Professional Documents
Culture Documents
BAB I
Pendahuluan
1
http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php/ “Hak Asasi Manusia” Diakses Februari, 20,
2010. Pukul 22.45 WIB
2
Monisme adalah kata serapan dari monism. Sedangkan akar kata “monisme” adalah monos dari
bahasa Yunani yang berarti tunggal, sendiri. Selanjutnya kata isme sendiri menunjukkan bahwa
monisme adalah sebuah paham berteorikan ketunggalan yang tumbuh dan berkembang dalam
dinamika ilmu filsafat. (lihat : Lorens Bagus, Kamus Filsafat edisi I, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 1996, hlm. 669)
2
3
Op Cit.
4
Barker J. Craig, International Law and International Relations, Continuum, London, 2000, hlm.
42-43
3
Prinsip kedaulatan negara saat ini tidak dapat dilihat hanya sebagai
hak negara, akan tetapi harus dikaitkan dengan kewajiban negara untuk
menegakkan perlindungan HAM. Menurut J.J. Rousseau, negara pada
prinsipnya dibentuk berdasarkan kontrak, yang salah satu tujuannya adalah
5
http://senandikahukum.wordpress.com/2009/12/19/perlindungan-ham-dan-mitos-kedaulatan-
negara Diakses Februari, 27, 2010. Pukul 23.00 WIB
6
Ibid.
7
Starke J.G, Pengantar Hukum Internasional edisi kesepuluh, Jakarta, Sinar Grafika, 2004, hlm.
211
4
10
Op Cit. http://senandikahukum.wordpress.com/2009/12/19/perlindungan-ham-dan-mitos-
kedaulatan-negara/
11
http://www.dw-world.de/dw/article/0,,4122879,00.htm Partisipasi Pertama Militer Jerman
dalam Aksi NATO
12
http://www.dw-world.de/dw/article/0,,4122896,00.html/ “Dampak Perang Kosovo Terhadap
Hukum Internasional” Diakses Maret, 01, 2010. Pukul 22.00 WIB
6
1. Tujuan Umum
18
Huala Adolf, Aspek-Aspek negara dalam hukum internasional cetakan ketiga, PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2002, hlm. 31.
19
J.G. Starke, An Introduction To International Law 3rd Edition, Butterworth & Co. Ltd, London,
1954, hlm. 89-90.
10
tentara dalam jumlah besar yang dilakukan untuk menjaga stabilitas rezim
yang berkuasa terhadap rongrongan kaum pemberontak atau sebaliknya
dilakukan untuk membantu kaum pemberontak dalam usahanya untuk
menggulingkan pemerintah yang berkuasa, merupakan tindakan yang
dikategorikan sebagai tindakan intervensi.22 Tetapi ada kalanya kehadiran
pihak ketiga justru menimbulkan efek yang merugikan, yaitu bila
kehadiran itu dilakukan ketika para pelaku sedang berada di tengah
usahanya untuk mengatasi konflik mereka secara langsung.23
Serangan NATO di Kosovo ini amat kontroversial karena
merupakan intervensi militer yang dilakukan tanpa persetujuan atau
mandat dari Dewan Keamanan PBB, yang berdasar Piagam PBB
berwenang menggunakan kekuatan militer terhadap negara lain. Dengan
demikian, intervensi militer NATO dapat dikatakan sebagai tindakan
unilateral kolektif. Meskipun sebenarnya NATO mengintervensi untuk
tujuan kemanusiaan yaitu menghentikan kekejaman tentara Serbia yang
melakukan pelanggaran HAM di Kosovo dengan melakukan pemusnahan
etnis Albania. Keterlibatan Dewan Keamanan PBB baru terjadi dalam
masalah Kosovo dengan diadopsinya Resolusi 1244 (1999) pada 10 Juni
1999, yang menempatkan provinsi Kosovo di bawah administrasi PBB
dengan tugas membentuk pemerintahan sementara untuk Kosovo, agar
rakyat Kosovo mendapat otonomi luas dan self-government di Kosovo
dalam Republik Federal Yugoslavia, sementara penyelesaian final atas
status Kosovo belum ditentukan. Resolusi itu tidak menyebut bentuk
penyelesaian final atas masalah Kosovo, tetapi hanya memutuskan, solusi
politik atas krisis Kosovo harus mempertimbangkan kedaulatan dan
integritas teritorial Republik Federal Yugoslavia.24
22
Soeprapto R, Hubungan Internasional Sistem, Interaksi dan Perilaku, Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 1997, hlm. 301
23
Pruit Dean G. And Jeffrey Z. Rubin, Teori Konflik Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004,
hal.9
24
http://elshamnewsservice.wordpress.com/2008/02/25/kosovo-merdeka-hak-atau-separatisme-
oleh-nugroho-wisnumurti/ Diakses Maret, 02, 2010. Pukul 23.30 WIB
12
25
http://iphoelmargin.blogspot.com/2007/02/kedaulatan-negara-dan-human-security.html/ Diakses
Maret, 02, 2010. Pukul 01.00 WIB
13
26
Lina A. Alexandra, “Prinsip kedaulatan dan kebijakan anti terorisme Amerika Serikat” Koran
Tempo 13 november 2002
27
Morgenthau Hans J, Politik Antarbangsa Perjuangan Untuk Kekuasaan dan Perdamaian,
Bandung, Binacipta, hlm. 363-364
14
umum dalam hubungan – hubungan mereka satu sama lain, dan yang
meliputi juga :
1. kaidah – kaidah hukum yang berkaitan dengan
berfungsinya lembaga – lembaga atau organisasi –
organisasi internasional, hubungan – hubungan mereka satu
sama lain dan hubungan mereka dengan negara – negara
dan individu – individu
2. kaidah – kaidah hukum tertentu yang berkaitan dengan
individu – individu dan badan – badan non negara sejauh
hak – hak dan kewajiban individu dan badan non negara
tersebut penting bagi masyarakat internasional.28
28
Starke, hlm. 3
29
Declaration On The Inadmissibility of Intervention In The Domestic Affairs of State, 1965
(G.A.R. 2131 /XX)
15
Bab I Pendahuluan
Didalam bab ini akan membahas berisi tentang sejarah panjang konflik
Kosovo. Bab ini akan menjelaskan bagaimana latar belakang dan proses
terjadinya konflik di Kosovo
Pada bab ini akan menjelaskan tentang bagaimana proses masuknya NATO ke
Kosovo hingga akhirnya melakukan intervensi dan pelanggaran kedaulatan
negara Kosovo.
32
Mohtar Maso’oed, Ilmu Hubungan Internasional : disiplin dan metodologi, Jakarta, LP3ES,
1990, hlm. 42
17
Bab V Penutup
Dalam bab ini merupakan penutup yang berisikan tentang kesimpulan serta
saran dan kritik.