Professional Documents
Culture Documents
2010
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Tinjauan Pustaka
tugas secara impersonal, (2) Terdapat hirarki jabatan yang jelas, (3) fungsi-
fungsi jabatan-jabatan itu dirinci dengan jelas, (4) para pejabat diangkat
atas dasar kontrak, (5) mereka diseleksi atas dasar kualifikasi profesional,
(6) gaji disusun sesuai kedudukan dalam hirarki, (7) pekerjaan pejabat ialah
satu-satunya dan utama, (8) terdapat suatu struktur karier, dan kenaikan
pangkat, (9) kedudukan pejabat tidak boleh dianggap milik pribadainya, dan
(10) pejabat tunduk kepada pengendalian dan sistem disipliner.
Dari berbagai uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa birokrasi
sebagai salah satu bentuk organisasi terdiri atas beberapa orang yang
berkumpul bersama baik dalam suatu hubungan yang resmi maupun tidak
resmi. Organisasi tersebut dibutuhkan sebagai wadah bersama yang
dilaksanakan melalui struktur, proses, dan aturan/norma untuk mencapai
tujuan bersama. Oleh karena itu, organisasi birokrasi dapat dikatakan suatu
susunan terorganisasi untuk menciptakan pencapaian tugas administrasi
(koordinasi sistematis terhadap banyak orang). Birokrasi juga dapat
diartikan sebagai pejabat pemerintah, aparatur pemerintah/administrasi
negara/korps pegawai negari sipil, dan atau prosedur kerja.
kegiatan ekonomi, politik dan sosial dengan menggunakan regulasi yang bila
perlu ada suatu pemaksaan.
Birokrasi di Indonesia khususnya di zaman orde baru ditandai dengan
beberapa ciri-ciri seperti pegawai negeri yang menjadi pengurus partai
selain Golkar, maka dia akan tersingkirkan dari jajaran birokrasi. Selain itu,
orang atau sekelompok orang yang tidak berpihak pada Golkar, maka bisa
dipastikan akan mendapat perlakuan diskriminatif dalam birokrasi. Jika
suatu wilayah tidak merupakan basis Golkar, maka pembangunan akan
sangat tertinggal karena pemerintah lebih mengutamakan daerah yang
merupakan basis Golkar. Keberpihakan birokrasi terhadap suatu partai,
tentu saja dalam hal ini Golkar, akan mengurangi profesionalisme dari
birokrasi tersebut. Dalam zaman orde baru juga ada suatu kebijakan yang
disebut zero growth. Adanya kebijakan zero growth yang menyebabkan
jumlah anggota birokrasi makin membengkak. Hal ini menjadikan birokrasi
tidak efisien karena jumlah pekerja dengan pekerjaannya tidak sebanding.
Pada awal reformasi dan pada masa orde baru pemerintahan yang
baik belum juga terlaksana. Misalnya saja dalam pelayanan dan
pengurusuan administrasi masih saja berbelit-belit dan memerlukan waktu
yang lama, tidak jelas. Membutuhkan biaya tinggi karena ada pungutan-
pungutan liar. Pembangunan fisik pun juga masih sering terbengkalai atau
lamban dalam perbaikan. Masih banyak KKN yang terjadi dalam lingkungan
birokrasi. Keterlibatan birokrasi dalam partai politik membuat pelayanan
terhadap masyarakat menjadi diabaikan, karena mereka lebih
mementingkan kepentingan partai politiknya (Thoha, 2003). Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa meskipun telah dilakukan reformasi
pemerintahan, namun perubahan dalam birokrasi atau reformasi birokrasi
belum sesuai sebagaimana yang diharapkan. Kepentingan-kepentingan
partai politik masih saja mengintervensi birokrasi pemerintahan di Indonesia.
F. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di daerah Propinsi di Kawasan Timur
Indonesia (KTI). Kriteria KTI digunakan pendekatan geografis, yaitu wilayah
yang terletak di perairan yuridiksi nasional, dihitung mulai Selat Lombok,
Selat Makassar, Laut Sulawesi ke arah timur, meliputi Propinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Maluku Utara,
Papua, dan semua propinsi di Pulau Sulawesi. Mengingat luasnya wilayah KTI,
maka lokasi dalam penelitian ini dibatasi pada lima propinsi yang ditentukan
secara purposive, yaitu; Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Propinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT), Propinsi Maluku Utara, Propinsi Gorontalo, dan
Propinsi Sulawesi Tengah.
DAFTAR PUSTAKA