You are on page 1of 23

TUGAS MIKROBIOLOGI

”IDENTIFIKASI MIKROBA”
SIFAT KIMIAWI
Disusun oleh : Kelompok 2 (Shift 2)
Nama NPM
ASEP IRWAN 230210090056
MUALIMMAH ANNISA 230210090057
ARIE PATRIA UTAMA 230210090058
DIWI SITI NURBUANA 230210090060
AULYA FIRMAN 230210090059

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2010

i|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah
tentang identifikasi mikroba, terutama identifikasi berdasarkan sifat kimianya
dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini sangatlah jauh dari sempurna, hal
ini tidak lepas dari kurangnya pengetahuan serta pengalaman dari penulis sendiri.
Untuk itu penulis dengan terbuka menerima segala kritik dan saran yang
membangun sebagai cambuk untuk berusaha lebih baik lagi.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah


wawasan bagi kita semua khususnya bagi teman-teman mahasiswa program studi
Ilmu kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.

Hormat kami,

Penulis

ii | P a g e
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................i


DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................2
1.4 Teknik Pengumpulan Data..............................................................3
1.5 Manfaat ..........................................................................................3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA........................................................................4
2.1 Identifikasi Mikroba........................................................................4
2.2 Identifikasi Mikroba Berdasarkan Sifat Kimianya..........................7
2.2.1 Bakteri Gram positif ..............................................................8
2.2.2 Bakteri Gram Negatif ............................................................9
2.2.3 DNA (deoxyribonucleic acid)……………………………...12
2.2.4 RNA (ribonucleic acid)…………………………………….14

BAB III : PEMBAHASAN ................................................................................16


BAB IV : KESIMPULAN...................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................19

iii | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang mikroba. Akan


tetapi, kita mendapat kesulitan dalam melakukan penelitian dan pengamatan
dengan mata telanjang karena mikroba berukuran sangat kecil, sehingga
diperlukan alat bantu untuk mengamatinya. Namun demikian, penggunaan alat
bantu tersebut hanya untuk mengamati morfologisnya. Masih diperlukan metode
lain untuk mampu mengidentifikasinya.
Identifikasi mikroba berguna untuk mempelajari secara detail karakter
fisik, kimiawi, dan bologis mikroba sehingga dapat diketahui dan dimanfaatkan
secara optimal. Identifikasi merupakan kegiatan utama dalam kegiatan untuk
membuat klasifikasi atau taksonomi. Berdasarkan klasifikasi dan taksonomi
keanekaragaman hayati makhluk hidup dapat dipelajari dan dipahami dengan
lebih mudah dan utuh. Kegiatan identifikasi adalah menentukan nama hewan atau
tumbuhan dengan benar dan menempatkannya di dalam sistem klasifikasi hewan
dan tumbuhan.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengidentifikasi mikroba adalah
dengan mempelajari ciri morfologinya dan membandingkan atau menyamakan
dengan ciri mikroba yang sudah dikenal identifikasinya. Adapun Beberapa
tahapan standar yang harus dilakukan untuk dapat mengidentifikasi mikroba yaitu
berdasarkan morfologis, sifat kimiawi, sifat biakan, sifat metabolisme, sifat
antigenik, sifat genetik, patogenitas, dan sifat ekologi.
Namun dalam makalah ini akan di bahas secara khusus tentang bagaimana
cara mengidentifikasi mikroba berdasarkan sifat kimiawinya.

iv | P a g e
1.2. Rumusan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi oleh beberapa rumusan masalah, yaitu


sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan identifikasi mikroba?

2. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk mengidentifikasi


mikroba?

3. Bagaimana cara mengidentifikasi mikroba berdasarkan sifat kimiawinya?

4. Apa yang dimaksud dengan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif?

5. Bagaimana struktur RNA atau DNA virus?

1.3. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya sebagai


berikut:

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan identifikasi mikroba.

2. Untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk


mengidentifikasi mikroba.

3. Mengetahui dan memahami bagaimana cara mengidentifikasi mikroba


berdasarkan sifat kimianya.

4. Dapat mengetahui dan membedakan antara bakteri gram positif dan


bakteri gram negatif.

5. Untuk memberikan informasi mengenai struktur RNA dan DNA dari


virus.

v|Page
1.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah dengan


menggunakan cara:

1. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan memanfaatkan


sumber-sumber tertulis yang relevan dengan karya tulis yang kami buat.

2. Pemanfaatan teknologi dan informasi, yaitu dengan memanfaatkan media


internet untuk pencarian data.

1.5. Manfaat

Secara operasional, manfaat pembuatan makalah yang diharapkan dari


hasil penelitian ini adalah manfaat praktis dan manfaat teoritis.

1. Manfaat teoristis yang diharapkan adalah memperkaya pengetahuan


khususnya tentang bagaimana cara mengidentifikasi mikroba berdasarkan
sifat kimianya.

2. Manfaat prakatis yang dapat diharapkan dari pembuatan makalah ini


adalah bagi dosen khususnya bisa digunakan untuk bahan pengajaran dan
penilaian, bagi pembaca dapat menambah pemahaman tentang cara
pengidentifikasian mikroba berdasarkan sifat kimianya, dan bagi penyusun
lain, makalah ini dapat digunakan sebagai referensi awal dalam penelitian
lain khususnya bidang mikrobiologi.

vi | P a g e
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Identifikasi Mikroba

Identifikasi mikroba adalah cara untuk mempelajari secara detail karakter


fisik, kimiawi, dan bologis mikroba sehingga dapat diketahui dan dimanfaatkan
secara optimal. Identifikasi merupakan kegiatan utama dalam kegiatan untuk
membuat klasifikasi atau taksonomi. Berdasarkan klasifikasi dan taksonomi
keanekaragaman hayati makhluk hidup dapat dipelajari dan dipahami dengan
lebih mudah dan utuh. Kegiatan identifikasi adalah menentukan nama hewan atau
tumbuhan dengan benar dan menempatkannya di dalam sistem klasifikasi hewan
dan tumbuhan.

Adapun langkah untuk melakukan identifikasi mikroba adalah sebagai berikut:

1. mempelajari ciri morfologi mikroba yang diidentifiksi.

2. membandingkan atau menyamakan dengan ciri mikroba yang sudah


dikenal identifikasinya. Adapun cara membandingkan / menyamakan
adalah :

a) dengan ingatan

b) dengan bantuan orang lain

c) dengan specimen acuan.

d) studi pustaka / komputer (Penggunakan kunci identifikasi paling


sering digunakan untuk identifikasi makhluk hidup. Format kunci
identifiksi biasanya dikotom yaitu dengan menelusuri jaluir yang
ditetapkan oleh keputusan beraturan dengan setiap pilihannya adalah
biner (dua alternatif).

vii | P a g e
Beberapa tahapan standar yang harus dilakukan untuk dapat
mengidentifikasi mikroba, yaitu berdasarkan :

1. Morfologis

Mikroba pada umumnya sangat kecil : ukurannya dinyatakan dalam


mikrometer (µm). 1µm = 0,001 mm. Oleh karena ukurannya yang
kecil diperlukan mikroskop untuk melihat mikroba. Mikroskop yang
digunakan tergantung pada kecermatan yang diinginkan oleh peneliti.

2. Sifat kimiawi

Sel terdiri dari berbagai bahan kimia. Bila sel mikroba diberi perlakuan
kimiawi, maka sel ini memperlihatkan susunan kimiawi yang spesifik.
Sebagai contoh, bakteri Gram negatif memiliki lipopolisakarida dalam
dinding selnya, Sedangkan bakteri Gram positif tidak. Sebaliknya pada
banyak bakteri Gram positif terdapat asam teikoat. Bahan kimia ini
tidak ditemukan pada gram negatif. Dinding sel fungi dan algae
berbeda dari bakteri. Pada kelompok virus, pembagian dilakukan
berdasarkan asam inti yang dikandung, apakah merupakan DNA atau
RNA

3. Sifat Biakan

Zat hara yang diperlukan oleh setiap mikroorganisme berbeda ada


mikroorganisme yang hanya dapat hidup dan tumbuh bila diberikan zat
hara yang kompleks (serum, darah). Sebaliknya ada pula yang hanya
memerlukan bahan inorganik saja atau bahan organik (asam amino,
karbohidrat, purin, pirimidin, vitamin, koenzim) selain itu beberapa
mikroorganisme hanya dapat tumbuh pada sel hidup, berupa inang,
telur, bertunas, biakan jaringan.

viii | P a g e
4. Sifat Metabolisme

Proses kehidupan dalam sel merupakan suatu rentetan reaksi kimiawi


yang disebut metabolisme. Berbagai macam reaksi yang terjadi dalam
metabolisme dapat digunakan untuk mencirikan mikroorganisme

5. Sifat Antigenik

Bila mikroorganisme masuk kedalam tubuh, akan terbentu antibodi


yang mengikat antigen. Antigen merupakan bahan kimia tertentu dari
sel mikroba. Antibodi ini bersifat sangat spesifik terhadap antigen yang
menginduksinya. Oleh karena mikroorganisme memiliki antigen yang
berbeda, maka antibodi dapat digunakan untuk mencirikan (rapid
indentification) terhadap mikroorganisme. Reaksi ini sangat sepesifik
sehingga dapat disebut sebagai lock and key system.

6. Sifat Genetik

DNA kromosomal mikroorganisme memiliki bagian yang konstan dan


spesifik bagi mikroorganisme tersebut sehingga dapat digunakan untuk
pencirian mikroorganisme. Susunan basa DNA. Untuk perbandingan
di gunakan mol % G+C

7. Patogenitas

Mikroba dapat menimbulkan penyakit, kemampuannya untuk


menimbulkan penyakit merupakan ciri khas mikroorganisme tersebut
selain itu terdapat pula bakteri yang memakan bakteri lainnya
(Bdellovibrio) dan virus (bakteriofag)yang menginfesi dan
menghancurkan bakteri.

8. Sifat Ekologi

Habitat merupakan sifat yang mencirikan mikroorganisme.


Mikroorganisme yang hidup di lautan berbeda dengan air tawar.

ix | P a g e
Mikroorganisme yang terdapat dalam rongga mulut berbeda dengan
saluran pencernaan.

2.2. Identifikasi Mikroba Berdasarkan Sifat Kimianya

Bakteri yang merupakan bagian dari mikroba dapat diidentifikasi


berdasarkan sifat kimianya, yaitu dapat memberikan warna yang berbeda jika
diberi perlakuan tertentu (pewarnaan) tergantung struktur dinding selnya. Maka
dari itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling
utama dalam penelitian mikroba.

Macam-macam pewarnaan :
1. Pewarnaan negatif
• Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang
• Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti spirochaeta

2. Pewarnaan sederhana
• Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air fukhsin)
• Tujuan hanya untuk melihat bentuk sel

3. Pewarnaan diferensial
• Menggunakan lebih dari satu macam zat warna
• Tujuan untuk membedakan antar bakteri
• Contoh: Pewarnaan Gram, pewarnaan Bakteri Tahan Asam.

4. Pewarnaan khusus
• Untuk mewarnai struktur khusus/tertentu dari bakteri→ kapsul, spora,
flagel dll.

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan
gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka.

x|Page
2.2.1. Bakteri Gram Positif

Gambar 1. klasifikasi bakteri Gram positif.

Bakteri gram-positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna


kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna biru
atau ungu di bawah mikroskop. Sementara itu, bakteri gram-negatif akan
berwarna merah atau merah muda. Perbedaan keduanya didasarkan pada
perbedaan struktur dinding sel yang berbeda dan dapat dinyatakan oleh
prosedur pewarnaan Gram. Prosedur ini ditemukan pada tahun 1884 oleh
ilmuwan Denmark bernama Christian Gram dan merupakan prosedur penting
dalam klasifikasi bakteri. Bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus
(bakteri patogen yang umum pada manusia) hanya mempunyai membran
plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan. Sekitar
90% dari dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglikan sedangkan sisanya
berupa molekul lain bernama asam teikhoat. Di sisi lain, bakteri gram negatif
(seperti E. coli) memiliki sistem membran ganda di mana membran plasmanya

xi | P a g e
diselimuti oleh membran luar permeabel. Bakteri ini mempunyai dinding sel
tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di antara membran dalam dan
membran luarnya.

Ciri-ciri bakteri gram positif, yaitu :


• Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau
monolayer.
• Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%),
peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama
merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.
• Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
• Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu
kristal.
• Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
• Lebih resisten terhadap gangguan fisik.

2.2.2 Bakteri Gram Negatif

Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat


warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna
merah bila diamati dengan mikroskop.

Banyak spesies bakteri gram-negatif yang bersifat patogen, yang


berarti mereka berbahaya bagi organisme inang. Sifat patogen ini umumnya
berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel gram-negatif, terutama
lapisan lipopolisakarida (dikenal juga dengan LPS atau endotoksin).
Hampir 90% -95% bakteri Gram negatif dianggap berbahaya untuk
host, dengan kata lain bakteri gram negatif patogen. Perbedaan mendasar
dalam Gram Positif dan bakteri Gram negatif dalam bentuk struktur dinding
sel mereka. Bakteri Gram Negatif.

Bakteri Gram-negatif (Pseudomonas aeruginosa) disebut begitu karena


mereka deteksi dengan uji Gram Stain di mana mereka tidak mempertahankan

xii | P a g e
warna ungu kristal (pewarna) di dinding sel mereka. Bakteri Gram-Negatif-
dinding sel memegang pewarna merah muda atau kemerahan kimia
counterstain sekali digunakan.

Gambar 2. Dinding sel-Struktur Bakteri Gram-Negatif

Lapisan luar dinding sel bakteri Gram-negatif terdiri dari


Lypopolysaccharide dan Protein (inti dan O-polisakarida dan lipid A) dan
mencakup lapisan tipis sangat sedikit dibandingkan dengan peptidoglikan
bakteri Gram positif (peptidoglikan bentuk lapisan luar Gram Positif-dinding
sel bakteri) dan tidak mengandung lipoprotein. Lapisan luar dinding sel
mengandung porins (struktur pori seperti untuk jenis tertentu molekul). Di
bawah lapisan luar Lypopolysaccharide, terdapat lapisan ruang peri-plasmic
(ruang antara dua lapisan peptidoglikan dan internal membran sel) dan
membran plasma. Beberapa bakteri gram negatif juga memiliki flagela dengan
empat cincin sekitarnya.

Dinding sel bakteri Gram negatif juga rumah komponen yang dapat
membantu dalam kegiatan Endotoxic dan juga memiliki efek pyrogenic terkait
dengan infeksi Gram Negatif. Dinding samping bakteri Gram-negatif juga
memiliki bagian yang disebut sisi rantai yang terdiri dari lipopolisakarida (dan
memiliki komposisi kimia heksosa dalam berbagai sebagai bagian dari

xiii | P a g e
struktur perusahaan). Rantai samping ini membawa dasar antigen somatik.
Rantai samping ini sangat penting untuk mengklasifikasikan bakteri gram
negatif berdasarkan komposisi kimianya.

Ada banyak kelompok bakteri Gram-negatif seperti Cyanobacteria,


Spirochaetes, Hijau-Sulfur dan Green Non-Sulfur Bakteri yang merupakan
salah satu kelompok utama bakteri Gram-negatif yang dikenal (itu termasuk
bakteri seperti E-coli, Salmonella, Pseudomonas, Moraxella, Helicobacter,
Stenotrophomonas, legionella, Bakteri Asam asetat dll).

Seiring dengan bakteri yang disebutkan di atas, ada beberapa jenis


bakteri Gram-negatif seperti Hemophilus influenzae (juga dikenal sebagai
Bacillus influenzae), Neisseria meningitidis, Moraxella Catarrhalis, Neisseria
gonorrhoeae, Acinetobacter baumanii (yang datang dalam kelompok bakteri
Gram-Negatif Nosocomical ).

Gram-negatif infeksi bakteri menyebabkan endotoxemia di mana


endotoksin (suatu zat beracun yang terkait dengan dinding sel bakteri atau
inti) bersentuhan dengan aliran darah dan akan dicampur dengan darah.
Setelah endotoksin yang dicampur dalam darah, itu menjadi sangat sulit untuk
menghentikan zat beracun dari merugikan / menghancurkan jaringan sehat dan
juga menyebabkan radang pada jaringan. zat dapat mencapai bagian tubuh dan
mulai merusak jaringan. Bakteri Gram-negatif dapat dibunuh dengan
menggunakan obat-obatan tetapi substansi endotoksin sangat sulit untuk
bersih dari darah.

Umumnya jutaan bakteri Gram-negatif yang ada dalam usus hewan


dan tingkat yang sangat kecil terkait dengan endotoksin bakteri ini juga
membersihkan / detoksifikasi oleh hati, tetapi begitu tingkat kenaikan
endotoksin dapat mencapai aliran darah dan menyebar ke berbagai bagian
badan. Setelah penyebaran dimulai endotoksin dalam tubuh, sistem kekebalan
tubuh melepaskan zat inflamasi dalam tubuh dan menyebabkan suhu tubuh
meningkat (demam ringan). Jika kehadiran endotoksin dalam tubuh berada di
bawah tingkat normal yang sistem kekebalan tubuh kita bisa melawan, maka

xiv | P a g e
dalam kasus seperti perusakan dan peradangan jaringan di tingkat yang sangat
kecil adalah hanya membahayakan penyebab infeksi, tetapi jika tingkat
endotoksin adalah lebih tinggi dari yang normal, maka dalam kasus seperti
infeksi dapat mengancam hidup dalam kasus yang ekstrim (efek / intensitas
infeksi tergantung pada jumlah yang hadir endotoksin dalam tubuh host).
Penyebaran endotoksin dalam tubuh inang dan inflamasi reaksi oleh sistem
kekebalan tubuh disebut shock endotoxic.

Ciri-ciri bakteri gram negatif, yaitu :


• Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau
multilayer.
• Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%),
peptidoglikan ter 10%± dapat didalam lapisan kaku, sebelah dalam dengan
jumlah sedikit dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.
• Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
• Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya
kristal violet.
• Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
• Tidak resisten terhadap gangguan fisik.

Sedangkan untuk mengidentifikasi virus dapat dilihat dari struktur DNA


atau RNA yang dimilikinya. Ada virus yang intinya berisi DNA dan ada yang
berisi RNA. Virus tidak memiliki DNA dan RNA sekaligus dalam inti selnya.
Oleh karena itu, ada yang disebut virus DNA dan virus RNA. Dalam DNA dan
RNA tersebut terdapat struktur pembentuk DNA dan RNA. Struktur ini memiliki
sifat kimia yang dapat menjadi bahan identifikasi.

2.2.3 DNA (deoxyribonucleic acid)


Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA (deoxyribonucleic
acid), adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul utama penyusun

xv | P a g e
berat kering setiap organisme. Di dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam
inti sel.

Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai
materi genetik; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel.
Ini berlaku umum bagi setiap organisme. Di antara perkecualian yang
menonjol adalah beberapa jenis virus (dan virus tidak termasuk organisme)
seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Karakteristik Kimia

DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama,


yaitu:

• gugus fosfat

• gula deoksiribosa

• basa nitrogen, yang terdiri dari:

- Adenin (A)

- Guanin (G)

- Sitosin (C)

- Timin (T)

Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen


tersebut dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai
polinukleotida.

Rantai DNA memiliki lebar 22-24 Å, sementara panjang satu unit


nukleotida 3,3 Å. Walaupun unit monomer ini sangatlah kecil,
DNA dapat memiliki jutaan nukleotida yang terangkai seperti
rantai. Misalnya, kromosom terbesar pada manusia terdiri atas 220
juta nukleotida.

Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang
berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon

xvi | P a g e
lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan
fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada
cincin satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya. Salah
satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula penyusunnya;
gula RNA adalah ribosa.

DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur


heliks ganda. Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida
pada satu untai berlawanan dengan orientasi nukleotida untai
lainnya. Hal ini disebut sebagai antiparalel. Masing-masing untai
terdiri dari rangka utama, sebagai struktur utama, dan basa
nitrogen, yang berinteraksi dengan untai DNA satunya pada heliks.
Kedua untai pada heliks ganda DNA disatukan oleh ikatan
hidrogen antara basa-basa yang terdapat pada kedua untai tersebut.
Empat basa yang ditemukan pada DNA adalah adenin
(dilambangkan A), sitosin (C, dari cytosine), guanin (G), dan timin
(T). Adenin berikatan hidrogen dengan timin, sedangkan guanin
berikatan dengan sitosin.

2.2.4. RNA (ribonucleic acid)

Asam ribonukleat (ribonucleic acid, RNA) senyawa yang merupakan


bahan genetik dan memainkan peran utama dalam ekspresi genetik. Dalam
dogma pokok (central dogma) genetika molekular, RNA menjadi perantara
antara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan
dalam bentuk protein.

Struktur RNA

Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer


yang tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki
satu gugus fosfat, satu gugus gula ribosa, dan satu gugus basa
nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling

xvii | P a g e
antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan gugus gula ribosa
dari nukleotida yang lain.

Perbedaan RNA dengan DNA terletak pada satu gugus hidroksil


tambahan pada cincin gula ribosa (sehingga dinamakan ribosa).
Basa nitrogen pada RNA sama dengan DNA, kecuali basa timin
pada DNA diganti dengan urasil pada RNA. Jadi tetap ada empat
pilihan: adenin, guanin, sitosin, atau urasil untuk suatu nukleotida.

Selain itu, bentuk konformasi RNA tidak berupa pilin ganda


sebagaimana DNA, tetapi bervariasi sesuai dengan tipe dan
fungsinya.

xviii | P a g e
BAB III

PEMBAHASAN

Identifikasi mikroba berguna untuk mempelajari secara detail karakter


fisik, kimiawi, dan bologis mikroba sehingga dapat diketahui dan dimanfaatkan
secara optimal. Identifikasi merupakan kegiatan utama dalam kegiatan untuk
membuat klasifikasi atau taksonomi yang dapat memudahkan dalam mempelajari
dan memahami keanekargaman hayati.

Terdapat beberapa tahapan atau langkah dalam proses identifikasi


mikroba, yaitu mempelajari ciri morfologi mikroba yang diidentifiksi dan
menyamakan atau membandingkan dengan mikroba yang telah teridentifikasi.

Tahapan-tahapan dalam melakukan identifikasi dapat di lihat berdasarkan


morfologis, sifat kimiawi, sifat biakan, sifat metabolisme, sifat antigenik, sifat
genetik, patogenitas, dan sifat ekologi.

Identifikasi mikroba berdasarkan sifat kimianya merupakan salah satu cara


identifikasi dengan melihat struktur kimia dari mikroba. Sebagai contoh adalah
bakteri dan virus. Bakteri memiliki struktur dinding sel yang berbed-beda. Ada
yang mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram
sehingga akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, bakteri ini disebut
dengan bakteri gram positif. Sedangkan yang tidak mempertahankan zat warna
kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah bila
diamati dengan mikroskop disebut bakteri gram negatif.

Macam-macam pewarnaan terdiri dari pewarnaan negatif, pewarnaan


sederhana, pewarnaan diferensial, dan pewarnaan khusus.

Untuk mengidentifikasi virus dapat dilihat dari struktur DNA atau RNA
yang dimilikinya. Ada virus yang intinya berisi DNA dan ada yang berisi RNA.
Virus tidak memiliki DNA dan RNA sekaligus dalam inti selnya. Oleh karena itu,

xix | P a g e
ada yang disebut virus DNA dan virus RNA. Dalam DNA dan RNA tersebut
terdapat struktur pembentuk DNA dan RNA. Struktur ini memiliki sifat kimia
yang dapat menjadi bahan identifikasi.

Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA (deoxyribonucleic


acid), adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul utama penyusun
berat kering setiap organisme. Di dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti
sel. Komponen utama dari DNA adalah gugus fosfat, gula deoksiribosa, dan basa
nitrogen. Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut
dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida.

Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang
berselang-seling. DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur
heliks ganda.

Struktur RNA dan DNA hampir sama, namun terdapat perbedaan pada
satu gugus hidroksil tambahan pada cincin gula ribosa (sehingga dinamakan
ribosa). Basa nitrogen pada RNA sama dengan DNA, kecuali basa timin pada
DNA diganti dengan urasil pada RNA. Jadi tetap ada empat pilihan: adenin,
guanin, sitosin, atau urasil untuk suatu nukleotida.

Selain itu, bentuk konformasi RNA tidak berupa pilin ganda sebagaimana
DNA, tetapi bervariasi sesuai dengan tipe dan fungsinya.

xx | P a g e
BAB IV

KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah ini didapat kesimpulan bahwa:

1. Identifikasi mikroba merupakan cara untuk mempelajari secara detail


karakter fisik, kimiawi, dan bologis mikroba sehingga dapat diketahui dan
dimanfaatkan secara optimal. Identifikasi merupakan kegiatan utama
dalam kegiatan untuk membuat klasifikasi atau taksonomi.

2. Langkah-langkah untuk melakukan identifikasi mikroba adalah


mempelajari ciri morfologi mikroba yang diidentifiksi dan
membandingkan atau menyamakan dengan ciri mikroba yang sudah
dikenal identifikasinya.

3. Berdasarkan sifat kimianya bakteri dibedakan menjadi bakteri gram positif


dan bakteri gram negatif.

4. Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna


kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna
biru atau ungu di bawah mikroskop. Sementara itu, bakteri gram-negatif
akan berwarna merah atau merah muda.

5. Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang
berselang-seling. DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk
struktur heliks ganda. Sedangkan RNA hanya satu untai namun bervariasi
sesuai dengan tipe dan fungsinya.

xxi | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

http://www.buzzle.com/articles/gram-negative-bacteria.html

http://www.wisegeek.com/what-are-gram-negative-bacteria.htm

Dasar-dasar mikorobiologi/Michael J. Pelczar dan E.C.S. Chan ; penerjemah


ratna sri hadioetomo…/et al./.-cet,1.-jakarta : penerbit universitas Indonesia (UI-
press), 1998.

xxii | P a g e
DAFTAR GAMBAR

1. Klasifikasi Bakteri Gram Positif.......................................................................8

2. Dinding sel-Struktur Bakteri Gram-Negatif....................................................10

xxiii | P a g e

You might also like