Professional Documents
Culture Documents
“PRO JUSTICIA”
PEMBELAAN
(PLEDOI)
dengan TERDAKWA :
DWI KONCORO NINGRUM, S.T.
Diajukan oleh :
Penasihat Hukum Terdakwa
“SUMANDO DAMANIK & PARTNER”
Jln. Demangan Baru No. 25 Mrican, Jakarta Pusat
Tel. (0274) 909717 Fax. (0274) 7799513
E-mail : adv_mando@yahoo.co.id Website : www.sumandoadv.co.id
I. PENDAHULUAN
Majelis hakim yang kami muliakan,
Jaksa Penuntut Umum yang terhormat,
dan sidang yang kami hormati.
Dalam kesempatan ini perkenankanlah kami penasehat hukum terdakwa mengajukan
pembelaan terhadap klien kami, dimana upaya tersebut kami lakukan untuk senantiasa
memberikan pembelaan yang proporsional dan hak-hak terdakwa yang diperoleh haruslah
ditempatkan sesuai dengan proporsinya, sehingga fungsi penasehat hukum di sini adalah sebagai
penyeimbang dari terdakwa, karena terdakwa harus tetap kita berikan porsinya sebagai subyek
yang perlu dilindungi dan dibela hak-haknya, dengan hukum positif yang berlaku di Indonesia.
Berdasarkan hal-hal diatas, maka surat dakwaan dan tuntutan dari saudara Jaksa Penuntut
Umum masih harus diuji dan dianalisis secara yuridis serta diperdebatkan dalam ranah hukum
positif, apakah surat dakwaan dan tuntutan dari saudara Jaksa Penuntut Umum terhadap
terdakwa Dwi Koncoro Ningrum benar-benar dapat dibuktikan secara sah dan meyakinkan
dalam proses persidangan. Karena dari sanalah keadilan akan ditegakkan.
Maka dari itu kami penasehat hukum terdakwa Sakti Mandraguna akan mengulas kembali
latar belakang dan kronologis peristiwa pidana yang didakwakan kepada terdakwa Sakti
Mandraguna berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan.
− Bahwa benar saksi tidak curiga dan percaya bahwa e-mail tersebut
dikirimkan oleh Bank Sejahtera yang resmi, karena tulisan,nama, merek,
logo sama dengan tulisan, nama, merek, logo Bank Sejahtera resmi.
− Bahwa benar saat itu juga saksi meminta konfirmasi dari pihak
Bank, dengan menemui Costumer Service yang bernama Nadia, lalu
Nadia memeriksa data transaksi saksi, dan ternyata uang saksi tersebut
telah ditransfer ke nomor rekening Bank Sejahtera dengan nomor 137-
345-333-21-09 atas nama Saputra pada tanggal 19 Agustus 2009 tepatnya
pada pukul 09.05.
− Bahwa benar saksi tidak melakukan transaksi pada tanggal dan jam
tersebut.
Atas keterangan saksi, Terdakwa menyatakan bahwa tidak seluruhnya
keterangan yang diberikan saksi adalah benar berkaitan dengan pernyataan
saksi mengenai email yang dirimkan kepadanya sebab e-mail tersebut
tidak berasal dari terdakwa dan terdakwa juga tidak mengetahui tentang
kehilangan uang yang dialami oleh saksi.
2. Saputra Rahardjo, Ragunan, Jakarta Selatan, 37 tahun / 21 Agustus 1971,
Laki-laki, Indonesia, Jl. Srigunting No.35, Tebet, Jakarta Selatan, Kristen
Protestan, Wiraswasta, SMA. Di bawah janji pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut :
− Bahwa isi dari email tersebut adalah menghimbau para nasabah Bank
Sejahtera untuk melakukan revalidasi informasi account.
− Bahwa pada hari rabu, 19 agustus 2009 pukul 10.45 WIB, saksi sedang
menonton film Twilight di bioskop 21 yang terletak di Mega Mall Jakarta
Pusat bersama teman-temannya
− Bahwa isi dari email tersebut adalah menghimbau para nasabah Bank
Sejahtera untuk melakukan revalidasi informasi account.
− Bahwa pada hari rabu, 19 agustus 2009 pukul 10.55 WIB, saksi sedang
berada ditempat kerjanya yaitu Toko Meubel Sejahtera yang terletak di gatot
kaca no 11 Jakarta Pusat bersama teman-temannya
− Bahwa isi dari email tersebut adalah menghimbau para nasabah Bank
Sejahtera untuk melakukan revalidasi informasi account.
− Bahwa saksi tidak mengetahui perihal uang sebesar Rp. 9.900.000,00 yang
ditinggalkan terdakwa direkeningnya
− Bahwa pada hari rabu, 19 agustus 2009 pukul 11.55 WIB, saksi sedang
menonton film Twilight di bioskop 21 yang terletak di Mega Mall Jakarta
Pusat bersama teman-temannya
− Bahwa isi dari email tersebut adalah menghimbau para nasabah Bank
Sejahtera untuk melakukan revalidasi informasi account.
− Bahwa pada hari rabu, 19 agustus 2009 pukul 10.45 WIB, saksi sedang
menonton film Twilight di bioskop 21 yang terletak di Mega Mall Jakarta
Pusat bersama teman-temannya
− Bahwa Terdakwa diterima bekerja di Bank Sejahtera sejak awal bulan juli
2006
− bahwa saudara Dwi sangat ahli dalam bidang IT karena selama bekerja di
Bank Sejahtera saudara dwi yang selalu menangani masalah-masalah yang
berkaitan dengan sistem keamanan Data yang ada di Bank sejahtera dan
pengembangan tampilan website Bank Sejahtera.
− Bahwa saudara Terdakwa tidak pernah meminta izin kepada pihak Bank
Sejahtera untuk menggunakan tulisan, nama, merek dan logo Bank Sejahtera
dalam membuat suatu website
− Bahwa Pada dasarnya setiap Staf Devisi IT dapat mengetahui setiap email
dari nasabah Bank Sejahtera tersebut, namun walaupun para Staf mengetahui
tetapi para staf tidak dapat mengetahui password dari email nasabah tersebut.
Dan data email tersebut disimpan dengan sangat rahasia oleh Bank Sejahtera.
Namun terkecuali terdakwa ia dapat mengetahui e-mail dari para nasabah
karena ia memang bertugas menjaga sistem transmisi data dari Bank Sejahtera
yang di dalamnya terdapat data-data nasabah termasuk email para nasabah.
II. KETERANGAN SAKSI A CHARGE :
−Bahwa benar saksi mengenal terdakwa . Kami sudah lama berteman sejak
kuliah di universitas, selain itu saksi sudah lama satu kontrakan dengan
terdakwa.
−Bahwa saksi tidak tahu betul tentang alasan terdakwa diberhentikan dari
pekerjaanya, karena terdakwa sendiri tidak cerita kepada saksi, terdakwa
hanya menceritakan bahwa Bank Sejahtera mengalami krisis sehingga
terjadi PHK besar-besaran.
− Bahwa saksi mengenal terdakwa pada awal tahun 2006 dan sejak 2
tahun lalu saksi berpacaran dengan terdakwa.
B. KETERANGAN AHLI
Saksi Prof. Dr. AGUNG SULISTIO BARIED, S. TI, M.SI 51 Tahun,
Agama Islam, Kebangsaan Indonesia, Tempat Tinggal Jl. Merpati No. 50 D
Kelurahan sepingolpingol Jakarta Timur.
dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
Saksi tidak keberatan untuk diperiksa sebagai saksi dan dibawah sumpah saksi
menerangkan sebagai berikut :
− Bahwa Alamat email seseorang dapat dideteksi dengan beberapa cara.
Beberapa cara yang mungkin untuk mendeteksi e-mail seseorang adalah jika
pemilik email tersebut pernah melakukan transaksi e-bangking suatu bank atau
pernah melakukan transaksi jual beli di internet, dalam hal ini secara otomatis
pihak bank atau pihak yang bertransaksi jual beli di internet itu dapat mengetahui
emailnya. Kemungkinan lain bisa dideteksi pada profil seseorang dalam situs
pertemanan seperti facebook, friendster atau sejenisnya, dalam hal ini tampilan
email seseorang biasanya ditulis
− Bahwa Ada beberapa cara untuk membuat website namun jika wesite itu
akan dibuat sangat mirip dengan aslinya, maka salah satu cara pembuatan website
tersebut adalah sebagai berikut. Pertama-tama mengcopy halaman utama baik itu
tulisan dan logo dari alamat website asli, lalu dipastekan di program adobe
photoshop. Pada program adobe photoshop tersebut dibuat layer baru yang
digunakan untuk mengedit background dari logo dan tulisan website yang asli.
Selanjutnya dibuat layer baru lagi untuk mengedit tulisan dan logo website yang
asli. Setelah selesai di- edit seperlunya maka barulah mencari alamat server dan
hosting yang dapat digunakan, atau hosting yang sedang atau server yang sedang
kosong. Jadi dapat digunakan sebagai tempat website yang palsu. Setelah
pengeditan selesai, website tersebut dapat diakses di dunia internet sebagai
website ASPAL. Dalam website ASPAL ini semua icon masih diarahkan pada
alamat web yang aslinya, dengan maksud agar pengguna web ini tidak palsu.
− Bahwa Jika seseorang telah memperoleh data maupun kode akses dari
pemilik data di suatu Bank Sejahtera maka orang tersebut dapat mengakses dan
mengoperasikan data yang ada seperti pemiliknya sendiri
− Bahwa cara membedakan website asli dan yang palsu adalah dengan
melihat IP address web tersebut, jika memang sesuai dengan yang asli maka web
itu pasti asli, tetapi kalau pada website palsu, IP addresnya tidak sesuai dengan IP
addres website asli
C. KETERANGAN TERDAKWA
Atas pertanyaan di persidangan Terdakwa memberikan keterangan sebagai
berikut:
− Bahwa benar terdakwa adalah mantan pegawai Bank Sejahtera pada
bagian Divisi IT.
− Bahwa pada bulan Januari 2009 terdakwa dipecat dari jabatanya di Bank
Sejahtera.
− Bahwa pada tanggal 19 Januari 2009 sekitar pukul 09.00 WIB sampai
pukul 16.00 WIB terdakwa tidak sedang mengakses internet karena terdakwa
sedang bersama pacarnya Yosephina Margaretha berekreasi ke ANCOL
- Laptop merek Acer Aspire 4736 yang digunakan terdakwa untuk melakukan
kejahatannya
- Flashdisk merek Kingston milik terdakwa yang menyimpan alamat e-mail para
nasabah Bank Sejahtera
- Laptop merek Acer Aspire 4520 yang dibeli terdakwa dari hasil kejahatannya.
- Print out bukti transfer antar rekening yang dikeluarkan oleh Bank Sejahtera
- Print out bukti penarikan tunai uang sebesar Rp. 10.000.000,00 dari rekening atas
nama Dwi Koncoro Ningrum yang dikeluarkan oleh Bank Sejahtera
E. PETUNJUK
Berdasarkan pasal 188 ayat (1) KUHAP yang menerangkan bahwa petunjuk
adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena persesuaiannya, baik antara satu
dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah
terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya. Dan juga dalam pasal 188 ayat 2
KUHAP dijelaskan bahwa petunjuk terdiri dari keterangan saksi, surat dan keterangan
terdakwa. Maka, berdasarkan dari fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan
mengarah pada kesimpulan sebagai berikut:
2. Barang Siapa;
4. Melakukan Manipulasi;
2. Barang Siapa
Yang dimaksud dengan barang siapa sebagai subyek hukum dalam perkara
ini adalah Terdakwa, Umur 28 tahun, Pekerjaan Wiraswasta, Agama Islam,
Kebangsaan Indonesia, Pendidikan S1 Teknik Informatika, Alamat Jl. Tarhim No 11
Jakarta Pusat .Berdasarkan keterangan para saksi dan terdakwa didukung dengan
barang bukti yang ada, bahwa orang yang patut disangka telah melakukan tindak
pidana yang bertanggung jawab atas perbuatannya adalah orang yang bernama
Terdakwa.
Menurut kami Tim Penasehat Hukum menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan unsur barang siapa ialah setiap orang sebagai subyek hukum penyandang hak
dan kewajiban dan mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum
karena tidak ada alasan pemaaf, alasan pembenar, maupun alasan penghapus
tuntutan
Menurut kami Tim Penasehat Hukum terdakwa Dwi Koncoro Ningrum S.T.
dalam tuntutannya saudara Penuntut umum dengan tujuan hanya sekedar untuk
memenuhi unsur barang siapa menurut Jaksa penuntut umum. Menurut kami Tim
Penasehat Hukum terdakwa Dwi Koncoro Ningrum S.T. Jaksa Penuntut Umum
hanya mendasarkan “keterangan saksi-saksi” tanpa meyebutkan saksi-saksi mana
saja yang menguatkan tuntutan dari Jaksa penuntut Umum, sebab menurut kami Tim
penasehat Hukum banyak saksi yang tidak mengenal saudara Terdakwa, sehingga
kami Tim Penasehat Hukum terheran-heran dengan tuntutan yang diajukan Jaksa
Penuntut Umum, tuntutan yang dikajukan oleh Jaksa penuntut Umum sangat
mengada-ngada.
Alat bukti berupa Domain palsu Bank Sejahtera yang diajukan oleh Jaksa
Penuntut Umum jelas-jelas ditolak oleh Tim Penasehat Hukum, hal ini diperkuat
oleh keterangan terdakwa yang menyatakan walaupun benar IP tersebut merupakan
IP terdakwa tetapi saudara Terdakwa sama sekali tidak pernah membuat webisite
palsu Bank Sejahtera.
Penasehat Hukum juga berpendapat Jaksa penuntut umum ternyata kurang
mencermati semua fakta fakta yang terungkap dalam persidangan antara Tania
Novanti, saksi Saputra rahardjo, Yovita Sri Mulyani, Leonard Tupamatu dan Gilang
Ramadhan sama sekali tidak mengenal saudara Terdakwa, juga dari keterangan
terdakwa dan keterangan saksi yang lainnya. Sehingga unsur yang saksi tidak
terpenuhi dalam tuntutan Jaksa Penuntut umum.
Menurut pasal 1 ayat (26) KUHAP yang dimaksud saksi adalah orang yang
memberikan keterangan guna kepentigan penyidikan, penuntutan dan peradilan
tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami
sendiri. Tetapi Saksi yang diajukan Jaksa Penuntut Umum yaitu Tania Novanti,
saksi Saputra rahardjo, Yovita Sri Mulyani, Leonard Tupamatu dan Gilang
Ramadhan sama sekali tidak dapat memberikan keterangan akurat.
Dengan demikian kami tim Penasehat HukumTerdakwa Dwi Koncoro
Ningrum S.T berpendapat bahwa unsur barang bukti yang menunjuk pada terdakwa
Dwi Koncoro ningrum seperti pada tuntutan Jaksa Penuntut Umum tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan menurut hukum, Kami Tim Penasehat Hukum
Terdakwa berpendapat bahwa unsur Setiap Orang yang dimasksud dalam tuntutan
Jaksa Penuntut Umum telah salah menunjuk terdakwa Dwi Koncoro Ningrum.
Dengan demikian menurut Tim Penasehat Hukum terdapat Error in Persona dalam
surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum.
Unsur sengaja menurut Prof Moeljatno, S.H., yang kami Tim Penasehat
Hukum kutip dari Prof. Moeljatno, S.H. yang berjudul Azas-azas Hukum Pidana,
Cetakan Bina Aksara, Jakarta, Cetakan keempat, 1987, halaman 173 menyatakan
bahwa :
4. Melakukan Manipulasi
Sehingga dari fakta-fakta yang telah ada maka Terdakwa tidak pernah
melakukan penambahan, persembunyian, penghilangan atau pengkanburan atau
manipulasi website Bank Sejahtera. Dengan demikian kami Tim Penasehat Hukum
Terdakwa Dwi Koncoro Ningrat berpendapat bahwa unsur melakukan manipulasi
tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum.
7. Unsur “Memakai nama palsu atau martabat palsu dengan tipu muslihat,
rangkaian kebohongan”
Dalam dakwaanya Saudara Jaksa Penuntut Umum menyatakan Terdakwa
yang menggunakan nama nasabah Bank Sejahtera yaitu Tania Novianti, Saputra
Rahardjo, Yovita Sri Mulyani, Leonard Tupamatu, dan Gilang Ramadhan untuk
melakukan kejahatannya, dengan memasukkan nama dan kode akses milik mereka
ke situs resmi Bank Sejahtera yang kemudian digunakan untuk melakukan
kejahatannya, hal ini sangat bertentangan dengan fakta fakta yang ada, Saudara
Terdakwa sama sekali tidak mengenal saksi-saksi yang disebutkan Jaksa Penuntut
Umum dalam tuntutannya dan sama sekali tidak pernah menggunakan kode akses
milik mereka karena saudara Terdakwa tidak mengetahui nomor akses para saksi.
Sehingga unsur menggunakan nama palsu tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan menurut hukum.
Saudara Jaksa Penuntut Umum juga menyatakan Terdakwa seolah-olah
memposisikan dirinya sebagai Tania Novianti, oleh karena terdakwa telah
memperoleh nama dan kode akses milik Tania Novianti untuk masuk ke website
resmi Bank Sejahtera dan mengambil sejumlah uang. Terdakwa juga memposisikan
dirinya sebagai Saputra Rahardjo, Yovita Sri Mulyani, Leonard Tupamatu, dan
Gilang Ramadhan untuk melakukan transfer dari uang yang diambil tersebut ke
nomor rekening mereka, yang sebelumnya telah diperoleh terdakwa nama dan kode
akses mereka.
Tetapi Jaksa Penuntut Umum kurang memahami bahwa Terdakwa sama sekali
tidak megetehui identitas para saksi dan mengetahui kode akses para saksi, sehingga
sangatlah tidak tepat jika Jaksa Penuntut Umum menyimpulkan bahwa Terdakwa
memposisikan dirinya sebagai diri saksi-saksi tersebut. Sehingga unsur
menggunakan martabat palsu tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
menurut hukum.
Kami Tim Penasehat Hukum sependapat dengan pendapat Jaksa Penuntut Umum
yang menyatakan Tipu muslihat diartikan sebagai suatu perbuatan yang sedemikian
rupa dan yang menimbulkan kesan atau kepercayaan tentang kebenaran perbuatan
itu, yang sesungguhnya tidak benar. Karenanya orang bisa menjadi percaya dan
tertarik atau tergerak hatinya. Tergerak hati orang lain itulah yang sebenarnya dituju
oleh si penipu, karena dengan tergerak hatinya/terpengaruh kehendaknya itu adalah
berupa sarana agar orang lain (korban) berbuat menyerahkan benda yang dimaksud.
Dari pengertian diatas ada baiknya kita perhatikan fakta fakta yang tidak dicermati
Jaksa Penuntut Umum. Bahwa Terdakwa tidak pernah membuat website palsu Bank
Sejahtera sehingga Penasehat Hukum berpendapat ada pihak lain yang menggunakan
IP dari terdakwa sehingga tidak tepat jika Jaksa Penuntut Umum menyatakan bahwa
Terakwa melakukan tipu muslihat. Sehingga Unsur menggunakan martabat palsu
tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum.
IV. KESIMPULAN
Majelis hakim yang kami muliakan,
Jaksa Penuntut Umum yang terhormat,
Dan sidang yang kami hormati.
Berdasarkan fakta-fakta hukum dan kenyataan sebagaimana diatas, maka
dengan demikian kami selaku penasehat hukum terdakwa Dwi Kuncoro Ningrum
berkesimpulan bahwa:
- Dakwaan saudara Jaksa Penuntut Umum yang mendakwa saudara Sakti
mandraguna dengan dakwaan melanggar pasal 52 ayat (3) Undang Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan
unsur Setiap orang, Barang Siapa dengan Sengaja dan tanpa hak atau melawan
hukum, Melakukan Manipulasi, Menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum, Dengan Tujuan agar Informasi Elektronik tersebut
dianggap seolah-olah data yang otentik nyata-nyata tidak terbukti secara sah
dan meyakinkan sebagaimana kami uraikan di atas. Maka dengan tidak
dipenuhinya unsur unsur Pasal 52 ayat (3) Undang Undang Nomor 11 Tahun
2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dakwaan yang didakwakan
saudara Jaksa Penuntut Umum tidak terbukti.
- Dakwaan saudara Jaksa Penuntut Umum yang mendakwa saudara Dwi
Koncoro Ningrum dengan dakwaan melanggar pasal 338 KUHP dengan unsur
merampas nyawa orang lain dapat dibuktikan, tetapi unsur barang siapa dan
unsur sengaja nyata-nyata tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
sebagaimana kami uraikan di atas. Maka dengan tidak dipenuhinya unsur unsur
pasal 338 KUHP, dakwaan yang didakwakan saudara Jaksa Penuntut Umum
tidak terbukti.
- Dakwaan saudara Jaksa Penuntut Umum yang mendakwa saudara Sakti
mandraguna dengan dakwaan melanggar pasal 378 KUHP dengan unsur
Memakai nama palsu atau martabat palsu dengan tipu muslihat, rangkaian
kebohongan, Menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya sebagaimana kami uraikan di atas. Maka dengan tidak dipenuhinya
salah satu unsur pasal 378 KUHP, dakwaan yang didakwakan saudara Jaksa
Penuntut Umum tidak terbukti.
V. PENUTUP
Majelis hakim yang kami muliakan,
Jaksa Penuntut Umum yang terhormat,
Dan sidang yang kami hormati.
Mantan Hakim Agung Bismar Siregar, SH pernah mengatakan bahwa rasa
keadilan itu jangan dicari pada undang-undang, melainkan carilah pada hati nurani,
karena pada akhirnya Mahkamah yang paling tinggi adalah hati nurani. Untuk
mengasah agar hati nurani ini bisa membaca apa yang tersirat, maka jalannya
adalah senantiasa mendekatkan diri kepada yang TUHAN yang menggerakkan hati
kita kepada hati yang terdalam. Sungguh dalam makna yang tersirat dari kata-kata
tersebut, sehingga sebelum memutuskan suatu perkara, marilah kita senantiasa
minta petunjuk dari TUHAN Yang Maha Esa.
Demikian pledoi ini kami sampaikan dan bacakan dalam persidangan yang
penuh khidmat ini, semoga TUHAN Yang Maha Esa memberi petunjuk dan
kekuatan iman kepada kita semua, sehingga kebenaran dan keadilan ini bisa kita
gapai.Kemudian atas perkenaan dan kebijaksanaan Majelis Hakim yang kami
muliakan, kami ucapkan terima kasih.