You are on page 1of 3

AKU RINDU ARAFAH

Ketika 3 juta jemaah haji serentak bergerak menuju Arafah …

Kerinduanku pada tempat itu membuncah. Aku rindu tempat suci itu, aku rindu Arafah, rindu wukuf di
dalamnya. Titik balik dalam kehidupanku yang merubah semuanya. Semua pandanganku pada hidup
ini, padaNya, pada RasulNya. Membuat cintaku padaNya semakin melangit tinggi, membuat
kerinduanku padaNya semakin membuncah. Membuat diriku semakin tampak kerdil dan penuh debu,
dosa, dhaif dan fakir.

Ya ALLAH Engkau yang mampu membolak balikan hatiku, Jaga hatiku agar aku tetap pada
ketaatanku padaMu. Jaga hatiku agar aku selalu rindu padaMu. Sulit, berat, dan sangat berat … tanpa
bantuanMu aku pasti tak mampu, hawa nafsu sering menyesatkanku ya ALLAH.

Ya ALLAH ijinkan aku melangkahkan kakiku lagi disana. Di tanah suciMu, berhaji, menemuiMu.

SubhanALLAH,

Merinding, bergetar, kelu lidah ini dan mataku basah, melihat 3 juta manusia berpakaian ihram
bergerak menuju kesatu titik. ARAFAH. Ya hari ini adalah puncak dari perjalanan haji. Di
nobatkannya kita menjadi haji, wisudanya seorang Muslim menjadi (insya ALLAH) sebenar –
benarnya Muslim. Haji Mabrur, tiada balasannya kecuali Syurga. (HR. Bukhari)

Labaik Allahuma Labaik …

Ya ALLAH aku memenuhi panggilanmu …

Perjuangan yang tidak mudah. Perjuangan yang tidak ringan. Namun indah dan sangat berkesan.
ALLAHU AKBAR, Engkau benar – benar menguji kami disana, Engkau benar – benar
memperkenalkan diri pada kami, menunjukan kuasaMu, menunjukan cintaMu, mengingatkan kami
semua bahwa Engkau ADA dan kami hanyalah hamba – hamba MU yang sepenuhnya bergantung pada
kekuasaanMu.

Sedikit saja KAU cabut nikmat sehatku, aku tak mampu berdiri dan berjalan. Padahal Arafah sudah di
depan mata. Aku tak mau menyusahkan orang sekalipun orang terdekatku. Aku tak mau bergantung
pada makhluk ya ALLAH. Aku tau Engkau menanti doaku, menanti tangisku, menanti rengekanku
untuk segera menyembuhkan aku, aku tau Engkau ingin menunjukan kasih sayangMu padaku. Aku tau
Engkau ingin aku datang padaMu. Ini aku ya ALLAH yang lemah dan tak berdaya tanpaMu. Ini aku ya
ALLAH yang sering merasa sombong dan mampu berbuat segalanya. Ini aku ya ALLAH yang sering
melupakanMu. Aku ternyata sangat dhaif, lemah tanpaMu. Aku hanya makhluk yang tak memiliki
kekuatan apapun tanpa kasih sayangMu. Aku akhirnya belajar. Aku akhirnya menyadari itu semua.
Engkaulah yang membolak balikan hatiku.

Tau kah sahabat, apa yang terbetik dalam hatiku, ketika aku berjalan menuju ARAFAH ?

Akankah ALLAH memuliakan aku dengan berpakaian sesempurna ini kelak di padang Mashyar ?

Akankah aku layak di beri pakaian sebagus ini kelak ?

Ya ALLAH jangan hinakan aku kelak di hadapanMu. Aku ingin bisa berbaris di belakang Nabiku, aku
ingin bisa mendapatkan syafaatnya, pantaskah aku ya ALLAH ?

Aku sudah mendapatkan nikmatMu untuk berhaji. Padahal aku bukanlah salah satu dari mereka yang
sholih. Aku hanya seorang yang dhaif yang tak pandai bersyukur, yang masih selalu mengabaikan
perintahMu, yang tak tau bagaimana rasanya rindu padaMu dan RasulMu. Masih banyak orang – orang
sholih yang lebih pantas KAU undang ke tanah suciMu. Mereka lebih layak di bandingkan aku. Namun
aku tau KAU selalu tau apa yang yang terbaik untuk hamba – hambaMU. KAU yang mampu
membolak – balikan hati hambaMU. KAU lah yang merencanakan segala sesuatu bagi hidupku.

Ya ALLAH,

Sungguh aku rindu perjuangan itu. Rindu berdesak – desakan di depan ka’bah. Rindu berjalan bersama
ribuan orang lainnya menuju Mina. Tidur di tenda beralaskan karpet tipis, dimana batu – batu di
bawahnya menusuk – nusuk punggung. Namun ku rasakan sebagai pijatan lembut yang menghilangkan
lelahku setelah menempuh perjalan Mekkah – Mina. Aku rindu berjalan dengan pakaian ihram menuju
Arafah. Melihat lautan manusia bergerak menuju ke satu titik. Melihat diriku yang kecil dan tak berarti.
Rindu langit beningMu diatas ARAFAH, tempatMu berdiri bersama para malaikatMu untuk
membanggakan kami yang ada di dalamnya. Menganggap kami sebagai umat – umat terbaikmu, tamu
istimewa di rumahMU.
SubhanALLAH, aku rindu jamaratMu ya ALLAH. Melempari hawa nafsu diri sendiri, memerangi
syetan yang ada pada diri sendiri, dan berjuang untuk menjadi lebih baik selepasnya. Hhhhh…

Sebuah perjuangan terberat yang harus di lalui dalam rangkaian haji, karena saat itu kita tidak hanya
berhadapan dengan manusia saja. Tapi manusia yang sedang berperang dengan hawa nafsunya,
berperang dengan syetan yang ada pada dirinya. Dengan batu di tangan dan nafsu di hati, lempar
jumrah jadi sarat dengan perjuangan. Mampukah kita melakukannya dengan kesadaran dan keyakinan
bahwa yang kita lempari adalah syetan dalam diri sendiri. Tanpa harus mengorbankan orang lain yang
ada di sekitar kita.

Pantaskah aku untuk semua kebanggaan itu ya ALLAH ?

Pantaskah untuk aku yang dhaif ini ?

Pantaskah aku mendapatkan haji Mabrur, dengan syurga sebagai balasannya ?

Wallahu’alam

You might also like