You are on page 1of 7

Apakah hakikat hidup itu ?

Hidup ini bukan tentang mengumpulkan nilai. Namun, hidup ini adalah tentang siapa
yang kau cintai dan siapa yang kau sakiti. Tentang bagaimana perasaanmu tentang dirimu
sendiri. Tentang kepercayaan, kebahagiaan, dan welas asih. Hidup adalah tentang
menghindari rasa cemburu, mengatasi rasa tidak peduli, dan membina kepercayaan. Tentang
apa yang kau katakan dan yang kau maksudkan. Tentang menghargai orang apa adanya dan
bukan karena apa yang dimilikinya. Dan yang terpenting, hidup ini adalah tentang memilih
untuk menggunakan hidupmu untuk menyentuh hidup orang lain dengan cara yang tak bisa
digantikan dengan cara yang lain. Hidup adalah tentang pilihan-pilihan itu. Jadi hakikat hidup
bisa diuraikan seperti berikut :

• Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

• Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif
mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

• Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah
selesai (tuntas) selama hidupnya.

• Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati

• Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan


dengan potensi yang tak terbatas

• Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik
dan jahat.

• Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan
ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di
dalam lingkungan sosial.
Kita hidup di dunia adalah untuk semakin belajar membuka hati dan mengikuti kasih
Tuhan. Dengan belajar membuka hati dan mengikuti Kasih Tuhan dalam kondisi apapun,
Karena Kasih Tuhan selalu tersedia setiap saat secara berkelimpahan untuk kita semua, maka
seharusnya sebagai wujud syukur yang benar, kita harus menerimanya setiap saat pula..
Bekerja dengan penuh rasa syukur , makan dan minum dengan penuh rasa syukur. Karena
hidup adalah waktu yang diberikan Tuhan buat berkarya memelihara apa yang ada di dunia,
mengembalikan buat kemuliaan Tuhan . Semua aspek kehidupan akan menjadi indah bila
kita bisa mensyukuri segala hal yang diberikan oleh Tuhan.

Apakah hakikat tujuan hidup ?

Hakikat tujuan hidup manusia adalah menuju kepada Tuhan . Karena Tuhan adalah
yang menciptakan kita. Tidak logis jika Tuhan yang dengan susah payah menciptakan kita,
dan menaruh kita di sini selama beberapa dasawarsa lalu hanya membiarkan kita meninggal
dalam penderitaan yang kadang disebabkan oleh kanker, siksaan, bencana, gempa bumi, dan
semacamnya.

Oleh karena itu, tujuan hidup manusia adalah untuk mengenal Tuhan. Mengenal
Tuhan berarti mengenal keagungan diri kita sendiri, mengenal seluruh kekuatan kosmik yang
merupakan bagian dalam diri kita sendiri. Jadi jika kita mengatakan sebagian, maka itu juga
berarti keseluruhan, Anda mengerti. Misalkan, jika jari-jari saya disilet, walaupun itu
hanyalah satu jari, tetapi jari itu melekat dengan tubuh saya, dan merupakan salah satu bagian
dalam tubuh saya, milik saya. Meskipun itu hanya bagian dari tubuh saya, tetapi jari itu satu
dengan tubuh saya, dan bagian yang utuh dari tubuh saya. Oleh karena itu, kita adalah bagian
dari kekuatan kosmik, tetapi kita juga utuh jika kita terhubungkan kembali. Celah kecil di
antaranya kemudian disambung kembali pada saat inisiasi. Kita pergi ke dalam batin, kita
masuk ke dalam batin, kita mencoloknya, maka kita bersatu dengan seluruh alam semesta.
Oleh karena itu, kita memberkati siapa saja yang datang, tanpa menggunakan tangan atau
melakukan apapun kepada mereka. Siapa saja orang yang kita kasihi atau mempunyai
pertalian darah, maka mereka juga diselamatkan atau diberkati dalam bentuk yang lain.
Tergantung pada karma dan kasih kita kepada mereka. Tuhan sebagai pencipta manusia telah
memberikan kehidupan kepada manusia sehingga kita wajib untuk selalu mengingat dan
mendekatkan diri kepada pencipta kita .

Dan dalam manusia menjalankn tujuan hidupnya maka manusia akan sering mendapat
cobaan dari Tuhan . Tetapi hal ini tentu saja mempunyai tujuan yaitu supaya manusia dapat
membuktikan apakah manusia itu sungguh –sungguh percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sehingga bisa dikatakan bahwa tujuan hidup manusia ialah untuk selalu takut akan Tuhan
dan selalu melakukan perbuatan sesuai dengan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa . Selain
itu tujuan kita hidup itu ialah supaya kita selalu mempunyai hubungan baik dengan sesama
kita . Karena kita manusia sesama makhluk ciptaan Tuhan haruslah saling menghormati dan
mengasihi sesama kita manusia . Sebab Tuhan sebagaimana pencipta kita telah mengasihi
kita lebih dahulu. Setidaknya kita mampu membantu sesama manusia yang dalam keadaaan
sulit . Lalu manusia tidak hanya harus mengasihi sesama manusia saja , tetapi lingkungan
atau alam indah yang telah diberikan kepada manusia sehingga manusia harus menggunakan
dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan dan kesejrahtraan hidup
manusia . Setidaknya pekerjaan yang kita lakukan itu bermanfaat bagi sesama manusia . Dan
dalam manusia menjalankan kehidupannya manusia haruslah bekerja , sebab dengan bekerja
manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya masing-masing . Dan waktu pun sangat
berkaitan erat dengan sasaran dari tujuan hidup manusia, karena tujuan hidup seseorang ada
di masa depan sehingga kita merencakan sesuatu selalu untuk masa depan bukan masa lalu.
Jim Dornan dan DR. John C. Maxwell menyatakan di bukunya yang berjudul Strategi
Menuju Sukses “Jika Anda menghargai waktu Anda, rencanakanlah terlebih dahulu
bagaimana Anda akan menghabiskan waktu Anda itu.” Kita sering menjalani sisa kehidupan
ini dengan menganggap enteng waktu itu dan akhirnya bergerak tetapi tidak pada tujuan.
Waktu tak akan pernah berhenti, tak akan pernah capek atau istirahat, dan waktu tidak bisa
dibeli dengan apapun . Jadi dengan demikian waktu adalah menjadi tujuan hidup kita , artinya
kita harus memanfaatkan waktu yang ada selama kita hidup di dunia ini.

Apakah hakikat kewajiban hidup ?


Manusia dalam menjalani hidupnya haruslah tetap selalu beribadah
kepadaNya . Sebab Tuhan merupakan pencipta dari manusia itu sendiri sehingga kita
perlu selalu mengingat kebesaranNya . Selain itu manusia bekerja supaya mampu
dalam mencukupi kebutuhan ekonomi manusia itu sendiri dan manusia hidup wajib
mencari ilmu/belajar agar tidak dalam kebodohan dan selalu mau berusaha dalam
hidup . Sehingga dengan begitu manusia bisa mandiri dan tidak bergantung dari orang
lain. Lakukanlah apa yang harus dilakukan dengan kesungguhan, jangan memikirkan
dan terpaku pada hasilnya. Entah baik, entah buruk, atau entah gado-gado, jangan
terpaku pada hasil yang terpenting adalah melakukan dengan kesungguhan apa yang
harus dilakukan. Tuhan yang akan memberi nilai pada yang dilakukan itu dan selama
hidup telah melakukan pekerjaan dengan kesungguhan maka dapat dipastikan bahwa
hasilnya akan "memuaskan". Puas bukan terletak pada nilai sempurna tetapi ada pada
kemauan mensyukuri akan hasil yang telah dicapai dari apa yang dilakukan. Dalam
hidup, kita harus mampu bersyukur jika telah boleh melakukan pekerjaan yang
dipercayakan walaupun kadang hasilnya jauh dari yang namanya sempurna, karena
dengan demikian kesia-siaan tidak pernah ada dalam hidup kita.Banyak orang yang
menjadi "gila" karena merasa telah melakukan yang terbaik tetapi hasilnya tidak
dipandang baik oleh orang lain bahkan dicemooh, Mengapa harus memusingkan
pendapat orang lain? Jika telah melakukan dengan kesungguhan dan melakukan yang
terbaik maka pantaslah hasil itu disyukuri dan kalau tidak berkenan pada orang lain
itu urusan lain dan kalau masih diberi kesempatan tetap melakukan kesempatan itu
dengan baik dan penuh kesungguhan. Orang yang terus mau melakukan pekerjaan
dengan kesungguhan dan sepenuh hati, orang demikianlah yang telah melakukan
kewajibannya dan dengan melakukan kewajiban itu maka pintu "surga" sudah
dibukakan bagi dirinya. Maka tak harus ada keraguan dalam hidup kalau telah
melakukan kewajiban dengan baik. Kewajiban adalah sesuatu "Pekerjaan" yang lahir
dari kedalaman hati tanpa ada tuntutan dari luar karena hukumnya wajib maka
pekerjaan itu adalah menunjang keberlangsungan hidup. Pekerjaan yang dipandang
kewajiban memberikan efek yang luar biasa sehingga harus dilakukan dengan
kesungguhan dan sepenuh hati.

Manusia juga wajib menjaga dan menyelamatkan lingkungan sebab Tuhan


telah memberikan lingkungan itu kepada manusia sehingga sudah sepantasnya
manusia memelihara lingkungan dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya .
Sebenarnya hidup bukanlah sekumpulan kewajiban, melainkan peluang untuk
melakukan banyak kebajikan atau kebaikan. Sebab kita diciptakan untuk saling
membantu satu sama lain .

Dan lebih sering untuk membantu sesama yang kesusahan Nikmatilah hidup
dengan cara sadar atas apa yang sedang terjadi dan tahu bagaimana itu bisa terjadi,
agar lebih mengenal-Nya! Hidup merupakan sejumlah proses (perubahan) ke arah
yang lebih baik lalu rangkumlah itu menjadi sesuatu (prinsip). Jadi, jalani hidup ini
dengan prinsip! Prinsip dan proses bisa dianalogikan dengan hidup dan kerja, bukan?
Jadilah orang yang berpusat dan berdasar! Maksudnya, berpusat yaitu tenang,
seimbang, sehingga tidak mudah murung atau pun gembira. Berdasar, tahu dimana
kita berdiri lalu mengetahui untuk apa kita berdiri. Jadilah orang yang sederhana. Jika
ingin merasakan hidup secara bebas, hiduplah secara sederhana tak perlu banyak
memiliki namun banyak memberi. Itulah sebaiknya kehidupan yang kita jalankan .

Apakah hakikat perlunya hidup ?

Manusia sebagai makhluk Tuhan, sebagai makhluk bebas dan otonom,


makhluk yang berjiwa dan berbadan, makhluk individu dan makhluk sosial,
merupakan potensi-potensi yang selalu bergerak dinamis ke arah suatu tujuan yang
sama dalam perbedaan segala kepentingan. Jadi masing-masing unsur itu mempunyai
kepentingan sendiri-sendiri yang berbeda-beda, dan tidak aneh jika sering terjadi
benturan-benturan dan saling berebut prioritas. Keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan bertentangan secara mutlak dengan keberadaannya sebagai makhluk otonom
yang bebas dan lepas dari Tuhan. Sedangkan keberadaan kejiwaannya berhadap-
hadapan dengan wujud badannya. Makhluk individu yang otonom dan berjiwa bebas
juga berada secara paradoks dengan kecenderungan sosialnya. Tiap-tiap unsur itu
ternyata mempunyai kebutuhan dan kepentingan yang harus dipenuhi dengan tanpa
pilih kasih. Dalam praktiknya, prioritas pemenuhannya adalah suatu cara yang mau
tidak mau harus dilakukan. Karena tidaklah mungkin dua kepentingan yang sama
diselenggarakan dalam ruang dan waktu yang bersamaan. Mana yang mendesak harus
didahulukan, sehingga harmonisasi pemenuhan kepentingan yang diidealkan itu hanya
bisa ada dalam angan-angan belaka. Sebagai makhluk Tuhan, manusi mempunyai
kepentingan dan kebutuhan yang bersifat Ketuhanan. Manusia mencoba
menghubungkan dirinya kepada Tuhan dengan cara berdoa dan memuji kebesaran-
Nya. Dalam hal itu, manusia menyerahkan diri, hidup dan kehidupannya secara total
kepada Tuhan. Ia merasakan suatu kepuasan tertentu, mendapatkan ketenangan dan
kesejukan spiritual. Ia merasa lega dan mendapat kekuatan baru sehingga tega dan
teguh tanpa keraguan dan ketakutan di dalam menjalani hidup dan kehidupannya.
Setelah manusia merasa berdiri kukuh di atas dirinya dengan otonomi dan kekuatan
penuh, ia berupaya untuk hidup dan mengembangkan kehidupannya. Dari sini ia
mulai menyadari bahwa kepasrahan dan ketergantungan tidak menghasilkan sepiring
nasi, seteguk air dan sebagainya.

Lalu manusia keluar dari belenggu ketergantungan kepada Tuhan, Semakin ia


menekuni kemandiriannya itu, maka semakin berada dalam jarak-jarak tertentu

dari Tuhan, semakin jauh dan tidak peduli lagi dengan Tuhan, akhirnya jatuh ke
dalam tingkah laku yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Memang
ketergantungan kepada Tuhan itu tidak menjamin secara langsung kebutuhan
kebutuhan hidup manusia. Oleh karena itu manusia harus berdiri sendiri dan
menikmati sendiri hasilnya. Akan tetapi manusia harus sadar bahwa otonomi dan
kebebasan itu tumbuh dan berkembang dari Tuhan. Karena itu manusia yang
mewarisi secara langsung otonomi dan kekuasaan Tuhan, seharusnya
mengembangkan otonomi dan kebebasannya itu menurut nilai Ketuhanan.

Selanjutnya hakekat pribadi manusia sebagai jiwa dan raga, masingmasing


mempunyai kebutuhan dan kepentingan. Antara jiwa dan raga memang sering
mempunyai kebutuhan yang selaras dan seharusnya demikian. Akan tetapi seringkali
pula kebutuhan keduanya saling tolak menolak atau saling berebut kekuasaan. Untuk
menyelaraskan kebutuhan jiwa dan raga maka harus dilaksanakan dengan
memperhatikan batas-batas yang sesuai, bukan berlebihlebihan.

Sehingga pemenuhan kebutuhan raga bisa memberikan ketenangan jiwa dan


pemenuhan kebutuhan jiwa bisa memberikan kesegaran raga. Kedudukan manusia
sebagai makhluk individu dan sosial juga menuntut kebutuhan dan kepentingan
sendiri-sendiri, dimana pada praktiknya kedua kebutuhan tersebut saling berhadap-
hadapan dan saling tarik menarik. Oleh karena itu manusia harus bisa mengatur agar
setiap kebutuhan dam kepentingannya bisa terpenuhi. Maka di dalam suatu
masyarakat juga perlu diadakan pembagian kerja, yaitu memberikan kesempatan
kepada individu yang melaksanakan kebutuhan dan kepentingan ke-Ilahi-an,
kejiwaan, keragaan dan keindividuan, sedangkan yang lain melaksanakan kegiatan
sosial.

You might also like