You are on page 1of 5

EMPYEMA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


” Manajemen Data”

Disusun Oleh:
Eva Purnamasari
(D.009. 121)

Kelas I A

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR


AKADEMI KEPERAWATAN
2010
Empyema
1. Pengertian
Adalah kondisi dimana terdapatnya udara dan nanah dalam rongga pleura dengan
yang dapati timbul sebagai akibat traumatik maupun proses penyakit lainnya
2. Etiologi
1. Berasal dari Paru
• Pneumonia
• Abses Paru
• Adanya Fistel pada paru
• Bronchiektasis
• TB
• Infeksi fungidal paru
2. Infeksi Diluar Paru
• Trauma dari tumor
• Pembedahan otak
• Thorakocentesis
• Subdfrenic abces
• Abses hati karena amuba
3. Bakteriologi
• Staphilococcus Pyogenes,. Terjadi pada semua umur, sering pada anak
• Streptococcus Pyogenes
• Bakteri gram negatif
• Bakteri anaerob

3. Tanda dan Gejala


Dibagi menjadi dua stadium yaitu :
1. Empiema akut
Gejala mirip dengan pneumonia yaitu panas tinggi, nyeri pleuritik, apabila
stadium ini dibiarkan dalam beberapa minggu akan timbul toksemia, anemia, pada
jaringan tubuh. Jika nanah tidak segera dikeluarkan akan timbul fistel
bronchopleura dan empiema neccesitasis.
2. Empiema kronik
Batasan yang tegas antara akut dan kronis sukar ditentukan disebut kronis apabila
terjadi lebih dari 3 bulan. Penderita mengelub badannya lemah, kesehatan
penderita tampak mundur, pucat pada jari tubuh.
Diagnosis Pemeriksaan Fisik
Adanya tanda cairan disertai pergerakan hemithoraks yang sakit berkurang.
Terdengar suara redup pada perkusi. Pada auskultasi suara nafas menurun sampai
menghilang disisi hemithorak yang sakit.
Foto Dada
Foto thoraks PA dan lateral didapatkan gambaran opacity yang menunjukkan
adanya cairan dengan atau tanpa kelainan paru. Bila terjadi fibrothoraks, trakea di
mediastinum tertarik ke sisi yang sakit dan juga tampak adanya penebalan.
Diagnosa pasti
Aspirasi pleura akan menunjukkan adanya nanah didalam rongga dada (pleura).
Nanah dipakai sebagi bahan pemeriksaan : Citologi, Bakteriologi, Jamur, Amoeba
dan dilakukan pembiakan terhadap kepekaan antibiotik.

4. Patofisiologi
Akibat invasi kuman progekin ke pleura timbul keradangan akut yang diikuti
dengan pembentukan eksudat serous. Dengan makin banyaknya sel-sel PMN baik
yang hidup atau yang mati serta peningkatan kadar cairan menjadi keruh dan
kental serta adanya endapan fibrin akan membentuk kantong-kantong yang
melokalisir nanah tersebut.

5. Analisa Data.
Kemungkinan
No Data Masalah
Penyebab
1 DS : Perilaku distraksi Gangguan rasa
dada nyeri sebelah kiri bila untk N : 92 X/mnt Nyaman : Nyeri
bernafas T : 140/90 mmHg
DO : Penumpukan Pus
Sering mengusap dada kiri Tekanan
DS : Intrapleural
Mengatakan nafsu makan Rangsang saraf
menurun dan terasa mual nyeri
DO :
Makan habis 6 – 7 sendok makan,
Turgor cukup, BB 49 Kg,TB 170
Cm Sesak
Psikologis
Anoreksia
Mual Nutrisi

6. Diagnosa Keperawatan
• Resiko Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
7. Rencana Asuhan Keperawatan .
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Resiko Perubahan Jangka Panjang Kaji frekuensi ekspirasi
Nutrisi kurang dari - Intake pernafasan mengi, tidak
kebutuhan tubuh b.d makanan dan Prose infeksi ada bunyi
anoreksia cairan adekuat akut nafas, bunyi
DS : - Nafsu makan (tachipnea) nafas redup
dada nyeri sebelah kiri meningkat/baik
bila untk bernafas Kaji frekuensi : Gelisah,
DO : Jangka Pendek dan kedalaman distres nafas,
Sering mengusap dada Perbaikan pernafasan, penggunaan
kiri sirkulasi dan catat otot bantu
DS : oksigenasi penggunaan pernafasan
Mengatakan nafsu - GDA dalam otot bantu Klien denga
makan menurun dan batas normal pernafasan dan distres berat
terasa mual - Tanda distress ketidakmampu akan mencari
DO : pernafasan tidak an bicara posisi yang
Makan habis 6 – 7 ada karena sesak paling mudah
sendok makan, Turgor Evaluasi untuk
cukup, BB 49 Kg,TB derajad bernafas
170 Cm Sesak distress nafas
Psikologis dan kronis
Anoreksia atau tidaknya
Mual Nutrisi proses
penyakit.

8. Daftar Putaka

Hudak & Gallo, ( 1997 ), Keperawatan kritis : suatu pendekatan holistic, EGC,
Jakarta

Diana C. Baughman, ( 2000 ), Patofisiologi, EGC, Jakarta.

Marilyn E. Doengoes, (2000 ), Rencana asuhan keperawatan, pendekatan


untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien., EGC,
Jakarta.

Ngastiyah, ( 1997 ), Perawatan anak sakit , EGC, Jakarta

You might also like