlukan interaksi manusia.
Sritomo pun mengatakan bahwa data anthropometri dapat diaplikasikan
secara luas dalam hal perancangan areal kerja (working station, interior mobil,
dll), peralatan kerja (mesin, equipment, tools, dsb), perancangan produk-produk
konsumtif (pakaian, kursi/meja computer, dll), dan perancangan lingkungan kerja
fisik.