Professional Documents
Culture Documents
ISSN :
No. Publikasi/Publication Number : 91522.91.18
Katalog BPS/BPS Catalogue : 3205008.9100
Ukuran Buku/Book Size : 16,5 cm x 21 cm
Jumlah Halaman/Total Pages : vii + 35 halaman /42 pages
Naskah/Manuscript :
Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Papua Barat
Diterbitkan Oleh/Published by :
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
Dicetak Oleh/Printed by :
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Maksud dan Tujuan 3
1.3 Sistematika Penulisan 3
BAB VI KESIMPULAN 33
DAFTAR PUSTAKA 35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Tidak dipungkiri, Tanah Papua dianugerahi Tuhan kekayaan alam
Belakang yang melimpah. Gunung, lembah, laut dan pantai semuanya
mengandung kekayaan alam yang tidak ternilai. Sumber gas bumi di
sepanjang Teluk Bintuni, tambang minyak di Kasim Kabupaten Sorong,
Tambang Nikel di Pulau Gag Raja Ampat, ikan yang melimpah di
perairan Papua bukti kekayaan alam Papua. Demikian juga hutan yang
menyimpan kekayaan alam yang juga tidak ternilai.
Kendati demikian, penduduk (asli) Papua hidup dalam kemiskinan,
keterbelakangan, keterisoliran, dan kebodohan. Hasil kajian Sintese
Kapasitas Pembangunan Papua menunjukkan kondisi sosial ekonomi
masyarakat Papua khususnya di perkampungan tidak menunjukkan
perbaikan berarti dalam 50 tahun pembangunan di daerah ini. Ironis
bukan? Ibarat pepatah, penduduk (asli) Papua kelaparan di lumbung
1.2 Maksud Maksud dan tujuan penulisan analisis ini antara lain untuk:
& Tujuan
• Mengetahui jumlah dan persentase penduduk miskin di Provinsi
Papua Barat tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009.
• Mengetahui tingkat kedalaman kemiskinan di Provinsi Papua Barat
tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009.
• Mengetahui tingkat keparahan kemiskinan di Provinsi Papua Barat
tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009.
1.3 Sistematika Bab I menjelaskan latar belakang penulisan, tujuan penulisan, dan
Penulisan sistematika penulisan.
Bab II menjelaskan tentang konsep kemiskinan yang digunakan,
BAB II
METODE PENGHITUNGAN
KEMISKINAN
α = 0,1,2
z = Garis kemiskinan
yi = Rata-rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk yang
berada di
bawah garis kemiskinan (i=1,2,…,q), yi < z
q = Banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan
N = Jumlah penduduk
BAB III
3.1 menunjukkan penurunan jumlah penduduk miskin dari 284,1 ribu jiwa
pada tahun 2006 menjadi 256,8 ribu jiwa pada tahun 2009. Persentase
penduduk miskin juga turun dari 41,34 persen pada tahun 2006 menjadi
35,71 persen pada tahun 2009.
Di sisi lain, garis kemiskinan selama periode 2006—2009
menunjukkan perkembangan selalu naik. Kenaikan garis kemiskinan
disebabkan oleh kenaikan harga barang dan jasa yang dipicu oleh
Garis Kemiskinan (Rp/kpt/hari)
Tahun
Kota Desa Kota dan desa
(1) (2) (3) (4)
Maret 2006 206.610 198.725 202.340
Sumber: Dihitung berdasarkan data Susenas Panel Modul Konsumsi Maret 2006, 2007, 2008 dan
2009
Tabel 3.2 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Papua Barat Menurut
Kabupaten/Kota, 2006—2008
Jumlah
Persentase
Kabupaten/Kota (000)
2006 2007 2008 2006 2007 2008
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kab. Fakfak 26,39 24,71 24,47 41,64 39,57 37,55
Kab. Kaimana 14,67 13,73 10,61 36,85 35,22 23,25
Kab. Teluk Wondana 11,92 11,46 11,98 54,95 53,34 47,36
Kab. Teluk Bintuni 27,46 25,92 30,06 53,75 51,37 50,39
Kab. Manokwari 81,19 76,35 82,62 49,75 47,34 43,57
Kab. Sorong Selatan 17,09 16,00 16,37 29,46 28,05 26,66
Kab. Sorong 33,13 31,01 32,55 35,52 33,84 33,95
Kab. Raja Ampat 12,22 11,44 10,45 31,25 30,07 23,76
Kota. Sorong 60,02 56,19 18,19 37,62 35,71 14,93
IRIAN JAYA BARAT 284,09 266,80 237,30 41,34 39,31 33,49
Sumber: Dihitung berdasarkan data Susenas Panel Modul Konsumsi Maret 2006, 2007 dan 2008
Garis Kemiskinan
Tahun
Kota Desa Kota dan desa
(1) (2) (3) (4)
Maret 2006 206.610 198.725 202.340
Maret 2007 209.518 204.958 205.998
Maret 2008 244.807 230.254 233.570
Maret 2009 304.730 269.354 277.416
Sumber: Dihitung berdasarkan data Susenas Panel Modul Konsumsi Maret 2006, 2007 2008 dan
2009
Tabel 3.4 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Papua Barat Menurut
Daerah, 2006—2009
Jumlah (000) Persentase
Tahun Kota dan Kota dan
Kota Desa Kota Desa
desa desa
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Maret 2006 13,30 270,80 284,10 8,42 51,17 41,34
Maret 2007 11,00 255,80 266,80 7,14 48,82 39,31
Maret 2008 9,48 237,02 246,50 5,93 43,74 35,12
Maret 2009 8,55 248,29 256,84 5,22 44,71 35,71
Sumber: Dihitung berdasarkan data Susenas Panel Modul Konsumsi Maret 2006, 2007 2008 dan
2009
Garis Kemiskinan
Tahun
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
(1) (2) (3) (4) (5)
Maret 2006 173.201 150.812 202.340 180.201
Maret 2007 179.552 165.039 205.998 202.379
Maret 2008 188.931 187.671 233.570 225.195
Maret 2009 207.771 201.500 277.416 246.225
Sumber: Dihitung berdasarkan data Susenas Panel Modul Konsumsi Maret 2006, 2007 2008 dan
2009
Jumlah (000)
Tahun
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
(1) (2) (3) (4) (5)
Maret 2006 418,60 116,80 284,10 816,70
Maret 2007 404,70 109,90 266,80 793,40
Maret 2008 391,32 105,05 246,50 733,15
Maret 2009 380,01 98,00 256,84 760,35
Sumber: Dihitung berdasarkan data Susenas Panel Modul Konsumsi Maret 2006, 2007 2008 dan
2009
Persentase
Tahun
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
(1) (7) (8) (9) (10)
Maret 2006 33,03 12,73 41,34 41,52
Maret 2007 31,14 11,97 39,31 40,78
Maret 2008 29,66 11,28 35,12 37,08
Maret 2009 28,23 10,36 35,71 37,53
Sumber: Dihitung berdasarkan data Susenas Panel Modul Konsumsi Maret 2006, 2007 2008 dan
2009
pada Maret 2008 dan Maret 2009 tercatat 37,08 persen dan 37,53
persen.
Perkembangan tingkat kemiskinan di Katimin menunjukkan pola
yang berbeda. Selama periode 2006—2009, persentase penduduk
miskin di Provinsi Maluku dan Maluku Utara turun sementara di Provinsi
Papua dan Papua Barat selama 2006—2008 turun dan selama 2008—
2009 naik. Meskipun kenaikan selama 2008—2009 di Provinsi Papua
dan Papua Barat kecil tetapi fenomena kenaikan ini dapat dijadikan
BAB IV
INDEKS KEDALAMAN
KEMISKINAN
Indeks Kedalaman Kemiskinan (persen)
Tahun
Kota Desa Kota dan desa
(1) (2) (3) (4)
Maret 2006 2,94 10,48 8,08
Maret 2007 0,73 16,58 12,97
Maret 2008 0,73 11,67 9,18
Maret 2009 0,43 12,51 9,75
Sumber: Dihitung berdasarkan data Susenas Panel Modul Konsumsi Maret 2006, 2007 2008 dan
2009
108
106,79
106
104
102
98
96
Maret 2007 Maret 2008 Maret 2009
Gambar 4.1
Indeks Kedalaman Kemiskinan
Kabupaten/Kota
2006 2007 2008
(1) (2) (3) (4)
Kab. Fak-fak 8,61 8,79 9,21
Kab. Kaimana 7,87 7,31 5,58
Kab. Teluk Wondana 11,18 13,02 13,02
Kab. Teluk Bintuni 12,33 14,59 16,29
Kab. Manokwari 10,49 12,75 14,21
Kab. Sorong Selatan 8,75 7,48 9,31
Kab. Sorong 6,92 6,83 10,36
Kab. Raja Ampat 5,53 6,84 6,64
Kota. Sorong 8,77 9,41 7,93
Provinsi Papua Barat 8,08 12,97 10,83
Sumber: Dihitung berdasarkan data Susenas Panel Modul Konsumsi Maret 2006, 2007 dan 2008
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Persen)
Tahun
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
(1) (7) (8) (9) (10)
Maret 2006 7,51 2,01 8,08 12,07
Maret 2007 6,38 2,23 12,97 10,84
Maret 2008 5,89 1,65 9,18 10,89
Maret 2009 5,59 1,44 9,75 9,07
Sumber: Dihitung berdasarkan data Susenas Panel Modul Konsumsi Maret 2006, 2007 2008 dan
2009
BAB V
INDEKS KEPARAHAN
KEMISKINAN
Indeks Keparahan Kemiskinan
Tahun
Kota Desa Kota dan desa
(1) (5) (6) (7)
Maret 2006 0,86 3,44 2,62
Maret 2007 0,12 7,29 5,66
Maret 2008 0,24 4,46 3,50
Maret 2009 0,04 4,61 3,57
Sumber: Dihitung berdasarkan data Susenas Panel Modul Konsumsi Maret 2006, 2007 2008 dan
2009
Indeks keparahan kemiskinan pada Maret 2009 sebesar 3,57. Indeks ini
lebih tinggi 0,7 poin dibandingkan kondisi Maret 2008 dan 0,95 poin
dibandingkan kondisi Maret 2006 tetapi lebih rendah 1,09 poin daripada
kondisi Maret 2007.
Tingkat kemiskinan di desa lebih parah daripada di kota. Pada
Maret 2009 misalnya, indeks keparahan kemiskinan di kota hanya 0,04
sementara di desa 4,61. Pada Maret 2007 perbandingan indeks
keparahan kemiskinan desa dan kota sangat nyata yaitu 7,17 poin.
Kondisi kemiskinan di Papua Barat berbeda antara satu kabupaten/
kota dengan kabupaten lain. Data kemiskinan kabupaten/kota pada
Maret 2006— Maret 2008 disajikan secara lengkap pada Tabel 5.2.
Tampak kondisi Maret 2009, dari 9 kabupaten/kota hanya Kabupaten
Kaimana yang indeks keparahan kemiskinannya di bawah dua. Selain
itu, perkembangan indeks keparahan kemiskinan di Kabupaten Kaimana
menunjukkan pola menurun.
Indeks keparahan kemiskinan di Kabupaten Teluk Bintuni bahkan
mencapai 7,32 dan merupakan indeks keparahan kemiskinan tertinggi.
Indeks Keparahan Kemiskinan
Kabupaten/Kota
2006 2007 2008
(1) (2) (3) (4)
Kab. Fak‐fak 2,62 3,12 2,98
Kab. Kaimana 2,88 2,12 1,65
Kab. Teluk Wondana 3,10 4,30 4,42
Kab. Teluk Bintuni 4,21 5,58 7,32
Kab. Manokwari 3,36 4,53 5,94
Kab. Sorong Selatan 3,26 2,91 3,71
Kab. Sorong 1,91 1,89 3,65
Kab. Raja Ampat 1,51 1,89 2,31
Kota. Sorong 2,93 3,55 4,94
Provinsi Papua Barat 2,62 5,66 4,55
Sumber: Dihitung berdasarkan data Susenas Panel Modul Konsumsi Maret 2006, 2007 dan 2008
Indeks Keparahan Kemiskinan
Tahun Maluku
Maluku Papua Barat Papua
Utara
(1) (2) (3) (4) (5)
Maret 2006 2,60 0,57 2,62 4,97
Maret 2007 1,84 0,64 5,66 3,88
Maret 2008 1,75 0,39 3,50 4,01
Maret 2009 1,67 0,36 3,57 2,98
Sumber: Dihitung berdasarkan data Susenas Panel Modul Konsumsi Maret 2006, 2007 2008 dan
2009
KESIMPULAN