You are on page 1of 9

TEKNIK BUDIDAYA RUMPUT LAUT

DENGAN METODE TALI PANJANG


Oleh:
Wisnu Sujatmiko dan Wisman Indra Angkasa

Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial


adalah rumput laut atau dikenal dengan sebutan lain ganggang laut,
seaweed atau agar-agar. Salah satu dari jenis rumput laut yang sudah
dibudidayakan secara intensif adalah Eucheuma sp di wilayah perairan
pantai.
Hasil proses ekstraksi rumput laut banyak dimanfaatkan sebagai bahan
makanan atau sebagai bahan tambahan untuk industri makanan,
farmasi, kosmetik, tekstil, kertas, cat dan lain-lain. Selain itu digunakan
pula sebagai pupuk hijau dan komponen pakan ternak maupun ikan.
Dengan semakin luasnya pemanfaatan hasil olahan rumput laut dalam
berbagai industri, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan
rumput laut Eucheuma sp. sebagai bahan baku. Selain untuk kebutuhan
ekspor, pangsa pasar dalam negeri cukup penting karena selama ini
industri pengolahan rumput laut sering mengeluh kekurangan bahan
baku. Melihat peluang tersebut, pengembangan komoditas rumput laut
memiIiki prospek yang cerah karena memiIiki nilai ekonomis yang
penting dalam menunjang pembangunan perikanan baik kaitannya
dengan peningkatan ekspor non migas, penyediaan bahan baku
industri dalam negeri, peningkatan konsumsi dalam negeri maupun
meningkatkan pendapatan petani/nelayan serta memperluas
lapangan kerja.
Budidaya rumput laut Eucheuma sp. yang sudah biasa dilakukan oleh
petani/nelayan adalah dcngan menggunakan metode rakit apung
(floating raft method dan metode lepas dasar (off bottom method),
metode ini sangat tepat diterapkan pada areal peraitan antara interdal
dan subtidal dimana pada saat ait surut terendah dasar peraltan masili
terendam aIr serta lebih banyak memanfaatkan perairan yang relatif
dangkal. Oleh karena itu untuk melakukan pengembangan budidaya
rumput laut tersebut sangat terbatas apalagi beberapa lokasi perairan
pantai di Indonesia pada waktu surut terendah dasar perairannya
kering. Dengan demikian perlu adanya metode lain yang bisa
memanfaatkan peraitan-perairan yang relatif dalam yang selama ini
kurang dimanfaatkan walaupun sebenarnya mempunyai potensi lebih
besar apabila dimanfaatkan secara optimal.
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai teknik budidaya rumput laut
Eucheuma sp. di perairan pantai dengan metode tali panjang (Iongline
method) yang dapat diterapkan di perairan yang relatif dalam maupun
perairan dangkal yang mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu
dibandingkan dengan metode lain. Metode ini sudah diterapkan dan
dimasyarakatkan kepada petani/nelayan rumput laut di Propinsi Nusa
Tenggara Barat dan memberikan hasil yang menggembirakan.
PERSYARATAN LOKASI DAN LAHAN
Lahan budidaya Eucheuma sp. yang cocok terutama sangat ditentukan
oleh kondisi ekologis yang meliputi kondisi lingkungan fisik, kimia dan
biologi. Adapun persyaratan lahan budidaya Eucheuma sp. adalah:
Lokasi budidaya harus terlindung dari hempasan langsung ombak
yang kuat.
Lokasi budidaya harus mempunyai gerakan air yang cukup.
Kecepatan arus yang cukup untuk budidaya Eucheuma sp. 20 - 40
cm/detik.
Dasar perairan budidaya Eucheuma sp. adalah dasar perairan
karang berpasir.
Pada surut terendah lahan budidaya masih terendam air minimal
30 cm.
Kejernihan air tidak kurang dari 5 m dengan jarak pandang
secara horisontal.
Suhu air berkisar 27 -30°C dengan fluktuasi harian maksirnaI 4°C.
Salinitas (kadar garam) perairan antara 30 -35 permil (optimum
sekitar 33 permil).
pH air antara 7 -9 dengan kisaran optimum 7,3 -8,2
Lokasi dan lahan sebaiknya jauh dari pengaruh sungai dan bebas
dari pencemaran.
Sebaiknya dipilih perairan yang seeara alami ditumbuhi berbagai
jenis makro algae lain seperti Ulva, Cauletpa, Padina, Hypnea dan
lain-lain sebagai sp. indikator.

BIBIT
Bibit harus dipilih dan thallus yang muda, segar, keras, tidak layu
dan kenyal.
Berat bibit pada awal penanaman + 100 gram per ikat.
Bibit sebaiknya disirnpan di tempat yang teduh dan terlindung dari
sinar matahari atau direndam di laut dengan menggunakan
kantong jaring.

METODE TALI PANJANG


Metode tali panjang (long line method) pada prinsipnya hampir sama
dengan metode rakit tetapi tidak menggunakan bambu sebagai rakit,
tetapi menggunakan tali piastik dan botol aqua bekas sebagai
pelampungnya. Metode ini dimasyarakatkan karena selain lebih
ekonomis juga bisa diterapkan di perairan yang agak dalam.
Keuntungan metode ini antara lain:
tanaman cukup menerima sinar rnatahari;
tanaman lebih tahan terhadap perubahan kualitas air;
terbebas dari hama yang biasanya menyerang dari dasar
perairan;
pertumbuhannya lebih cepat;
cara kerjanya lebih mudah;
biayanya lebih murah;
kualitas rumput laut yang dihasilkan baik.
Saat ini para petani/nelayan di perairan NTB umumnya
mengembangkan usaha budidaya rumput laut Eucheuma sp. dengan
metode tali panjang, dan tentunya metode ini dapat diterapkan dan
dikembangkan oleh petani/nelayan di wilayah lain di Indonesia.
Persiapan pembuatan kontruksinya yang meliputi persiapan lahan dan
peralatan sebagai berikut :
a. Material
Tali plastik diameter 9 mm (sebagai tali utama dan tali jangkar).
Tali plastik diameter 4 mm (sebagai tali ris tempat untuk
mengikatkan bibit).
Tali rafia (sebagai pengikat bibit).
Bibit rumput laut jenis Eucheuma sp.
Botol plastik bekas/gabus (sebagai pelampung).
Patok bambu/kayu atau batu karang (sebagai jangkar).
Pisau.
Perahu.

b. Prosedur
Ukuran unit yang dipakai biasanya 15 x 30 m2.
Siapkan material budidaya seperti yang tersebut pada butir a.
Potong tali ris sepanjang 30,5 m sebanyak 15 buah.
Potong tali utama sepanjang 17 m sebanyak 2 buah.
Potong tali jangkar yang panjangnya disesuaikan dengan
kedalarnan perairan pada waktu pasang tertinggi sebanyak 4
buah.
Rentangkan kedua tali utama pada lokasi perairan yang telah
dipilih dengan posisi saling berhadapan dengan jarak 30 m dan
ikatkan tali jangkar pada kedua ujungnya yang sebelumnya
dibebani batu karang atau diikatkan pada patok bambu/kayu
yang ditancapkan sebelumnya kemudian disudut-sudutnya
dipasang pelampung.
Ikat bibit yang telah diseleksi dengan tali rafia dengan berat
masing-masing sekitar 100 gram/ikat kemudian bibit tersebut
diikatkan pada tali ris.
Jarak tiap ikat bibit yang diikatkan pada tali ris sekitar 25 cm
kemudian setelah semua tali ris terisi oleh bibit maka segera
diangkut menuju lokasi budidaya dengan perahu.
Rentangkan tali ris kemudian ikatkan pada tali utama dikedua
ujungnya dengan jarak masing-masing tali ris sekitar 1 m.
Pengikatan tali ris pada tali utama disesuaikan sehingga jarak
tanaman dari permukaan air sekitar 30 sampai 50 cm.
Setelah tali ris diikat semua maka ikatkan pelampung botol plastik
bekas pada tali ris, masing-masing tis sebanyak 10 buah dengan
jarak sekitar 3 m.

Untuk lebih jelasnya mengenai budidaya Eucheuma sp. dengan


metode tali panjang dapat dilihat pada gambar 1.

PERAWATAN DAN PANEN


Dalam usaha budidaya rurnput laut, perawatan tanaman adalah
sangat penting. Kegiatan perawatan meliputi hal-hal sebagai berikut:
membersihkan tanaman dari kotoran yang melekat, endapan
atau tumbuban lain yang menempel;
mengganti tanaman yang rusak dengan tanaman yang baru
atau tanaman yang pertumbuhannya baik;
memperbaiki konsttuksi yang rusak seperti jangkar tercabut, atau
tali-tali lepas atau putus.

Tanaman sudah dapat dipanen dengan cara panen total (full harvest)
setelah berumur 45-60 hari sejak ditanam. Panen dilakukan dengan cara
mengangkat seluruh tanaman,
sedangkan pelepasan tanaman dari tali ris dilakukan di darat.
Penanaman kembali dilakukan dengan memilih bagian ujung tanaman
yang masih muda dan bagian pangkal tanaman yang merupakan
bagian yang tua dikeringkan karena memiliki kandungan karaginan
yang tinggi.
Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara
menggunakan alat pengering (oven) atau secara alami dengan
mcnjemur dengan sinar matahari. Yang murah dan praktis adalah
dengan cara dijemur dengan sinar matahari selama 2 -3 hari,
tergantung kondisi panas matahari. Dalam penjemuran ini haruS
menggunakan alas, seperti para-para, terpal plastik dan lain-lain untuk
menghindari tercampurnya rumput laut hasil panen dengan kotoran
seperti pasir atau kerikil dan lain-lain. Setelah kering dan bersih dari
segala macam kotoran maka rurnput laut dimasukkan kedalam karung
plastik untuk kemudian siap dijual atau disimpan di gudang. Pada waktu
penyimpanan hindari kontaminasi dengan minyak atau air tawar. Proses
penjemuran dan penyimpanan sangat perlu mendapat perhatian,
karena meskipun hasil panennya baik akan tetapi bila penanganan
pasca panennya kurang baik maka akan mengurangi kualitas rumput
laut.
PENUTUP
Budidaya Eucheuma sp. dengan metode tali panjang saat ini
merupakan metode yang paling baik dan efisien dibandingkan dengan
metode lain. Rata-rata laju pertumbuhan rumput laut dengan metode
ini di Propinsi Nusa Tenggara Barat sekitar 4% sampai 6% perhari.
Petani/nelayan rumput laut di NTB yang menggunakan metode ini
dengan mempunyai areal budidaya sekitar 5 are tiap bulannya
mendapat tambahan penghasilan Rp. 350.000,-.

Wisnu Sujatmiko
Direktorat Pengkajian Ilmu Kehidupan-BPPT
Gedung II BPPT Lt. 15,
JI. MH. Thamrin No.8, Jakarta 10340
Telp. (021) 3169537
Fax. (021) 3169516

You might also like