Professional Documents
Culture Documents
I. Tujuan
1. Menerapkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat
2. Menjelaskan pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan zat
Kelarutan obat sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari pelarut, yaitu oleh
momen dipolnya. Pelarut polar melarutkan zat terlarut ionik dan zat polar lain. Kemampuan
zat terlarut membentuk ikatan hidrogen merupakan faktor yang jauh lebih berpengaruh
dibandingkan dengan polaritas yang direfleksikan dalam dipole momen yang tinggi. Dapat
disimpulkan bahwa pelarut polar bertindak sebagai pelarut menurut mekanisme berikut :
• Karena tingginya tetapan dielektrik, pelarut polar mengurangi gaya tarik-menarik antara
ion dalam Kristal yang bermuatan berlawanan.
• Pelarut polar memecahkan ikatan kovalen dari elektrolit kuat dengan reaksi asam basa
karena pelarut ini amfiprotik.
Pelarut nonpolar tidak dapat mengurangi gaya tarik-menarik antara ion-ion elektrolit
kuat dan lemah karena tetapan dielektrik yang rendah. Pelarut nonpolar juga tidak dapat
memecah ikatan kovalen dan elektrolit yang berionisasi lemah karena pelarut nonpolar
termasuk dalam golongan pelarut aprotik, dan tidak dapat membentuk jembatan hidrogen
dengan nonelektrolit. Oleh karena itu, zat terlarut ionik dan polar tidak larut atau hanya
sedikit larut dalam pelarut nonpolar.
Suatu sediaan obat yang diberikan secara oral di dalam saluran cerna harus mengalami
proses pelepasan dari sediaannya dan kemudian zat aktif akan melarut untuk selanjutnya
diabsorbsi. Proses pelepasan zat aktif dari sediaannya dan proses pelarutannya sangat
dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia dan fisika zat terlarut serta formulasi sediaannya. Salah
satu sifat zat aktif yang penting untuk diperhatikan adalah kelarutan karena pada umumnya,
zat baru diabsorbsi setelah terlarut dalam cairan saluran cerna. Oleh karena itu, salah satu
usaha untuk meningkatkan ketersediaan hayati suatu sediaan adalah dengan menaikkan
kelarutan zat aktifnya.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat, antara lain :
• pH
• Suhu
• Jenis pelarut
• Bentuk dan ukuran partikel zat
• Konstanta dielektrik bahan pelarut
• Adanya zat-zat lain seperti surfaktan, pembentuk kompleks, ion sejenis, dll.
Konstanta dielektrik adalah suatu besaran tanpa dimensi dan merupakan rasio antara
kapasitas elektrik medium (Cx) terhadap vakum (Cv). Dirumuskan sebagai berikut.
C
ε= x
Cv
Besarnya konstanta dielektrik, menurut Moore, dapat diatur dengan menambahkan
bahan pelarut lain. Tetapan dielektrik suatu campuran bahan pelarut merupakan hasil
penjumlahan tetapan dielektrik masing-masing sesudah dikalikan dengan % volume setiap
komponen pelarut.
Adakalanya suatu zat lebih mudah larut dalam pelarut campuran dibandingkan dengan
pelarut tunggalnya. Fenomena ini dikenal dengan istilah co-solvency. Bahan pelarut di
dalam pelarut campur yang mampu meningkatkan kelarutan zat disebut co-solvent. Etanol,
gliserin, dan propilen glikol merupakan contoh-contoh co-solvent yang umum digunakan
dalam bidang farmasi, khususnya dalam pembuatan sediaan eliksir.
B. Bahan
• Asam salisilat
• Air
• Etanol
• Propilen glikol
• Larutan NaOH 0,1 N
• Phenolphtalein
B. Perhitungan
1. Molaritas NaOH
Diketahui : Normalitas NaOH = 0,1 N
Ditanyakan : Molaritas NaOH…….?
Perhitungan :
N = M × ek
N
M=
ek
0,1 grek
M= L
1 grek
mol
M = 0,1 mol
L
M =0,1 Molar
• Percobaan III
Diketahui : V NaOH = 4,3 mL
M NaOH = 0,1 M
V asam salisilat = 5 mL
Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?
Perhitungan :
V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat
4,3 mL x 1 M = 5 mL x M asam salisilat
M asam salisilat = 0,086 M
• Percobaan IV
Diketahui : V NaOH = 4,7 mL
M NaOH = 0,1 M
V asam salisilat = 5 mL
Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?
Perhitungan :
V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat
4,7 mL x 1 M = 5 mL x M asam salisilat
M asam salisilat = 0,094 M
• Percobaan V
Diketahui : V NaOH = 5,3 mL
M NaOH = 0,1 M
V asam salisilat = 5 mL
Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?
Perhitungan :
V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat
5,3 mL x 1 M = 5 mL x M asam salisilat
M asam salisilat = 0,106 M
• Percobaan VI
Diketahui : V NaOH = 8,6 mL
M NaOH = 0,1 M
V asam salisilat = 5 mL
Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?
Perhitungan :
V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat
8,6 mL x 1 M = 5 mL x M asam salisilat
M asam salisilat = 0,172 M
• Percobaan VII
Diketahui : V NaOH = 9,6 mL
M NaOH = 0,1 M
V asam salisilat = 5 mL
Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?
Perhitungan :
V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat
9,6 mL x 1 M = 5 mL x M asam salisilat
M asam salisilat = 0,192 M
3. Konstanta dielektrik (ε) masing-masing pelarut dalam pelarut campuran
a. Konstanta dielektrik air dalam pelarut campur
Pada percobaan I – VII
Diketahui : ε air = 80,4
V air = 60 (% v/v)
Ditanyakan : ε air dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε air dalam pelarut campur = ε air × % v/v air
60
= 80,4 ×
100
= 48,24
• Percobaan II
Diketahui : ε etanol = 25,7
V etanol = 5 (% v/v)
Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol
5
= 25,7 ×
100
= 1,285
• Percobaan III
Diketahui : ε etanol = 25,7
V etanol = 10 (% v/v)
Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol
10
= 25,7 ×
100
= 2,57
• Percobaan IV
Diketahui : ε etanol = 25,7
V etanol = 15 (% v/v)
Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol
15
= 25,7 ×
100
= 3,855
• Percobaan V
Diketahui : ε etanol = 25,7
V etanol = 30 (% v/v)
Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol
30
= 25,7 ×
100
= 7,71
• Percobaan VI
Diketahui : ε etanol = 25,7
V etanol = 35 (% v/v)
Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol
35
= 25,7 ×
100
= 8,995
• Percobaan VII
Diketahui : ε etanol = 25,7
V etanol = 40 (% v/v)
Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol
40
= 25,7 ×
100
= 10,28
• Percobaan II
Diketahui : ε propilen glikol = 50
V propilen glikol = 35 (% v/v)
Ditanyakan : ε propilen glikol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε propilen glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v
35
= 50 ×
100
= 17,5
• Percobaan III
Diketahui : ε propilen glikol = 50
V propilen glikol = 30 (% v/v)
Ditanyakan : ε propilen glikol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε propilen glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v
30
= 50 ×
100
= 15
• Percobaan IV
Diketahui : ε propilen glikol = 50
V propilen glikol = 25 (% v/v)
Ditanyakan : ε propilen glikol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε propilen glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v
25
= 50 ×
100
= 12,5
• Percobaan V
Diketahui : ε propilen glikol = 50
V propilen glikol = 10 (% v/v)
Ditanyakan : ε propilen glikol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε propilen glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v
10
= 50 ×
100
= 5
• Percobaan VI
Diketahui : ε propilen glikol = 50
V propilen glikol = 5 (% v/v)
Ditanyakan : ε propilen glikol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε propilen glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v
5
= 50 ×
100
= 2,5
• Percobaan VII
Diketahui : ε propilen glikol = 50
V propilen glikol = 0 (% v/v)
Ditanyakan : ε propilen glikol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε propilen glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v
0
= 50 ×
100
= 0
VI. Pembahasan
Pada praktikum ini, dilakukan uji kelarutan untuk menerapkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kelarutan suatu zat dan menjelaskan pengaruh pelarut campur terhadap
kelarutan zat.
Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat terlarut dan
pelarut. Selain itu, juga bergantung pada faktor temperatur, tekanan, pH larutan, dan untuk
jumlah yang lebih kecil, bergantung pada terbaginya zat terlarut. Salah satu sifat fisika yang
mempengaruhi kelarutan adalah konstanta dielektrik pelarut. Konstanta dielektrik adalah
suatu besaran tanpa dimensi yang merupakan rasio antara kapasitas elektrik medium (Cx)
terhadap vakum (Cv). Konstanta dielektrik dapat dirumuskan sebagai berikut.
C
ε= x
Cv
Konstanta dielektrik berhubungan dengan kepolaran suatu zat. Zat yang memilki
konstanta dielektrik dengan nilai yang tinggi merupakan zat yang bersifat polar. Sebaliknya,
zat yang konstanta dielektriknya rendah merupakan senyawa nonpolar. Senyawa yang
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah asam salisilat sebanyak 1 gr. Pelarut
yang digunakan merupakan pelarut campur sebanyak 10 mL yang terdiri dari air, alcohol,
dan propilen glikol. Pelarut campur dibuat dalam tujuh komposisi yang berbeda-beda seperti
pada tabel berikut.
Uji kelarutan dilakukan dengan melarutkan 1 gram asam salisilat ke dalam masing-
masing pelarut. Ternyata, asam salisilat tidak mampu melarut ke dalam pelarut campuran.
Oleh karena itu, larutan kemudian dilarutkan menggunakan pengocok orbital selama 2 jam.
Larutan yang diperoleh disaring dengan kertas saring. Dari masing-masing larutan yang
diperoleh, diambil sebanyak 5 mL larutan. Selanjutnya, kadar asam salisilat ditentukan
dengan titrasi asam basa menggunakan pentiter NaOH 0,1 N dan indicator phenolphthalein.
Masing-masing larutan ditambahkan 3 tetes phenolphthalein dan dilakukan titrasi. Titrasi
dilakukan sampai terjadi perubahan warna larutan dari bening menjadi merah muda.
Volume NaOH yang diperlukan untuk menitrasi asam salisilat adalah seperti yang
tertera pada tabel berikut.
70
Konstanta Dielektrik
68
Pelarut Campur
66
64
62
60
58
0.075 0.1 0.125 0.15 0.175 0.2
Molaritas AsamSalisilat
Dari grafik di atas terlihat bahwa semakin rendah konstanta dielektrik pelarut campur
yang digunakan, semakin besar konsentrasi asam salisilat yang dapat larut di dalamnya. Hal
ini disebabkan karena asam salisilat sukar larut dalam air, namun mudah larut dalam etanol.
Sehingga, semakin banyak jumlah etanol dalam pelarut campur, semakin besar konsentrasi
asam salisilat yang dapat larut di dalamnya. Konstanta dielektrik etanol memiliki nilai yang
rendah sehingga semakin besar jumlah etanol dalam pelarut campur, semakin rendah
konstanta dielektrik dari pelarut campuran. Oleh sebab itu, semakin rendah konstanta
dielektrik dari pelarut campur, semakin besar kelarutan asam salisilat.
VII. Kesimpulan
1. Secara kuantitatif, kelarutan merupakan konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada
temperatur tertentu, sedangkan secara kualitatif didefinisikan sebagai interaksi spontan
dari dua atau lebih zat untuk membentuk dispersi molekuler homogen.
2. Konstanta dielektrik pelarut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan
suatu zat dalam suatu pelarut.
3. Penggunaan pelarut campur dapat memperbesar kelarutan suatu zat.
4. Konsentrasi asam salisilat yang larut dalam pelarut campur yang diperoleh dari
percobaan adalah :
Percobaan Konstanta dielektrik pelarut Konsentrasi asam
Ke- campuran salisilat (M)
1 68,24 0,086
2 67,025 0,08
3 65,81 0,086
4 64,595 0,094
5 60,95 0,106
6 59,735 0,172
7 58,52 0,192
5. Semakin banyak jumlah etanol dalam pelarut campur, semakin besar kelarutan asam
salisilat.
6. Semakin rendah konstanta dielektrik pelarut campur yang digunakan, semakin besar
konsentrasi asam salisilat yang dapat larut di dalamnya.