You are on page 1of 4

Konsep Dasar Sarkoma Kaposi

I. Pengertian

Kaposi’s sarcoma (KS) adalah tumor yang disebabkan oleh Human herpesvirus 8
(HHV8), juga dikenal sebagai Kaposi’s sarcoma-terkait herpesvirus (KSHV).
Penyakit ini semakin dikenal luas di tahun 1980-an karena merupakan salah satu
infeksi yang terkait dengan AIDS. Penularannya melalui semua jenis hubungan
seksual khususnya melalui pertukaran cairan tubuh dan kontak kulit dengan luka
(lesi).

II. Etiologi

Pada penderita AIDS, penyakit ini terjadi akibat gangguan sistem kekebalan dan
penelitian terakhir menyebutkan adanya kombinasi antara gangguan sistem kekebalan
dengan sejenis virus herpes yang belum teridentifikasi.

III. Tanda dan Gejala

Terdapat 2 macam bentuk sarkoma Kaposi:

1. Penyakit pada usia lanjut, biasanya pada orang Eropa, Yahudi atau Itali.
Kanker tumbuh sangat lambat dan jarang menyebar.
2. Penyakit pada anak-anak dan pria muda di Afrika dan pada penderita AIDS.
Kanker tumbuh jauh lebih cepat dan seringkali melibatkan pembuluh darah pada
organ dalam.
Pada pria usia lanjut, sarkoma Kaposi biasanya tampak sebagai bintik ungu atau
coklat tua di jari kaki atau tungkai.
Kanker bisa tumbuh sampai berukuran bebarapa sentimeter atau lebih, sebagai daerah
berwarna gelap yang mendatar atau agak menonjol, yang cenderung mengalami
perdarahan dan membentuk tukak.
Kanker bisa menyebar secara perlahan ke tungkai.
Pada orang Afrika dan pada penderita AIDS, kanker biasanya pertama kali muncul
sebagai bintik pink, merah atau ungu, yang berbentuk lonjong atau bundar.
Bintik-bintik ini bisa muncul di bagian tubuh mana saja, tetapi seringkali tumbuh di
wajah.
Dalam beberapa bulan bintik-bintik lainnya muncul di beberapa bagian tubuh,
termasuk mulut, juga pada organ dalam dan kelenjar getah bening dan bisa
menyebabkan perdarahan internal.

IV. Patofisiologi

Luka tersebut biasanya ditemukan pada kulit, walau bisa juga tersebar di tempat
lain terutama mulut, gastrointestinal tract dan saluran pernafasan. Pertumbuhan dari
sangat lambat ke sangat cepat.

Kaposi sarkoma pada wajah

Infeksi pada Kulit


Umumnya terjadi pada wajah, mulut dan kemaluan. Biasanya luka berbentuk seperti
yang dijelaskan pada gambaran klinis di atas, tetapi mungkin juga akan menjadi
seperti plak (pada telapak kaki), atau bahkan ikut terlibat dalam perusakan kulit dan
kematian jaringaan sel kulit. Terkait pembengkakan (edema/swelling) yang timbul,
mungkin berasal dari peradangan setempat atau lymphoedema. Lesi-lesi pada kulit
menjadikan penampilan fisik luar penderita menjadi jelek, dan menyebabkan banyak
efek yang berhubungan dengan psikososial.

Infeksi pada mulut


30% Lesi KS dalam mulut bisa jadi bersamaan dengan infeksi candidiasis. Ini juga
merupakan awal tanda bagi 15% pengidap HIV untuk memasuki tahap AIDS yang
juga mengidap KS. Dalam mulut, langit-langit yang keras yang paling sering terkena,
kemudian diikuti pada gusi. Lesi di mulut dapat dengan mudah rusak oleh permen,
makan atau berbicara.
Infeksi pada gastrointestinal (saluran dan organ tubuh dalam manusia dari
mulut sampai usus).
Hal ini banyak terkait dengan pasien pengidap AIDS, saat kekebalan tubuhnya sangat
lemah. Luka pada Gastrointestinal tidak terlihat atau menyebabkan kehilangan berat
badan , rasa sakit, mual / muntah, diare, pendarahan (dalam bentuk darah
kental/berlendir karena gesekan usus), malabsorption (ketidakmampuan usus
menyerap nutrisi), dan kesulitan buang air besar.

Infeksi pada Respiratory (saluran pernapasan)


KS pada respiratory bergejala sesak nafas, demam, batuk, hemoptysis (batuk darah),
sakit dada, atau mungkin ditemukan melalui sinar x-ray di dada. Diagnosis biasanya
dikonfirmasi dengan bronchoscopy dan kadang dengan biopsied (biopsi).

V. Pengobatan dan Pencegahan

Sarkoma kaposi tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa dikurangi kekambuhannya


selama bertahun-tahun dan ini adalah tujuan untuk perawatan. Keganasan KS terkait
dengan kekurangan jumlah dan kekuatan imun tubuh. Memperbaiki imun tubuh dapat
memperlambat atau menghentikan perkembangan KS. Di 40% atau lebih pasien
dengan kaitan AIDS, Lesi KS akan layu/rontok setelah menjalani terapi antiretroviral
(ARV). Namun, dalam persentase tertentu dari pasien, Kaposi’s sarcoma bisa
berkembang lagi setelah beberapa tahun (walau tetap mengkonsumsi ARV). Hal ini
terutama jika HIV tidak sepenuhnya dapat ditekan. Pasien dengan beberapa luka
dapat diterapi dengan radiasi atau cryosurgery. Operasi pada umumnya tidak
dianjurkan karena Kaposi’s sarcoma dapat muncul kembali pada bekas luka. Infeksi
yang lebih luas atau penyakit yang mempengaruhi organ internal, umumnya dirawat
dengan terapi sistemik dengan Interferon alfa, liposomal anthracyclines (seperti
Doxil) atau paclitaxel.

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara jangan berganti-ganti pasangan seks,


atau (kalau terpaksa sekali) pakai kondom dengan cara yang benar agar terhindar dari
HIV / AIDS.
.

You might also like