Professional Documents
Culture Documents
”IDENTIFIKASI MIKROBA”
SIFAT KIMIAWI
Disusun oleh : Kelompok 2 (Shift 2)
Nama NPM
ASEP IRWAN 230210090056
MUALIMMAH ANNISA 230210090057
ARIE PATRIA UTAMA 230210090058
DIWI SITI NURBUANA 230210090060
AULYA FIRMAN 230210090059
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2010
i|Page
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah
tentang identifikasi mikroba, terutama identifikasi berdasarkan sifat kimianya
dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini sangatlah jauh dari sempurna, hal
ini tidak lepas dari kurangnya pengetahuan serta pengalaman dari penulis sendiri.
Untuk itu penulis dengan terbuka menerima segala kritik dan saran yang
membangun sebagai cambuk untuk berusaha lebih baik lagi.
Hormat kami,
Penulis
ii | P a g e
DAFTAR ISI
iii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
iv | P a g e
1.2. Rumusan Masalah
4. Apa yang dimaksud dengan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif?
v|Page
1.4. Teknik Pengumpulan Data
1.5. Manfaat
vi | P a g e
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) dengan ingatan
vii | P a g e
Beberapa tahapan standar yang harus dilakukan untuk dapat
mengidentifikasi mikroba, yaitu berdasarkan :
1. Morfologis
2. Sifat kimiawi
Sel terdiri dari berbagai bahan kimia. Bila sel mikroba diberi perlakuan
kimiawi, maka sel ini memperlihatkan susunan kimiawi yang spesifik.
Sebagai contoh, bakteri Gram negatif memiliki lipopolisakarida dalam
dinding selnya, Sedangkan bakteri Gram positif tidak. Sebaliknya pada
banyak bakteri Gram positif terdapat asam teikoat. Bahan kimia ini
tidak ditemukan pada gram negatif. Dinding sel fungi dan algae
berbeda dari bakteri. Pada kelompok virus, pembagian dilakukan
berdasarkan asam inti yang dikandung, apakah merupakan DNA atau
RNA
3. Sifat Biakan
viii | P a g e
4. Sifat Metabolisme
5. Sifat Antigenik
6. Sifat Genetik
7. Patogenitas
8. Sifat Ekologi
ix | P a g e
Mikroorganisme yang terdapat dalam rongga mulut berbeda dengan
saluran pencernaan.
Macam-macam pewarnaan :
1. Pewarnaan negatif
• Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang
• Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti spirochaeta
2. Pewarnaan sederhana
• Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air fukhsin)
• Tujuan hanya untuk melihat bentuk sel
3. Pewarnaan diferensial
• Menggunakan lebih dari satu macam zat warna
• Tujuan untuk membedakan antar bakteri
• Contoh: Pewarnaan Gram, pewarnaan Bakteri Tahan Asam.
4. Pewarnaan khusus
• Untuk mewarnai struktur khusus/tertentu dari bakteri→ kapsul, spora,
flagel dll.
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan
gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka.
x|Page
2.2.1. Bakteri Gram Positif
xi | P a g e
diselimuti oleh membran luar permeabel. Bakteri ini mempunyai dinding sel
tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di antara membran dalam dan
membran luarnya.
xii | P a g e
warna ungu kristal (pewarna) di dinding sel mereka. Bakteri Gram-Negatif-
dinding sel memegang pewarna merah muda atau kemerahan kimia
counterstain sekali digunakan.
Dinding sel bakteri Gram negatif juga rumah komponen yang dapat
membantu dalam kegiatan Endotoxic dan juga memiliki efek pyrogenic terkait
dengan infeksi Gram Negatif. Dinding samping bakteri Gram-negatif juga
memiliki bagian yang disebut sisi rantai yang terdiri dari lipopolisakarida (dan
memiliki komposisi kimia heksosa dalam berbagai sebagai bagian dari
xiii | P a g e
struktur perusahaan). Rantai samping ini membawa dasar antigen somatik.
Rantai samping ini sangat penting untuk mengklasifikasikan bakteri gram
negatif berdasarkan komposisi kimianya.
xiv | P a g e
dalam kasus seperti perusakan dan peradangan jaringan di tingkat yang sangat
kecil adalah hanya membahayakan penyebab infeksi, tetapi jika tingkat
endotoksin adalah lebih tinggi dari yang normal, maka dalam kasus seperti
infeksi dapat mengancam hidup dalam kasus yang ekstrim (efek / intensitas
infeksi tergantung pada jumlah yang hadir endotoksin dalam tubuh host).
Penyebaran endotoksin dalam tubuh inang dan inflamasi reaksi oleh sistem
kekebalan tubuh disebut shock endotoxic.
xv | P a g e
berat kering setiap organisme. Di dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam
inti sel.
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai
materi genetik; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel.
Ini berlaku umum bagi setiap organisme. Di antara perkecualian yang
menonjol adalah beberapa jenis virus (dan virus tidak termasuk organisme)
seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Karakteristik Kimia
• gugus fosfat
• gula deoksiribosa
- Adenin (A)
- Guanin (G)
- Sitosin (C)
- Timin (T)
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang
berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon
xvi | P a g e
lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan
fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada
cincin satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya. Salah
satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula penyusunnya;
gula RNA adalah ribosa.
Struktur RNA
xvii | P a g e
antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan gugus gula ribosa
dari nukleotida yang lain.
xviii | P a g e
BAB III
PEMBAHASAN
Untuk mengidentifikasi virus dapat dilihat dari struktur DNA atau RNA
yang dimilikinya. Ada virus yang intinya berisi DNA dan ada yang berisi RNA.
Virus tidak memiliki DNA dan RNA sekaligus dalam inti selnya. Oleh karena itu,
xix | P a g e
ada yang disebut virus DNA dan virus RNA. Dalam DNA dan RNA tersebut
terdapat struktur pembentuk DNA dan RNA. Struktur ini memiliki sifat kimia
yang dapat menjadi bahan identifikasi.
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang
berselang-seling. DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur
heliks ganda.
Struktur RNA dan DNA hampir sama, namun terdapat perbedaan pada
satu gugus hidroksil tambahan pada cincin gula ribosa (sehingga dinamakan
ribosa). Basa nitrogen pada RNA sama dengan DNA, kecuali basa timin pada
DNA diganti dengan urasil pada RNA. Jadi tetap ada empat pilihan: adenin,
guanin, sitosin, atau urasil untuk suatu nukleotida.
Selain itu, bentuk konformasi RNA tidak berupa pilin ganda sebagaimana
DNA, tetapi bervariasi sesuai dengan tipe dan fungsinya.
xx | P a g e
BAB IV
KESIMPULAN
5. Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang
berselang-seling. DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk
struktur heliks ganda. Sedangkan RNA hanya satu untai namun bervariasi
sesuai dengan tipe dan fungsinya.
xxi | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
http://www.buzzle.com/articles/gram-negative-bacteria.html
http://www.wisegeek.com/what-are-gram-negative-bacteria.htm
xxii | P a g e
DAFTAR GAMBAR
xxiii | P a g e