You are on page 1of 4

Memahami Investasi di Pasar Modal

Perdana Wahyu Santosa

• Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas YARSI dan Chief


Knowledge Officer CAPITAL PRICE
• Penulis Rubrik Analisis Fundamental Emiten BEI di Investor
Daily dan Bedah Korporasi di Bisnis Indonesia setiap Senin.
• Pengasuh Radio Talk Show “CAPITAL MARKET REVIEW” di
PAS FM 92.4 setiap Senin pukul 18.00-19.00
Email: perdana.ws@gmail.com

Saat ini kata investasi sudah mulai akrab ditelinga kita, bahkan bagi ibu-ibu
rumah tanggapun sudah tidak asing lagi. Namun apakah kita sudah benar-benar
memahami esensi (hakikat) dari investasi itu sendiri? Atau hanya asal ucap saja dengan
pengertian yang masih “ngambang”?. Untuk itulah kita perlu memahami pengertian
investasi, tujuan investasi, risiko investasi, imbal hasil (return) investasi, instrument
investasi sampai profesi investasi tersebut. Pemahaman ini penting agar kita tidak merugi
saat berinvestasi.

Makna investasi dapat disederhanakan sebagai upaya mengalokasikan dan


menanam uang pada media bisnis atau instrumen investasi agar dapat berkembang
sehingga dana investasi tsb berkerja untuk kemakmuran kita. Untuk memperoleh uang
bukan hanya dengan bekerja formal atau informal saja namun dapat melalui media
investasi. Hal ini perlu disadari dan dipahami agar tingkat kesejahteraan keluarga kita
meningkat. Melalui sarana investasi, dana kita akan terus berkembang dan bekerja non-
stop, baik saat kita tidur ataupun sedang berwisata dengan keluarga sekalipun. Proses
investasi terus-menerus mengenerate dana kita. Namun tentu saja semua investasi akan
mengikuti siklus ekonomi baik domestik maupun global.

Tujuan investasi pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan (needs) dan/atau


keinginan (wants) yang kita harapkan. Pemenuhan kebutuhan dan keinginan tersebut
guna meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan keluarga kita. Maka untuk dapat
mencapai kebutuhan dan keinginan tersebut, investasi merupakan salah satu solusi
terbaik ketimbang hanya ditabung saja. Instrumen investasi cukup luas dan beragam
jenisnya seperti saham, obligasi, derivatif, reksadana (mutual funds), logam mulia (emas),
properti bahkan membuka bisnis riil sendiri. Setiap instrumen investasi tentunya
memiliki karakter yang berbeda satu dengan instrumen lainnya terutama imbal hasil
(return) maupun risikonya.

Instrumen Investasi

Secara teoritis, semakin tinggi imbal hasil yang diekspektasikan, maka tingkat
risiko invetasinya juga akan semakin besar. Hal ini tentu rasional bukan?. Pada

1
umumnya, tingkat imbal hasil investasi tertinggi adalah investasi di pasar modal (capital
market) melalui instrumen saham (stocks). Hal ini disebabkan tingkat volatilitas harga
saham yang tinggi sejalan dengan perkembangan situasi ekonomi dan sospol. Saham.
Apabila dikelola dengan baik dapat memberikan imbal hasil normal sekitar 20%
pertahun. Imbal hasil sebesar itu belum termasuk dividen yang dibayarkan perusahaan
(emiten) kepada investor. Tentu sangat jauh bedanya dengan imbal hasil deposito. Saham
berbasis syariah juga tersedia di BEI, sesuai persyaratan DSN-MUI. Investasi berbasis
saham baik modern maupun syariah berklasifikasi pertumbuhan agresif.

Namun jika ingin instrumen yang lebih rendah risikonya dapat membeli obligasi
(bonds) korporasi atau pemerintah seperti surat utang negara (SUN) atau obligasi Ritel
Indonesia (ORI) yang akan memberikan pembayaran kupon dengan rate tertentu pada
periode tertentu pula. Tersedia juga instrumen utang syariah yaitu Sukuk yang mirip
dengan obligasi dengan imbal hasil berupa fee tertentu. Investasi pada obligasi/sukuk
termasuk kategori fixed income yang relatif rendah risikonya.

Berinvestasi langsung di pasar modal seperti BEI, kita harus memiliki ilmu
keuangan dan investasi yang memadai terkait analisis fundamental dan teknikal. Selain
itu, masih banyak aspek yang perlu kira pelajari baik teknis Bagi investor yang
mempunyai dana kecil dan wawasan investasi terbatas tidak perlu khawatir karena dapat
membeli reksadana (mutual fund) baik modern ataupun syariah yang dikelola manajer
investasi (fund manager) berpengalaman. Produk reksadana merupakan produk derivatif
dengan underlying asset portofolio saham, obligasi/sukuk, serta instrumen investasi
lainnya. Dengan modal kecil, para investor dapat berpartisipasi di pasar modal melalui
reksadana.

Dalam berinvestasi di pasar modal kita juga harus menilai tingkat indeks harga
saham yang berlaku. Apakah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada pada tingkat
wajar atau overvalued. Selain IHSG, indeks pasar modal juga dapat dipantau melalui
indeks LQ-45 (beranggotakan 45 saham unggulan); Bisnis-27 (terdiri dari 27 saham
premium); Kompas 100 (merupakan 100 saham likuid) dan indeks syariah yaitu Jakarta
Islamic Index (JII) yang terdiri dari 30 saham syariah. Indeks harga saham pada
umumnya mewakili pergerakan pasar keseluruhan sekaligus memberikan karakter khas
sesuai misi dan motivasi kita dalam berinvestasi.

Indeks harga saham sering dijadikan indikator perekonomian nasional, regional


bahkan global. Mengapa?, karena indeks harga saham dinilai telah menyerap berbagai
informasi publik maupun private yang masuk ke pasar modal. Informasi dan news
tersebut ditransformasikan menjadi angka indeks harga saham. Lebih jauh, indeks saham
juga dapat diperdagangkan melalui futures namun risikonya tinggi untuk jangka pendek
karena sangat fluktuatif dan sulit diprediksi. Namun untuk jangka panjang relatif aman
karena dapat diprediksi melalui berbagai indikator ekonomi.

2
Di samping instrumen-intrumen investasi tersebut,
investasi juga dapat dilakukan melalui komoditas seperti
emas, perak, timah, nikel, batubara dan sebagainya.
Investasi komoditas dilakukan melalui pasar berjangka.
Misalnya emas, termasuk jenis investasi yang relatif aman
terutama jika dilakukan dalam jangka panjang sekitar 5-10
tahun. Harga emas saat ini sudah mencetak rekor tertinggi
(new high) US$ 1000 per troy ounce akibat pelemahan
US$. Tentu akan membuat investor emas mereguk
keuntungan yang sangat besar. Begitu pula investasi di
sektor properti masih menjanjikan keuntungan sekitar 8-
12% pertahun.

Investasi dan Judi

Sebagian kalangan berpendapat minor bahwa investasi adalah perjudian atau


spekulasi belaka. Pendapat tersebut perlu diluruskan tentunya, karena filosofi judi dengan
investasi sangat berbeda. Judi adalah aktivitas spekulasi belaka yang dapat juga dilakukan
melalui instrumen investasi seperti saham atau produk derivatifnya. Ciri khas judi adalah
menawarkan ekspektasi imbal hasil (keuntungan) yang sangat besar namun probabilitas
keberhasilannya sangat kecil. Spekulasi juga tidak berdasarkan analisis dan informasi
yang transparan dan akurat sehingga tingkat ketidak pastiannya (uncertainty) nya sangat
tinggi sehingga menimbulkan potensi risiko yang tinggi juga. Selain itu, pada umumnya
judi dilakukan pada short-term period karena pelakunya ingin cepat kaya tanpa bersusah
payah terlebih dahulu. Situasi tersebut menyebabkan expected value “investasi judi’
tersebut menjadi negatif sehingga para pelakunya akan mengalami kerugian yang
konsisten dan kontinu selama menjalankan aktivitas spekulasi tersebut hingga akhirnya
bangkrut.

Sebaliknya, investasi menjanjikan imbal hasil yang wajar dan rasional dengan
probabilitas keberhasilan yang relatif besar dan dilakukan dalam jangka panjang (long-
term investment). Invetasi adalah suatu kegiatan yang menghormati law of process.
Investasi yang bijak berdasarkan analisis keuangan dan informasi yang dapat
dipertanggung jawabkan tentunya sehingga unsur ketidak pastiannya diminimalisasi
sekecil mungkin. Risko tidak mungkin dihilangkan sama sekali, namun dapat
diminimalisasikan. Maka investasi akan menghasilkan expected value yang positif
sehingga menawarkan keuntungan yang konsisten dan kontinu sekalipun jumlahnya tidak
fantastis. Karakter investasi di pasar modal adalah long-term investment.

Untuk menghindari aktivitas perjudian, tentu kita harus informed terhadap jenis
instrumen, emiten, jangka investasi sampai analisis keuangan dan investasi yang relevan
dan akurat. Galilah informasi seluas dan sedalam mungkin agar investasi yang kita
lakukan semakin akurat dan sesuai harapan. Dengan berbekal informasi yang andal
tersebut maka risiko investasi juga dapat direduksi seminimal mungkin sehingga deviasi
antara ekspektasi imbal hasil dan bukti empirisnya tidak terlalu jauh.Ingat, investasi

3
bukanlah menanamkan modal tanpa informasi dan analisis sama sekali kemudian
keuntungan datang begitu saja. Investasi adalah proses observasi, investigasi, analisis
fundamental, analisis teknikal sampai dengan pengambilan keputusan yang smart and
wisdom.

Salam Investasi

You might also like