You are on page 1of 14

Bag.

II: Panduan Dasar Menulis Esai

Sebuah esai bisa memiliki beberapa tujuan, tapi memiliki struktur dasar yang sama.
Kamu bisa menulis esai untuk mempertahankan sudut pandang tertentu atau
menerangkan langkah-langkah penting untuk melengkapi tugas. Dengan kata lain, esai
kamu akan memiliki format dasar sama apa pun tujuannya. Jika kamu mengikuti
beberapa langkah mudah ini, kamu akan menemukan bahwa esai itu hampir-hampir
menulis sendiri. Kamu akan hanya bertanggung jawab pada menyediakan ide yang
merupakan bagian penting dalam esai.

Langkah-langkah sederhana ini akan menuntunmu dalam proses penulisan esai:

1. Pilih Topik untuk Esai


a. Topik Ditentukan
Kamu tidak harus memilih topik. Jika begitu, kamu masih belum siap untuk menuju
langkah selanjutnya.

Pikirkanlah tentang tipe tulisan yang akan dihasilkan. Apakah itu berupa tinjauan umum
atau analisis spesifik atas suatu topik? Jika tinjauan umum, kamu bisa melangkah lebih
lanjut. Jika harus berupa analisis, pastikan topik kamu sudah spesifik. Bila terlalu umum,
kamu harus memilih subtopik yang lebih sempit untuk dibicarakan.

Sebagai contoh, topik "Kenya" terlalu umum. Kalau tulisan kamu hanya sebuah tinjauan
umum, ini sudah mencukupi. Bila tugas kamu adalah menulis analisis spesifik, topik ini
terlalu umum. Kamu harus mempersempit menjadi seperti "politik di Kenya" atau
"Kebudayaan Kenya".

Setelah menemukan topik yang cocok, kamu bisa menuju ke langkah selanjutnya.

b. Topik Tidak Ditentukan


Jika topik tidak ditentukan, semua terserah padamu. Kadang-kadang tugas untuk memulai
menjadi sangat menegangkan. Kenyataannya, ini berarti bahwa kamu bebas memilih
topik yang menarik, yang sering kali akan membuat esai kamu lebih kuat.
c. Paparkan Tujuanmu
Satu hal yang pertama kali harus kamu lakukan adalah memikirkan tujuan esai yang akan
kamu tulis. Untuk memengaruhi orang agar percaya seperti halnya kamu, untuk
menerangkan kepada orang-orang cara menyelesaikan tugas tertentu, untuk mengajari
orang tentang seseorang, tempat, sesuatu atau ide, atau lainnya? Apa pun topik yang
kamu pilih harus sesuai dengan tujuan itu.

d. Beberkan Subjek yang Menarik


Sekali kamu sudah memutuskan tujuan esai kamu, tuliskan subjek-subjek yang menarik
bagimu. Tak masalah apa tujuan esai kamu, topik dalam jumlah banyak akan pas. Jika
kamu memiliki kesulitan menemukan subjek, mulailah dengan melihat ke sekeliling.
Apakah ada sesuatu yang menarik di sekelilingmu? Pikirkan tentang hidup kamu. Apa
kesibukan terbesarmu? Barangkali itu bisa jadi topik menarik. Jangan evaluasi subjeknya;
tuliskan saja semua yang terlintas di kepala.

e. Evaluasi Masing-Masing Topik yang Potensial


Jika kamu bisa memikirkan setidaknya sedikit topik yang bisa cocok, kamu harus
mempertimbangkannya satu persatu. Pikirkan tentang perasaanmu atas topik itu. Jika
kamu harus mendidik, pastikan itu subjek yang kamu ketahui benar. Jika harus
memengaruhi, pastikan dengan subjek itu kamu bisa membuatnya menarik. Tentu saja,
faktor yang paling penting dalam memilih topik adalah jumlah ide yang kamu miliki dari
topik tersebut.

Bahkan jika tak ada subjek yang menurutmu akan menarik, usahakan pilih salah satu.
Barangkali itu akan bisa menjadi topik yang menarik dibanding yang kamu kira.

Sebelum siap melanjutkan ke proses menulis esai, lihat sekali lagi topik yang telah kamu
pilih. Pikirkan tipe tulisan yang akan kamu hasilkan. Apakah itu berupa tinjauan umum
atau analisis spesifik? Jika berupa tinjauan umum, kamu sudah siap melangkah ke tahap
berikutnya. Jika harus berupa analisis spesifik, pastikan topik kamu sudah cukup spesifik.
Jika masih terlalu umum, kamu harus memilih subtopik yang lebih sempit untuk
didiskusikan.
Setelah menemukan topik yang cocok, kamu bisa menuju ke langkah selanjutnya.
2. Kelola Ide Kamu
Tujuan dari outline atau diagram adalah untuk meletakkan ide-ide kamu tentang topik ke
atas kertas dalam bentuk yang sudah lumayan tertata. Struktur yang kamu buat di sini
mungkin masih berubah sebelum esai tsb lengkap sehingga jangan terlalu merasa
menderita karenanya.

Putuskan kamu akan memilih struktur outline yang pendek-pendek atau yang lebih
mengalir. Jika kamu memulai salah satunya dan ternyata tidak cocok denganmu, kamu
bisa memulai dengan yang lain.

Diagram

• Mulai diagram kamu dengan lingkaran atau garis horisontal atau bentuk apa pun
yang kamu suka di tengah-tengah halaman.
• Di dalam bentuk atau di atas garis, tuliskan topikmu.
• Dari tengah-tengah bentuk atau garis kamu, gambar tiga atau empat garis keluar
halaman. Pastikan benar-benar keluar dari tepi halaman.
• Pada masing-masing akhir garis, gambar lingkaran atau garis horisontal atau apa
pun yang sudah kamu gambar di tengah-tengah halaman.
• Di dalam masing-masing bentuk atau garis, tulis ide pokok yang kamu punya
tentang topik kamu, atau tujuan utama yang ingin kamu buat.
- Jika kamu berusaha untuk memengaruhi, kamu ingin menuliskan argumen-
argumen terbaik.
- Jika kamu berusaha menjelaskan sebuah proses, kamu ingin menulis langkah-
langkah yang harus diikuti. Kamu akan butuh mengelompokkan ini ke dalam
kategori-kategori. Jika kamu memiliki masalah dalam mengelompokkan langkah-
langkah ke dalam kategori, coba pergunakan Awal, Tengah, dam Akhir.
- Jika kamu berusaha untuk memberi informasi, kamu ingin menuliskan kategori
utama ke dalam informasi yang bisa dibagi-bagi.
• Dari masing-masing ide pokok, gambar tiga atau empat garis keluar dari halaman.
Pada bagian akhir dari masing-masing garis tsb, gambar lingkaran atau garis
horisontal lain atau apa pun yang kamu gambar di bagian tengah halaman.
• Di dalam masing-masing bentuk atau garis, tuliskan fakta atau informasi yang
mendukung ide pokok.
• Begitu selesai, kamu sudah mempunyai struktur dasar untuk esai kamu dan siap
untuk dilanjutkan.

Outline

• Mulailah outline kamu dengan menuliskan topik pada bagian atas halaman.
• Selanjutnya, tuliskan angka Romawi I, II, dan III menurun di tepi halaman.
• Pada masing-masing angka Romawi tuliskan ide-ide pokok yang kamu punya
tentang topik kamu, atau poin utama yang ingin kamu buat.
- Jika kamu berusaha untuk memengaruhi, kamu ingin menuliskan argumen-
argumen terbaik.
- Jika kamu berusaha menjelaskan sebuah proses, kamu ingin menulis langkah-
langkah yang harus diikuti. Kamu akan butuh mengelompokkan ini ke dalam
kategori-kategori. Jika kamu memiliki masalah dalam mengelompokkan langkah-
langkah ke dalam kategori, coba pergunakan Awal, Tengah, dam Akhir.
- Jika kamu berusaha untuk memberi informasi, kamu ingin menuliskan kategori
utama ke dalam informasi yang bisa dibagi-bagi.
• Di bawah masing-masing angka Romawi, tuliskan A, B, C menurun di samping
halaman.
Lalu di masing-masing huruf tsb tuliskan fakta atau informasi yang mendukung
ide pokok

Setelah selesai, kamu sudah memiliki struktur dasar untuk esai kamu dan siap untuk
melanjutkan.

Bag. II: Kriteria Khusus Dalam Pembuatan Esai

Kriteria khusus dalam pembuatan esai sebenarnya mengikuti dari definisi esai itu sendiri,
yakni karangan prosa (bukan menggunakan kaidah puisi) yang membahas suatu masalah
secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Itu sebabnya, menggunakan
kata ganti seperti “saya”, “kamu”, “ia” menurut saya boleh-boleh saja. Itu sebabnya,
format penulisan esai pun lebih menekankan kepada gaya bertutur yang sifatnya
cenderung tidak analitis, acak, ringan, melompat-lompat, bahkan kadang provokatif. Tapi
intinya, sebuah tulisan esai adalah sebuah tulisan yang menggambarkan opini si penulis
tentang subyek tertentu yang coba dinilainya.
Nah, sebuah esai dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian:
Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek
bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut. Kedua,
tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek. Ketiga, adalah bagian
akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan
dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh
si penulis. Itu secara sederhananya.
Jika dipetakan mengenai langkah-langkah membuat esai, bisa dirunut sebagai berikut:
1. Menentukan tema atau topik
2. Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas
3. Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas
4. Menulis tubuh esai; memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas,
kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk
memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus
mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.
5. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu sebabnya, yang
akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis esai
tersebut.
6. Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita
harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena
memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media
massa yang seharusnya (memang) bersikap netral.
7. Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa
bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis
sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh.
Catatan sederhana:
1. Untuk memilih tema atau topik, usahakan yang bisa kita kuasai dan sifatnya lebih
“sempit”. Jangan yang masih umum. Jika kita menentukan tema tentang Jakarta. Itu
terlalu umum dan sangat luas. Tapi coba tentukan tema tentang, “Ondel-ondel Betawi”.
Saya pikir ini akan lebih fokus dan kita bisa menguasainya dengan lebih mudah karena
bahannya juga spesifik dan pembaca pun akan terjerat oleh informasi awal bahwa ia
hanya akan mendapati pembahasan tentang Ondel-ondel ketika membaca tentang salah
satu sisi kehidupan Jakarta yang kita tulis. Selain itu kita harus menentukan tujuan
diambilnya tema tersebut dan juga minat kita menulis hal itu. Kemudian buat evaluasi
tema, apakah bisa memberikan manfaat lebih bagi pembaca atau sekadar informasi
sepintas lalu dari sudut pandang si penulis saja. Jadi, mengukur potensial dari tema
tersebut. Menjual dan sangat dibutuhkan pembaca atau sekadar informasi “sekilas” yang
bisa begitu saja dilupakan dan tak membekas bagi pembaca.
2. Ketika menulis outline, pastikan kita memulainya dengan memaparkan fakta yang ada,
kemudian mengkritisi atau menilai fakta tersebut. Bila perlu membandingkan dengan
fakta lainnya, dan terakhir adalah memberikan kesimpulan dan arahan bagi pembaca.
Pastikan kesimpulan yang kita tulis tidak bias. Tapi harus tegas dan didukung dengan
argumentasi yang kuat dan bila perlu tak terbantahkan.
3. Tak kalah penting adalah memberikan finishing touch atau sentuhan akhir. Misalnya
harus diperhatikan alur tulisan, gaya bahasa yang dituilis, pastikan juga dicek ulang
tentang penggunaan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), akurasi data, sumber kutipan,
memperkuat persepsi yang masih lemah dsb. Ini penting agar sebelum dilempar ke
pembaca, tulisan kita benar-benar sudah “lolos sensor” atau bahkan tanpa sensor karena
kita membuatnya dengan teliti dan kebenaran ide yang kita tawarkan bisa
dipertanggungjawabkan sesuai apsek tema yang kita tulis.
Baik. Ini yang bisa saya tanggapi dan berikan jawaban. Semoga memberikan inspirasi
untuk menulis. Tapi saran saya, mohon maaf, jika Anda adalah penulis pemula,
sebaiknya kesampingkan dulu sementara tentang banyaknya aturan tentang teori menulis
seperti ini. Karena saya merasa khawatir akhirnya tak menulis-menulis karena harus
mengikuti aturan tersebut sementara kita belum lancar menulis. Itu sebabnya, jika Anda
adalah penulis pemula, sebaiknya lancarkan saja menulis Anda dengan cara menulis apa
saja yang ingin Anda tulis. Saya sendiri ketika belajar menulis, teori menulis yang saya
kuasai hanya SPOK alias Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan yang saya pahami dari
pelajaran Bahasa Indonesia. Tapi saya kembangkan saja dalam kalimat dan paragraf.
Semakin sering menulis, insya Allah akan kian lihai. Banyaknya teori tentang menulis,
baru saya pelajari ketika saya sudah mulai lancar menuangkan gagasan melalui tulisan.
Tapi… jika Anda termasuk penulis yang sudah cukup sering menulis karya, mungkin
informasi ini bisa menjadi tambahan wawasan. Semoga. Oke deh, selamat menulis dan
jangan berhenti menulis untuk menghasilkan karya yang tak sekadar baik saja. Tapi karya
yang terbaik
Bag. III: Menulis Esai Singkat
Penulis: Aloisius Widyamartaya dan Veronica Sudiati

Praktik menulis berikut ini bertujuan menanamkan secara lebih mendalam cita rasa
tata susunan (a sense of structure) dalam menulis karangan. Cita rasa ini membangun
kepercayaan diri dalam menghadapi tugas atau pekerjaan menulis karangan apa pun.
Dengan cita rasa ini, kita percaya akan dapat memberikan tatanan kepada gagasan-
gagasan kita. Pada umumnya, orang suka dan ingin dapat mengarang untuk
mengungkapkan dan menyampaikan gagasannya kepada orang lain supaya dipahami.

Kalau mengarang sering dirasakan sebagai momok, mungkin dikarenakan belum


tertanam dalam diri kita sense of structure itu. Kita berlatih membangun cita rasa ini
dengan mengandaikan kita telah mengadakan penelitian, telah mengumpulkan data
dengan metode pengamatan, wawancara, partisipasi, studi pustaka atau metode yang lain,
telah melihat bermacam-macam hubungan antara data itu (hubungan sebab akibat,
hubungan syarat, hubungan cara, hubungan tujuan, hubungan keanggotaan, hubungan
jenis, hubungan contoh, hubungan detail, dan hubungan unsur), dan telah
mengonsepsikan kerja atau kegiatan mengarang menurut dasar-dasar mengarang. Ada
delapan langkah dalam praktik menulis esai singkat, yaitu sebagai berikut.

Pertama, tuliskanlah (rumuskanlah) sebuah pernyataan gagasan pokok, berupa satu


kalimat lengkap. Gagasan pokok merupakan pandangan atau pendirian Anda tentang
topik yang Anda pilih. Bila Anda mengarang sebuah esai, pembicaraan Anda hendaknya
terarah kepada gagasan pokok itu. Tujuan mengarang ialah membeberkan gagasan pokok
Anda tentang suatu hal.

Kedua, untuk mengarang esai yang Anda rencanakan itu, pikirkan dan rumuskanlah
pikiran-pikiran utama yang mendukung dan membeberkan gagasan pokok Anda itu.

Ketiga, untuk mengembangkan dan menjelaskan tiap pikiran utama itu, temukanlah dan
tuliskanlah evidensi-evidensi atau fakta-fakta penguatnya.
Keempat, sekarang cobalah membangun sebuah paragraf dengan pikiran utama dan
pikiran-pikiran pengembangnya. Sebelumnya, hendaknya ditentukan modelnya: model P-
D-K (Pendirian-Dukungan-Kesimpulan), model P-S-P (Pendapat-Sanggahan-Pendirian),
atau model Inversi (model yang menempatkan gagasan pokok karangan di bagian akhir).
Selain itu, hendaknya diterapkan dan diurutkan unsur-unsur atau komponen-komponen
yang telah ditentukan takarannya. Unsur-unsur pembangun paragraf adalah pembuka,
pikiran utama, pikiran pendukung, pikiran penjelas, peralihan, dan kesimpulan. (Pikiran
pengembang di sini dibedakan menjadi pikiran pendukung dan pikiran penjelas.)
Sementara yang dimaksud dengan "takaran" ialah berapa jumlah pikiran pendukung
dalam paragraf.

Kelima, bila tiap-tiap pikiran utama Anda sudah lengkap dengan pikiran-pikiran
pengembangnya, bangunlah paragraf-paragraf berikutnya dengan berpola P-D-K atau
pola yang lain. Namun, ingatlah selalu gagasan pokok yang hendak Anda tuju lewat esai
ini.

Keenam, setelah paragraf-paragraf tubuh esai itu selesai dibangun, susunlah paragraf
kesimpulannya.

Ketujuh, setelah Anda membangun paragraf-paragraf tubuh esai dan menyusun paragraf
kesimpulannya, sekarang pikirkanlah sebuah paragraf pengantar untuk memperkenalkan
topik atau masalah dan untuk menarik minat pembaca. Mungkin cerita kecil atau lukisan
singkat atau kutipan akan berguna untuk tujuan itu. Dalam paragraf pengantar esai
dengan model P-D-K atau P-S-P, dinyatakan juga gagasan pokok esai. Dalam paragraf
pengantar esai dengan model Inversi, paragraf pengantar hanya membeberkan
(menceritakan atau melukiskan) sedikit pembukanya saja.

Kedelapan, setelah memiliki paragraf-paragraf tubuh esai, paragraf kesimpulan, dan


paragraf pengantar, sekarang revisilah draf-draf itu dengan menambah atau mengurangi
isinya, dengan cara mengubah atau membetulkan pemakaian/pemilihan kata, frase, dan
kalimat. Kemudian, tulislah kembali esai Anda, dengan urutan paragraf pengantar,
paragraf-paragraf tubuh esai, dan paragraf kesimpulan.
Bag. IV: Panduan Dasar Menulis Esai
Untuk membuat sebuah esai yang berkualitas, diperlukan kemampuan dasar menulis dan
latihan yang terus menerus. Berikut ini
panduan dasar dalam menulis sebuah esai.

Struktur Sebuah Esai


Pada dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima paragraf:

1. Paragraf pertama:

Dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan, berikut
tesisnya. Tesis ini harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat
mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf
berikutnya yang mengembangkan tesis tersebut dalam beberapa sub topik.

2. Paragraf kedua sampai kelima:

Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang memiliki struktur yang sama.
Kalimat pendukung tesis dan argumen-argumennya dituliskan sebagai analisa dengan
melihat relevansi dan relasinya dengan masing-
masing sub topik.

3. Paragraf kelima (terakhir):

Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali tesis dan sub topik
yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah sintesis untuk
meyakinkan pembaca

Langkah-langkah membuat Esai

1. Memilih Topik
Bila topik telah ditentukan, anda mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih.
Namun demikian, bukan berarti anda siap untuk menuju langkah berikutnya. Pikirkan
terlebih dahulu tipe naskah yang akan anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau
analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, anda dapat langsung
menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila anda ingin melakukan analisis khusus, topik
anda harus benar-benar spesifik. Jika topik masih terlalu umum, anda dapat
mempersempit topik anda. Sebagai contoh, bila topik tentang “Indonesia” adalah satu
topik yang masih sangat umum. Jika tujuan anda menulis sebuah gambaran umum
(overview), maka topik ini sudah tepat. Namun bila anda ingin membuat analisis singkat,
anda dapat mempersempit topik ini menjadi “Kekayaan Budaya Indonesia” atau “Situasi
Politik di Indonesia. Setelah anda yakin akan apa yang anda tulis, Anda bisa melanjutkan
ke langkah berikutnya.
Bila topik belum ditentukan, maka tugas anda jauh lebih berat. Di sisi lain, sebenarnya
anda memiliki kebebasan memilih topik yang anda sukai, sehingga biasanya membuat
esai anda jauh lebih kuat dan berkarakter.

2. Tentukan Tujuan
Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan anda tulis. Apakah untuk meyakinkan
orang agar mempercayai apa yang Anda percayai? Menjelaskan bagaimana melakukan
hal-hal tertentu? Mendidik pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu?
Apapun topik yang anda pilih, harus sesuai dengan tujuannya.

3. Tuliskan Minat Anda


Jika anda telah menetapkan tujuan esai anda, tuliskan beberapa subyek yang menarik
minat anda. Semakin banyak subyek yang Anda tulis, akan semakin baik. Jika anda
memiliki masalah dalam menemukan subyek yang anda minati, coba lihat di sekeliling
anda. Adakah hal-hal yang menarik di sekitar anda? Pikirkan hidup anda? Apa yang anda
lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk dijadikan topik. Jangan
mengevaluasi subyek-subyek tersebut, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di
kepala.

4. Evaluasi Potensial Topik


Jika telah ada bebearpa topik yang pantas, pertimbangkan masing-masing topik tersebut.
Jika tujuannya mendidik, anda harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika
tujuannya meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang
paling penting, berapa banyak ide-ide yang anda miliki untuk topik yang anda pilih.

Sebelum anda meneruskan ke langkah berikutnya, lihatlah lagi bentuk naskah yang anda
tulis. Sama halnya dengan kasus dimana topik anda telah ditentukan, anda juga perlu
memikirkan bentuk naskah yang anda tulis.

5. Membuat Outline
Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang topik anda dalam
naskah dalam sebuah format yang terorganisir.

1. Mulailah dengang menulis topik anda di bagian atas


2. Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman tersebut, dengan
jarak yang cukup lebar diantaranya
3. Tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud:

• Jika anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik


• Jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga
dapat dipahami pembaca
• Jika anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama
dari informasi tersebut

4. Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sis kiri


halaman tersebut. Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung ide utama

6. Menuliskan Tesis
Suatu pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan
oleh pengarangnya. Anda telah menentukan topik dari esai anda, sekarang anda harus
melihat kembali outline yang telah anda buat, dan memutuskan poin penting apa yang
akan anda buat. Pernyataan tesis anda terdiri dari dua bagian:
• Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia, Korupsi di
Indonesia
• Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan
yang luar biasa, memerlukan waktu yang
panjang untuk memberantasnya, dst.

7. Menuliskan Tubuh Esai


Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda
dapat menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk
topik yang telah anda pilih. Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada outline
akan menjadi satu paragraf dari tubuh tesis anda.

Masing-masing paragraf memiliki struktur yang serupa:

• Mulailah dengan menulis ide besar anda dalam bentuk kalimat. Misalkan ide anda
adalah: “Pemberantasan korupsi di Indonesia”, anda dapat menuliskan:
“Pemberantasan korupsi di Indonesia memerlukan kesabaran besar dan waktu yang

lama”
• Kemudian tuliskan masing-masing poin pendukung ide tersebut, namun sisakan
empat sampai lima baris.
• Pada masing-masing poin, tuliskan perluasan dari poin tersebut. Elaborasi ini
dapat berupa deskripsi atau penjelasan atau diskusi
• Bila perlu, anda dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada masing-masing
paragraf.
• Setelah menuliskan tubuh tesis, anda hanya tinggal menuliskan dua paragraf:
pendahuluan dan kesimpulan.

8. Menulis Paragraf Pertama


• Mulailah dengan menarik perhatian pembaca.
• Memulai dengan suatu informasi nyata dan terpercaya. Informasi ini tidak perlu
benar-benar baru untuk pembaca anda, namun bisa menjadi ilustrasi untuk poin
yang anda buat.
• Memulai dengan suatu anekdot, yaitu suatu cerita yang menggambarkan poin
yang anda maksud. Berhati-hatilah dalam membuat anekdot. Meski anekdot ini
efektif untuk membangun ketertarikan pembaca, anda harus menggunakannya
dengan tepat dan hati-hati.
• Menggunakan dialog dalam dua atau tiga kalimat antara beberapa pembicara
untuk menyampaikan poin anda.
• Tambahkan satu atau dua kalimat yang akan membawa pembaca pada pernyataan
tesis anda.
• Tutup paragraf anda dengan pernyataan tesis anda.

9. Menuliskan Kesimpulan
Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah anda kemukakan dan
memberikan perspektif akhir anda kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat
kalimat (namun jangan menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh tesis di atas)
yang menggambarkan pendapat dan perasaan anda tentang topik yang dibahas. Anda
dapat menggunakan anekdot untuk menutup esai anda.

10. Memberikah Sentuhan Akhir

• Teliti urutan paragraf Mana yang paling kuat? Letakkan paragraf terkuat pada
urutan pertama, dan paragraf terlemah di tengah. Namun, urutan tersebut harus
masuk akal. Jika naskah anda menjelaskan suatu proses, anda harus bertahan
pada urutan yang anda buat.
• Teliti format penulisan. Telitilah format penulisan seperti margin, spasi, nama,
tanggal, dan sebagainya
• Teliti tulisan. Anda dapat merevisi hasil tulisan anda, memperkuat poin yang
lemah. Baca dan baca kembali naskah anda.
• Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu naskah anda beberapa jam, kemudian baca
kembali. Apakah masih masuk akal?
• Apakah kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus dan lancar? Bila
tidak, tambahkan bebearpa kata dan frase
untuk menghubungkannya. Atau tambahkan satu kalimat yang berkaitan dengan
kalimat sebelumnya
• Teliti kembali penulisan dan tata bahasa anda.

Sumber: Guide to Writing a Basic Essay, Index of Literary Terms

You might also like