Professional Documents
Culture Documents
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang
warnanya merah.warna merah itu keadaannya tidak tetap bergantung pada banyak
oksigen dan karbon dioksida di dalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon
dioksida berwarna merah tua. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan
bernapas, dan zat ini sangat berguna paada peristiwa pembakaran/metabolisme di
dalam tubuh. Viskositas atau kekentalan darah kental lebih daripada air yang
mempnayi berat jenis (BJ) 1,041-1,067, temperature 38o C, dan pH 7,37-7,45.
Pada tubuh orang yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/ 13
dai berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap
orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh
darah (Syaifuddin, 2006).
Fungsi darah
Macam-macam Leukosit
1. Agranulosit, sel leukosit yang tidak mempunyai granula di dalamnya, yang terdiri
dari:
a. Limfosit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar life,
bentuknyaada yang besar dan ada yang kecil, dai dalam sitoplasmanya tidak
terdapat granula dan intinya besar, banyaknya 20%-25% dan fungsinya
membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jaringan tubuh.
Peningkatan limfosit terdapat pada leukemia limfositik, infeksi virus, infeksi
kronik, penyakit Hodkin’s, mieloma multiple, dan hipofungsi adrenokortikal.
Penurunan limfosit terdapat pada penderita kanker, leukemia myeloid, hiperfungsi
adrenokortikal, anemia aplastik, agranulositosis, gagal ginjal, scleosis multiple,
sindrom nefrotik, dan SLE.
b. Monosit, terbanyak dibuat di sum-sum tulang merah. Lebih besar dai limfosit,
fungsinya sebagai fagositosis dan banyaknya 34%. Dibawah mikroskop terlihat
bahwa protoplasmanya lebar, wanra biru sedikit abu-abu mempubyai bintik-bintik
sedikit kemerahan. Inti selnya bulat atau panjang, warnanya lembayung mudah.
Peningkatan monosit terdapat pada infeksi viral, penyakit parasit, leukemia
monosit, kanker dan penyakit kolagen.
Penurunan monosit terdapat pada leukemia limfosit dan anemia aplastik.
Granulosit disebtu juga leukosit granular terdiri dari :
a. Neutrofil atau polimorfonukleat leukosit, mempuyai inti sel yang kadang-kadang
seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus/bergranula,
banyaknya 60-70%.
Peningkatan neutrofil biasanya pada kasus infeksi akut, penyakit radang,
kerusakan jaringan (AMI), penyakit Hodkin’s, hemolitik pada bayi baru lahir,
apendiksitis akut, dan pankreatitis akut.
Penurunan neutrofil terdapat pada infeksi virus, leukemia, agranulositosis, anemia
aplastik, dan anemia defisiensi besi.
b. Eusinofil, ukuran dan bentuknya hamper sama dengan neutrofil tetapi granula
dalam sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.
Peningkatan eusinofil terdapat pada peristiwa alergi, infeksi parasit, flebitis,
kanker pada tulang, otak, testis, dan ovarium.
Penurunan eusinofil ditenukan pada hiperfungsi adrenokortikal, stress, shock dan
luka baker.
c. Basofil, sel ini kecil dari eusinofil dan bentuknya hamper sama tetapi mempunyai
inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula
besar. Banyaknya setengah bagian dari sum-sum merah (Syaifu.
Peningkatan basofil terdapat pada proses inflamasi, leukemia, dan fase
penyembuhan infeksi.
Penurunan basofil terdapat pada penderita stress, reaksi hipersensitif dan
kehamilan (Sutedjo, 2007).
Trombosit
Adalah komponen sel darah yang dihasilkan oleh jaringan hemopoetik, dan berfungsi
utama dalam proses pembekuan darah.
Penurunan sampai dibawah 100.000/Mcl berpotensi terjadi perdarahan dan hambatan
pembekuan darah
DATA DEMOGRAFI
- Usia (data dasar, ada beberapa penyakit darah yang menyebabkan klien tidak
berusia panjang).
- Golongan darah (untuk memperoleh kecocokan dengan donor darah klien dan
untuk keperluan transfusi darah).
- Tempat tinggal (untuk mengetahui lingkungan klien, ada beberapa penyakit
hematologi yang dikaitkan dengan lingkungan).
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan daerah kepala, telinga, mata, hidung, dan tenggorokan didapatkan :
Konjungtiva anemis, mukosa pucat anemia.
Joundice/ ikterik hemolisis, hiperbilirubinemia.
Petekia trombositopenia.
Glositis (peradangan pada lidah) anemia defisiensi zat besi, anemia
defisiensi vitamin B12.
Limfadenopati limfoma.
2. Sistem Integumen
Pucat anemia.
Joundice hiperbilirubinemia.
Koilonisia (kaku seperti sendok) anemia defisiensi zat besi,.
Ekimosis dan petekie trombositopenia.
3. Sistem Kardiovaskular
Takikardi, S4 anemia berat dengan gagal jantung.
4. Abdomen
Splenomegali polisitemia,limfoma.
5. Sistem Neurologi
Kehilangan sensasi getar (vibration sense) anemia megaloblastik
6. Sistem muskuloskeletal
Nyeri tulang/ tenderness mieloma multiple.
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium merupakan hal penting dalam perawatan klien di
rumah sakit sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari rangkaian
pengobatan dan perawatan. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi
hal-hal berikut ini :
1. Hitung sel darah lengkap (CBC) : meliputi perhitungan jumlah
sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit permilimeter kubik darah
vena, dalam darah (mis, persentase polimorfonuklear,presentase limfosit).
a. Hitung platelet : bila nilainya < 10.000/mm3 maka terdapat resiko
terjadinya perdarahan spontan. Bila nilainya < 50.000/mm3, maka resiko
perdarahan meningkat pada trauma dan pembedahan. Bila nilainya >
2.000.000/mm3 maka terdapat resiko tinggi trombosis. (Handayani, 2008)
Hitung Neutrofil : bila nilainya < 500/mm3 maka terdapat resiko
tinggi infeksi.
Hitung Jenis Leukosit : adalah perhitungan jenis leukosit yang ada
dalam darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh
jumlah leukosit
2. Pemeriksaan Hct : bila nilainya > 70 % artinya terdapat
indikator untuk dilakukan flebotomi dengan segera.
3. PT (Protrombin Time) : bila nilainya < 1,5 x kontrol, maka
tidak ada resiko perdarahan. Akan tetapi, bila nilainya <2,5 x kontrol dapat
terjadi resiko tinggi perdarahan spontan. Pada pemeriksaan PTT : bila
nilainya 1,5 x kontrol maka tidak ada resiko tinggi terjadinya perdarahan
spontan.
4. waktu perdarahan : bila nilainya > 20 menit, maka terdapat
resiko tinggi terjadi trombosis spontan.
5. Tes Analisis Pembekuan Darah : pemeriksaan terhadap
komponen-komponen yang berpengaruh terhadap proses pembekuan
darah, meliputi faktor I s/d XIII. (Sutedjo, 2008)
2. Biopsi Limpa
Pemeriksaan ini memperlihatkan proliferase sel leukemia dan sel yang
berasal dari jaringan limpa yang terdesak, seperti limfosit normal, RES,
granulosit, dan pulp cell.
4. Pungsi Vena
Pungsi Vena merupakan uji hematologis yang sering dilakukan pada
darah vena yang biasanya diperoleh dari vena antekubital. Prosedur ini sama
dengan mengambil spesimen darah. Tujuan : untuk mengumpulkan darah,
memasukan obat, memulai infus IV, atau menginjeksi bahan kontras untuk
pemeriksaan sinar X dari bagian atas sistem tubuh atau menginjeksi substansi
untuk uji nuklir.
5. Biopsi Sumsum Tulang
Merupakan metode pemeriksaan sistem hematologi dengan cara
mengambil sedikit jaringan yang berada dalam sumsum tulang. Tujuan dari
biopsi ini adalah untuk menilai seluleritas sumsum tulang, untuk menentukan
adanya keganasan hmatologi dan non hematologi (metastasis), menentukan
adanya fibrosis sumsum tulang.
6. Flebotomi
Flebotomi merupakan suatu tindakan menurunkan volume darah dengan
cara mengeluarkan melalui pembuluh vena secara bertahap dan cepat. Tujuan
nya adalah untuk menghilangkan distres. (Handayani, 2008)