Professional Documents
Culture Documents
TERAPI KELUARGA
OLEH:
NIM: 08.321.0256
DENPASAR
2010
BAB I
PENDAHULUAN
B. Sistem
Sistem adalah serangkaian unsur yang memiliki interaksi atau hubungan yang
saling menguntungkan. Keluarga merupakan sebuah sistem.
1. Suprasistem adalah sistem luas yang terdiri dari berbagaisistem yang lebih
kecil ( misalnya lingkungan tetangga, komunitas, kelompok budaya, bangsa ).
B. Diferensiasi
• Diferensiasi tingkat rendah ditandai dengan seseorang yang dikuasai emosi,
bertindak secara impulsif, dan sulit berbagi dan memberi dalam suatu
hubungan.
• Diferensiasi tingkat sedang ditandai dengan kurangnya fungsi emosi, namun
individu cenderung memandang dunia sebagai hitam atau putih atau ini atau
itu. Hubungannya dapat berlangsung lama, namun pada saat muncul
ansietas, dapat terjadi penyatuan atau kehilangan fungsi.
• Diferensiasi tingkat tinggi ditandai dengan seseorang yang memiliki
keseimbangan antara emosi dan intelektualnya, dengan pemahaman tentang
berbagai perspektif. Hubungannya ditandai dengan saling menghormati
keunikan dan perbedaan orang lain.
D. Tahap Perkembangan
Keluarga melewati tahap-tahap perkembangan yang dapat diprediksi sesuai siklus
kehidupan. Setiap fase dicirikan dengan serangkaian penyesuaian tertentu yang dapat
menimbulka stress pada keluarga tersebut. Tahap-tahap tersebut meliputi:
• Berpasangan atau pernikahan (negosiasi hubungan).
• Melahirkan anak (penyesuaian diri sebagai orang tua).
• Anak prasekolah (koping terhadap toddler).
• Anak usia sekolah (berinteraksi dengan sistem social yang lebih luas).
• Anak remaja (koping terhadap kemandirian).
• Tempat kosong (negosiasi ulang hubungan suami-istri).
• Pensiun (pendefinisian diri kembali).
• Penuaan (mengatasi kehilangan)
E. Fungsi di Masyarakat
Fungsi keluarga dalam sistem social yang lebih besar dan melaksanakan tugas-tugas
berikut ini:
• Pemeliharaan fisik anggota, termasuk penyediaan pangan, papan, dan
sandang.
• Alokasi sumber daya fisik dan emosi, termasuk alokasi pengeluaran, barang,
ruang, dan dukungan emosi.
• Pembagian tanggung jawab, termasuk tanggung jawab keuangan,
penatalaksanaan rumah tangga, dan membesarkan anak.
• Sosialisasi anggota, termasuk bimbingan fisik, emosi, social, dan spiritual.
• Keluar masuknya anggota, termasuk kelahiran, adopsi,pindah keluar, pindah
kedalam, kunjungan.
• Aturan, termasuk mematuhi peraturan, standar dan norma-norma yang ada
dalam keluarga atau masyrakat.
• Interaksi dengan sistem yang lebih besar, meliputi interaksi dengan tempat
ibadah, sekolah, lingkungan tetangga, dan komunitas.
• Transmisi budaya, meliputi nilai-nilai, keyakinan, peran, dan fungsi, serta
tradisi.
F. Karakteristik
B. Tujuan Khusus
• Menggunakan kekuatan keluarga untuk membantu keluarga
mengidentifikasi masalah, menetapkan tujuan untuk perubahan dan pemecahan
masalah.
• Mendorong komunikasi terbuka antar anggota keluarga.
• Membantu satu anggota keluarga atau lebih untuk melakukan deferensiasi.
• Menggunakan pandangan historis dan fungsi keluarga tersebut dari
generasi ke generasi untuk memahami masalah yang dihadapi saat ini.
Mencari data riwayat keluarga.
Menyusun genogram keluarga, yang merupakan gambaran keluarga
tersebut dari waktu ke waktu dan mencangkup kelahiran, kematian,
pernikahan, dan peristiwa-peristiwa penting lainnya.
• Segitiga ( Triangels )
Konsep hubungan segitiga merujuk kepada konfigurasi emosional dari 3 orang
anggota keluarga yang menghambat dasar pembentukan sistem keluarga. Triangles
adalah penghalang dasar pembentukkan sistem emosional. Jika ketegangan emosi
pada sistem 2 orang melampaui batas, segitiga tersebut adalah orang ketiga, yang
membiarkan perpindahan ketegangan ke orang ketiga tersebut. Suatu sistem
emosional yang disusun secara seri pada hubungan segitiga akan bertaut satu sama
lain.
Hubungan segitiga merupakan hubungan disfungsional yang dipilih oleh
keluarga untuk menurunkan kecemasan melalui pengalihan isu yang berkembang
daripada menyelesaikan konflik/ketegangan. Triangulasi ini dapat terus berlangsung
untuk jangka waktu yang tak terbatas dgn melibatkan orang di luar keluarga
termasuk terapis keluarga yang dianggap sebagai bagian dari keluarga besar
• Sibling Position
Satu kedudukan yang dipegang oleh keluarga akan mempengaruhi
perkembangan keluarga yang dapat diprediksi dari karakteristik profil. Anak ke
berapa serta kepribadian anggota keluarga tsb akan menentukan posisi seseorang
dalam keluarga. Bowen menggunakan teknik ini untuk membantu menggambarkan
tingkat perbedaan kedudukan diantara keluarga serta kemungkinan terjadinya proses
proyeksi keluarga secara langsung.
• Societal Regression
Teori Bowen meluaskan pandangannya terhadap masyarakat (society) sebagai
sistem sosial seperti layaknya keluarga. Konsep societal regression membandingkan
antara respon masyarakat dengan respon individu dan keluarga terhadap:
Ø Tekanan akibat krisis emosional.
Ø Tekanan yang menimbulkan ketidaknyamanan & kecemasan.
Ø Penyebab penyelesaian yang tergesa-gesa, bertambahnya masalah, serta
siklus yang sama yg berulang secara terus menerus.
Terapi Struktural
Salvador Minuchin (1974) adalah ahli teori yang mengemukakan tentang
terapi struktural. Konsep terapi ini adalah keluarga, dimana keluarga merupakan
suatu sistem sosiokultural terbuka sebagai sarana dalam memenuhi kebutuhan
adaptasi. Fungsi keluarga berkurang apabila kebutuhan individu dan anggota
lainnya dijumpai maladaptive dan tidak bisa saling menyesuaikan. Fokus
terapinya adalah perubahan adaptasi dari maladaptif menjadi adaptif untuk
memudahkan perkembangan keluarga. Usaha terapi meliputi hubungan keluarga,
evaluasi struktur dasar keluarga, kemampuan dan upaya seluruh anggota keluarga
untuk saling menerima perbedaan dan saling memahami karakter. Jadi pendekatan
dari terapi ini yaitu dengan mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi
keluarga untuk memodifikasi posisi setiap anggota keluarga di dalam kelompok.
Terapi Interaksional
Virginia Satir (1964) adalah ahli teori mengemukakan tentang perkembangan
terapi interaksional. Beliau adalah seorang terapis dari Amerika Serikat. Konsep
dasar dalam terapinya adalah dinamika hubungan antara manusia dalam satu
sistem keluarga, yang akan berpengaruh kepada hubungan seseorang dengan
sistem diluar keluarganya sehingga supaya tidak terjadi masalah maka diupayakan
untuk terjadinya transformasi dalam hidup seseorang. Perubahan yang dimaksud
semata-mata bukan untuk kepentingan perubahan saja tetapi juga mengupayakan
bagaimana seseorang dapat memberdayakan kemampuan serta kekuatannya untuk
menyelesaikan masalahnya, karena masalah yang ditimbul pada setiap individu
semuanya bisa diselesaikan tergantung dari upaya seseorang tersebut untuk
memberdayakan kekuatannya untuk mengatasi masalahnya. Dalam model ini ,
jika terdapat anggota keluarga yang dianggap bermasalah maka terapisnya akan
mengkondisikan keluarga tersebut untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung seseorang yang bermasalah tersebut untuk memberdayakan
kekuatannya untuk menyelesaikan masalahnya. Sementara itu, untuk individu
yang bermasalah akan dilakukan proses transformasi perasaan, persepsi,
pengharapan, dan tingkah lakunya terhadap masalah yang dihadapinya. Salah satu
bentuk terapinya adalah terapi musik yang dilakukan bersama-sama dengan
seluruh anggota keluarga meskipun yang bermasalah hanya satu individu atau
beberapa individu saja.
B. Diagnosa Keperawatan
Koping keluarga tidak efektif: menurun.
Koping keluarga tidak efektif: menghambat.
Koping keluarga berpotensi untuk tumbuh.
Perubahan proses keluarga.
C. Perencanaan Keperawatan
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan koping keluarga efektif
dengan kriteria hasil:
a) Anggota keluarga menggunakan sumber daya baik yang ada di di dalam maupun
di luar negeri untuk mengawasi masalah .
b) Anggota keluarga berkomunikasi yang jelas menggunakan pesan verbal dan
nonverbal yang selaras.
c) Anggota keluarga mengambil peran dan tanggu jawab yang terdefinisi dengan
jelas dan sesuai dengan situasi.
d) Anggota keluarga mendorong pertumbuhan individu dan otonomi keluarga .
Intervensi:
1. Bentuk hubungan saling percaya dengan keluarga.
2. Tetap bersifat netral dan obyektif.
3. Berfokus pada masalah yang dhadapi disini dan sekarang.
4. Tunjukan komunikasi verbal dan nonverbal yang jelas dan selaras.
5. Bantu keluarga untuk mendefinisikan ”Siapa yang bermasalah?” dan ”Siapa yang
bertanggung jawab untuk menyelesaikannya?”
6. Bantu keluarga untuk mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif,
seperti mendengarkan secaraaktif dan penggunaan pesan dengan kata ”Saya”
7. Dukung dan tingkatkan keterampilan keluarga dalam mengatasi masalah.
8. Berikut penyuluhan tentang:
• Sifat biologik serta tanda dan gejala penyakit jiwa.
• Rasional untuk rekomendasi pengobatan.
• Pemantauan medikasi psikotropik.
9. Anjurkan anggota keluarga untuk mengeluangkan waktu bersantai dan
mempertahankan keterlibatan komunikasi untuk mencegah kejenuhan pada
pemberian asuhan.
10. Rujuk keluarga ke ahli terapi keluarga yang berkualitas bila masalahnya sudah
diluar cakupan intervensi keperawatan di tingkat generalis.
11. Berkolaborasi dengan tim kesehatan jiwa dan keluarga mengenai rekomendasi
untuk pengobatan dan tindak lanjut.
D. Evaluasi
a) Anggota keluarga berhasil menggunakan sumber daya yang ada untuk mengatasi
masalah.
b) Anggota keluarga melakukan komunikasi verbal dan nonverbal yang jelas dan
selaras.
c) Anggota keluarga memenuhi peran dan tanggung jawabnya.
d) Anggota keluarga menunjukan perilaku otonomi dan diferensiasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keluarga adalah sistem sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih , yang hidup
bersama yang memiliki ikatan emosional yang kuat, interaksi regular, dan berbagai
kekhawatiran dan tanggung jawab. Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Tujuan dari terapi keluarga adalah melakukan perubahan yang bermanfaat pada
setiap anggota dengan berfokus pada keluarga sebagai satu keseluruhan. Terapi keluarga
menggunakan kekuatan keluarga untuk membantu keluarga mengidentifikasi masalah,
menetapkan tujuan untuk perubahan dan pemecahan masalah, mendorong komunikasi
terbuka antar anggota keluarga, membantu satu anggota keluarga atau lebih untuk
melakukan deferensiasi serta menggunakan pandangan historis dan fungsi keluarga
tersebut dari generasi ke generasi untuk memahami masalah yang dihadapi saat ini.
3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan yang dekat dengan pasien, tenaga keperawatan memiliki
peran yang besar dalam memberikan terapi kepada pasien. Oleh sebab itu, diharapkan
tenaga keperawatan mampu meningkatkan skill sebagai tenaga keperawatan professional
sehingga mampu memberikan asuhan keperawatan yang maksimal kepada pasien.
Daftar Pustaka
Isaacs, Ann.2004.Penuntun Belajar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Jakarta: EGC
Lampiran 1
Contoh Genogram :
m. 1944 b. 1917
b. 1915 d. 1996
(PPOM)
(Penyakit Alzheimer)
b. 1948 b. 1948 b. 1951 b. 1949
b. 1997
Keterangan
Wanita Kematian
Laki-laki Anak-anak
Menikah Aborsi, Keguguran,
Lahir mati
Bercerai Hubungan tanpa
ikatan