You are on page 1of 24

dr.

Indarto Sulistijono Sp PK
PENGANTAR

• Reaksi-reaksi kimia yang berlangsung dalam tubuh


seseorang untuk mempertahankan kehidupannya
sangat tergantung dari balans atau homeostasis asam
dan basa tubuh.
• Terjadinya ketidakseimbangan asam dan basa
meskipun sangat minimal akan mempengaruhi
metabolisme dan fungsi tubuh
• Balans asam dan basa dapat dipengaruhi oleh
beberapa kondisi seperti infeksi, trauma dan obat-
obatan
pH
• Adalah: prosentase ion hidrogen dalam larutan / jumlah asam
dan basa dalam suatu larutan
• Asam merupakan substansi yang dapat memberikan ion
hidrogen ke molekul lainnya ( mis: asam karbonat)
• Basa merupakan substansi yang berisi molekul yang dapat
menerima ion hidrogen (mis: bicarbonat)
• Larutan yang mengandung lebih banyak basa dari asam
mempunyai ion hidrogen lebih sedikit, sehingga pH lebih
tinggi. pH > 7  larutan basa
• Larutan yang mengandung lebih banyak asam dari basa
mempunyai ion hidrogen lebih banyak, sehingga pH lebih
rendah. pH < 7  larutan asam
• Untuk mengetahui keseimbangan asam basa dapat
dilakukan jika diketahui pH darah.
• Normalnya darah arteri adalah sedikit alkali dengan
rentang pH antara 7,35 – 7,45.
• pH tersebut mencerminkan kesembangan prosentase
ion hidrogen dan bikarbonat.
• Secara umum pH dipertahankan menurut ratio 20
bagian bikarbonat dan 1 bagian asam karbonat.
• pH lebih rendah atau lebih tinggi biasanya fatal.
[ HCO3-]
pH = pK + log
[ H2CO3 ]
REGULASI ASAM BASA

• Regulasi asam basa pada orang sehat sangat tergantung pada


pemeliharaan kondisi pH normal.
• Penyimpangan pH dapat mempengaruhi proses dalam tubuh
diantaranya: keseimbangan elektrolit, aktivitas enzim,
kontraksi otot, dan fungsi sel.
• Tubuh secara normal akan mempertahankan pH dalam rentang
sempit dengan menyeimbangkan elemen asam dan basa.
• Ketika salah satu faktor keseimbangan terganggu maka tubuh
tidak akan mampu lagi mempertahankan pH normal.
3 REGULATOR UTAMA

• Bufer kimia.
• Sistim respirasi.
• Ginjal.
1

• Bufer adalah zat penyanggah, merupakan zat yang


dapat mengurangi perubahan pH dengan menetralisir
kelebihan asam atau basa.
• Sistim bufer kimia terdapat di dalam darah, cairan
intraseluler dan cairan interstisial dan merupakan
sistim bufer yang efisien.
• Terdiri atas: sistim bufer bikarbonat, sistim bufer
phosphat dan sistim bufer protein.
SISTIM BUFER BIKARBONAT
• Sistim bufer bikarbonat merupakan sistim bufer utama,
yang berpengaruh dalam darah dan cairan interstisiil.
• Sistim bufer bikarbonat terdri dari beberapa reaksi kimia,
menggabungkan asam dan basa lemah (as. karbonat dan
bikarbonat), sehingga asam kuat (mis: HCl), akan
menjadi basa.
• Ginjal membantu sistim ini dengan menghasilkan
bikarbonat.
• Paru membantu sistim ini dengan menahan asam karbonat
(reaksi antara CO2 dan H2O)
SISTIM BUFER PHOSPHAT

• Seperti sistim bufer bikarbonat, sistim bufer phosphat


juga terdiri atas beberapa reaksi kimia untuk
meminimalisir perubahan pH.
• Bufer phosphat bereaksi terhadap asam atau basa
untuk membentuk senyawa yang akan mempengaruhi
pH. Yang mampu mengefektifkan proses bufer.
• Sistim ini terutama efektif pada tubulus renalis,
dimana konsentrasi phosphat tinggi
SISTIM BUFER PROTEIN

• Sistim bufer protein sangat banyak terdapat dalam


tubuh, yang akan berpengaruh di dalam maupun di
luar sel.
• Terdiri atas hemoglobin dan protein lainnya.
• Bufer protein bereaksi dengan mengikat asam dan
basa sehingga terjadi netralisasi.
• Mis: Hemoglobin akan mengikat ion hidrogen
Sirkulasi vena

HHb HHb

O2 O2

H+ H+

HO2 HO2

Sirkulasi arteri

PARU JARINGAN
2
• Sistim respirasi bertindak sebagai lapis pertahanan kedua
terhadap adanya gangguan keseimbangan asam basa.
• Paru mengatur kadar karbon dioksida, senyawa berbentuk gas
yang akan bereaksi dengan air, untuk membentuk asam
karbonat. Peningkatan asam karbonat menyebabkan
penurunan pH.

• Adanya perubahan pH akan mempengaruhi kemoreseptor di


medula sehingga akan terjadi hiperventilasi dan pernafasan
yang lebih dalam.
• Hal tsb akan menyebabkan berkurangnya CO2  produksi
asam karbonat menurun  pH naik
• Tubuh menormalisasi perubahan pH dengan menurunkan
frekuensi pernafasan dan kedalamannya, yang akan
menurunkan ekskresi CO2.
Cek PaCO2

• Pernafasan yang efektif dapat diketahui dengan


pemeriksaan Tekanan Parsial CO2 (PaCO2) darah
arteri.
• Normal PaCO2 adalah 35 – 45 mmHg.
• PaCO2 mencerminkan kadar CO2 darah.
vena
HCO3- HCO3-

HHb HHb

O2 O2
H+ H+
HbO2 HbO2

H2CO3 arteri H2CO3

H2O

H2O CO2 CO2


ekspirasi metabolisme

PARU JARINGAN
3
• Ginjal sebagai organ berikutnya untuk memelihara
keseimbangan asam basa.
• Ginjal akan mereabsorpsi atau mengekskresi asam atau basa
ke dalam urin.
• Ginjal juga akan memproduksi bikarbonat untuk mengganti
kehilangannya.
• Fungsi ginjal dalam keseimbangan asam basa membutuhkan
waktu berjam-jam atau hari.

• Evaluasi kadar bikarbonat  komponen metabolik


keseimbangan asam basa
• Kadar bikarbonat normal: 22 – 26 mEq /L
• Jika darah berisi lebih banyak asam atau kurang basa,
pH akan drop.
– Ginjal mereabsorpsi bikarbonat (sodium bikarbonat) dan
mengekskresi hidrogen (dgn phosphat atau amoniak)
– Urin lebih asam

• Jika darah lebih basa dan kurang asam, pH naik


– Ginjal mengkompensasi dengan ekskresi bikarbonat dan
menahan ion hidrogen
– Urin lebih basa.
darah Sel tubulus filtrat

CO2 CO2 CO2


H2CO3
H2CO3
H2O
H2O H2O

HCO3- HCO3- HCO3-

H+ H+

Na+ Na+ Na+


• RESPIRASI MEMBANTU METABOLIK
– Jika ketidakseimbangan asam basa disebabkan ok komponen
metabolik, maka paru mengkompensasi
– Asidosis ok tidak adanya bikarbonat maka paru akan hiperventilasi shg
akan dibuang CO2  pH normal
– Alkalosis ok kelebihan bikarbonat, maka paru akan hipoventilasi shg
menahan CO2  pH normal
• METABOLIK MEMBANTU RESPIRASI
– Jika sistim respirasi menyebabkan ggn keseimbangan asam basa, maka
ginjal mengkompensasi dgn mengatur kadar bikarbonat dan ion
hidrogen
– Pada asidosis (PaCO2 naik), maka ginjal menahan bikarbonat dan
ekskresi hidrogen  pH turun
– Pada alkalosis (PaCO2 rendah), maka ginjal ekskresi bikarbonat dan
menahan hidrogen  pH naik
MENGETAHUI GANGGUAN ASAM BASA

• Analisis Gas Darah merupakan tes diagnostik yang


menggunakan spesimen darah arteri.
• Tes ini dapat menggambarkan efektif tidaknya ventilasi dan
keseluruhan gangguan asam basa, selain untuk monitoring
terapi
• Terdiri atas:
– pH : 7,35 – 7,45
– Paco2 : 35 – 45 mm Hg
– HCO3 : 22 – 26 mEq/L
– Pao2 : 80 – 100 mm Hg
– Sao2 : 95 – 100%
• pH : mengukur konsentrasi ion hidrogen dalam
darah
• Paco2 : mengukur tekanan parsial CO2 dalam
darah arteri, mencerminkan efektivitas ventilasi.
Kadarnya berbandingterbalik dengan pH.
• HCO3 : merepresentasikan komponen metabolik
keseimbangan asam basa. Berbanding lurus dengan
pH
• Pao2 : mengukur tekanan parsial O2. Bervariasi
terhadap umur. Setelah umur 60 tahun Pao2 turun
dibawah 80 mm Hg tanpa tanda-tanda hipoksia
• Sao2 : mengukur kapasitas angkut o2 oleh
hemoglobin.
pH < 7,35 (acidemia)

PCO2

Rendah HCO3 Rendah Asidosis metabolik

1. Asidosis metabolik
Normal HCO3 Rendah2. Asidosis metabolik &
Asidosis respiratorik

Tinggi HCO3 Normal Asidosis respiratorik akut

Tinggi Asidosis respiratorik kronik

Asidosis metabolik &


Rendah Asidosis respiratorik
pH > 7,35 (alkalemia)

PCO2

Rendah HCO3 tinggi Alkalosis metabolik

1. Alkalosis metabolik
Normal HCO3 tinggi 2. Alkalosis metabolik &
Alkalosis respiratorik

Tinggi HCO3 Normal Alkalosis respiratorik akut

rendah Alkalosis respiratorik kronik

Alkalosis metabolik &


tinggi Alkalosis respiratorik

You might also like