Professional Documents
Culture Documents
1. Latar Belakang
Resiko merupakan penyimpangan dari ekspektasi tingkat pengembalian yang diharapkan, pelaku
bisnis selalu mengharapkan perusahaannya akan beroperasi dengan baik dan mendapatkan
keuntungan, namun adanya resiko malah dapat mengakibatkan kerugian yang berdampak
perusahaan harus memutuskan sesuatu dengan sangat hati-hati dalam mengambil tindakannya.
Dalam mengambil keputusan pelaku bisnis sebaiknya juga mempertimbangkan tingka toleransi
terhadap resiko. Upaya pengambilan keputusan inilah yang membedakan individu dari setiap
pelaku usaha.
Seorang pelaku bisnis dapat dikatakan risk averse (menghindari resiko ) di mana mereka hanya
mau mengambil peluang tanpa resiko atau risk free investment. Sedangkan risk neutral ( tidak
mempertimbangkan resiko )adalah kelompok pebisnis yang melihat peluang dengan resiko tinggi
hanya sebatas ekspektasi tingkat pengembaliannya. Yang terakhir risk lover (menyukai resiko ),
pebisnis kelompok ini adalah mereka yang suka dengan resiko, dimana mengambil peluang
dengan tingkat resiko tinggi juga karena kesenangan terhadap resiko. Jadi perlu adanya
pertimbangan dalam menentukan tingkat toleransi terhadap resiko agar dapat memilih atau
menentukan perimbangan yang optimal dari ekspektasi tingkat pengembalian dengan resiko
dalam bertransaksi saham. Dalam laporan ini jenis pengambilan keputusan dikaji secara
mendalam dengan menganalisis beberapa artikel terkait yang bisa dijadikan reperensi pendalamn
kajian pengambilan keputusan pelaku bisnis.
2. Tujuan Penulisan
Resiko merupakan suatu hal yang pasti dihadapi seorang pelaku bisnis dalam menjalankan
usahanya. Untuk itu, melalui makalah ini, penulis mencoba menjelaskan mengenai pengertian
dari masing-masing jenis pengambilan keputusan dari pelaku bisnis. Serta menganalisis jnis
pengambilan keputusan dari pelaku bisnis tersebut melalui analisis artikel.
3. Manfaat Penulisan
a) Bagi Penulis
Memahami perbedaan antar jenis pengambilan keputusan seorang pelaku bisnis dalam
menghadapi resiko
b) Pelaku bisnis
Menjadi salah satu pertimbangan pelaku bisnis ndalam mengambil keputusan untuk bisa lebih
berhati-hati dalam menanggapi suatu resiko.
d) Masyarakat Umum dan Akademisi
Menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai risiko dan jenis pengambilan
keputusan seorang pelaku bisnis dalam menghadapi resiko
PEMBAHASAN
KUNCI SUKSES:
• Memutuskan total menggarap kue kering, ketika melihat prospeknya yang bagus.
• Ulet dalam melakukan pemasaran.
• Menjaga kualitas, dengan melakukan kontrol langsung secara ketat.
• Segera mencari pasar baru, ketika pasar lama mulai tertutup.
KUNCI SUKSES:
• Serius mempelajari teknik pembuatan roti yang baik.
• Melakukan observasi secara periodik, untuk mengikuti perubahan selera konsumen.
• Membidik konsumen kalangan atas dan bawah, dengan menggunakan berbagai sarana
penjualan yang sesuai.
• Menikmati usaha yang dijalaninya.
e. Studio 76 Yogyakarta
Siapapun yang pernah ke Yogya pasti mengenal tempat ini, Kotagede. Disinilah pengrajin perak
sebagian besar tinggal. Seorang putra pengrajin perak jeli melihat peluang. Dibukanya kursus
membuat asesoris dari perak. Sasarannya, turis asing, turis lokal, maupun mereka yang tertarik
dengan kerajinan perak. Agus Budiyanto, nama pemuda Yogya iotu. Nama bengkel kerjanya
adalah Studio 76 yang berlokasi di Jl Purbayan no 3 B Yogyakarta. Studio ini menempati
bangunan baru yang November 2008 selesai dibangun di atas tanah seluas 219 meter persegi.
Bangunan seluas 3 x 12 meter itu mampu menampung sekitar 30 peserta. Jika ingin menginap
ada juga pondokan kecil.
Ide membuka kursus kerajinan perak ini spontan saja. Awalnya Agus yang kelahiran 21 Agustus
1976 itu bekerja sebagai pemandu wisata. Satu hari kepada wisatawan asing dia bercerita cara
membuat asesoris dari perak. Agus tentu amat paham lantaran ayahnya Sutojo Mulyo Utomo
adalah pengrajin perak. Rupanya turis asing itu sangat antusias. “Saya anggap ini peluang. Turis
itu ingin mencoba membuat sendiri, bukan sekedar mendengar penjelasan pemandu wisata.
Kebetulan saya juga bisa membuat perhiasan perak dan bisa berbahasa asing,” ujar pria yang
menggondol ijazah bahasa Prancis itu. Langsung saja Agus membuat kursus membuat perhiasan
perak di studio ayahnya. Kala itu Januari 1999. Tiga peserta mendaftar dan salah satunya warga
asing.
Sekarang, sedikitnya 2000 orang sudah pernah belajar di bengkelnya. Sebagian besar warga
asing (Eropa). Malah sebagian wisatawan asing tiu datang dengan rombongan. Bagi wisatawan
kursus perak jelas memperkaya pengalaman kunjungan mereka ke Yogyakarta. Akhirnya buah
jatuh tak jauh dari pohonnya. Agus yang semula emoh mengikuti jejak sang ayah sebagai
pengrajin perak akhirnya tercebut juga. Untuk menambah ilmu, Agus tak hanya belajar dari
orang tua dan lingkungannya tapi juga literatur. Bahkan secara formal dia mengambil jurusan
Kriya Logam di Institut Seni Indonesia di Yogya pada 2006.
Di sini Agus tak hanya ingin menimba ilmu, tapi mempelajari bagaimana teknik mengajar
kerajinan perak yang tepat. Proses belajar yang panjang itu juga untuk mewujudkan mimpi
besarnya membuka sekolah seni. Saat ini dia sedang mengurus Izin Mendirikan Bangunan dan
kemudian akan mengajukan izin ke Depdiknas. Agus berencana membuka sekolah ini di
Yogyakarta dan Jakarta. Menurut dia orang Jakarta itu konsumtif dan berdaya beli tinggi.
Tempat yang dibidik adalah daerah yang dihunu orang asing. Nama Studio 76 ini diambil dari
tahun kelahirannya. Bagi Agus bisnis ini amat menjanjikan. Meskipun saat ini dia juga
menyambi sebagai pemandu wisata. Yang ini agar bisa memasarkan juga kursus peraknya.
Servis yang Utama
Karena terkait pariwisata, Agus mengatakan kualitas pelayanan dalam kursus tetap utama.
Dengan servis yang bagus, katadia, peserta kursus merasa puas dan akan menceritakan ke teman-
temannya secara gethok tular. Akhirnya tempat kursusnya terus berkembang. Karena itu dia
bersyukur sempat menjasi pemandu wisata karena memahami cara melayani yang baik. Agus
juga mengakui saat ini, keterampilan membuat perhiasan perak belum banyak yang menguasai.
Jadi, persaingan kursus kerajinan ini pun belum ketat. Terlebih menjadi pengrajin berarti butuh
kreativitas dan wawasan.
Di Studio 76 ada lima pengajar selain dirinya sendiri. Agus melibatkan ayah dan teman-
temannya sesama pengrajin perka. Menurut Agus kendala bagi calon instruktur adalah bahasa
asing. Untuk 6-7 orang, peserta akan didampingi satu instruktur. Belakangan Agus juga mencari
pasar baru yakni mereka yang ingin berwiraswasta dengan menambah keterampilan baru. Selain
itu dia juga gencar memasarkan kursus ini ke sekolah internasional. Agus amat berharap
kerajinan perak dari Kotagede yang kini mulai kurang diminati anak muda lokal bakal
melahirkan lagi para bibit kreatif sehingga mengangkat lagi pamor Kotagede.
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam menjalankan bisnis, terdapat berbagai macam resiko yang dihadapi oleh para pelaku
bisnis. Tentunya para pelaku bisnis memiliki tindakan yang berbeda-beda dalam mengambil
keputuan ketika menghadapi permasalahan bisnis tersebut. Seorang pelaku bisnis dapat
dikatakan risk averse (menghindari resiko ) di mana mereka hanya mau mengambil peluang
tanpa resiko atau risk free investment. Sedangkan risk neutral ( tidak mempertimbangkan resiko )
adalah kelompok pebisnis yang melihat peluang dengan resiko tinggi hanya sebatas ekspektasi
tingkat pengembaliannya. Yang terakhir risk lover (menyukai resiko ), pebisnis kelompok ini
adalah mereka yang suka dengan resiko, dimana mengambil peluang dengan tingkat resiko tinggi
juga karena kesenangan terhadap resiko.
Analisis yang dilakukan dalam beberapa kasus bisnis, sebagian besar pelaku bisnis mengambil
keputusan dengan menggunakan tipe risk lover, artinya para pelaku bisnis memiliki karakter
berani mengambil resiko dalam menghadapi berbagai resiko dan permasalahan bisnis lainnya.
Saran
Dalam pengambilan keputusan menghadapi resiko yang ada pelaku bisnis perlu melakukan
pertimbangan dalam menentukan tingkat toleransi terhadap resiko agar dapat memilih atau
menentukan perimbangan yang optimal dari ekspektasi tingkat pengembalian dengan resiko
dalam bertransaksi saham. Dalam laporan ini jenis pengambilan keputusan dikaji secara
mendalam dengan menganalisis beberapa artikel terkait yang bisa dijadikan reperensi pendalamn
kajian pengambilan keputusan pelaku bisnis.