Professional Documents
Culture Documents
1
PLACENTA PREVIA
A. DEFINISI
Placenta previa adalah placenta yang implantasinya tidak normal ialah lebih
rendah hingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
B. KLASIFIKASI
Placenta previa dibagi dalam 3 tingkat yaitu :
1. Placenta previa totalis : bila seluruh ostium internum tertutup oleh
placenta.
2. Placenta previa lateralis : hanya sebagian dari ostium tertutup oleh
placenta.
3. Placenta previa marginalis : hanya pada pinggir ostium terdapat jaringan
placenta.
C. FREKUENSI
Placenta previa cukup sering dijumpai dan pada tiap perdarahan antepartum
kemungkinan placenta previa harus didahulukan.
Placenta previa lebih sering terjadi pada multigravida daripada primigravida dan
pada umur yang lanjut.
D. ETIOLOGI
Placenta previa mungkin terjadi kalau keadaan endometrium kurang baik
misalnya karena atrofi endometrium. Mungkin juga placenta previa disebabkan
implantasi telur yang rendah.
Keadaan ini misalnya terdapat pada :
Multipara, terutama bila jarak kehamilan pendek.
Pada myoma uteri.
Curettage yang berulang-ulang.
Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan bahwa placenta harus
tumbuh menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin, karena luasnya
mendekati / menutupi ostium internum.
2
Pada placenta previa sering dijumpai placenta yang luas dan tipis lebih sering
terjadi placenta acreta.
E. GAMBARAN KLINIK
1. Gejala yang terpenting ialah perdarahan tanpa rasa nyeri. Perdarahan dapat
terjadi selagi penderita tidur/bekerja biasa.
Biasanya perdarahan karena placenta previa baru timbul setelah bulan ke
tujuh. Hal ini disebabkan karena :
- Perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang tidak
berbeda dengan abortus.
- Perdarahan pada placenta previa disebabkan karena pergerakan antara
placenta dan dinding rahim. Perdarahan pada placenta previa bersifat
berulang2.
2. Kepala anak sangat tinggi .
3. Terdapat kelainan letak, karena ukuran panjang rahim berkurang.
F. KOMPLIKASI
1. Bahaya pada ibu ialah : perdarahan yang hebat, infeksi-sepsis, emboli udara
(jarang terjadi ).
2. Bahaya pada anak : hypoxia dan perdarahan serta shock.
G. DIAGNOSIS
Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa
penyebabnya ialah placenta previa sampai kemudian dugaan itu salah.
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan luar. Bagian terbawah janin biasanya belum masuk PAP.
Apabila presentasi kepala, biasanya kepalanya masih terapung diatas
PAP / mengolak kesamping dan suka didorong kedalam PAP. Tidak jarang
terdapat kelainan letak janin let-li / let-su.
3. Pemeriksaan inspekulo. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui asal
perdarahan, dari ostium uteri eksternum / dari kelainan servik & vagina.
Apabila perdarahan dari ostium uteri internum adanya placenta previa
harus di curigai.
3
4. Penentuan letak placenta tidak langsung. Dapat dilakukan dengan USG,
Radiografi, dll. Nilai diagnostiknya cukup tinggi ditangan ahli, tetapi pada
ibu & janin dihadapkan pada bahaya radiasi.
5. Penentuan letak placenta secara langsung. Untuk menegakkan diagnosis
yang tepat tentang adanya dan jenis placenta previa ialah secara langsung
meraba placenta melalui kanalis servikalis. Akan tetapi pemeriksaan ini
sangat berbahaya karena dapat menimbulkan perdarahan banyak. Oleh
karena itu pemeriksaan melalui kanalis servikalis hanya dilakukan bila
penanganan pasif ditinggalkan dan ditempuh penanganan aktif.
Pemeriksaan harus dilakukan dalam keadaan siap operasi. Pemeriksaan
dalam dimeja operasi dilakukan sebagai berikut :
Perabaan fornises pemeriksaan ini hanya bermakna bila janin
dalam presentasi kepala.
Pemeriksaan melalui kanalis servikalis.
H. THERAPI
Pengobatan placenta previa dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu :
a) Terapi aktif
Kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan yang membawa maut.
1. Cara vaginal yang bermaksud untuk menjadikan tekanan pada placenta
dan dengan demikian menutup pembuluh2 darah yang terbuka (tamponade
pada placenta )
2. SC dengan maksud mengosongkan rahim hingga rahim dapat
menjadikan retraksi & menghentikan perdarahan.
SC juga mencegah terjadinya robekan cervik yang agak sering terjadi
dengan usaha persalinan pervaginan pada placenta previa.
b) Pengobatan ekspektatif
Adalah kalau janin masih kecil hingga kemungkinan hidup di dunia luar
harapannya kecil sekali.
Tindakan yang kita pilih untuk pengobatan placenta previa dan kapan
pelaksanaannya tergantung pada faktor2 dibawah ini :
1. Perdarahan banyak atau sedikit.
2. Keadaan ibu dan anak.
4
3. Besarnya pembukaan.
4. Tingkat placenta previa.
5. Paritas.
Cara2 vaginal terdiri dari :
- Pemecahan ketuban
- Versi Braxton Hicks & Cunam Willet
SOLUTIO PLACENTA
A. DEFINISI
Adalah terlepasnya placenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum
janin lahir atau pelepasan sebagian/seluruh placenta yang normal implantasinya
antara 22 minggu dan lahirnya anak.
B. KLASIFIKASI
1. Solutio placenta totalis perdarahan keluar / tersembunyi.
2. Solutio placenta partialis / rupture sinus marginalis.
Klinis dibagi sesuai dengan derajat terlepasnya placenta :
Solutio placenta ringan
Solutio placenta sedang
Solution placenta berat
C. DIAGNOSIS
Solutio placenta ringan
Perdarahan pervaginam yang berwarna kehitam2an dan ketegangan uterus
terus menerus.
Solutio placenta sedang ( terlepasnya > ¼ nya )
Perdarahan pervaginam mungkin sedikit tetapi ibu syok dan janin jika masih
hidup dalam keadaan gawat janin.
Sakit perut terus menerus, nyeri tekan pada uterus. Uterus tegang terus
menerus bagian janin sulit diraba.
5
Solutio placenta berat (terlepas > 2/3 nya )
Sakit terus menerus, nyeri tekan uterus serta tegang terus menerus.
Perdarahan vagina disertai syok, BJJ (-) dan air ketuban mungkin kemerahan
karena bercampur darah.
D. KOMPLIKASI
Perdarahan anemia akut, syok.
Kelainan pembekuan darah.
Oleh karena hipofibrinogenemia karena masuknya tromboplastin kedalam
peredaran darah ibu akibat terjadinya pembekuan darah retro plasenter
terjadi pembekuan darah intravascular dimana2 yang akan menghabiskan
factor pembekuan darah, terutama fibrinogen ( kadar fibrinogen – plasma
wanita hamil berkisar antara 300 – 700 mg % ). Bila kadarnya < 100 mg %
gangguan pembuluh darah.
Oligouri.
Oligouri sangat mungkin karena hypovolemia dan vasokonstriksi pembuluh
darah ginjal akibat perdarahan banyak.
Gawat janin.
Sindroma shenenan, nekrosis ginjal , uterus couvalier.
E. THERAPI
1. Umum
a) Pemberian darah yang cukup
b) Pemberian O2
c) Pemberian antibiotika
d) Pada syok yang berat diberi kortikosteroid dalam dosis tinggi
2. Khusus
a) Terhadap hipofibrinogenemia.
Substitusi dengan human fibrinogen 10 gr atau darah segar.
b) Menghentikan fibrinolyse dengan trasylol ( proteinase inhibitor )
200.000 S i.v. selanjutnya kalau perlu 100.000 S/jam dalam infuse.
6
c) Untuk merangsang diurese : Mannit, Mannitol.
Diurese yang baik lebih dari 30 – 40 cc / jam.
3. Obstetris
Pimpinan persalinan pada solution placenta bertujuan untuk mempercepat
persalinan sedapat2nya kelahiran terjadi dalam 6 jam.
Alasannya adalah :
a) Bagian placenta yang terlepas meluas.
b) Perdarahan bertambah.
c) Hypofibrinogenemia menjelma atau akan bertambah.
7
PERBEDAAN SOLUTIO PLACENTA & PLACENTA PREVIA
DENGAN PERDARAHAN
DENGAN PERDARAHAN KELUAR
TERSEMBUNYI
8
MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU
DENGAN PLACENTA PREVIA TOTALIS
LANGKAH I PENGKAJIAN
Identitas / Biodata :
Nama Isteri : Ny. Fitrya
Umur : 26 tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar / Indonesia
Alamat : Jl.Dayung RT 01 Sangata
1. Status perkawinan :
• Kawin : Ya, 1x lamanya 8 tahun
• Cerai : -
• Janda : -
2. Keluhan utama :
9
Perdarahan pervaginam sejak pukul 24.00 wita, ganti pembalut + 5 kali dalam
sehari
10
4. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
No Tahun Jenis kelamin Penolong Jenis persalinan Berat Badan
1 1997 Perempuan Bidan Spontan, normal 3200 gr
11
Keluhan : Tidak ada
c) Pola istirahat
Siang : Jarang tidur
Malam : 6 – 7 jam
d) Pola sexualitas
Frekuensi : Selama hamil jarang
Keluhan : Tidak ada
e) Pola kesehatan
a) Personal hygiene : Mandi 2x sehari
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda2 vital : T/D 110/70 mmhg, Nadi 84 x/menit
RR 20 x/menit, Suhu 36,50C
2. Pemeriksaan khusus
a) Inspeksi
Muka : Kloasma gravidarum (-)
Mata : Conjungtiva tidak anemis
Sclera tidak ikterus
Mulut : Gigi geligi lengkap
Mukosa mulut normal
Caries dentis tidak ada
Geraham tidak ada pembengkakan
Leher : Tidak ada pembesaran kel. Tyroid
Dada : Simetris, retraksi (-)
Areola mammae hyperpigmentasi
Colostrum mulai keluar
Perut : Tidak ada asites & luka bekas operasi
Genetalia : Pengeluaran darah pervaginam
12
b) Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kel. Tyroid
Ketiak : Tidak ada pembesaran kel. Getah bening
Payudara : Tidak ada benjolan, simetris
Data Penunjang
Laboratorium
Darah : Hb 10 gr % ( di RS 6,5 gr % )
USG : Tidak dilakukan
Di RS. Hasil USG tampak placenta menutupi jalan
Lahir
13
LANGKAH II INTERPRETASI DATA DASAR
DIAGNOSA DASAR
Ibu G3P2A0 hamil 34 minggu Ibu hamil anak ketiga, keluar darah
tunggal hidup intra uterin dengan pervaginam banyak, ibu takut akan
placenta previa totalis keadaannya dan janinnya.
HPHT lupa
TFU ½ px pusat, kehamilan 34 mgg
DJJ (+) 140 x/menit
KU baik kesadaran composmentis
TD 110/70 mmhg, Pols 84 x/menit,
RR 24 x/menit, suhu 36,50C
USG hasil tampak placenta menutupi
jalan lahir.
MASALAH DASAR
KEBUTUHAN DASAR
14
Ibu tampak cemas dan tampak
khawatir
Rehidrasi Banyak keluar darah pervaginam
LANGKAH V INTERVENSI
1) Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaannya serta janinnya dengan
segala resiko yang akan terjadi
2) Beri support mental pada ibu serta libatkan suami dan keluarganya, anjurkan
untuk banyak berdoa (tawakkal).
3) Monitor KU, vital sign dan DJJ
4) Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang kemungkinan dilakukan tindakan
operasi.
5) Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk tindak lanjut.
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
1) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaannya serta janinnya
dengan segala resiko yang akan terjadi
15
2) Memberi support mental pada ibu serta libatkan suami dan
keluarganya, menganjurkan untuk banyak berdoa (tawakkal).
3) Menyiapkan Pasien untuk tindakan SC
- Menyiapkan surat ijin operasi
- Memasang infuse dengan cairan RL
4) Memonitor KU, vital sign dan DJJ
5) Berkolaborasi dengan Dr.Obsgin untuk tindakan selanjutnya
6) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tindakan operasi.
LANGKAH VII EVALUASI
Tanggal 20 - 2 - 2005 pukul 03.00 wita
Ibu mengerti dengan apa yang telah di jelaskan
Ibu dan keluarga sepakat mengikuti anjuran Dokter untuk segera di lakukan
tindakan SC
16
DOKUMENTASI KEBIDANAN
S :
Ibu hamil anak ketiga
Ibu takut akan keadaannya serta janinnya
O :
Ku ibu baik, kesadaran Composmentis
TD 110/70 mmhg, pols 84 x/menit, RR 24 x/menit, Suhu 36,50C
DJJ (+) 140 x/menit
Keluar darah pervaginam
A :
Ibu G3P2A0 hamil 34 minggu tunggal hidup intra uterine dengan placenta
previa totalis.
P :
Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaannya serta janinnya dengan
segala resiko yang akan terjadi
Monitor KU, vital sign dan DJJ
Beri support mental pada ibu serta libatkan suami dan keluarganya,
anjurkan untuk banyak berdoa (tawakkal).
17
Kolaborasi dengan Dr.Obsgin
- Siapkan pasien untuk tindakan SC
- Lakukan tindakan infus, Siapkan Inform Consent
Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tindakan operasi SC
.
18