You are on page 1of 4

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KOPI TERFERMENTASI TERHADAP

PRODUKTIVITAS SUSU KAMBING

Suprio Guntoro dan I Made Rai Yasa


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali
Jl. By Pass Ngurah Rai Pesanggaran, Denpasar. Bali
Telp. (0361) 720498

ABSTRAK

Penelitian tentang pengaruh penggunaan limbah kopi terfermentasi terhadap produktivitas susu kambing telah
dilaksanakan di Desa Bongancina, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng-Bali dari bulan Januari sampai Desember
2003. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan tiga perlakuan ransum, dan masing-masing
perlakuan menggunakan 10 ekor induk kambing Peranakan Etawah (PE) dengan bobot badan rata-rata 34 kg sebagai
ulangan. Perlakuan yang diberikan, yaitu: P1 untuk kelompok kambing sebagai kontrol (diberikan pakan hijauan saja
secara ad libitum), P2 yaitu seperti P1 diberikan pakan tambahan berupa limbah kopi 100 gram/ekor/hari dan P3 yaitu
seperti P2 dengan tambahan pakan berupa Enzim Phylazim sebanyak 2,5 gram/ekor/hari. Parameter yang diamati
meliputi : kandungan gizi limbah kopi, produktivitas susu (ml/ekor/hari), dan lama laktasi. Data dianalisis dengan sidik
ragam dan dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test. Hasil penelitian menunjukkan, fermentor Aspergilus niger
dapat meningkatkan kadar protein limbah kopi dari 8,80 % menjadi 12,43 % dan menurunkan serat kasar dari 18,20 %
menjadi 11,05 %. Kambing-kambing pada kelompok P3 memproduksi susu tertinggi, diikuti P2 dan P1 berturut-turut
906, 835 dan 181 ml/ekor/hari, mengalami masa laktasi berturut-turut 16, 14 , dan 10 minggu dan dengan pertumbuhan
anak berurut-turut : 78, 75 dan 59 gram/ekor/hari.
Kata kunci : Limbah kopi, produktivitas, susu, kambing Peranakan Etawah (PE).

PENDAHULUAN

Potensi alam untuk pengembangan kambing di Bali masih cukup besar, terutama
dikawasan sentra perkebunan dan lahan marginal. Di daerah Bali terdapat areal perkebunan seluas
169.000 ha diantaranya terdiri dari perkebunan kopi (40.000 ha), cengkeh (26.000 ha), mete
(15.000 ha) dan kakao (6.223 ha) (Anonimous, 2001). Pada kawasan perkebunan tersebut petani
memelihara kambing, dengan tujuan utama sebagai sumber pupuk, disamping untuk mendapatkan
produksi anak sebagai sumber tambahan pendapatan. Model integrasi usahatani kambing dengan
tanaman industri (kopi, kakao, cengkeh) di Bali sudah berlangsung cukup lama, yaitu sejak
digalakkannya pengembangan kambing PE pada tahun 1980. Namun pola integrasi yang ada
masih tradisional, sehingga hasilnya belum optimal.
Meningkatnya produksi tanaman industri akan menghasilkan limbah yang lebih banyak,
dan dengan proses pengolahan, limbah kopi maupun kakao dapat dimanfaatkan sebagai pakan
penguat (Zaenuddin et al. 1995). Penggunaan limbah kopi yang telah terfermentasi diharapkan
akan dapat memacu produktivitas ternak (Kompiang, 2000) serta mensubstitusi kebutuhan dedak
yang selama ini telah banyak digunakan sebagai pakan penguat, namun harus didatangkan dari luar
lokasi dan harganya relatif mahal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan gizi limbah kopi dan pengaruhnya
terhadap produksi susu, lama laktasi dan pertumbuhan anak kambing.

MATERI DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di Desa Bongancina, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng-


Bali dari bulan Januari sampai Desember 2003. penelitian disusun dalam Rancangan Acak
Kelompok dengan tiga perlakuan ransum, dan masing-masing perlakuan menggunakan 10 ekor
induk ekor induk kambing Peranakan Etawah (PE) dengan bobot badan rata-rata 34 kg sebagai
ulangan. Perlakuan yang diberikan, yaitu: P1 untuk kelompok kambing sebagai kontrol (diberikan
pakan hijauan saja secara ad libitum), P2 yaitu seperti P1 ditambah pemberian 100 gram/ekor/hari
limbah kopi terfermentasi dan P3 yaitu diberikan pakan seperti P2 ditambah enzim Phylazim
sebanyak 2,5 gram/ekor/hari. Pemerahan susu dilakukan sebanyak 2 kali sehari. Parameter yang
diamati meliputi: kandungan gizi limbah kopi, produktivitas susu kambing (ml/ekor/hari), lama
laktasi, dan pertumbuhan anak kambing. Data dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan
dengan Duncan Multiple Range Test.
Limbah kopi yang diolah untuk pakan penguat kambing adalah bagian daging buah kopi
dan kulit biji yang diperoleh saat proses pembijian. Limbah kopi yang diteliti adalah limbah kopi
Robusta. Limbah kopi sebelum dipergunakan, difermentasi dengan Aspergilus niger produksi
BPTP Bali selama 2 – 3 hari selanjutnya dikeringkan kemudian digiling hingga berbentuk tepung
(Gambar 1 dan 2).

Gambar 1. Proses altivasi fermentor Aspergillus niger.


Pada penelitian ini juga sekaligus mencoba pengaruh Enzim Phylazim. Enzim ini
merupakan jenis Feed additive yang berfungsi sebagai katalisator. Enzim produksi BPTP Bali ini
mengandung phitase, enzim amilase, lipase dan protease. Peralatan yang dipergunakan pada
penelitian ini antara lain: alat aktivasi fermentor, mesin penggiling daging buah kopi/cangkang
kakao, timbangan, serta peralatan pendukung lainnya.
Gambar 2. Proses fermentasi limbah kopi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan Gizi Limbah Kopi


Pemeriksaan terhadap sampel limbah kopi dilakukan di Balai Penelitian Ternak, Ciawi-
Bogor. Hasil analisis proksimat menunjukkan, limbah kopi terfermentasi dengan Aspergillus niger
meningkatkan kandungan protein kasar dari 8,80% menjadi 12,43%, menurunkan kandungan serat
kasar dari 18,2% menjadi 11,05% (Tabel 1). Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa
fermentasi dengan Aspergillus niger dapat menjadikan limbah tersebut sebagai bahan konsentrat.
Hasil ini sesuai dengan laporan Kompiang (2000) dan Guntoro, et al. (2002), bahwa proses
fermentasi dengan Aspergillus niger dapat meningkatkan kandungan gizi (protein dan energi)
limbah dapat ditingkatkan sedangkan kandungan serat kasar dapat ditekan secara nyata.
Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat Limbah Kopi Robusta di Desa Bongancina dengan dan Tanpa Fermentasi Aspergillus
niger, 2003.
Kandungan Nutrisi
No Bahan
CP (%) CF (%) Fat (%) Ca P
1 Non - fermentasi 8,80 18,20 1,07 0,23 0,02
2 Fermentasi 12,43 11,05 1,05 0,34 0,07
Keterangan : - CP : crude protein (protein kasar)
- CF : crude fibre (serat kasar);
- Ca : kalsium; dan P : Phosfor.
Produktivitas Susu Kambing
Kelompok kambing yang diberikan pakan tambahan berupa limbah kopi sebanyak 100
gram/ekor/hari dan 2,5 gram enzim philazim memproduksi susu tertinggi dengan lama laktasi
terpanjang serta pertumbuhan anak tertinggi, diikuti oleh P2 dan P1 (Tabel 2). Hasil ini sesuai
dengan laporan Sutama dan Budiarsana (1997) bahwa penambahan pakan penguat akan dapat
meningkatkan produktivitas susu pada masa laktasi,dan sebagai akibatnya bobot sapih akan lebih
tinggi dan induk kambing mampu memperoduksi susu lebih baik.
Tabel 2. Pengaruh Penggunaan Pakan dari Limbah Kopi Terfermentasi dan Enzim terhadap Produksi Susu, Lama
Laktasi dan Pertumbuhan Anak Kambing PE di Desa Bongancina, Bali, 2003.
No Parameter P1 P2 P3
1 Produksi susu (ml/hari) 181a 835b 906c
2 Lama laktasi (minggu) 10a 14b 16b
3 Pertumbuhan anak (gram/ekor/hari) 59a 75b 78b
Keterangan : ml : mili liter.
P1 : Kelompok kambing sebagai kontrol (diberikan hijauan saja).
P2 : Kelompok kambing seperti P1 diberi pakan tambahan konsentrat dari limbah kopi sebanyak 100 gram/ ekor/hari.
P3 : Kelompok kambing seperti P2 ditambah enzim Philazim 2,5 gram/ekor/hari.

KESIMPULAN DAN SARAN

1) Penggunaan fermentor Aspergillus niger dapat meningkatkan kandungan protein limbah kopi
dari 8,80% menjadi 12,43% dan menurunkan serat kasar dari 18,2% menjadi 11,05%.
2) Penggunaan limbah kopi terfermentasi sebanyak 100 gram/ekor/hari dikombinasi-kan dengan
pemberian enzim 2,5 gram/ekor/hari dapat meningkatkan produksi susu, memperpanjang lama
laktasi serta memberikan tingkat pertumbuhan anak tertinggi dibandingkan dengan induk
kambing yang hanya diberikan hijauan saja.

DAFTAR PUSTAKA

Anon. 2001. Laporan Tahunan.2000. Dinas Perkebunan Propinsi Bali-Denpasar.


Anonimous. 2002. Informasi Data Peternakan Propinsi Bali. Tahun 2000. Dinas Peternakan
Propinsi Bali- Denpasar.
Guntoro, S, M. Rai Yasa dan N. Sugama. 2002. Hasil Pengkajian Pemanfaatan Limbah Perkebunan
(Kakao dan kopi) untuk Pakan Ternak. Kerjasama BPTP Bali dengan Bappeda Prop.
Bali.
Kompiang, I.P. 2000. Peningkatan Mutu Bahan Baku Pakan. Makalah Seminar Pengembangan
Teknologi Pertanian Ramah Lingkungan. IP2TP Denpasar. Denpasar : 8-9 Maret 2000.
Sutama, I. K. dan Budi Arsana . 1997. Kambing Peranakan Ettawah, Penghasil Susu Sebagai
Sumber Pertumbuhan Baru – Sub Sektor Peternakan di Indonesia. Makalah Seminar
Nasional Peternakan dan Veteriner. Puslitbang Peternakan- Badan Litbang Pertanian.
Bogor.
Zaenuddin D, Kompiang, I P dan Hamid H. 1995. Pemanfaatan Limbah Kopi dalam Ransum
Ayam. Kumpulan Hasil-Hasil Penelitian APBN. TA 94/95. Balai Penelitian Ternak –
Ciawi, Bogor.

You might also like