You are on page 1of 52

BAB I

Pendahuluan
I.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Lingkungan eksternal meliputi variabel-variabel di luar organisasi yang


dapat berupa tekanan umum dan tren di dalam lingkungan societal ataupun
faktor-faktor spesifik yang beroperasi di dalam lingkungan kerja (industri)
organisasi. Variabel-variabel eksternal ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu
ancaman dan peluang, yang mana memerlukan pengendalian jangka panjang
dari manajemen puncak organisasi.
Ada dua lingkungan yang berpengaruh disini, yaitu lingkungan societal dan
lingkungan kerja. Lingkungan societal meliputi tekanan-tekanan umum yang
mempengaruhi secara luas, misalnya tekanan di bidang ekonomi, teknologi,
politik, hukum, dan sosial budaya. Tekanan ini terutama sering berpengaruh
pada keputusan jangka panjang organisasi. Sementara itu, lingkungan kerja
memasukkan semua elemen yang relevan dan mempengaruhi organisasi secara
langsung. Elemen-elemen tersebut dapat berupa pemerintah, kreditur, pemasok,
karyawan, konsumen, pesaing, dan lainnya.

Hill (2007:5) dalam bukunya International Business menjelaskan globalisasi


sebagai pergeseran menuju ekonomi dunia yang lebih terintegrasi dan saling
bergantung satu sama lain. Globalisasi dapat berupa globalisasi pasar dan
globalisasi produksi. Faktor utama pendorong globalisasi adalah menurunnya
halangan untuk perdagangan dan investasi dan perubahan teknologi.

Perusahaan PT. Certis Cisco yang mulai masuk ke Indonesia pada tahun
1997 dan terus berkembang dan melebarkan sayapnya dengan membuka
sejumlah kantor cabang di beberapa kota besar di Indonesia. Sebelumnya
perusahaan bernama Cisco Mas yang mana pada tahun 2008 perusahaan yang
dulunya bernaung dalam Sinar Mas Group melakukan “joint venture” dengan
perusahaan IT besar dari Singapore yaitu Cisco Goup. Tak mudah pada awal
dimana kedua perusahaan ini melakukan joint venture dimana berbagai aspek-
aspek internal dan eksternal perusahaan harus saling menyesuaikan diri .
Keputusan strategik pada perusahaan yang beroperasi di negara sendiri sangat
berbeda dengan apabila ia beroperasi di negara lain. Setiap negara berbeda
dalam hal budaya, sistem politik, sistem ekonomi, sistem hukum, dan tingkat
pertumbuhan ekonomi. Semua ini menjadikan pengkajian lingkungan eksternal
perusahaan tugas yang semakin rumit karena perusahaan memerlukan praktik
dan pendekatan yang berbeda-beda di tiap negara.

1
I.2 Tujuan Penyusunan Makalah

1. Mengetahui berbagai aspek eksternal apa saja yang dapat


mempengaruhi kondisi suatu perusahaan.

2. Membahas masing-masing aspek-aspek tersebut.

3. Memahami kajian tentang berbagai pengaruh lingkungan-


lingkungan eksternal

I.3 Ruang Lingkup Pembahasan

1) Lingkungan Pendidikan

2) Lingkungan Perbankan

3) Lingkungan Pasar

4) Lingkungan Suplyer

5) Lingkungan Pemerintah

1
BAB II

Gambaran Umum dan Tinjauan Teori

II.1 Gambaran Umum

II.1.1 Sejarah singkat berdirinya perusahaan

PT. Certis Cisco (formerly known as PT. Cisco Mas Sekurititama) ialah
perusahaan gabungan antara PT. Sinar Mas Muliartha Tbk dan Certis
Cisco Security Pte, Singapore’s .
Selama tahun 1930-an, selama 7 tahun Oei Ek Tjhong, penuh
harapan, mendarat di Makassar dari daratan Cina. Pada pertengahan
abad ke-20, ketika Indonesia baru saja berangkat di jalan untuk
mendapatkan kemerdekaan dari pemerintahan asing, Oei muda telah
tumbuh menjadi dikenal sebagai Eka Tjipta Widjaja.
Selama tahun 1950-an, Eka Tjipta memulai pandangannya dengan awal
yang rendah hati dengan memulai sebuah perusahaan perdagangan
kecil di Makassar, Indonesia yang diperdagangkan di minyak sawit dan
komoditas lainnya. Kemudian ia masuk ke dalam bidang produksi minyak
goreng. Selama hari-hari awal, Eka Tjipta mengalami berbagai
tantangan, mengembangkan jaringan bisnis dan yang paling penting,
memperoleh dukungan dan kredibilitas dari rekan-rekan pengusaha.
Investasi awal kepercayaan, dan bukan uang, membantunya tumbuh
usahanya bahkan di masa-masa sulit. Kerja keras dan ketekunan
membantunya dalam menumbuhkan bisnis yang terdiversifikasi dengan
pandangan multinasional yang sekarang kemudian dikenal sebagai Sinar
Mas.
Sinar Mas berfokus pada beberapa komoditas penting yang juga
membantu dalam pembangunan bangsa dan pertumbuhan ekonomi
negara. Pengalaman dalam perdagangan minyak kelapa sawit
mendorong awal agribisnis dan makanan. Peluang pertumbuhan di
sektor pulp dan kertas mendorong usaha ke industri kertas pada tahun
1974. Perbankan dan keuangan yang membantu dalam menangani
instrumen keuangan untuk bisnis yang berkembang, serta perumahan
dan properti adalah ekstensi yang logis untuk memperkuat keyakinan.

1
II.1.2 Jati Diri Perusahaan
Perusahaan Perseroan (Persero)
PT. Certis Cisco Tbk
Berkedudukan di Jakarta

Alamat:
Kantor Pusat
Certis Cisco Center
Jl Yos Sudarso Kav. 8 b Sunter
Jakarta 14350, Indonesia

Bidang Usaha:
1. Security Consulting

2. Security Guarding Services

3. Cash and Valuables Services

4. Security Technology

5. Alarm Monitoring and Response

Visi Perusahaan:
Visi kami adalah pendekatan yang seimbang terhadap tiga pilar
keberlanjutan; sosial, lingkungan dan ekonomi. Praktek bisnis
kami didasarkan pada akuntabilitas, transparansi, penghormatan
terhadap kepentingan stakeholder dan perilaku etis komitmen
setiap saat. Kami menghormati hukum tanah serta hak asasi
manusia dan berfokus untuk mencapai pola pertumbuhan yang
positif, untuk menjadi terkemuka, sangat kompetitif dan
menguntungkan badan usaha dalam skala global, menikmati
kesetiaan yang kuat dari pelanggan - alasan untuk keberadaan
kita.

1
Misi Perusahaan:

Customer Focus - kami telah menutup, membuka hubungan


dengan pelanggan kami yang menghasilkan kepercayaan dan kita
bekerja dalam kemitraan untuk saling menguntungkan organisasi
kita.

Keahlian - kita mengembangkan dan menunjukkan keahlian kami


melalui inovatif dan pendekatan terdepan untuk menciptakan dan
memberikan solusi yang tepat.

Kinerja - kami menantang diri kita sendiri untuk meningkatkan


kinerja pada tahun-tahun dan untuk menciptakan kesinambungan
jangka panjang.

Terbaik People - kita selalu berhati-hati untuk mempekerjakan


orang-orang terbaik, mengembangkan kompetensi mereka,
memberikan kesempatan dan mengilhami mereka untuk hidup
nilai-nilai kita.

Integritas - kita selalu dapat dipercaya untuk melakukan hal yang


benar.

Kolaborasi & Teamwork - kami bekerja sama untuk kepentingan


secara keseluruhan.

1
II.2 Tinjauan Teori Tentang Pengaruh Lingkungan Eksternal
Sebuah Perusahaan

Lingkungan Eksternal secara langsung maupun tidak langsung


berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan, sedangkan Kontrol
Eksternal meskipun secara langsung berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Perusahaan tetapi secara tidak langsung (melalui Strategi Diversifikasi)
pengaruhnya tidak signifikan. Hasil studi juga mengungkapkan bahwa :

1. Dalam kondisi perekomian yang belum stabil, Lingkungan internal yang kuat
menjadi faktor panting dalam mempertahankan keberadaan perusahaan.

2. Ditemukannya pengaruh yang tidak signifikan dari Kontrol Eksternal terhadap


Strategi Diversifikasi berarti menolak teori Agensi yang dikemukakan oleh Berle
dan Means (1932) dan dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) serta
peneliti-peneliti sesudahnya. Hal ini ditunjukkan dengan kenyataan bahwa
meskipun kepemilikan saham oleh manajemen tergolong kecil dan proporsi wakil
pemilik dalam Dewan Direksi juga tergolong kecil, tetapi perusahaan tetap
melaksanakan strategi diversifikasi. Implikasi temuan ini adalah bahwa belum
ada pemisahan yang jelas antara kepemilikan dan kontrol pada perusahaan-
perusahaan yang diteliti serta kuatnya dominasi keluarga pendiri dalam
kebijakan strategis perusahaan.

3. Dalam kondisi perekonomian yang masih kurang kondusif, strategi


diversifikasi tetap dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan yang diteliti
meskipun tergolong ke dalam Diversifikasi Konsentris yang memiliki keterkaitan
teknologi antara produk yang satu dengan lainnya.

4. Meskipun konsentrasi saham di tangan pemilik cukup besar tetapi kinerja


yang diperoleh rendah. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian terdahulu
bahwa lebih besar tingkat konsentrasi saham, lebih besar profitabilitas. Hal ini
sekaligus menunjukkan bahwa iklim usaha saat itu masih belum kondusif.

Adapun beberapa aspek lingkungan eksternal yang dibahas adalah


sebagai berikut:

a) Lingkungan Pendidikan

b) Lingkungan Perbankan

c) Lingkungan Pasar

d) Lingkungan Supplyer

e) Lingkungan Pemerintahan

1
II.2.1 Lingkungan Pendidikan

Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah


dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola
pikir yang awam dan kaku menjadi lebih moderan. Hal tersebut sangat
berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.

Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara


mengungkapkan konsep dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk
mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.

Bahasa Indonesia, 1991:232, Pendidikan berasal dari kata "didik", Lalu


kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik" artinya
memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan
diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran.

Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata "Pedagogi" yaitu


kata "paid" artinya "anak" sedangkan "agogos" yang artinya membimbing
"sehingga " pedagogi" dapat di artikan sebagai "ilmu dan seni mengajar
anak".

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk


mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Dari pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah


usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

1
II.2.1.1 Pendidikan Formal

Teori pendidikan adalah suatu teori yang mengemukan mengenai


hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan, misalnya mengenai kurikulum,
kegiatan belajar, proses pengajaran, sistem belajar dan lain-lain.

Dalam hal ini kurikulum memiliki keterkaitan yang erat dengan teori
pendidikan. Ada empat macam teori pendidikan, seperti berikut ini :

1. Pendidikan Klasik
2. Pendidikan Pribadi
3. Teknologi Pendidikan
4. Pendidikan Interaksiona

1. Pendidikan Klasik

Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, yang


memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara,
mengawetkan dan meneruskan warisan budaya. Teori pendidikan ini lebih
menekankan peranan isi pendidikan dari pada prosesnya. Isi pendidikan
atau bahan pengajaran diambil dari sari ilmu pengetahuan yang telah
dietmukan dan dikembangkan oleh para ahli di bidangnya dan disusun
secara logis dan sistematis. Misalnya teori fisika, biologi, matematika,
bahasa, sejarah dan sebagainya.

2. Pendidikan Pribadi

Teori pendidikan ini berasal dari sebuah asumsi bahwa anak telah
memiliki potensi-potensi tertentu semenjak dia dilahirkan. Pendidikan
yang didapat oleh anak selanjutnya harus disesuaikan dengan latar
belakang dan minat si anak sebagai pelaku utama pendidikan. Guru hanya
bersifat membimbing dan pendorong semangat belajar anak. Ada anak
yang tidak suka belajar dalam kelas tapi sekali dia melihat guru sedang
menerangkan pasti langsung terserap dalam otaknya. Tanpa perlu
penjelasan terlalu dalam dia bisa menyerap semua pelajaran dengan
mudah.

3. Teknologi dalam Pendidikan

Dalam proses pendidikan tentunya ada proses penyampaian informasi


dari seorang guru kepada muridnya. Dalam hal ini teknologi berperan
untuk meningkatkan kinerja para pendidik dalam menyampaikan
informasi itu. Teori pendidikan dalam teknologi lebih mengutamakan
pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan
praktis. Jadi dalam teknologi pendidikan budaya lama dalam pendidikan
itu sendiri akan berkembang atau berubah menjadi baru. Teknologi dalam
pendidikan bertujuan untuk mengembangkan cara baru dalam proses
pembelajaran sehingga anak akan terbatu dengan lebih cepat dalam
mencapai tujuan pendidikan. Misalnya melalui, buku atau elektronik
seperti newsletter atau email.
1
4. Pendidikan interaksional

Teori pendidikan interaksional adalah suatu konsep pendidikan yang


memiliki latar belakang pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang
senantiasa berinteraksi dan bekerja sama dengan manusia lainnya. Dalam
pendidikan juga terdapat proses interaksi yang terjadi antara guru, anak
didik dan lingkungan tempat pembelajaran itu terjadi. Pendidikan
interaksional menjadi sumber utama untuk menghadapkan anak didik
pada kurikulum yang bersifat tantangan, hambatan dan gangguan yang
dihadapi oleh manusia. Anak akan bekerjasama mencari pemecahan
masalah yang tepat bersama dengan anak lain dan lingkungannya.

Berdasarkan teori pendidikan yang telah disebutkan , pihak perusahaan


bisa mendapatkan acuan dalam hal pendidikan tentang bagaimana
menempatkan para karyawannya menurut jenjang pendidikan formalnya

II.2.1.2 Inovasi Pendidikan

Inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda


yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang
atau kelompok untuk diadopsi. Oleh sebab itu, inovasi pada dasarnya
merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru ataupun
berupa praktik-praktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil
olah-pikir dan olah-teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu
yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang
timbul dan memperbaiki suatu kedaan tertentu ataupun proses tertentu
yang terjadi di masyarakat.

Sayangnya, inovasi pendidikan umumnya merupakan suatu gerakan yang


bersifat top down, dalam arti, inisiatif dalam melakukan inovasi selalu
datang dari pihak pemerintah.

Misalnya, untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, telah


banyak dilontarkan model-model inovasi pendidikan dalam berbagai
bidang antara lain : usaha pemerataan pendidikan, peningkatan mutu,
peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan, dan relevansi
pendidikan.

Kesemuanya dimaksudkan agar difusi inovasi yang dilakukan bisa


diadopsi dan dimanfaatkan untuk perbaikan dan pemecahan persoalan
pendidikan di Indonesia. Beberapa contoh inovasi antara lain : program
belajar jarak jauh, manajemen berbasis sekolah, pengajaran kelas
rangkap, pembelajaran konstektual, pembelajaran aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan.

Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan


yang sifatnya pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi yang terjadi
dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain dalam hal manajemen
1
pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan
guru, implementasi kurikulum, dsb.

Ciri-ciri inovasi pendidikan dapat dikenal dengan beberapa identifikasi,


namun menurut ashby 1967 ada empat hal, yaitu:

• Ketika masyarakat/orang tua mulai sibuk dengan peran keluar


sehingga tugas pendidikan anak sebagian digeser dari orang tua
pindah ke guru atau dari rumah ke sekolah.
• Terjadi adopsi kata yang ditulis ke instruksi lisan
• Adanya penemuan alat untuk keperluan percetakan yang
mengakibatkan ketersediaan buku lebih luas.
• Adanya alat elektronika yang bermacam-macam radio, telepon, TV,
computer, LCD proyektor, perekan internet, LAN, dsb ).

Keempat hal tersebut telah menimbulkan banyak masalah. Untuk itulah


kelima teknologi yang dibahas pada poin sebelumnya sangat membantu
untuk solusi pemecahan. Perubahan pendidikan yang dinginkan sekolah
sesuai visi dan misinya tentunya sangat tergantung pada lima teknologi
tersebut yaitu sistem berfikir, sistem desain, ilmu pengetahuan yang
berkualitas, manajemen.

Saat ini, sekolah negeri maupun swasta mulai berusaha keras untuk
mengatur kembali sistem pendidikan mereka. Banyak program yang
ditawarkan pada masyarakat, baik itu jurusan maupun status sekolah
yaitu SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana
prasarananya.

Yang jelas, perubahan sekolah untuk menghadapi dunia global harus


disiapkan dari unsur SDM yang berkualitas sehingga mampu berfikir
membuat desain pendidikan, mempunyai kiat manajemen yang baik dan
tidak gagap terhadap pendidikan. Jadi, dapat dikatakan bahwa antara
inovasi pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan.

Inovasi merupakan obyek dan teknologi pendidikan merupakan


subyeknya. Dalam inovasi pendidikan butuh SDM dan peralatan yang
menunjang, sebaliknya SDM dan alat tidak akan berfungsi tanpa
digunakan untuk tujuan yang pasti dan bermanfaat dimasa datang.

II.2.1.3 Pendidikan Moral

Dalam ilmu ekonomi dinyatakan bahwa orang harus cekatan dalam


menyimak, memahami dan mengambil keputusan di bidang ekonomi agar
lebih mudah dalam mengambil keputusan dan mampu bertahan hidup.
Oleh sebab itu Pendidikan moral berperanan dalam menciptakan
tanggungjawab terhadap norma/hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Terbinanya dan terpeliharanya sikap tanggung jawab menjadi salah satu
jaminan bagi kehidupan yang tentram, sejahtera. Sikap tanggung jawab
perlu dimunculkan secara khusus dalam proses sosialisasi dan interaksi
dari pendidikan moral, karena kita telah melihat betapa rawannya
kehidupan ini karena perilaku, tindakan, perbuatan, sikap yang tidak
terpuji atau tidak bertanggung jawab setelah setiap individu memperoleh
1
pengetahuan/intelektual. Peranan pendidikan moral terhadap kemampuan
ekonomis individu diarahkan mengembangkan bidang ekonomi, industri,
iptek, dengan mewujudkan SDM berkualitas sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang berlandaskan imtaq atau berdasarkan norma-
norma/moral yang berlaku pada masyarakat itu sendiri.

Dalam Pidato selasa 12 Januari 2010 di televise Presiden Yudhoyono


juga menyinggung masalah korupsi. Dari sana dapat dibaca betapa
pentingnya pendidikan moral. Kehebohan yang sedang terjadi sekarang
menunjukkan betapa buruknya dekadensi moral kita, khususnya di
sebagian kalangan penegak hukum, sebagai akibat perilaku sebagian
kalangan bisnis. Maka kalau kita bercita-cita mencetak sebanyak mungkin
pebisnis, hal-hal demikian juga harus menjadi perhatian dan diwaspadai.

Francis Fukuyama, sarjana sosial senior, dalam karyanya, Trust


(1995), antara lain berpendapat bahwa manusia tidak selalu
memanfaatkan kesempatan sebesar-besarnya untuk mendapatkan
keuntungan. Sebaliknya mereka melalukan kegiatan ekonomi dengan
banyak nilai-nilai moral yang terdapat dalam kehidupan sosial yang lebih
luas. Di Jepang, ini terjadi ketika samurai atau kelas prajurit melepas
status sosial mereka untuk terjun ke bidang bisnis. Mereka menjalankan
bisnis dengan tetap mempertahankan hampir seluruh spirit etika bushido.
Proses itu terjadi juga di hampir semua masyarakat industri yang
menggunakan kesempatan menjadi entrepreneur untuk menyalurkan
energi orang-orang yang ambisius yang di masa lalu mungkin hanya akan
mendapat pengakuan jika mereka memulai perang atau membangkitkan
revolusi.

II.2.1.4 Kurikulum Pendidikan

Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan


nasional telah mengalami, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968,
1975, 1984, 1994, dan direncanakan pada tahun perubahan 2004.
Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam
masyarakat berbangsa dan bernegara.

Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu


dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan
yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang
berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945,
perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta
pendekatan dalam merealisasikannya.

Rentjana Pelajaran 1947, yang menjadi kurikulum pendidikan masa itu


masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang,
sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya.

1
Ia bisa dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial
Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam
semangat juang merebut kemerdekaan, maka pendidikan sebagai
development conformism lebih menekankan pada pembentukan karakter
manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan
bangsa lain di muka bumi ini.

Pada tahun 1952, kurikulum pendidikan mengalami penyempurnaan,


dengan nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah
mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol
dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran
harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari.

Menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem


kurikulum pendidikan di Indonesia, dengan nama Rentjana Pendidikan
1964. Pokok-pokok pikiran yang menjadi cirinya adalah pemerintah
mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik
untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan
pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu


dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari
Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar,
dan kecakapan khusus.

Kurikulum ini merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada


pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen, bertujuan bahwa
pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila
sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi
pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.

Kurikulum pendidikan 1975 menggunakan pendekatan-pendekatan di


antaranya sebagai berikut

1. Berorientasi pada tujuan

2. Menganut pendekatan integratif

3. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.

4. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan


Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).

5. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada


stimulus respon dan latihan.

Kurikulum ini kemudian dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi


kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
diubah kembali menjadi kurikulum pendidikan 1984 dengan ciri:
1
1. Berorientasi kepada tujuan instruksional.

2. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara


belajar siswa aktif (CBSA).

3. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral.

4. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.

5. Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.

6. Menggunakan pendekatan keterampilan proses.

II.1.5 Isu Pendidikan

Isu Pendidikan adalah suatu hal penting dalam pendidikan yang


selalu menjadi bahan pembicaraan hangat saat ini. selalu menjadi topic
pembahasan yang menarik akhir-akhir ini.Terutama bagi para orangtua
murid yang anaknya sedang melaksanakan pembelajaran di sekolah.

Para orangtua merasa khawatir dengan kelanmgsungan dan kualitas


sekolah serta pendidikan yang diperoleh oleh anak mereka di sekolah
terkait dengan beberapa isu pendidikan seperti kurikulum, kualitas
pendidik, metode pembelajaran dan manajemen sekolah.

Tidak lupa juga bahan ajar yang kurang baik serta alat bantu
pembelajaran yang kurang maksimal penyediaannya. Semua factor yang
tersebut itu saling memiliki keterkaitan yang akan meningkatkan kualitas
pembelajaran.

Namun yang menjadi isu pendidikan terhangat saat ini adalah pendidik
alias guru. Mengapa begitu? Karena guru sangat menentukan tinggi
rendahnya kualitas pendidikan murid.

Jumlah guru yang lebih sedikit dari murid sangat berpengaruh pada proses
belajar dan kemampuannya mengajar. Penguasaan materi dan metodologi
pengajaran juga termasuk dalam isu pendidikan sekarang ini.

Guru mengajar bukan pada bidang yang dikuasai juga menjadi sebuah isu
pendidikan yang patut diperhatikan lebih besar lagi. Karena kompetensi
yang dimiliki guru untuk mengjaar di bidang selain keahliannya akan
menurunkan kualitas kegiatan belajar. Isu pendidikan seperti ini harus
dicari jalan keluarnya.

Program penyetaraan jenjang pendidikan menjadi salah satu cara untuk


memperbaiki kualitas guru. Tetapi upaya ini akan semakin berhasil jika
kesejahteraan guru juga diperhatikan dan ditingkatkan. Pemberian insentif

1
atas hasil kerja kerasnya mengajar akanmembuat para guru semakin
bersemangat dan meningkatkan prestasinya.

Pemerataan pendidikan merupakan isu pendidikan yang paling kritis


karena berkaitan dengan isu sensitive yang selalu menjadi masalah utama
di mayarakat yaitu, memperoleh akses pendidikan secara adil dan merata
di semua kalangan masyarakat.

Soal pendidikan ini juga hak setiap warga Negara sesuai dengan undang-
undang yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan dijamin oleh
konstitusi. Oleh sebab itu pemerintah wajib memberikan merupakan
pelayanan pendidikan yang baik pada seluruh masyarakat Indonesia.

Dengan demikian isu pendidikan yang satu ini tidak akan menjadi sebuah
isu pendidikan yang sangat kritis. Masyarakat berharap pemerintah dapat
segera merealisasikan pemerataan pendidikan ini.Selain itu yang menjadi
isu pendidikan yang selalu hangat dibicarakan adalah rendahnya alokasi
anggaran pendidikan dari pemerintah. Alokasi anggaran pendidikan ini
wajib dinaikkan untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan serta
tercapainya tujuan pendidikan bangsa Indonesia.

Dengan adanya komitmen pemerintah untuk meningkatkan anggaran


secara bertahap sebanyak 20% dari APBN diharapkan isu pendidikan akan
semakin berkurang dan berganti dengan berita pendidikan yang bersifat
positif.

Hal lain yang harus diperhatikan dalam meningkatkan alokasi anggaran


pendidikan adalah:

1. Efisiensi pemanfaatan dana untuk membiayai berbagai macam program


pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan.
2. Menekan biaya operasional organisasi sekecil mungkin sehingga dana
yang diberikan oleh pemerintah dapat mencapai target yaitu sampai pada
yang benar-benar membutuhkan.
3. Disiplin penggunaan anggaran yang ketat.

Isu pendidikan seperti diatas yang perlu diperhatikan dan menjadi focus
perhatian bagi para pejabat pemerintahan. Dengan majunya pendidikan
Indonesia tentunya juga akan mempercepat kemajuan negara kita

1
II.2.2 Lingkungan Perbankan

Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan prinsip


kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun
dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan
dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah
peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia, terdiri atas


bank umum dan BPR. Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah dalam hal
kegiatan operasionalnya. BPR tidak dapat menciptakan uang giral, dan memiliki
jangkauan dan kegiatan operasional yang terbatas. Selanjutnya, dalam kegiatan
usahanya dianut dual bank system, yaitu bank umum dapat melaksanakan
kegiatan usaha bank konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah.
Sementara prinsip kegiatan BPR dibatasi pada hanya dapat melakukan kegiatan
usaha bank konvensional atau berdasarkan prinsip syariah

1
1
II.2.2.1 Stabilitas Sistem Keuangan

Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) sebenarnya belum memiliki


definisi baku yang telah diterima secara internasional. Oleh karena itu,
muncul beberapa definisi mengenai SSK yang pada intinya mengatakan
bahwa suatu sistem keuangan memasuki tahap tidak stabil pada saat
sistem tersebut telah membahayakan dan menghambat kegiatan
ekonomi. Di bawah ini dikutip beberapa definisi SSK yang diambil dari
berbagai sumber:

” Sistem keuangan yang stabil mampu mengalokasikan sumber dana dan


menyerap kejutan (shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah
gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan.”

” Sistem keuangan yang stabil adalah sistem keuangan yang kuat dan
tahan terhadap berbagai gangguan ekonomi sehingga tetap mampu
melakukan fungsi intermediasi, melaksanakan pembayaran dan menyebar
risiko secara baik.”

” Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi dimana mekanisme


ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko
berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi.”

Arti stabilitas sistem keuangan dapat dipahami dengan melakukan


penelitian terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan instabilitas di
sektor keuangan. Ketidakstabilan sistem keuangan dapat dipicu oleh
berbagai macam penyebab dan gejolak. Hal ini umumnya merupakan
kombinasi antara kegagalan pasar, baik karena faktor struktural maupun
perilaku. Kegagalan pasar itu sendiri dapat bersumber dari eksternal
(internasional) dan internal (domestik). Risiko yang sering menyertai
kegiatan dalam sistem keuangan antara lain risiko kredit, risiko likuiditas,
risiko pasar dan risiko operasional.

Meningkatnya kecenderungan globalisasi sektor finansial yang didukung


oleh perkembangan teknologi menyebabkan sistem keuangan menjadi
semakin terintegrasi tanpa jeda waktu dan batas wilayah. Selain itu,
inovasi produk keuangan semakin dinamis dan beragam dengan
kompleksitas yang semakin tinggi. Berbagai perkembangan tersebut
selain dapat mengakibatkan sumber-sumber pemicu ketidakstabilan
sistem keuangan meningkat dan semakin beragam, juga dapat
mengakibatkan semakin sulitnya mengatasi ketidakstabilan tersebut.

Identifikasi terhadap sumber ketidakstabilan sistem keuangan umumnya


lebih bersifat forward looking (melihat kedepan). Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui potensi risiko yang akan timbul serta akan
mempengaruhi kondisi sistem keuangan mendatang. Atas dasar hasil
identifikasi tersebut selanjutnya dilakukan analisis sampai seberapa jauh
risiko berpotensi menjadi semakin membahayakan, meluas dan bersifat
sistemik sehingga mampu melumpuhkan perekonomian.

1
II.2.2.2 Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan


ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan
melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian.
Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta
terjadinya peningkatan output keseimbangan.

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan


cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan
moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy


Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar

2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy


Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar.
Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policu)

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen


kebijakan moneter, yaitu antara lain :

1
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar
dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government
securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan
membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang
beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga
pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain
diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan
SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)


Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan
memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum
terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke
bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah
menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan
tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)


Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada
pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan
rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar,
pemerintah menaikkan rasio.

4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)


Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi.
Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-
hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar
dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk
memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

II.2.2.3 Inflasi

1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar dari suatu
komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar
pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada
pasar pertama atas suatu komoditas. [Penjelasan lebih detail mengenai IHPB
dapat dilihat pada web site Badan Pusat Statistik www.bps.go.id]

Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran level


harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi
(negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas Secara sederhana
inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat
disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan
kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut
deflasi.

1
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah
Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu
menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang
dikonsumsi masyarakat. Sejak Juli 2008, paket barang dan jasa dalam
keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) Tahun
2007 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS
akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut
secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern
terhadap beberapa jenis barang/jasa di setiap kota.

Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice antara


lain:

2. dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.

Disamping pengelompokan berdasarkan COICOP tersebut, BPS saat ini


juga mempublikasikan inflasi berdasarkan pengelompokan yang lainnya
yang dinamakan disagregasi inflasi. Disagregasi inflasi tersebut dilakukan
untuk menghasilkan suatu indikator inflasi yang lebih menggambarkan
pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental.

Di Indonesia, disagegasi inflasi IHK tersebut dikelompokan menjadi:

1. Inflasi Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau


persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan
dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti:
o Interaksi permintaan-penawaran
o Lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional,
inflasi mitra dagang
o Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen

2. Inflasi non Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi


volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental.
Komponen inflasi non inti terdiri dari :
o Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food) :
Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam
kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau
faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun
perkembangan harga komoditas pangan internasional.
o Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah
(Administered Prices) :
Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa
kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif
listrik, tarif angkutan, dll.

Determinan Inflasi

Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push
inflation), dari sisi permintaan (demand pull inflation), dan dari ekspektasi
inflasi. Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh
depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara
partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur

1
pemerintah (administered price), dan terjadi negative supply shocks
akibat bencana alam dan terganggunya distribusi.

Faktor penyebab terjadi demand pull inflation adalah tingginya


permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya. Dalam
konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang
melebihi output potensialnya atau permintaan total (agregate demand)
lebih besar dari pada kapasitas perekonomian. Sementara itu, faktor
ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku
ekonomi dalam menggunakan ekspektasi angka inflasi dalam keputusan
kegiatan ekonominya.

Ekspektasi inflasi tersebut apakah lebih cenderung bersifat adaptif


atau forward looking. Hal ini tercermin dari perilaku pembentukan harga di
tingkat produsen dan pedagang terutama pada saat menjelang hari-hari
besar keagamaan (lebaran, natal, dan tahun baru) dan penentuan upah
minimum regional (UMR). Meskipun ketersediaan barang secara umum
diperkirakan mencukupi dalam mendukung kenaikan permintaan, namun
harga barang dan jasa pada saat-saat hari raya keagamaan meningkat
lebih tinggi dari komdisi supply-demand tersebut. Demikian halnya pada
saat penentuan UMR, pedagang ikut pula meningkatkan harga barang
meski kenaikan upah tersebut tidak terlalu signifikan dalam mendorong
peningkatan permintaan.

II.2.2.4 Tingkat Suku Bunga

1
Perekonomian Indonesia seakan menghadapi babak baru setelah
diumumkannya inflasi Oktober 2005. Inflasi yang secara year on year
mencapai 17,89 persen itu memicu perdebatan tentang suku bunga.

Bank Indonesia (BI) sudah melakukan langkah pre-emptive yang cukup


bijak dengan menaikkan suku bunga BI Rate menjadi 12,25 persen,
dengan melakukan kenaikan tertinggi sebesar 125 basis points.

Kenaikan itu baru akan terwujud dalam bentuk perubahan suku


bunga saat hari pertama kerja sesudah libur Lebaran, yaitu saat dilakukan
lelang SBI hari Rabu, 9 November 2005.

Sebagaimana pengalaman sebelumnya, hasil lelang SBI akan


menghasilkan tingkat bunga yang tak terlalu berbeda dari BI Rate.Yang
menjadi perdebatan kemudian, langkah apa lagi yang harus dilakukan
pemerintah dan BI untuk menghadapi perkembangan terakhir ini. Harian
Kompas beberapa waktu lalu memuat artikel berisi desakan agar BI Rate
dinaikkan lebih tinggi lagi guna ”mengimbangi inflasi akhir tahun yang
bisa mencapai 16 persen”. Artikel itu cukup provokatif sehingga bukan
tidak mungkin akan memancing perdebatan lebih lanjut.

”One shot inflation”

Pada hari yang sama, harian Kompas juga memuat pernyataan Jusuf Kalla
yang mengatakan, inflasi yang terjadi saat ini lebih banyak diwarnai inflasi
yang terjadi sekali saja, atau diistilahkan one shot inflation.

Meski tetap pahit, pernyataan Kalla itu memiliki kebenaran. Inflasi bulan
Oktober sebesar 8,75 persen lebih banyak disumbang oleh kenaikan harga
BBM sebesar 3,47 persen dan kenaikan tarif transportasi sebesar 2,08
persen.

Kedua faktor itu telah menyumbang 5,55 persen. Selebihnya, yaitu 3,20
persen, disumbangkan oleh kenaikan harga barang-barang lain, karena
Lebaran secara tradisional merupakan siklus naik dari tingkat inflasi.

Selain itu, kenaikan harga barang-barang lain juga didorong kontribusi


kenaikan tarif transportasi untuk barang-barang atau sering disebut biaya
distribusi.Tekanan kenaikan harga pada bulan-bulan mendatang tentu
masih akan ada meski dalam skala relatif lebih kecil. Yang mungkin agak
besar adalah penyesuaian tarif listrik. Untuk bidang terakhir ini,
pemerintah diharapkan cukup bijak menanganinya, karena inflasi yang
tinggi menyebabkan berkurangnya daya beli bagi pendapatan yang tidak
berubah.Maka, pada bulan November dan Desember 2005 ini diharapkan
inflasi bulanan tidak melebihi bulan yang sama tahun 2004. Jika itu terjadi,
inflasi tahun 2005 secara keseluruhan diharapkan akan berada di bawah
17,89 persen.Meski demikian, inflasi yang sudah terjadi dengan yang akan
terjadi tentu berbeda. Inflasi yang sudah terjadi memang amat tinggi
dalam ukuran perekonomian empat tahun terakhir ini. Dan angka itu
secara statistik masih akan ”bersama” kita hingga bulan September 2006.

Jika angka inflasi bulanan Oktober 2006 mendatang rendah, maka secara

1
mendadak akan terjadi penurunan inflasi secara year on year pada
Oktober 2006 mendatang. Karena itulah Bank Indonesia meyakini, inflasi
pada akhir 2006 akan berada pada level 7-8 persen.Sementara itu,
pergerakan harga yang akan terjadi akan lebih terkonsentrasi pada
penyesuaian harga barang sebagai second round impact kenaikan harga
BBM yang lalu. Proses ini akan berhadapan dengan kenyataan lapangan,
yaitu melemahnya permintaan karena menurunnya daya beli.Karena itu,
hasil akhir pergerakan inflasi diharapkan tidak terlalu tinggi lagi sehingga
tidak perlu berakhir pada keadaan yang mengkhawatirkan. Pergerakan
inflasi ke depan sebetulnya memiliki kemiripan dengan inflasi inti yang
dikembangkan Bank Indonesia yang dewasa ini masih berada pada tingkat
7-8 persen.

Kebijakan suku bunga

Dengan latar belakang semacam itu, ”memerangi” inflasi dengan


menaikkan suku bunga setinggi-tingginya bukan tidak mungkin justru
akan menjadi kontraproduktif.Inflasi yang tinggi sudah terjadi, sudah
lewat, sedangkan tekanan inflasi berikutnya rasanya akan menjadi lebih
lemah. Karena itu, yang perlu dicermati justru dampak inflasi dan
kenaikan suku bunga tersebut pada perekonomian secara keseluruhan.

Kenaikan inflasi yang diumumkan pekan lalu memang membuat kita


semua terkejut (meski sebetulnya sebagian terbesar sudah bisa dihitung
sebelumnya). Langkah yang diambil BI dengan menaikkan BI Rate rasanya
amat tepat dilakukan dalam keadaan demikian.Libur Lebaran sesudahnya,
tanpa sempat mewujudkan kenaikan BI Rate dalam tingkat bunga SBI,
juga ikut memberi ruang untuk mencerna perkembangan terakhir dengan
lebih baik.

Karena itu, kenaikan suku bunga SBI pekan ini diharapkan dapat mengisi
kevakuman yang ada sekaligus dapat memuaskan.Suku bunga 12,25
persen pada hakikatnya sudah lebih tinggi dibanding inflasi inti 7-8
persen. Kita tidak perlu membandingkannya lagi dengan inflasi sebesar
17,89 persen (atau yang sering disebut head line inflation) karena yang
harus dipandang adalah tekanan ke depan.

Memang mungkin ada unsur ketidakadilan di sini, karena para pemilik


dana di perbankan seakan dirugikan karena nilai dana mereka menurun.
Namun, keadaan semacam ini akan terkompensasi lagi ke depan dengan
suku bunga yang jauh lebih tinggi dibanding di luar negeri.

Sementara itu, untuk ”memerangi” inflasi, pandangan Bank Indonesia


mestinya lebih ke depan, lebih forward looking.

1
II.2.2.5 BI Rate dan Operasi Moneter

Penjelasan BI Rate sebagai Suku Bunga Acuan

Definisi : BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang


mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh
bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.

Fungsi : BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia


setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada
operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan
likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran
operasional kebijakan moneter.

Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada


perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N).
Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh
perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga
kredit perbankan.

Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam


perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate
apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah
ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila
inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah standar.

Dalam rangka mencapai sasaran akhir kebijakan moneter, Bank


Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter melalui pengendalian
suku bunga (target suku bunga). Suku bunga kebijakan, yang dikenal
dengan istilah BI Rate, ditetapkan melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG)
Bank Indonesia. Dalam tataran operasional, BI rate tercermin dari
pergerakan suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) overnight O/N.

PUAB atau Pasar Uang Antar Bank adalah kegiatan pinjam


meminjam dana antara satu Bank dengan Bank Lainnya. Suku bunga
PUAB merupakan harga yang terbentuk dari kesepakatan pihak yang
meminjam dan meminjamkan dana. Kegiatan di PUAB dilakukan melalui
mekanisme over the counter (OTC) yaitu terciptanya kesepakatan antara
peminjam dan pemilik dana yang dilakukan tidak melalui lantai bursa.
Jangka waktu PUAB yaitu antara satu hari kerja (overnight) sampai dengan
satu tahun.

Agar pergerakan suku bunga PUAB O/N tidak terlalu melebar dari
anchor-nya (BI Rate), Bank Indonesia selalu berusaha untuk menjaga dan
memenuhi kebutuhan likuiditas perbankan secara seimbang sehingga
terbentuk suku bunga yang wajar dan stabil. Kebutuhan likuiditas
perbankan diestimasi dengan mempertimbangkan faktor-faktor
autonomus seperti operasi pemerintah, jatuh waktu instrument OPT dan

1
Standing Facilities serta mutasi dari uang kartal. Faktor-faktor tersebut
dapat berdampak ekspansi maupun kontraksi likuditas di pasar uang.

1
II.2.3 Lingkungan Pasar

Dalam pengertian yang sederhana atau sempit pasar adalah


tempat terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan pembelian) yang
dilakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat
tertentu.

Definisi pasar secara luas menurut W.J. Stanton adalah orang-orang


yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk
belanja serta kemauan untuk membelanjakannya. Pada umumnya suatu
transaksi jual beli melibatkan produk/barang atau jasa dengan uang
sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua
belah pihak yang bertransaksi.

Kegiatan faktor produksi adalah kegiatan yang melakukan proses,


pengolahan, dan mengubah faktor-faktor produksi dari yang tidak/kurang
manfaat/gunanya menjadi memiliki nilai manfaat yang lebih. Faktor-
Faktor produksi yang umumnya digunakan adalah tenaga kerja, tanah,
dan modal. Kelangkaan pada suatu faktor produksi biasanya akan
menyebabkan kenaikan harga faktor produksi tersebut.

II.3.1 Sistem Pemasaran

Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagia yang saling


berhubungan dan saling berkaitan secara tetap dalam membentuk satu
kesatuan terpadu. Jadi dapat diartikan sistem pemasaran adalah
kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang,
jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan
pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan
dengan pasarnya.

Dalam pemasaran kelompok item yang saling berhubungan dan saling


berkaitan itu mencakup :

1. Gabungan organisasi yang melaksanakan kerja pemasaran.

2. Produk, jasa, gagasan atau manusia yang dipasarkan.

3. Target pasar.

4. Perantara (pengecer, grosir, agen transportasi, lembaga keuangan).

5. Kendala lingkungan (environmental constraints).

1
Sistem pemasaran yang paling sederhana terdiri dari dua unsur
yang saling berkaitan, yaitu organisasi pemasaran dan target pasarnmya.
Unsur-unsur dalam sebuah sistem pemasaran serupa dengan unsur-unsur
yang ada pada sistem radio stereo. Bekerja secara terpisah, tetapi pada
waktu dipertemukan secara tepat.

Macam – Macam Sistem Pemasaran

a. Sistem pemasaran dengan saluran vertikal

Pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam


satu keterpaduan.

Tujuan :

§ Mengendalikan perilaku saluran

§ Mencegah perselisihan antara anggota saluran

b. Sistem pemasaran dengan saluran horizontal

Pada sistem ini, ada suatu kerjasama antara dua atau lebih
perusahaan yang bergabung untuk memanfaatkan peluang
pemasaran yang muncul.

c. Sistem pemasaran dengan saluran ganda

Pada sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan


pengaturan fungsi distribusi dan manajemen digabungkan,
kemudian dari belakang dipimpin secara sentral.

1
II.2.3.2 Lingkungan Sebuah Sistem Pemasaran

a. Lingkungan makro ekstern.

Lingkungan makro tersebut ialah:

a. Demografi (kependudukan).

b. Kondisi ekonomi.

c. Teknologi.

d. Kekuatan sosial dan budaya.

e. Kekuatan politik dan legal.

f. Persaingan.

b. Lingkungan mikro eksternal

a. Pasar (market)

b. Pemasok

c. Pialang (marketing intermediaries)

c. Lingkungan Non- – Pemasaran Intern

Kekuatan non – pemasaran lainnya adalah lokasi


perusahaan, ketangguhan bagian penelitian dan
pengembangan. Kekuatan intern bersifat menyatu (interest)
dalam organisasi dan dikendalikan oleh manajemen.

1
II.3.3 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-


keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi
pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang
diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada
tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi
dalam pemasaran yaitu :

1. Daur hidup produk

Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu


tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan
tahap kemunduran.

2. Posisi persaingan perusahaan di pasar

Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi


perusahaan dalam persaingan, apakah memimpin, menantang,
mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.

3. Situasi ekonomi

Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi


ekonomi dan pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam
situasi makmur atau inflasi tinggi.

Macam-Macam Strategi Pemasaran

macam strategi pemasaran diantaranya:

1. Strategi kebutuhan primer

Strategi-strategi pemasaran untuk merancang kebutuah


primer yaitu:

1. Menambah jumlah pemakai dan

2. Meningkatkan jumlah pembeli.

1
2. Strategi Kebutuhan Selektif

Yaitu dengan cara :

a. Mempertahankan pelanggan misalnya:

1. Memelihara kepuasan pelanggan;

2. Menyederhanakan proses pembelian;

3. Mengurangi daya tarik atau jelang untuk beralih merk;

b. Menjaring pelanggan (Acquistion Strategier)

1. Mengambil posisi berhadapan (head – to heas positioning)

2. Mengambil posisi berbeda (differentiated positin)

Secara lebih jelas, strategi pemasaran dapat dibagi kedalam empat


jenis yaitu:

1. Merangsang kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai.

2. Merangsang kebutuhan primer dengan memperbesar tingkat


pembelian.

3. Merangsang kebutuhan selektif dengan mempertahankan pelanggan


yang ada.

4. Merangsang kebutuhgan selektif dengan menjaring pelanggan baru.

1
II..2.3.4 Segmentasi Pasar

b.Dapat dicapai

c. Cukup besar atau cukup menguntungkan

d.Dapat dibedakan

e. Dapat Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu


pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang
memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang
mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang
berbeda. Atau segmentasi pasar bisa diartikan segmentasi pasar
adalah proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di
pasar produk, menganalisia perbedaan antara pembeli di pasar.

1. Dasar-dasar dalam penetapan Segmentasi Pasar

Dalam penetapan segmentasi pasar ada beberapa hal yang


menjadi dasarnya yaitu:

1. Dasar – dasar segmentasi pasar pada pasar konsumen

a. Variabel geografi, diantaranya : wilayah, ukuran


daerah, ukuran kota, dan kepadatan iklim.

b. Variabel demografi, diantaranya : umur, keluarga,


siklus hidup, pendapatan, pendidikan, dll

c. Variabel psikologis, diantaranya :kelas sosial, gaya


hidup, dan kepribadian.

d. Variabel perilaku pembeli, diantaranya : manfaat


yang dicari, status pemakai, tingkat pemakaian, status
kesetiaan dan sikap pada produk.

2. Dasar – dasar segmentasi pada pasar industri

1
a. Tahap 1: menetapkan segmentasi makro, yaitu
pasar pemakai akhir, lokasi geografis, dan banyaknya
langganan.

b. Tahap 2: yaitu sikap terhadap penjual, ciri – ciri


kepribadian, kualitas produk, dan pelanggan.

2. Syarat segmentasi Pasar

Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif yaitu :

a. Dapat diukur

dilaksanakan

3. Tingkat Segmentasi Pasar

Karena pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan


yang unik. Setiap pembeli, berpotensi menjadi pasar yang terpisah.
Oleh karena itu segmentasi pasar dapat dibangun pada beberapa
tingkat yang berbeda.

a. Pemasaran massal

Pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi


massal, dan promosi massal untuk produk yang sama dalam cara
yang hampir sama keseluruh konsumen.

b. Pemasaran segmen

Pemasarn segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam


kebutuhan, persepsi, dan perilaku pembelian.

c. Pemasaran ceruk

Pemasaran ceruk (marketing niche) berfokus pada sub group


didalam segmen-segmen. Suatu ceruk adalah suatu group yang
didefiniskan dengan lebih sempit.

1
d. Pemasaran mikro

Praktek penyesuaian produk dan program pemasaran agar


cocok dengan citarasa individu atau lokasi tertentu. Termasuk
dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan pemasaran
individu.

4. Manfaat Segmentasi Pasar

Sedangakan manfaat dari segmentasi pasar adalah:

a. Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik


untuk memilih kesempatan- kesempatan pemasaran.

b. Penjual atau produsen dapat menggunakan


pengetahuannya terhadap respon pemasaran yang berbeda-beda,
sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat
pada berbagai segmen.

c. Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik


dan daya tarik pemasarannya

II.2.3.5 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu


yang melibatkan pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk
proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan
tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman dengan produk,
pelayanan dari sumber lainnya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen


adalah :

1. Faktor kebudayaan

Faktor kebudayaan meliputi :

1
a. Budaya : faktor-faktor budaya memberikan pengaruhnya
paling luas pada keinginan dan perilaku konsumen. Budaya
(culture) adalah penyebab paling mendasar teori keinginan dan
perilaku seseorang.

b. Subbudaya : setiap kebudayaan mengandung sub


kebudayaan yang lebih kecil, atau sekelompok orang yang
mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan
situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi:
kewarganegaraan, agama, ras, dan daerah gegrafis.

c. Kelas sosial : hampir setiap masyarakat memiliki beberapa


bentuk struktur kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian
masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-
anggotanya mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang
sama.

Perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor


sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta aturan dan status
sosial konsumen. Disini keluarga merupakan organisasi pembelian
konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan orang
ingin membeli juga dipenggaruhi oleh karakteristik pribadi seperti
umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomui, gaya
hidup dan kepribadian serta konsep diri.

2.Faktor-faktor Psikologis

Faktor-faktor tersebut adalah:

 Motivasi
 Persepsi
 Pengetahuan dan
 Keyakinan serta sikap

1
II.2.4 Lingkungan Pemerintah

II.2.4.1 Perizinan Usaha

Usaha berizin tentu saja memiliki nilai plus apabila dibandingkan dengan
usaha yang tidak berijin. Namun, sebelum berbicara mengenai keuntungan,kita
harus mempertimbangkan bahwa mengurus ijin usaha merupakan sebuah
kewajiban dan tanggung jawab kita sebagai warga negara yang baik dan taat
hukum. Perijinan usaha telah diatur dalam Undang- Undang dan merupakan
peraturan resmi dari pemerintah yang harus dijalankan oleh siapapun. Sebagai
produk hukum, tentu saja peraturan mengenai ijin usaha tersebut berfungsi
untuk menjaga kepentingan bersama masyarakat dan tidak merugikan pihak
manapun. Karenanya, ijin usaha akan membuat kejelasan usaha dan menjamin
hak dari pemilik usaha tersebut untuk dilindungi secara hukum dan juga
menjamin hak masyarakat luas agar tidak dirugikan dengan hadirnya usaha
tersebut.

Pada dasarnya izin usaha memiliki nilai plus dalam hal jaminan hak
hukum. Selain mengurus ijin usaha merupakan kewajiban, pemegang ijin juga
memiliki hak-hak yang diatur dalam undang- undang. Salah satu yang terpenting
adalah jaminan hukum untuk mendapat perlindungan dari pemerintah apabila
terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya pungutan-pungutan diluar pungutan
resmi atau pengakuan hak paten merek milik kita oleh orang lain, dan lain-lain.
Pemegang izin usaha berhak melaporkan dan mendapat perlindungan dari
aparat penegak hukum. Selain itu, apabila anda memiliki ijin dalam menjalankan
usaha, berarti anda tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum. Karena,
apabila anda menjalankan usaha yang tidak berijin, maka sama saja anda
melakukan aktifitas ilegal yang melanggar hukum dan dapat diperkarakan. Tentu
saja hal ini akan merugikan pelaku usaha.

Selain itu jika suatu usaha yang memiliki ijin yang lengkap dan sah
maka yang tadinya misalnya merupakan usaha informal dapat menjadi usaha
yang formal dan akan lebih mudah untuk mendapatkan pembiayaan dari
perbankan, sehingga dengan dukungan permodalan yang lebih kuat bukan tidak
mungkin usaha anda akan semakin berkembang dan besar.

SIUP adalah Izin Usaha yang dikeluarkan Instansi Pemerintah melalui Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota/Wilayah sesuai domisili perusahaan. SIUP
digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha dibidang Perdagangan Barang/Jasa
di Indonesia sesuai dengan KLUI “Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia".

PENGGOLONGAN SIUP

Berdasarkan besarnya jumlah Modal dan Kekayaan Bersih di luar tanah


dan bangunan atau jumlah modal disetor dalam akta pendirian/perubahan, maka
penggolongan SIUP dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :

• SIUP BESAR, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan
bersih atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai diatas
Rp.500.000.000,- (limaratus juta rupiah).

1
• SIUP MENENGAH, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan
kekayaan bersih atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan
nilai diatas Rp.200.000.000,- (duartus juta rupiah) s/d Rp. 500.000.000,-
(limaratus juta rupiah).
• SIUP KECIL, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan
bersih atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai
sampai dengan Rp.200.000.000- (duartus juta rupiah).

PROSEDUR PERMOHONAN

• Perusahaan mengambil formulir, mengisi dan mengajukan permohonan SIUP


beserta persyaratannya melalui Kantor Dinas Perindustrian & Perdagangan
Kota/Wilayah sesuai domisili perusahaan untuk permohonan SIUP Menengah dan
SIUP Kecil.
• Sedangkan untuk permohonan SIUP-BESAR diajukan melalui Kanwil Perindustrian
dan Perdagangan Kota/Propinsi sesuai domisili perusahaan

PERSYARATAN

• Copy Akta pendiran (asli diperlihatkan)


• Copy Akta perubahannya & Laporannya, jika ada (asli diperlihatkan)
• Copy SK. Menteri Hukum & HAM RI (asli diperlihatkan) atau Bukti PNBP untuk PT-
Baru
• Copy Surat Keterangan Domisili perusahaan, (asli diperlihatkan)
• Copy SITU-Surat Izin Tempat Usaha (bagi perusahaan yang dipersyaratan)
• Copy Kontrak/Sewa T.Usaha/Surat Keterangan dari pemilik gedung
• Copy NPWP-Nomor Pokok Wajib Pajak (asli diperlihatkan)
• Copy KTP Pemegang Saham atau NPWP jika Badan Usaha
• Copy KTP Pengurus Perseroan (Direksi & Komisaris)
• Copy KK jika Pimpinan/Penanggung Jawab perusahaan adalah Wanita
• Pas Photo Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan (3 x 4) 2 lembar
• Copy Neraca Awal Perusahaan

MASA BERLAKU

SIUP berlaku selama perusahaan masih menjalankan kegiatan usaha


perdagangan barang/jasa sejak tanggal dikeluarkan.

BIAYA PENGURUSAN SIUP

GOLONGAN BIAYA PROSES BIAYA SUDAH TERMASUK

BESAR Rp. 2.750.000 10 Hari Kerja Pengambilan Formulir & Persyaratannya


MENENGAH Rp. 1.750.000 10 Hari Kerja Persiapan dan Pemeriksaan
KECIL Rp. 850.000 10 Hari Kerja Pengajuan Permohonan SIUP
Biaya Administrasi & Fee Jasa Kami
Legalisir Copy SIUP oleh Notaris
Pas Photo 3 x 4= 2 lembar

1
II.2.4.2 Kebijakan Pemerintah

Kondisi perekonomian Indonesia dapat diukur dengan


menggunakan beberapa indikator, misalnya pendapatan nasional dan
Produk Domestik Bruto (PDB). pendapatan nasional dan PDB yang tinggi
menandakan kondisi perekonomian suatu negara sedang bergairah ,
pemerintah mempunyai berbagai kebijakan untuk menjaga atau
memperbaiki kualitas perekonomian Indonesia , antara lain:

 Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang berkaitan dengan


Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). kebijakan fiskal mempunyai
berbagai bentuk. salah satu bentuk kebijakan fiskal yang sedang marak
adalah BLT. banyak orang melihat BLT hanya bantuan kepada orang yang
kurang mampu. sebenarnya di balik itu ada tujuan khusus dari
pemerintah. BLT diharapkan mampu meningkatkan pendapatan
masyarakat. dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, daya beli
masyarakat juga meningkat. dengan demikian permintaan dari
masyarakat juga meningkat. meningkatnya permintaan dari masyarakat
akan mendorong produksi yang pada akhirnya akan memperbaiki kondisi
perekonomian Indonesia.

contoh lain dari kebijakan fiskal adalah proyek-proyek yang


diadakan oleh pemerintah. katakanlah pemerintah mengadakan proyek
membangun jalan raya. dalam proyek ini pemerintah membutuhkan buruh
dan pekerja lain untuk menyelesaikannya. dengan kata lain proyek ini
menyerap SDM sebagai tenaga kerja. hal ini membuat pendapatan orang
yang bekerja di situ bertambah. dengan bertambahnya pendapatan
mereka akan terjadi efek yang sama dengan BLT tadi.

kebijakan fiskal juga dapat berupa kostumisasi APBN oleh


pemerintah. misalnya dengan deficit financing. defcit financing adalah
anggaran dengan menetapkan pengeluaran > penerimaan. deficit
financing dapat dilakukan dengan berbagai cara. dahulu pemerintahan
Bung Karno pernah menerapkannya dengan cara memperbanyak utang
dengan meminjam dari Bank Indonesia. yang terjadi kemudian adalah
inflasi besar-besaran (hyper inflation) karena uang yang beredar di
masyarakat sangat banyak. untuk menutup anggaran yang defisit
dipinjamlah uang dari rakyat. sayangnya, rakyat tidak mempunyai cukup

1
uang untuk memberi pinjaman pada pemerintah. akhirnya, pemerintah
terpaksa meminjam uang dari luar negeri.

Tidak hanya Indonesia, tetapi Amerika Serikat juga pernah


menerapkan deficit financing dengan mengadakan suatu proyek. proyek
tersebut adalah normalisasi sungan Mississipi dengan nama Tenesse
Valley Project. proyek ini dimaksudkan agar tidak terjadi banjir. proyek ini
adalah contoh proyek yang menerapkan prinsip padat karya. dengan
adanya proyek ini pengeluaran pemerintah memang bertambah, tetapi
pendapatan masyarakat juga naik. pada akhirnya hal ini akan mendorong
kegiatan ekonomi agar menjadi bergairah.

 Kebijaka Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan dengan sasaran


mempengaruhi jumlah uang yang beredar. jumlah uang yang beredar
dapat dipengaruhi oleh Bank Indonesia. selain dengan langsung
menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar, mengatur jumlah
uang yang beredar juga bisa menggunakan BI Rate. BI rate adalah
instrumen dari pemerintah untuk acuan seberapa besar bunga simpanan
jangka pendek, misalnya Surat Berharga Indonesia. biasanya bank-bank
umum akan menaikkan atau menurunkan suku bunganya seiring dengan
naik atau turunnya BI Rate. maka dari itu, saat BI Rate diturunkan, suku
bunga kredit juga turun, sehingga biaya investasi ikut turun. dari sini,
diharapkan investasi meningkat.

 Kebijakan Sektoral

kebijakan ini menitikberatkan pada satu dari sembilan sektor


perekonomian di Indonesia. misalnya, di sektor pertanian pemerintah
memberikan subsidi pupuk. subsidi ini diberikan agar harga pupuk murah.
dengan demikian pupuk akan terdorong untuk dipakai. contoh lainnya
adalah kebijakan di sektor industri. di sektor ini pemerintah membuat
kebijakan kawasan ekonomi khusus. kawasan ekonomi khusus adalah
kawasan yang khusus digunakan untuk pendirian industri. misalnya,
kawasan industri Cilacap. kawasan ini mempunyai hak khusus, misalnya di
Batam impor bahan mentah tidak terkena pajak, sehingga hal ini akan
mendorong produksi di sana.

1
II.2.4.3 Kondisi Politik Pemerintahan

Ketika perusahaan yang berada dalam kondisi politik yang berkecamuk


ingin melakukan kegiatan ekspor , maka perusahaan akan berpikir dua kali untuk
melakukan niatnya tersebut , karena mungkin saja barang yang akan diekspor
dari gudang penjual tidak aman karena terjadi huru-hara.Kalaupun berhasil lolos
siapa juga yang akan melakukan kegiatan tersebut jika para pekerja di bidang
pekapalan , bea cukai tidak ada satupun karena jiwanya terancam. Seberapa
besar resiko barang yang hilang serta kerugian yang diterima jika perusahaan
melakukan kegiatan ekspor.

Di dalam negri seberapa banyak konsumen yang akan membeli produk


yang ditawarkan oleh perusahaan sedangkan mereka dirumahkan dan
pendapatan berkurang akaibat dari kondisi poloitik yang tidak pasti. Perusahaan
dalam menangani kondisi politik yang tak menentu harus pandai mencari
peluang yang ada. Misalnya dengan meluncurkan produk berharga ekonomis
dengan skala produk yang minimalis serta mengurangi iklan-iklan dimedia cetak.
Perusahaan dapat pula memberikan potongan harga untuk menarik kembali
permintaan konsumen di pasar

Hiruk-pikuk pemilihan umum legislatif sudah usai. Calon jadi atau


pengusaha pendukungnya sudah mulai menghitung dividen yang akan
didapatkan dari investasi politik mereka.
Bagi pengusaha dan sektor swasta, yang harus diwaspadai adalah agar
keterlibatan dalam politik mereka tidak akan menghilangkan kompetensi
kewirausahaan mereka, malah sebaliknya akan mendidik untuk mengintegrasikan
strategi bisnis dan politik secara cerdik.
Sejarah perkembangan kapitalisme di Asia Tenggara, menurut ahli
ekonomi politik Yoshihara Kunio (1988), ditandai dengan berkembangnya ersatz
capitalism atau kapitalisme semu, jenis kapitalisme yang berbeda dengan yang
berkembang di Jepang atau Barat yang mengagungkan kompetisi dan efisiensi.

Kapitalisme semu ini didominasi oleh pencari rente, yang selalu mencari
perlindungan penguasa agar aman dari kompetisi, dan seringkali bisnisnya
bergantung pada proyek konsesi, lisensi, monopoli dan subsidi pemerintah.

Mereka adalah yang mendapatkan perlakuan khusus dari penguasa


(kapitalis kroni), pejabat yang menjadi pengusaha (kapitalis birokrat), pengusaha
yang menjadi politisi (capitalist-turned-politician), juga keluarga para pemimpin
politik.

Hal ini menjadikan bentuk kapitalisme di Asia Tenggara bercirikan


keterbelakangan teknologi dan inovasi (karena pengusaha enggan berinvestasi
pada teknologi, penelitian dan pengembangan, memilih mengekspor bahan
mentah, serta upah buruh murah demi keuntungan cepat).

Selain itu ditandai dengan rendahnya kualitas intervensi pemerintah


(alokasi sumber daya tidak berjalan optimal karena anggaran dan kebijakan
diarahkan untuk menguntungkan pihak tertentu), dan diskriminasi etnis China

1
(dieskploitasi kewirausahaan mereka asal mau mendukung pemimpin politik yang
memberi konsesi).

II.2.4.4 Beban Pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang


—sehingga dapat dipaksakan— dengan tiada mendapat balas jasa secara
langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk
menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai
kesejahteraan umum.

Lembaga Pemerintah yang mengelola perpajakan negara


di Indonesia adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang merupakan salah satu
direktorat jenderal yang ada di bawah naungan Departemen Keuangan Republik
Indonesia

Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang "pajak" yang


dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah :

 Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat


kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak
mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.
 Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah
iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung
dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi
tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah
peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai
pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan
sumber utama untuk membiayai public investment.
 Sedangkan menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., &
Brock Horace R, pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor

1
pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan,
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang
langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya
untuk menjalankan pemerintahan.

Target penerimaan negara Indonesia di sektor pajak tahun 2006 secara


nasional sebesar Rp 362 trilyun atau mengalami peningkatan 20 persen dari 2005
lalu. Angka tersebut terdiri Rp 325 trilyun dari pajak dan Rp 37 trilyun dari Pajak
Penghasilan (PPh) Migas.

Target penerimaan negara dari perpajakan dalam APBN 2006 mencapai


Rp.402,1 triliun. Target penerimaan itu antara lain berasal dari:

 Pajak Penghasilan (PPh) Rp.198,22 triliun


 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan
PPnBM) Rp.126,76 triliun
 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Rp.15,67 triliun
 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Rp.5,06 triliun
 penerimaan pajak lainnya Rp.2,76 triliun.

Pendapatan pajak itu sudah termasuk pendapatan cukai Rp.36,1 triliun,


bea masuk Rp.17,04 triliun dan pendapatan pungutan ekspor Rp.398,1 miliar.
Total penerimaan pajak dalam lima tahun terakhir (2001-2005) sudah mencapai
1.040 triliun

II.2.4.5 Dunia Akademis

Hubungan segitiga antara akademis-bisnis-pemerintah telah menjadi isu


utama dalam kebijakan publik. Dalam hal ini, secara ideal, komunitas akademik
harus membantu menguatkan hubungan antara bisnis dengan pemerintah. Salah
satu yang bisa dilakukan adalah menyediakan sumber daya manusia yang
berpengetahuan dan terampil untuk memenuhi kebutuhan dua pihak. Berikut
ungkapan oleh Menristek Kusmayanto Kadiman dalam pidato pembukaan seminar

1
sehari Ideas from Giants: Lasting Success in Business Practices and Personal
Life di Mercantile Club, Wisma BCA, Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis (7/12/06).

“Kemampuan untuk men-supply SDM yang berkualitas tinggi dan sesuai


kebutuhan merupakan salah satu kriteria yang bersifat entrepreneur yang harus
dimiliki universitas,” hemat Menristek, seperti dituturkan Benjamin.

Ditekankan pula, dunia akademis juga harus mampu menyediakan data dan
informasi yang akurat dan up to date mengenai berbagai sumber daya. Tidak
hanya manusia, tapi juga alam dan infrastruktur yang diperlukan oleh komunitas
bisnis dan pemerintah sebagai dasar perencanaan pengembangan mereka. Oleh
karenanya, institusi-institusi akademik harus selalu siap sedia menyalurkan para
penelitinya.

“Pada sisi yang lain, itu berarti, pemerintah juga harus siap dengan dukungan
finansialnya dan institusi bisnis juga diharapkan kontribusinya dalam hal ini,”
tambah Benjamin. Secara praktis, namun tentu saja dengan “pesan” yang
akademis, universitas dituntut untuk memberikan nasihatnya, terutama dalam
usaha mempertahankan hubungan yang seimbang dan saling menguntungkan
antara bisnis dan akademis.

Tak kalah penting, Menristek melalui staf ahlinya dalam kesempatan yang sama
juga menggarisbawahi pentingnya komunitas akademik secara aktif mendidik
public. Tidak hanya melalui kelas-kelas formal atau pun seminar umum,
melainkan juga secara langsung melakukan kunjungan dan tatap muka dengan
komunitas-komunitas lokal. “Ini sangat dianjurkan, berdialog langsung, dan ini
salah satu tanggung jawab utama dari institusi pendidikan tertinggi.”

II.2.5 Suplier

II.2.5.1 Kemampuan Pemenuhan Order

Peningkatan pelayanan kepada customer merupakan langkah penting


yang harus dilakukan oleh perusahanan dalam menghadapi persaingan di era
globalisasi. Untuk menjadi kompetitif perusahaan harus meningkatkan
kesanggupan pelayanan kepada customer yaitu dengan peningkatan kualitas
produk dengan harga yang kompetitif dan proses pemenuhan order customer
yang cepat. Untuk dapat memenuhi permintaan tepat waktu dan memenuhi
kepuasan customer, harus dilakukan perbaikan proses aliran fisik dan informasi
dalam internal supply chain.

Sistem pemenuhan order konsumen yang efektif dan efisien mutlak


diperlukan untuk mencapai kepuasan konsumen. Namun dengan adanya waste
dapat menghambat optimalisasi proses produksi, sehingga perlu dilakukan upaya
efisiensi dengan penerapan konsep Lean Six Sigma yang merupakan gabungan
dari metode lean dan metode six sigma. Metode lean memperbaiki aliran proses
dan mereduksi waste sedangkan six sigma meningkatkan kapabilitas proses dan
mereduksi variasi. Pada tahap analyze diketahui bahwa yang menjadi penyebab
timbulnya waste adalah (a) tidak adanya sistem pengendalian kualitas berbasis
statistik pada proses pengujian pompa, (b) kesalahan proses akibat kurang
terlatihnya operator dan kurang informatifnya work instruction, (c) lokasi

1
penyimpanan bahan baku yang kurang memadai, dan (d) kesalahan proses pada
proses bor akibat tidak ada pra-kondisi material.

II.2.5.2 Kontinuitas Supply

Berikut adalah beberapa factor yang mempengaruhi sebuah perusahaan


dalam mempertahankan usahanya antara lain :

 Kemempuan daya saing untuk menciptakan harga


 Kualitas
 Ragam Produk
 Kontinuitas Produk yang kompetitif

Dari uraian di atas dijelaskan bahwa kontinuitas Produk yang kompetitif


merupakan salah satu factor dalam mempertahankan suatu perusahaan. Guna
menghadapi masalah yang kompleks diperlukan strategi perencanaan kontinuitas
bisnis untuk mengantisipasi sekaligus menghindari gangguan yang akan timbul
akibat berkurangnya workforce, keahlian dan kapabilitas. Untuk menavigasi
tantangan workforce dibutuhkan pendekatan mitigasi risiko tiga fase berikut:

1. menyelaraskan strategi bisnis dan strategi workforce.

Sebuah organisasi harus dapat mengidentifikasi workforce kritikal yang


memberikan perbedaan terbesar dalam kinerja bisnis. Hal ini disebabkan
permasalahan dari perubahan workforce mempunyai potensi implikasi bisnis
terbesar bagi suatu perusahaan. Informasi yang lebih detail dapat diperoleh
dengan menilai risiko pensiun dan attrition dalam workforce kritikal. Tersedia tool
baru untuk melakukan penilaian ini, yang memungkinkan penggambaran supply
dan demand terhadap keahlian workforce. Berdasarkan analisis itu, organisasi
dapat memperhitungkan keseluruhan implikasi finansial sebagai antisipasi
perubahan workforce.

2. penilaian dan diagnosis atas kemampuan workforce.

berdasarkan strategi dan analisis workforce, organisasi dapat mendiagnosis untuk


mengevaluasi potensi risiko workforce, dan menetapkan suatu arahan yang
umum ke mitigasi risiko. Salah satu tool diagnosis yang efektif adalah Accenture
Human Capital Development Framework, sebagai hasil riset terhadap bisnis high
performance. Framework ini merupakan pendekatan diagnostik untuk menilai
kemampuan human capital dan proses pemicunya, serta mengaitkan aset dan
pendekatan human capital dengan hasil kinerja bisnis.

3. membangun rangkaian solusi yang terintegrasi

Setelah perusahaan secara efektif menerjemahkan strategi bisnis menjadi


strategi workforce, dan telah melakukan penilaian terhadap gap kemampuan
workforce, selanjutnya perusahaan harus fokus dalam mengintegrasikan secara
tepat empat solusi berikut.

II.2.5.3 Supply Chain

Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang


murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur

1
adalah tidak cukup.Peran serta supplier, perusahaan contohnya transportasi dan
jaringan distributor adalah dibutuhkan.Supply Chain adalah jaringan perusahaan-
perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan
menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.Perusahaan-perusahaan
tersebut termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, sertu perusahaan
pendukung seperti jasa logistik.

Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu

 aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari
supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor,
pengecer, kemudian ke pemakai akhir
 aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu dan ketiga
adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu

II.2.5.4 Supply Chain Management

Kalau supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan


yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang maupun
mengirimkannya ke pemakai akhir, SCM adalah metode, alat atau pendekatan
pengelolaannya.Pendekatan yang ditekankan dalam SCM adalah terintegrasi
dengan semangat kolaborasi.Supply chain manajement tidak hanya berorientasi
pada urusan internal melainkan juga eksternal perusahaan yang menyangkut
hubungan dengan perusahaan-perusahaan partner.

Tantangan dalam Mengelola Supply Chain:

 Kompleksitas struktur Supply Chain

Adanya kompleksitas yang melibatkan internal perusahaan maupun


eksternal perusahaan.Internal perusahaan contoh : antara bagian marketing
dengan produksi, marketing seringkali membuat kesepakatan dengan pelanggan

1
tanpa mengecek secara baik kemampuan produksi, perubahan jadual produksi
secara tiba-tiba karena marketing menyepakati perubahan order dengan
pelanggan. Disisi lain bagian produksi sering resistant dengan perubahan
mendadak.Dengan eksternal misalnya antara supplier yang menginginkan
pemesanan produknya jauh-jauh hari sebelum waktu pengiriman dan sedapat
mungkin pesanan tidak berubah. Supplier juga menginginkan pengiriman segera
setelah produksinya selesai.

 Ketidakpastian

ketidakpastian menimbulkan ketidakpercayaan diri terhadap rencana yang


dibuat. Sebagai akibatnya, perusahaan sering menciptakan pengaman di
sepanjang supply chain. Pengaman ini bisa berupa safety stock, safety time, atau
kapasitas produksi maupun transportasi.

Sumber ketidakpastian yaitu :

1. ketidakpastian pembeli,

2. ketidakpastian dari supplier yaitu terkait dengan pengiriman, harga,


kualitas maupun kuantitas,

3. ketidakpastian internal yang bisa disebabkan kerusakan mesin, kinerja


mesin yang tidak sempurna, tenaga kerja serta waktu maupun kualitas
produksi

II.2.5.5 Electronic Fullfillment

 Fulfilement adalah pemenuhan pesanan pelanggan.


 Menerima order dari pelanggan, bisa melalui email atau web based ordering
 Mengelola transaksi.
 Manajemen gudang yang meliputi pengendalian persedian produk dan
kegiatan administrasi gudang secara umum.
 Komunikasi dengan pelanggan untuk memberikan informasi status pesanan,
dukungan teknis dsb.
 Kegitan reverse logistics yang berupa pengembalian produk ke bagian supply
chain akibat pengembalian dari pelanggan

1
BAB III

Pembahasan

III.1 Lingkungan Pendidikan

Pada bagian Tinjauan teori telah disampaikan berbagai macam landasan tentang
teori pendidikan. Pada perusahaan PT. Certis Cisco sangat memperhatikan masalah
pendidikan dimulai dari latar perekrutan pegawai yang berawal dari latar belakang
pendidikan , prestasi pendidikan dan sebagainya. Ketika seseorang menjadi karyawan
perusahaan , perusahaan juga membekali mereka dengan pendidikan tentang
bagaimana diskripsi job yang akan dijalankan oleh karyawan tersebut agar dapat
menjadi ahli dalam menangani pekerjaanya tersebut.

Perusahaan juga memberikan dukungan terhadap dunia pendidikan di Indonesia ,


seperti memberikan bantuan material , infrastuktur sekolah , program beasiswa , sarana
kegiatan ekstrakulikuler siswa , serta orang tua asuh. Perusahaan juga tenaga pengajar
sukarela yang memberikan pelajaran tambahan seperti bahasa Inggris ,Komputer music
dan seni. Hal tersebut sudah terlaksana pada Sekolah Menengah Yayasan Mayang
Mangurai , Tebing Tinggi , Jambi. Tak hanya itu,perusahaan juga mempedulikan
pendidikan pada karyawannya sendiri dengan memberikan beasiswa untuk karyawan
yang berprestasi , serta perusahaan mengadakan event tahunan yaitu APP Best
Employee (All Perfect People) dimana para kandidat yang terpilih merupakan perwakilan
dari masing-masing kantor cabang yang dibagi dalam 3 katagori yaitu Manager ,
Supervisor dan Officer.

III.2 Lingkungan Perbankan

Lingkungan perbankan sangat berpengaruh pads kinerja PT. Certis Cisco hal ini
disebabkan kerena dunia kerja perusahaan yang harus berinteraksi dg dunia
perkembangan perbankan. Membaiknya perekonomian Indonesia akan memberikan
peluang kepada para investor untuk kembali bermain di Bursa. Bagi perusahaan yang
mencari dana segar, pasar modal memberikan peluang untuk mencari dana yang murah
selain dari sektor perbankan, seperti yang kita kenal selama ini. Dalam menjalankan
kegiatan operasinya suatu perusahaan dapat menggunakan sumber dana dari pihak
internal maupun eksternal perusahaanDengan adanya proporsi yang tepat antara modal
pinjaman jangka panjang dan modal sendiri yang ada dalam perusahaan, maka
diharapkan nilai perusahaan akan menjadi maksimal terutama dalam aspek finansialnya.

Pada waktu terjadi krisis keuangan Global beberapa saat lalu perusahaan menganalisis
dampak pengaruh krisis keuangan global terhadap sector financial dan hasilnya sebagai
berikut:

 Angka kerugian di sector financial dilaporkan lebih besar dari pada di sector
manufaktur,di Amerika serikat krisis global telah mendorong sector financial
merugi dengan hilangnya asset mereka hingga 50 triliun dolar AS. Keadaan
Indonesia tidak jaug dari AS dimana,krisis global telah menggerus laba BUMN dan
menyebabkan konglomerat Indonesia kehilangan sekitar 60% kekayaannya dan
mengakibatkan kurang lebih 30.000 pekerja kehilangan pekerjaan/penghasilan

 Pasar saham dan pasar modal Indonesia pun mengalami kelesuan. Akibat terpuruknya harga saham,
kerugian yang dialami investor di pasar modal, seperti dilaporkan Infobank, sudah mencapai Rp 457,31
triliun hanya dalam kurun Oktober 2007-September 2008 karena kapitalisasi pasar anjlok dari Rp

1
1.464,32 triliun menjadi Rp 1.007,01 triliun..Dalam setahun (akhir 2008 dibandingkan dengan akhir
2007), kerugian mencapai Rp911,83 triliun (Kompas, 4 April 2009).

 Keadaan sektor finansial makin memburuk ketika banyak perbankan mengalami keketatan likuiditas.
Terdapat penurunan kepercayaan kepada perbankan akibat banyak kasus yang menimpa sejumlah
bank seperti yang terjadi pada Bank Century dan Bank IFI. Hal inilah yang menyebabkan perbankan
lebih berhati-hati sehingga cenderung memilih yang paling aman dengan menjaga likuiditas lebih tinggi
dari yang dibutuhkan dan memilih menaruh dana di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ketimbang
meminjamkan kepada bank lain yang kekurangan likuiditas atau melakukan ekspansi kredit ke nasabah

III.3 Lingkungan Pasar

Certis CISCO yang berdiri diIndonesia sejak tahun 1997 adalah perusahaan
keamanan yang merupakan a total security service providerdan telah menyediakan jasa
keamanan antara lain Security Transportation & Cash Management, Security Technology
dan Protection Services.

CertisCISCO Centre yang didukung oleh fasilitas IOC ( Integrated Operation Centre
) dan Cash Processing Money, mengacu kepada pendekatan M3 ( diucapkan sebagai m-
cube ) yaitu Man, Machine dan Method adalah suatu kesatuan keamanan yang terkait
antara pengamanan teknologi terkini, sumber dayayang terlatih dan profesional serta
metodologi operasionalyang akurat dan maksimal untuk melindungi asset para
konsumennya

Adapun konsumen Certis CISCO antara lain Bank Lippo, Bank Danamon, OCBC
NISP, Bank Permata, Bank Mandiri, Bank Halim, Deutche Bank, United Overseas Bank
( UOB ), BNI, Bank Sinarmas, bii , DBS, Standard Chartered Bank, HSBC, Bank Niaga,
Citibank, Microsoft, Starbuck, Hypermart, dan berbagai perusahaan financial maupun
non financial di Indonesia.Total aktiva perusahaan per 30 September 2009 tercatat
sebesar Rp. 85,5 miliar,-dengan total penjualan sebesar Rp. 65,9 miliar,-
Dari penjelasan tersebut jelaslah kalau Certis Cisco membidik pada pangsa pasar
Perbankan yang mulai terdiri dari Replenishment ATM , First Line Maitenance , Cash In
Transit hingga pengiriman benda-benda berharga.Menurut catatan perusahaan pangsa
pasar perusahaan ini terus berkembang , hal ini dibuktikan dengan semakin
bertambahnya jumlah nasabah yang bergabung untuk mencapai jasa perusahaan.

III.4 Lingkungan Pemerintah


Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi seimbang dan stabil, peran
pemerintah pada pasar tidak dapat dihilangkan (Stiglitz, 2003). Untuk mencapai
keseimbangan yang tepat, diperlukan penguatan peran pemerintah pada
sejumlah bidang dan pengurangan pada bidang lainnya. Keseimbangan itu
berarti, melakukan restrukturisasi subsidi, penghapusan dana talangan
pemerintah terhadap korporasi besar, dan penghapusan intervensi pasar yang
membatasi kompetensi. Di samping itu, keseimbangan juga berarti bahwa
pemerintah harus berperan aktif dalam melindungi rakyat sebagai konsumen
dan melindungi investor dari berbagai penyimpangan yang merugikan. Hal ini
berarti pula bahwa pemerintah harus mendukung riset dan pendidikan serta
mengupayakan perlindungan yang lebih baik kepada lingkungan hidup.
Keseimbangan diharapkan dapat mengurangi risiko kegagalan pasar yang lebih
jauh akan menpengaruhi kesejahteraan masyarakat sebuah pemerintahan.

Menurut Chapra (1995), peran negara sangat diharapkan dalam sebuah


ekonomi,
namun bukan berupa intervensi kepada kapitalisme atau pun kolektivitas yang
memasung kebebasan dan inisiatif individu untuk berusaha. Peran yang
diharapkan
1
adalah sebuah peran positif yang berupa kewajiban moral untuk membantu
mewujudkan kesejahteraan semua orang dengan menjamin keseimbangan
antara
kepentingan privat dan social; memelihara roda perekonomian pada jalur yang
benar; mencegah pengalihan arah pembangunan untuk kepentingan kelompok
berkuasa.
Namun demikian, apa pun peran pemerintah tidak boleh digunakan secara acak.
Peran pemerintah harus dilaksanakan dalam batas-batas peraturan yang dibuat
melalui saluran demokratis.

Berikut pandangan Perusahaan dan pemerintah jika dilihat dari sudut


pandang CSR (Corporate Social Resposibility). Hari ini yang menjadi perhatian
terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah ditingkatkan yaitu
dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan
masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak
terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidak nyamanan
ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar.
Peraturan pemerintah pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan
permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan hukum seringkali dibuat
hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan (misalnya
peraturan yang dibuat oleh Uni Eropa. Beberapa investor dan perusahaam
manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari suatu
perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktek yang
dikenal sebagai "Investasi bertanggung jawab sosial" (socially responsible
investing).

Banyak pendukung CSR yang memisahkan CSR dari sumbangan sosial dan
"perbuatan baik" (atau kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh
Habitat for Humanity atau Ronald McDonald House), namun sesungguhnya
sumbangan sosial merupakan bagian kecil saja dari CSR. Perusahaan di masa
lampau seringkali mengeluarkan uang untuk proyek-proyek komunitas,
pemberian bea siswa dan pendirian yayasan sosial. Mereka juga seringkali
menganjurkan dan mendorong para pekerjanya untuk sukarelawan (volunteer)
dalam mengambil bagian pada proyek komunitas sehingga menciptakan suatu
itikad baik dimata komunitas tersebut yang secara langsung akan meningkatkan
reputasi perusahaan serta memperkuat merek perusahaan. Dengan diterimanya
konsep CSR, terutama triple bottom line, perusahaan mendapatkan kerangka
baru dalam menempatkan berbagai kegiatan sosial di atas.

Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan


sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan
partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai
upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR adalah bukan
hanya sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan
dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh
memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan(stakeholder)
perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan

1
untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku
kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan
salah satu pemangku kepentingan internal

1
III.5 Lingkungan Supplier

Bagi sebagian industri, Supplier ataupun Vendor hanyalah perusahaan


penyuplai produk ataupun jasa yang berada diluar organisasi yang perannya
terkadang kurang diperhitungkan. Tetapi dengan semakin ketatnya kompetisi
global, maka peran supplier ataupun vendor adalah hal yang begitu esensial
bagi kesuksesan organisasi.

Dalam era standarisasi sekarang, menuntut Vendor untuk selalu lebih baik
tidaklah cukup. Super Vendor yaitu vendor yang mampu menunjukan kinerja
terbaiknya tidaklah datang dengan tiba-tiba, diperlukan suatu sistem yang
komprehensif yang mampu mengukur dan mengembangkan kinerja Vendor
sehingga kinerja Vendor selalu menjadi lebih baik dan akhirnya menjadi Super
Vendor.

Supplier merupakan mitra yang penting dalam menunjang strategi


perusahaan dan harga bukan merupakan faktor penentu dalam memilih supplier.
Maka dalam Purchasing dibutuhkan teknik-teknik untuk membangun relationship
dengan mereka. Oleh karenanya perusahaan selalu berusaha untuk membangun
best relation dengan pihak supplier dan dari hal inilah diharapkan dengan
adanya simbiosis mutualisme antar dua instansi ini.

1
BAB IV

Penutup
IV.1 Kesimpulan

Ditinjau dari aspeknya pengaruh eksternal perusahaan dibagi menjadi 5


kelompok antara lain:

 Lingkungan Pendidikan

Permasalahan latar belakang pendidikan dapat mempengaruhi kinerja


karyawan pada suatu perusahaan , sehingga ketika memasuki dunia
perusahaan ,perusahaan harus ikut serta dalam mengembangkan
pendidikan para karyawannya tersebut.

 Lingkungan Perbankan

Kebijakan Bank Indonesia dalam mengambil keputusan untuk


mengendalikan Inflasi , penurunan besaran suku bunga bank ,kebijakan
moneter bisa mempengaruhi keadaan financial perusahaan.

 Lingkungan Pasar

Sasaran utama marketing perusahaan adalah pasar , untuk itu


perusahaan harus jeli dalam memilih pangsa pasarnya.

 Lingkungan Pemerintah

Perijinan usaha , kebijaksanaan pemerintah , kondisi polotik pemerintahan


beban pajak dan dunia akademis menjadikan factor-faktor tersebut
sebagai factor yang menjadi tolak ukur perkembangan binis suatu
perusahaan.

 Lingkungan Supplier

Peran serta spupplier juga sangat mempengaruhi kinerja perusahaan


sehingga kerjasama dengan pihak supplier harus berjalan dengan kompak
agar target keberhasilan perusahaan dapat tercapai.

IV.2 Saran

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan sebaiknya


perusahaan lebih jeli dalam memandang perkembangan kondisi perekonomian
akhir-akhir ini sehingga perusahaan paling tidak bisa meminimalisir dampak
negative dari kondisi keuangan yang labil saat ini , apa lagi disaat kondisi
perpolitikan saatini yang mulai bergejolak dengan isu-isu parlementer
pemerintahan.

1
DAFTAR PUSTAKA

Amirullah dan Imam Hardjanto, 2009. Pengantar Bisnis

Artikel Indonesian SCM:

 http://indonesianscm.web44.net/index.php?
option=com_content&task=view&id=14&Itemid=1

Artikel Wikipedia Indonesia:

 http://en.wikipedia.org/wiki/Supplier

Artikel Organisasi.Org:

 http://organisasi.org/pengantar-manajemen-ringkasan-rangkuman-resume-mata-
kuliah-ekonomi-manajemen
 http://organisasi.org/bentuk_jenis_macam_badan_usaha_organisasi_bisnis_perusahaa
n_pengertian_dan_definisi_ilmu_sosial_ekonomi_pembangunan?
destination=node/171
 http://www.madani-ri.com/2009/04/18/dividen-pemilu-dan-strategi-bisnis-
perusahaan-juga-berkompetisi-dalam-lingkungan-nonpasar/

Imam Sukoco & Basu Swasa. 2 0 0 0 . Pengantar Bisnis modern : Nusa Indah

Agus Sartono , 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi) ,BPFE , Yogyakarta

Bambang Riyanto , 2001. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan , BPFE , Yogyakarta

Laporan Keuangan Tahunan (Anual Report) PT.Certis Cisco tahun 2007-2009

Moh.Nasir,Ph.D , 2003. Metodologi Penelitian , Ghalia , Jakarta

You might also like