You are on page 1of 10

TUGAS

RANGKUMAN MATERI
PENYUSUNAN PARAGRAF DAN KARANGAN

Tanggal Penyerahan: 12APRIL 2010

Dosen pembimbing

Dr. Novita Juita, M.Hum.

Oleh
RIZKY NOVID HERMANSYAH
90801/2007

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2010
Pengertian Paragraf / Alinea dan Bagian dari Paragraf -
Bahasa Indonesia

Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana

cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain

alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser

ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya

mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.

- Syarat sebuah paragraf

Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :

1. Kalimat Pokok

Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun

akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah

paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh

kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.

2. Kalimat Penjelas

Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari

kalimat pokok suatu paragraf.

- Bagian-Bagian Suatu Paragraf yang Baik

A. Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan tulisan.

B. Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar.
PARAGRAF DAN PENGEMBANGANNYA

Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam sebuah paragraf

terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut; mulai dari

kalimat pengenal, kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas, sampai pada kalimat penutup. Himpunan

kalimat ini saling bertalian dalam satu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.

Paragraf dapat juga dikatakan sebagai sebuah karangan yang paling pendek (singkat). Dengan

adanya paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita akan kepayahan

membaca tulisan atau buku, kalau tidak ada paragraf, karena kita seolah-olah dicambuk untuk membaca

terus menerus sampai selesai. Kitapun susah memusatkan pikiran pada satu gagasan ke gagasan lain.

Dengan adanya paragraf kita dapat berhenti sebentar sehingga kita dapat memusatkan pikiran tentang

gagasan yang terkandung dalam paragraf itu.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini.

Sesuai dengan asas praduga tak bersalah, tersangka pada hakikatnya secara psikologis sudah

dicap terpidana, karena adanya pemberitaan pers yang mengutip tuduhan jaksa penuntut umum

dalam proses pemeriksaan. Memang jaksa adalah satu-satunya aparat penegak hukum yang

mempunyai wewenang menuduh tersangka melakukan tindak pidana seperti yang dirumuskan

dalam surat tuduhan berdasarkan pemeriksaan pendahuluan yang dilakukan polisi.

Bagaimanapun tuduhan jaksa dengan pasal-pasal dan bukti-bukti yang meyakinkan bahwa

tersangka pantas dijatuhi pidana, namum majelis hakim sesuai dengan kebebasannya yang

mendasari keyakinan dan kebenaran hukum, tidak boleh begitu saja terpengaruh. Hakim harus

mampu memberikan keputusan yang seadil-adilnya. Dalam hal ini dituntut keberanian dan
keyakinan yang tinggi dan tanggung jawab yang besar terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Gagasan tentang tersangka yang sudah dicap terpidana, tentang wewenang jaksa menuduh

tersangka, tentang hakim yang tidak boleh terpengaruh oleh tuntutan jaksa, tentang kemampuan

hakim, tetang tanggung jawab hakim; dijalin sedemikian rupa dalam kalimat-kalimat yang

membentuk sebuah kesatuan. Inilah yang dinamakan paragraf.

Kegunaan Paragraf

Kegunaan paragraf yang utama adalah untuk menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih
lanjut topik sebelumnya (yang baru). Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.

Dalam pertarungan matador yang resmi, biasanya ada enam ekor banteng yang dibunuh oleh tiga
orang laki-laki. Setiap laki-laki membunuh dua ekor banteng. Banteng itu harus memenuhi syarat-syarat
tertentu, yaitu: berumur 4-5 tahun, tidak cacat, dan telah mempunyai tanduk yang runcing serta bagus.
Banteng-banteng ini telah diperiksa oleh dokter hewan setempat sebelum bertanding. Dokter hewan
berhak menolak banteng yang tidak memenuhi syarat,misalnaya: masih di bawah umur, tanduk masih
lemah, ada kelainan di mata, atau penyakit yang nyata kelihatan.

Laki-laki yang bertugas membunuh mereka disebut matador. Pilihan banteng yang akan mereka
bunuh tergantung hasil undian. Setiap matador mempunyai tiga orang candrilla yang terdiri dari lima-
enam orang yang dibayar dan diperintah oleh matador. Tiga dan lima/enam orang tersebut menolongnya
di lapangan, dengan memakai mantel tanpa lengan dan atas perintahnya menempatkan banderillas yaitu
kayu yang panjangnya tiga kaki dengan ujung yang tajam dan berbentuk garpu yang disebut peones atau
banderilleros. Yang dua lagi dinamakan picadors, mereka muncul dengan menunggang kuda di arena

Dari contoh di atas dapat dilihat peralihan antara paragraf pertama dan paragraf kedua. Paragraf pertama
bercerita tentang banteng; sedangkan paragraf kedua tentang laki-laki yang bertugas membunuh banteng
(matador). Paragraf pertama dan paragraf kedua pun terlihat berhubungan erat.
Macam-Macam Paragraf

Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: paragraf pembuka, paragraf
penghubung dan paragraf penutup.

Paragraf pembuka memiliki peran sebagai pengantar bagi pembaca untuk sampai pada masalah yang akan
diuraikan oleh penulis. Untuk itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca,
serta sanggup mempersiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Usahakan paragraf
pembuka ini tidak terlalu panjang agar pembaca tidak merasa bosan. Di samping untuk menarik perhatian
pembaca, paragraf pembuka juga berfungsi untuk menjelaskan tujuan dari penulisan itu.

 Paragraf penghubung berfungsi menguraikan masalah yang akan dibahas oleh seorang penulis.
Semua inti persoalan yang akan dibahas oleh penulis diuraikan dalam paragraf ini. Oleh sebab
itu, secara kuantitatif paragraf ini merupakan paragraf yang paling panjang dalam keseluruhan
karangan/tulisan. Uraian dalam paragraf penghubung ini, antar kalimat maupun antar paragraf
harus saling berhubungan secara logis.

Paragraf penutup bertujuan untuk mengakhiri sebuah karangan/tulisan. Paragraf ini bisa berisi
tentang kesimppulan masalah yang telah dibahas dalam paragraf penghubung, atau bisa juga
berupa penegasan kembali hal-hal yang dianggap penting dalam uraian-uraian sebelumnya.

Syarat-syarat Pembentukan dan Pengembangan Paragraf

Dalam pembentukan / pengembangan paragraf, perlu diperhatikan persyaratan-persyaratan


berikut.
Kesatuan

Sebagaimana telah dipaparkan di depan, bahwa tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan
pokok. Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di
dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari
gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu
gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah
paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.

Kebutuhan hidup sehari-hari setiap keluarga dalam masyarakat tidaklah sama. Hal ini sangat
tergantung pada besarnya penghasilan setiap keluarga. Keluarga yang berpenghasilan sangat
rendah, mungkin kebutuhan pokok pun sulit terpenuhi. Lain halnya dengan keluarga yang
berpenghasilan tinggi. Mereka dapat menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk
membangun tempat-tempat beribadah, atau untuk kegiatan sosial lainnya. Tempat ibadah
memang perlu bagi masyarakat. Pada umumnya tempat-tempat ibadah ini dibangun secara
bergotong royong dan sangat mengandalkan sumbangan para dermawan. Perbedaan penghasilan
yang besar dalam masyarakat telah menimbulkan jurang pemisah antara Si kaya dan Si miskin.
Contoh paragraf di atas adalah contoh paragraf yang tidak memiliki prinsip kesatuan. Gagasan pokok
tentang penghasilan suatu keluarga dalam pengembangannya kita jumpai gagasan pokok lain tentang
tempat beribadah. Hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak merupakan satu
kesatuan yang bulat untuk menunjang gagasan utama.

Kepaduan

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Sebuah
paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri
sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik.
Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat
dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya
perloncatan pikiran yang membingungkan.
Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus sebagai penanda
hubungan dapat dirinci sebagai berikut.

• Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya,
misalnya: lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu, seperti halnya, juga, lagi pula,
berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, tambahan pula, demikian juga
•Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: lain halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam
hal yang demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun
•Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya; misalnya:
tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun
•Hubungan yang menyatakan akibat/hasil; misal: sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, jadi, maka,
akibatnya
•Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: sementara itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah
itu, kemudian
•Hubungan yang menyatakan singkatan, misal: pendeknya, ringkasnya, secara singkat, pada umumnya,
seperti sudah dikatakan, dengan kata lain, misalnya, yakni, sesungguhnya
•Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di sana, dekat, di seberang, berdekatan,
berdampingan dengan

Kelengkapan

Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf adalah kelengkapan. Suatu paragraf
dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat
topik/gagasan utama. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh-contoh berikut ini.

contoh pertama

Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka berselisih dan bersengketa.
Contoh paragraf di atas hanya diperluas dengan perulangan. Pengembangannya pun tidak maksimal.

contoh kedua

Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya peminat atau penggemar jenis binatang
laut seperti halnya peminat atau penggemar penghuni darat atau burung-burung yang indah

Contoh paragraf kedua di atas merupakan contoh paragraf yang tidak dikembangkan. Paragraf di atas
hanya terdiri dari kalimat topik saja. Contoh ketiga berikut ini merupakan contoh pengembangan dari
contoh paragraf kedua di atas.

contoh ketiga

Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya peminat atau penggemar jenis
binatang laut seperti halnya peminat atau penggemar penghuni darat atau burung-burung yang
indah. Tidak adanya penyediaan dana untuk melindungi ketam kenari, kima, atau tiram mutiara
sebagaimana halnya untuk panda dan harimau. Jenis mahkluk laut tertentu tiba-tiba punah
sebelum manusia sempat melindunginya. Tiram raksasa di kawasan Indonesia bagian barat
kebanyakan sudah punah. Sangat sukar menemukan tiram hidup dewasa ini, padahal rumah tiram
yang sudah mati mudah ditemukan. Demikian juga halnya dengan kepiting kelapa dan kepiting
begal yang biasa menyebar dari pantai barat Afrika sampai bagian barat Lautan Teduh, kini
hanya dijumpai di daerah kecil yang terpencil. Dari mana diperoleh dana untuk melindungi
semua ini?

Perlu kiranya ditambahkan di sini bahwa ada jenis wacana khusus/tertentu yang sengaja dibuat satu
paragraf hanya terdiri dari satu kalimat saja dan ini merupakan kalimat topik. Wacana tersebut adalah
wacana Tajuk Rencana dalam suatu surat kabar. Sesuai dengan ciri wacana jurnalistik dalam sebuah
tajuk, bahwa tajuk rencana merupakan gagasan dari redaksi surat kabar tersebut pada suatu masalah
tertentu/sikap redaksi, sehingga apa yang diuraikan hanyalah gagasan-gagasan pokoknya saja sementara
uraian secara panjang lebar dapat dilihat dan dibaca pada berita-berita utamanya.

Letak Kalimat Topik dalam Sebuah Paragraf

Sebagaimana telah dipaparkan di depan bahwa sebuah paragraf dibangun dari beberapa kalimat
yang saling menunjang dan hanya mengandung satu gagasan pokok saja. Gagasan pokok itu dituangkan
ke dalam kalimat topik / kalimat pokok. Kalimat topik/kalimat pokok dalam sebuah paragraf dapat
diletakkan, di akhir di awal, di awal dan akhir, atau dalam seluruh paragraf itu. Berikut ini secara urut
akan dipaparkan contoh-contoh paragraf dengan kalimat topik yang terletak di awal, di akhir, di awal dan
akhir, serta dalam seluruh paragraf.
contoh pertama

Kosa kata memegang peranan dan merupakan unsur yang paling mendasar dalam kemampuan
berbahasa, khususnya dalam karang mengarang. Jumlah kosa kata yang dimiliki seseorang akan
menjadi petunjuk tentang pengetahuan seseorang. Di samping itu, jumlah kosa kata yang
dikuasai seseorang juga akan menjadi indikator bahwa orang itu mengetahui sekian banyak
konsep. Semakin banyak kosa kata yang dikuasai, semakin tinggi pula tingkat pengetahuan
seseorang. Dengan demikian, seorang penulis akan mudah memilih kata-kata yang tepat/cocok
untuk mengungkapkan gagasan yang ada di dalam pikirannya.

contoh kedua

Pada waktu anak memasuki dunia pendidikan, pengajaran bahasa Indonesia secara metodologis
dan sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas dan memantapkan
bahasa daerahnya. Setelah anak didik meninggalkan kelas, ia kembali mempergunakan bahasa
daerah, baik dalam pergaulan dengan teman-temannya atau dengan orang tuanya. Ia merasa lebih
intim dengan bahasa daerah. Jam sekolah berlangsung beberapa jam. Baik waktu istirahat
maupun di antara jam-jam pelajaran, unsur-unsur bahasa daerah tetap menerobos. Ditambah lagi
jika sekolah itu bersifat homogen dan gurunya pun penutur asli bahasa daerah itu. Faktor-faktor
inilah yang menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan melaju terus
dengan cepat.

Pengembangan Paragraf.

Salah satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membuat kerangka paragraf
dahulu sebelum menulis paragraf itu. Sebagai contoh dapat dilihat paparan di bawah ini.

Kerangka paragraf
Gagasan pokok : Keindahan alam di Tawangmangu makin surut
Gagasan pununjang :

1. manusia telah mengubah segala-galanya


2. hutan, sawah, dan ladang tergusur
3. pohon-pohon tidak ada lagi
4. pagar bunga sudah diganti
5. gedung-gedung mewah dibangun

Pengembangan paragraf:

Bernostalgia tentang indahnya alam di Tawangmangu hanya akan menimbulkan kekecewaan


saja. Dalam kurun waktu 25 tahun, dinamika kehidupan manusia telah mengubah segala-galanya.
Hutan, sawah, dan ladang telah tergusur oleh berbagai bentuk bangunan. Ranting dan cabang
pohon telah berganti dengan jeruji besi. Pagar tanaman dan bunga yang dulu bermekaran dengan
indahnya telah diterjang tembok beton yang kokoh. Batu-batu gunung telah menghadirkan
gedung plaza megah yang menelan biaya trilyunan rupiah. Arus modernisasi dengan angkuhnya
telah menelan kemesraan dan indahnya alam ini.

Secara ringkas, pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut. Pertama,
susunlah kalimat topik dengan baik dan layak (jangan terlalu spesifik sehingga sulit dikembangkan,
jangan pula terlalu luas sehingga memerlukan penjelasan yang panjang lebar). Kedua, tempatkanlah
kalimat topik tersebut dalam posisi yang menyolok dan jelas dalam sebuah paragraf. Ketiga, dukunglah
kalimat topik tersebut dengan detail-detail/ perincian-perincian yang tepat. Keempat gunakan kata-kata
transisi, frase, dan alat lain di dalam dan di antara paragraf.

Ada beberapa teknik (cara) mengembangkan paragraf yang dapat dilakukan. Teknik-teknik tersebut dapat
dipaparkan sebagai berikut.

Klimaks dan Antiklimaks

Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah
kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan yang paling tinggi
kedudukan/kepentingannya

Umum - Khusus & Khusus - Umum (deduktif & induktif)

Cara pengungkapan paragraf yang paling banyak digunakan adalah cara deduktif dan induktif. Berikut ini
secara urut akan disajikan contoh paragraf yang dikembangkan dengan cara deduktif dan induktif.

Perbandingan dan Pertentangan

Untuk menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis berusaha membandingkan atau
mempertentangkan. Dalam hal ini penulis berusaha menunjukkan persamaan dan berbedaan antara dua
hal. Syarat perbandingan/pertentangan adalah dua hal yang tingkatannya sama dan kedua hal itu
mempunyai persamaan sekaligus perbedaan.

Analogi

Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan hal yang
belum dikenal. Analogi ini dimaksudkan untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut. Berikut ini
akan disajikan contoh paragraf yang dikembangkan dengan cara analogi. Di dalam contoh berikut ini
penulis ingin menjelaskan perbedaan filsafat dengan ilmu.
Sebab - Akibat

Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini sebab dapat
berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas; atau sebaliknya. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan contoh berikut

Jalan Jendral Sudirman akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh jalan
kendaraan kembali tersita oleh kegiatan pedagang kaki lima. Untuk mengatasinya, pemerintah
daerah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar. Pagar ini juga
berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diizinkan
berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima
di lokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.

You might also like