Professional Documents
Culture Documents
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh
BADRIAH
104011000047
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh
Badriah
104011000047
Dosen Pembimbing
Badriah
ABSTRAK
BADRIAH
104011000047
HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN
KESEHATAN MENTAL SISWA MAN 12
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Tuhan semesta alam dan juga yang
telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta memberikan manusia akal
yang berbeda dari makhluk yang lainnya. Sehingga manusia dapat
mengembangkan pikirannya. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi
Muhammad saw., beserta keluarganya, sahabat dan para pengikutnya.
Karya tulis yang sederhana ini merupakan skripsi yang diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi penulis meskipun dalam
penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak kekurangan dari apa yang
diharapakan.
Selama menulis skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi,
serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa
terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta beserta para pembantu dekan.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dosen Pembimbing skripsi Dra. Hj. Sunarti yang telah sabar membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis belajar di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Kepala Madrasah MAN 12 Bapak Drs. M. Yunus, M.Pd yang telah
mengizinkan penulis untuk meneliti sekolah yang Bapak pimpin.
6. Dra. Siti Farida, guru- guru, beserta siswa MAN 12 kelas XI yang
membantu dan mempermudah penulis dalam mendapatkan data di MAN
12.
7. Terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Saibi dan Saanih yang selalu
memberikan cinta dan kasih sayang kepada penulis sehingga penulis dapat
i
menyelesaikan skripsi yang merupakan persyaratan untuk menjadi sarjana.
Semoga selalu diberikan rahmat, taufik, hidayah dan umur panjang dalam
dalam keadaan taat kepada Allah. Amin
8. Kepada kakak-kakakku Marwiyah, Atoillah, Sahrilah, Ropiah. S.Sos.i dan
adik-adikku Fadlah dan Khoirul Rozikin, serta keponakan yang selalu
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman Pendidikan agama Islam angkatan 2004 khususnya kelas B
yang selalu memberikan inspirasi dan motivasi kepada penulis.
Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan. Penulis ucapkan terima
kasih atas bantuan dan motivasinya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi orang
banyak. Amin
Badriah
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………..................1
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………................4
C. Identifikasi Masalah, pembatasan dan perumusan masalah........5
iii
D. Pengajuan Hipotesis…………………………………………….29
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................73
B. Saran............................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................76
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), Cet. II, h. 98
1
2
salah satu tugas dari tenaga pendidik. Dengan kata lain, tugas pendidik
salah satu di antaranya adalah membimbing”.2
Pelayanan bimbingan dan konseling yang terdapat di sekolah di
Indonesia merupakan layanan yang telah dirintis sejak tahun 1960-an.
Mulai tahun 1875 pelayanan bimbingan dan konseling telah resmi
memasuki sekolah-sekolah, yaitu dengan dicantumkannya pelayanan
tersebut pada kurikulum 1975 yang berlaku di sekolah-sekolah seluruh
Indonesia, pada jenjang SD, SLTP, dan SLTA. Dan pada tahun 1984
keberadaan bimbingan dan konseling lebih dimantapkan lagi.3
2
H. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2004), h. 30
3
H. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, …, h. 29-30
4
W.S. Winkel dan M.M Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan,
(Yogyakarta: Media Abadi, 2004), Cet. III, h. 43
5
W.S. Winkel dan M.M Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan, …,
h. 15
3
6
M. Arifin, Teori-teori Konseling Umum dan Agama, (Jakarta: PT. Golden Terayon
Press, 1996), Cet. I, h. 18
4
tugas yang diberikan oleh guru. Seorang konselor juga harus bisa
memastikan murid yang bermasalah, agar tidak memberikan dampak yang
buruk kepada murid yang lain, dan tidak mengganggu dalam proses
belajar.
Atas dasar hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk menyusun
skripsi yang berjudul “HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING DENGAN KESEHATAN MENTAL SISWA MAN 12
DURI KOSAMBI CENGKARENG JAKARTA BARAT.”
2. Pembatasan Masalah
Ada beberapa terminologi yang perlu dijelaskan terlebih dahulu
sebelum menguraikan penelitian ini lebih lanjut. Penjelasan tentang term-
term ini dimaksudkan untuk membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu:
a. Layanan bimbingan dan konseling di MAN 12 Duri kosambi
Cengkareng Jakarta Barat yaitu layanan yang bersifat preventif
(pencegahan). seperti pencegahan tawuran, pencegahan bahaya
narkoba dan bahaya pergaulan bebas dengan mendatangkan instasi-
instasi penting seperti: kepolisian dan psikolog ke sekolah.
Sedangkan layanan Kuratif (Penyembuhan), seperti memberikan
layanan pemecahan kasus bagi siswa yang bermasalah.
6
3. Perumusan Masalah
Berikut ini perumasan masalah yang penulis kemukakan berdasarkan
masalah, yaitu:
a. Bagaimana pelayanan bimbingan dan konseling di MAN 12 Duri
Kosambi Cengkareng Jakarta Barat
b. Bagaimana mental (prilaku) siswa MAN 12 tersebut di atas?
c. Adakah hubungan antara layanan bimbingan dan konseling dengan
kesehatan mental siswa di MAN 12?
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), Cet. IV, h. 646
2
H. M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta:
Golden Terayo Press, 1982), Cet. I, h. 1
7
8
2. Pengertian Konseling
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu
“consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai
3
W. S. Winkel dan M.M Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan,
(Yogyakarta: Media Abadi, 2004), Cet. III, h. 27
4
H. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2004), Cet. II, h. 94
9
5
H. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, …, h. 99
6
W. S. Winkel dan M.M Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan, …,
h. 34
7
H. Mohammad Surya, Psikologi Konseling, (Bandung: CV. Pustaka Bani Quraisy,
2003), Cet I, h. 1
8
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Teori Konseling, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985), Cet.
I, h. 14
10
Jika dilihat dari pendapat para ahli yang dijelaskan di atas, nampak
saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Sehingga dari
penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa konseling adalah proses
bantuan yang diberikan oleh konselor kepada klien agar klien tersebut dapat
memahami dan mengarahkan hidupnya sesuai dengan tujuannya.
9
Hallen, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. I, h. 9-
10
11
˳Ϣϴ˶Ϙ˴Θ˸δ͊ϣ˳ρ˴ή˶λϰ˴ϟ˶·ϱ˶Ϊ˸Ϭ˴Θ˴ϟ˴Ϛ͉ϧ˶·˴ϭ
10
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya), 2005, Cet. III, h. 235-236
11
I. Djumhur dan Mohammad Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung:
CV. Ilmu, tt), h. 29
12
M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Konseling Penyuluhan Agama
(di Sekolah dan di Luar Sekolah), (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), Cet. IV, h. 13
12
13
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007), h. 36-37
14
Hallen, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, ..., h. 57-59
13
Dari pendapat para ahli jelaslah bahwa, tujuan dari bimbingan dan
konseling semuanya mengarahkan kepada peserta didik agar peserta
didik lebih memahami dirinya sendiri baik dari kekurangannya maupun
kelebihannya. Dan juga, membantu peserta didik untuk berani
mengambil sendiri keputusan yang baik (sesuai dengan bakat,
kemampuan dan minat) untuk dirinya.
15
H. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, …, h. 130
14
16
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. II, h. 16-17
15
˶Ϫ˰˶ϧΎ˰˴δ͋Π˴Ϥ˵ϳ˴ϭ ˶Ϫ˶ϧ˴ή˰͋μ˰˴Ϩ˵ϳ˴ϭ ˶Ϫ˶ϧ˴Ω͋Ϯ˰˴Ϭ˵ϳ ˵ϩ˴Ϯ˴Α˴΄˴ϓ ˶Γ˴ή˸τ˰˶ϔ˸ϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˵Ϊ˴ϟ˸Ϯ˵ϳ ͉˴ϻ˶ ˳Ω˸Ϯ˵ϟ˸Ϯ˴ϣ ˸Ϧ˶ϣΎ˴ϣ
ϢϠ˰δϣ
Tidaklah setiap anak terlahir kecuali dalam keadaan fitrah sampai
kedua orang tuanya yang menjadikannya yahudi, nasrani atau majusi19
17
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, …, h. 241-242
18
Kartini Kartono (Penyunting), Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi,
(Jakarta: CV. Rajawali, 1985), Cet. I, h. 116
19
Imam Muslim, Al-Jami’ al-Shahih, (Bairut: Dar al-Fikr, tt), Juz. VIII, h. 52
16
20
I. Djumhur dan Mohammad Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, …, h. 106 &
110
21
H. Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran
Modul, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. VII, h. 295- 296
17
22
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Teori Konseling, …, h. 60-61
23
I. Djumhur dan Mohammad Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, …, h. 39-44
18
B. Kesehatan Mental
1. Pengertian Kesehatan Mental
Ilmu kesehatan mental merupakan salah satu cabang termuda dari ilmu
jiwa yang tumbuh pada akhir abad ke-19 M dan sudah ada di Jerman sejak
tahun 1875 M. pada abad kedua puluh, ilmu ini berkembang dengan pesat,
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern.
Menurut Yahya Jaya kesehatan mental adalah “terwujudnya keserasian
yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya
penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri dan lingkungannya,
berlandaskan keimanan dan ketaqwaan serta bertujuan untuk mencapai
hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat.”24
Menurut Zakiah Daradjat kesehatan mental adalah “terhindarnya orang
dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit
jiwa (psychose)”.25
24
Yahya Jaya, Spiritual Islam dalam Menunbuhkembangkan Kepribadian dan Kesehatan
Mental, (Jakarta: Ruhama, 1994), Cet. I, h. 75 & 77
25
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 2001), h. 4
20
32
Sururin, Ilmu Jiwa Agama, …, h. 145-148
23
33
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, …, h. 26
24
a. Neurasthenia
b. Histeria
c. Psychastenia.34
Secara singkat macam-macam neurose tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Neurasthenia
Penyakit Neurasthenia adalah penyakit payah. Orang yang diserang
akan merasa antara lain: Seluruh badan letih, tidak bersemangat, lekas
merasa payah, walupun sedikit tenaga yang dikelaurkan.
Para ahli menyebutkan penyebab penyakit ini antara lain: karena
terlalu sering melakukan onani (masturbasi), terlalu lama menekan
perasaan, pertentangan batin, kecemasan, terlalu banyak mengalami
kegagalan hidup.
b. Histeria
Histeria terjadi akibat ketidak mampuan seseorang menghadapi
kesukaran-kesukaran, tekanan perasaan, kegelisahan, kecemasan dan
pertentangan batin.
Macam-macam Histeria:
1. Lumpuh Histeria: kelumpuhan salah satu anggota fisik. Penyebab
hysteria ini adalah adanya tekanan pertentangan batin yang tidak
dapat diatasi.
2. Cramp Histeria: Cramp yang terjadi pada sebagian anggota fisik.
Penyebab dari hysteria ini adanya tekanan perasaan, kegelisahan,
kecemasan yang dirasakan akibat kebosanan menghadapi
pekerjaan-pekerjaannya.
3. Kejang Histeria: yaitu badan seluruhnya menjadi kaku, tidak sadar
akan diri, kadang-kadang sangat keras disertai dengan teriakan-
teriakan dan keluhan-keluhan tetapi air mata tidak keluar.
Penyebabnya adalah emosi sangat tertekan, seperti tersinggung,
sedih, dan rasa penyesalan.
34
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, …, h. 27-37
25
c. Psychastenia
Psychastenia adalah semacam gangguan jiwa yang bersifat paksaan,
yang berarti kurangnya kemampuan jiwa untuk tetap dalam keadaan
integrasi yang normal.
Gejala-gejala penyakit ini adalah:
1. Phobia yaitu rasa takut yang tidak masuk akal. Kadang-kadang rasa
takut yang tidak masuk akal itu menyebabkan tertawaan orang
sehingga ia makin merasa cemas.
2. Obsesi yaitu gejala gangguan jiwa, di mana si sakit dikuasai oleh
pikiran yang tidak bisa dihindari.
3. Kompulsi yaitu gangguan jiwa, yang menyebabkan melakukan
sesuatu, baik masuk akal ataupun tindakan itu tidak dilakukannya,
maka si penderita akan merasa gelisah dan cemas. Kegelisahan
atau kecemasan itu baru hilang apabila tindakan itu dilakukan.
Sedangkan macam-macam Psychose antara lain:
a. Schizophrenia
b. Paranoia
c. Manicdepressive.35
Secara singkat macam-macam psychose tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Schizophrenia
adalah penyakit jiwa yang paling banyak terjadi dibandingkan dengan
penyakit jiwa lainnya, penyakit ini menyebabkan kemunduran
kepribadian pada umumnya, yang biasanya mulai tampak pada masa
puber. Gejala-gejala Skizoprenia yang penting antara lain:
1. Dingin perasaan, tak ada perhatian pada apa yang terjadi
disekitarnya.
2. Banyak tenggelam dalam lamunan yang jauh dari kenyataan
3. Mempunyai prasangka-prasangka yang tidak benar dan tidak
beralasan
35
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, …, h. 49-54
26
36
Zakiah Daradjat, Islam dan Kesehatan Mental, (Jakarta: PT. Toko Gunung Agung,
1996), Cet. VIII, h. 9
27
C. Kerangka Berpikir
Sebagaimana telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya yaitu
kerangka teori, layanan bimbingan konseling merupakan layanan yang
mempunyai hubungan dan pengaruh yang sangat besar bagi para siswa, baik
dari sikap maupun dan intelegensinya. Karena berhasilnya suatu pendidikan
dalam proses belajar mengajar bukan hanya ditentukan dari intelegensi yang
dimiliki oleh murid tetapi dari faktor-faktor lain yang mendukungnya, salah
satunya, yaitu dari bimbingan yang diberi oleh para guru-guru yang ada di
sekolah. Bagaimana para guru-guru membimbing murid-muridnya dengan
38
Dadang Hawari, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Jakarta: Dana Bhakti
Prima Yasa, 1996), h. 12
39
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, …, h. 148
29
bimbingan dan dukungan yang bisa menjadi para murid lebih semangat,
berkreasidan kreatif dalam belajar
Layanan bimbingan konseling di samping sebagai penyemangat bagi para
murid, layanan bimbingan konseling juga bisa menjadi tempat mengadunya
para murid atau tempat konsultasi ketika murid sedang menghadapi
masalah/problem dalam belajar. Dengan demikian, maka akan timbul suatu
kedekatan dan keterbukaan murid dan juga terjalin hubungan yang baik, antar
guru dan murid.
Dengan adanya layanan bimbingan konseling menjadikan pengaruh yang
baik bagi para murid terutama pada tingkah laku murid, yaitu murid akan
lebih terarah, berani dalam mengambil keputusannya sendiri, tidak rendah diri
(pesimis) melainkan selalu optimis apa yang ia lakukan artinya kesehatan
mentalnya normal tidak dipengaruhi pada hal-hal yang negatif.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, jika layanan bimbingan
konseling yang ada di sebuah lembaga sekolahan diberikan secara terus
menerus diberikan kepada para murid, maka dapat menjadikan mereka
menjadi lebih bersemangat dan berani dalam menghadapi masalah dan juga
dalam mencapai tujuan yang hendak dicapainya.
D. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kajian teori di atas, maka dirumuskan suatu hipotesis.
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Hipotesis akan diuji di dalam penelitian dengan pengertian bahwa
uji statistik selanjutnya yang akan membenarkan atau menolaknya. Adapun
yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara layanan bimbingan
konseling dengan kesehatan mental siswa.
Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara layanan bimbingan konseling
dengan kesehatan mental siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian/ rancangan penelitian merupakan “rancangan untuk
menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh,
waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan, dan
deangan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah”.1
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah Deskriptif
korelasional. Metode deskriptif digunakan bertujuan untuk
menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat
penelitian dilakukan dan mencari sebab-sebab dari suatu gejala.
Selanjutnya, dalam penelitian ini penulis mengacu pada buku pedoman
penulisan skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Jakarta tahun 2007.
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.2
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), Cet. III, h. 52
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.
Rineke Cipta, 2006), Cet. XIII, h. 118
30
31
3
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), Cet.
V, h. 118
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,…, h. 134
34
Tabel. 3
Kisi-kisi Instrumen Bimbingan dan Konseling
Variabel Indikator Butir Soal Jumlah
1. Layanan a. Membantu Siswa dalam memilih 1,2 2
Bimbingan jurusan dan ekstrakulikuler
dan b. Membantu siwa dalam menyelesaikan 3,4,5 3
Konseling masalah yang dihadapi baik yang
berhubungan denagn sekolah, sosial,
pribadi dan pekerjaan
c. Membantu siswa dalam proses belajar- 6 1
mengajar
d. Memberikan penerangan yang sejalas- 7,8 2
jelasnya dan selengkap-lengkapnya
kepada siswa mengenai berbagai hal
yang diperlukan baik tentang
pendidikan, sosial dan pribadi.
e. Pihak sekolah bekerjasama dengan 9,10, 11,12 4
masyarakat, yaitu adanya pertemuan
dengan orang tua murid, kunjungan ke
rumag, seminar, dan bekerjasama
dengan lembaga-lembaga penting
seperti mendatangkan kepolisian dan
Psikolog ke sekolah.
f. Guru berusaha mengantisipasi berbagai 13,14,15,16, 5
masalah yang mungkin terjadi dan 17
berusaha untuk mencegahnya.
g. Membantu murid/sekelompok murid 18 1
dalam menyelesaikan masalah-masalah
dengan melalui kegiatan kelompok
h. Membantu siswa dalam memecahkan 19,20 2
35
masalah pribadi.
D. Metode Penelitian
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu,
yang mempunyai langkah-langkah sistematis.5
Metode yang digunakan dalam menyusun skripsi ini penulis
menggunakan metode eksplanasi yaitu, model penelitian yang memiliki
objek kajian dalam bentuk menguji hubungan antarvariabel yang
dihipotesiskan. Dalam konteks ini, maka peneliti eksplanasi bertumpu
pada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri
menggambarkan hubungan antar dua atau lebih variabel untuk mengetahui
apakah sesuatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya,
atau apakah sesuatu variabel disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel
lainnya atau tidak.6
Di samping itu juga, metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif
yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan sebenarnya.
Untuk memperoleh data obyektif, maka digunakan dua bentuk penelitian,
yaitu:
5
Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1998), Cet. II, h. 41
6
Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006), Cet. I, h. 14-15
36
2. Skoring
Setelah melakukan editing, maka selanjutnya penulis melanjutkan skor
terhadap pernyataan yang ada pada angket dengan ketentuan sebagai
berikut:
Sangat setuju dan selalu (a) diberi nilai 4
Setuju dan sering (b) diberi nilai 3
Tidak setuju dan kadang-kadang (c) diberi nilai 2
Sangat tidak setuju dan tidak pernah (d) diberi nilai 1
3. Tabulating
Pada tahap ini, penulis memindahkan jawaban responden ke dalam
blanko yang telah tersusun rapi dan rinci dalam bentuk tabel.
Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, maka penulis
menggunakan teknik analisis non-statistik dan analisis statistik. Analisis
non-statistik menggunakan metode deskriptif, yaitu menuturkan dan
menganalisis data yang berupa angka-angka yang diperoleh dari
penelitian, sebagai berikut:
Tabel. 4
Pengukuran Secara Deskriptif
P = Prosentase
F = Frekuensi jawaban responden
N = Number of Cases (jumlah responden)
100 % = Bilangan tetap
Setelah itu, untuk mencari korelasi antara dua variabel penulis
menggunakan rumus Product of Moment Corelation, yaitu salah satu
teknik untuk mencari korelasi antar dua variabel. Adapun rumusnya
sebagai berikut:
NXY (X )(Y )
rxy =
[ NX (X ) 2 ][ NX 2 (X ) 2 ]
2
Keterangan:
rxy = Angka indeks korelasi “r” Product moment
N = Number of cases
XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
X = Jumlah seluruh skor X
Y = Jumlah seluruh skor X
Setelah diperoleh angka indeks korelasi “r” product moment maka
dilakukan interpretasi secara sederhana yaitu dengan mencocokkan hasil
penelitian dengan angka indeks korelasi “r” product moment seperti di
bawah ini
Tabel. 5
Interpretasi Data
Besarnya “r”
Interpretasi
Product moment (rxy)
40
41
b. Keadaan Siswa
Peserta didik merupakan orang yang mendapatkan bimbingan dari
para guru untuk mendapatkan pengajaran sesuai dengan
kemampuannya.
43
c. Kedaan Pegawai
Tabel. 8
No Nama Pangkat Pendidikan Bidang / Tugas
01 Abdussalam, S.Ag Penata IKAHA Kepala Tata Usaha
02 Damanhuri Penata Muda SMEA Bendahara Pengeluaran
03 R. Siti Nurul Saadah, S.Ag Penata Muda Al-Aqidah Kepegawaian/ Inventaris
04 Nawafil Pengatur Muda SMA Doktik/Kesiswaan
05 Nurdahlia Pengatur Muda SMA Kesiswaan/Tikrey/Inventaris
06 Ismail CPNS SMA Absensi / Kepegawaian
07 Tuti Alawiyah - SMA Bendahara BP3
08 Khilwatun - SMA Staf Perpustakaan
09 Lia Damayanti - S1. IAIN Staf Perpustakaan
10 Nasuki - SMA Satpam / Keamanan
11 Pipik Fajar Herpikto - SMK Staf Tata Usaha
12 Nuryanto - STM Cleaning Service
13 Ikhwan - SMK Staf Tata Usaha
14 Iwan Munawar - SMA Staf Tata Usaha
15 Usman - SMA Cleaning Service
16 Jaji Jamjuri - STM Cleaning Service
44
Tata Usaha
Siswa
B. Deskripsi Data
Deskripsi dari penelitian ini adalah, penelitian ini berjudul hubungan
layanan bimbingan dan konseling dengan kesehatan mental (prilaku)
siswa. Yang terdiri dari dua Variabel yaitu Variabel X dan Variabel Y.
Penelitian ini dilakukan di sekolah MAN 12 Jakarta Barat. Adapun
populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN 12 yang
berjumlah 257 orang, sampel penelitiannya dengan perhitungan persentase
20% dari jumlah siswa kelas dua yang berjumlah 7 kelas. Maka diperoleh
hasil 52 orang yang menjadi sampel.
45
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK membantu siswa dalam
memilih kegiatan ekstrakulikuler sesuai bakat dan minat kurang maksimal hal ini
dimungkinkan juga karena siswa bisa memilih dan menentukan sendiri kegiatan
ekstrakulikuler tanpa bertanya dan berkonsultasi dengan guru BK.
Tabel. 10
Guru Bk membantu siswa dalam memilih jurusan
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 16 31
Sering 3 14 27
Kadang-kadang 2 15 29
Tidak pernah 1 7 13
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK membantu siswa dalam
memilih jurusan sangat maksimal dalam membantu siswa ketika memilih jurusan.
46
Hal ini dimungkinkan karena pada usia remaja yang baru beranjak dewasa
merupakan usia yang sangat memerlukan bimbingan. Sehingga peran dari guru
BK sangat penting dalam membatu siswa untuk memilih jurusan.
Tabel. 11
Guru BK membantu siswa dalam menyelesaikan masalah siswa
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 35 67
Sering 3 11 21
Kadang-kadang 2 6 12
Tidak pernah 1 - -
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Guru BK membantu siswa dalam
menyelesaikan masalah siswa sangat maksimal. Seperti penjelasan yang
sebelumnya bahwa pada usia seperti ini merupakan usia yang memerlukan
bimbingan dari orang-orang yang ada disekelilingnya termasuk dari guru-guru dan
orang tua.
Tabel. 12
Guru BK membimbing siswa disaat siswa mendapat kesulitan dalam belajar
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 17 33
Sering 3 14 27
Kadang-kadang 2 17 33
Tidak pernah 1 4 7
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK membimbing siswa disaat
siswa mendapat kesulitan dalam belajar sudah maksimal. Hal ini dimungkinkan
karena peran konselor di sekolah MAN 12 sangat penting. Selain itu juga layanan
BK tidak masuk dalam mata pelajaran sehingga ketika siswa yang mendapatkan
masalah baik pribadi maupun pelajaran siswa datang ke ruang BK.
47
Tabel. 13
Siswa mendengarkan dan menjalankan nasihat dari guru Bk
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 25 48
Sering 3 17 33
Kadang-kadang 2 7 13
Tidak pernah 1 3 6
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK membantu siwa dalam
memahami pelajaran sekolah kurang maksimal. Hal ini dimungkinkan karena
siswa bertanya langsung dengan guru yang bersangkutan atau bertanya dengan
wali kelasnya.
48
Tabel. 15
Di sekolah selalu ada informasi tentang dunia pekerjaan
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 2 4
Sering 3 12 23
Kadang-kadang 2 25 48
Tidak pernah 1 13 25
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa di sekolah ada informasi tentang
dunia pekerjaan kurang maksimal. Hal ini dimungkinkan karena sekolah ini bukan
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Sehingga dalam memberikan informasi
tentang dunia pekerjaan sangat terbatas.
Tabel. 16
Guru BK membantu siswa untuk menyesuaikan diri ketika menjadi siswa
baru
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 20 38
Sering 3 19 37
Kadang-kadang 2 11 21
Tidak pernah 1 2 4
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK membantu siswa untuk
menyesuaikan diri ketika menjadi siswa sangat maksimal. Hal ini dimungkinkan
karena tugas dari seorang konselor yaitu memberikan bimbingan dan arahan yang
sejals-jelasnya kepada klien (siswa). Sehingga ketika menjadi murid baru siswa
tidak merasa bingung dan terasingkan.
49
Tabel. 17
Guru BK dan kepala sekolah mendatangkan lembaga-lembaga penting
seperti kepolisian dan psikolog ke sekolah dalam membantu kesulitan siswa
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 17 33
Sering 3 14 27
Kadang-kadang 2 19 36
Tidak pernah 1 2 4
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK dan kepala sekolah
bekerjasama dengan lembaga-lembaga penting dalam membantu kesulitan siswa
kurang maksimal. Hal ini dimungkinkan karena kepala sekolah dan guru
mendatangkan lembaga-lembaga penting ke sekolah hanya setahun sekali tidak
sebulan sekali. Sehingga murid-murid tidak merasakan dampak dari hal itu.
Tabel. 18
Guru BK bekerjasama dengan orang tua dalam menyelesaikan masalah
siswa di sekolah
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 28 54
Sering 3 11 21
Kadang-kadang 2 13 25
Tidak pernah 1 - -
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK bekerjasama dengan orang
tua dalam menyelesaikan masalah siswa sangat maksimal. Hal ini dimungkinkan
karena agar terjalin kerjasama antara guru dan wali murid dalam
menumbuhkembangkan potensi dan prilaku anak. Sehingga yang mengetahui
perkembangan siswa bukan guru saja tetapi wali murid juga.
50
Tabel. 19
Guru BK dan kepala sekolah mengadakan seminar/diskusi dalam
membimbing dan membantu siswa dalam proses belajar-mengajar
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 11 21
Sering 3 18 35
Kadang-kadang 2 20 38
Tidak pernah 1 3 6
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK dan kepala sekolah
mengadakan seminar/diskusi dalam membimbing dan membantu siswa dalam
proses belajar-mengajar kurang maksimal. Hal ini dimungkinkan karena
keterbatasan waktu.
Tabel. 20
Guru BK berkunjung ke rumah siswa dalam membantu masalah yang
dihadapi siswa
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 7 13
Sering 3 5 10
Kadang-kadang 2 27 52
Tidak pernah 1 13 25
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK berkunjung ke rumah siswa
dalam membantu masalah yang dihadapi siswa kurang maksimal. Hal ini
dimungkinkan karena tidak semua murid mempunyai masalah yang besar yang
mengharuskan guru BK datang ke rumah murid. Melainkan dengan memanggil
siswa ke ruang BK.
51
Tabel. 21
Guru BK menasihati siswa ketika melakukan kesalahan
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 35 67
Sering 3 10 19
Kadang-kadang 2 6 12
Tidak pernah 1 1 2
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK menasihati siswa ketika
melakukan kesalahan sangat maksimal. Karena tugas dari seorang guru yaitu
memberikan petunjuk yang baik kepada muridnya bukan menjerumuskan murid
kepada hal-hal yang negatif.
Tabel. 22
Setiap bulan guru BK mengadakan diskusi secara terbuka di sekolah
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 6 12
Sering 3 2 4
Kadang-kadang 2 21 40
Tidak pernah 1 23 44
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setiap bulan guru BK mengadakan
diskusi secara terbuka di sekolah tidak maksimal. Hal ini dimungkinkan karena
keterbatasan waktu. Selain itu juga pemberian bimbingan tidak selamanya harus
mengadakan diskusi tetapi dengan siswa datang ke guru BK dan menceritakan
masalah yang dihadapinya itu sudah cukup sehingga siswa yang bermasalah tdak
malu untuk mengungkapkan kepada guru BK.
52
Tabel. 23
Guru BK memberikan layanan konsultasi secara rutin dalam seminggu
sekali
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 8 15
Sering 3 7 14
Kadang-kadang 2 15 29
Tidak pernah 1 22 42
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK menjelaskan etika pergaulan
yang baik terutama dengan lain jenis kelamin sangat maksimal. Hal ini
dimungkinkan karena guru BK selalu memberikan hal-hal yang positif dan arahan
yang baik kepada kliennya termasuk etika pergaulan yang baik terutama dengan
53
lain jenis kelamin. Selain itu juga sekolah ini merupakan sekolah yang bernuansa
Islami.
Tabel. 25
Setiap awal tahun ajaran baru sekolah mendatangkan nara sumber (polisi,
dokter) untuk memberikan informasi tentang bahaya narkoba dan
pergaulan bebas
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 8 15
Sering 3 12 23
Kadang-kadang 2 26 50
Tidak pernah 1 6 12
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setiap awal tahun ajaran baru sekolah
mendatangkan nara sumber (polisi, dokter) untuk memberikan informasi tentang
bahaya narkoba dan pergaulan bebas kurang maksimal. Hal ini dimungkinkan
karena kurangnya minat dari para murid dan keterbatasan waktu.
Tabel. 26
Setiap minggu guru BK memberikan materi bimbingan dan konseling secara
kelompok di kelas
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 5 9
Sering 3 9 17
Kadang-kadang 2 19 37
Tidak pernah 1 19 37
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setiap minggu guru BK memberikan
materi bimbingan dan konseling secara kelompok di kelas kurang maksimal. Hal
ini dimungkinkan karena layanan BK tidak masuk dalam mata pelajaran yang
54
Tabel. 27
Guru BK membantu menyelesaikan masalah siswa secara individu
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 16 31
Sering 3 13 25
Kadang-kadang 2 20 38
Tidak pernah 1 3 6
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru BK memanggil siswa secara
individu ke ruang BK belum maksimal. Hal ini dimungkinkan karena kebanyakan
dari siswa yang berkonsultasi dengan konselor tidak datang sendirian melainkan
datang dengan temannya. Dimungkinkan karena malu untuk mengungkapkan
55
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa belum maksimal dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai murid. Hal ini dimungkinkan
karena sikap malas yang ada pada diri manusia atau juga karena tugas yang
diberikan oleh guru ekpadanya terlalu sulit untuk dilaksanakan sehingga murid
mengabaikannya.
Tabel. 30
Siswa menciptakan suasana/lingkungan yang aman dan tentram di kelas
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 23 44
Sering 3 12 23
Kadang-kadang 2 15 29
Tidak pernah 1 2 4
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa selalu
menciptakan suasana/lingkungan yang aman dan tentram di kelas. Hal ini
dimungkinkan karena siswa MAN 12 menginginkan dan menyukai lingkungan
yang damai dan tentram dalam proses KBM. Sehingga balajarpun menjadi lebih
nyaman.
56
Tabel. 31
Siswa berkelahi dengan sesama teman di sekolah
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Tidak pernah 4 39 75
Kadang-kadang 3 10 19
Sering 2 - -
Selalu 1 3 6
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa sangat maksimal dalam
menahan emosi dan prilaku terhadap hal-hal yang negatif yaitu tidak berkelahi
dengan teman di sekolah. Hal ini menunjukan bahwa prilaku siswa Man 12 yaitu
baik.
Tabel. 32
Siswa selalu menghormati dan jujur kepada guru
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 27 52
Sering 3 13 25
Kadang-kadang 2 9 17
Tidak pernah 1 3 6
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa sangat maksimal dalam
menghormati dan jujur kepada guru hal ini dimungkinkan karena siswa Man 12
mendapatkan pelajaran agama di sekolahnya yang mengajarkan agar menghormati
gurunya. Hal ini menunjukan bahwa akhlak siswa MAN 12 yaitu baik
Tabel. 33
Siswa memperhatikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 28 54
57
Sering 3 11 21
Kadang-kadang 2 12 23
Tidak pernah 1 1 2
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa sangat maksimal dalam
memperhatikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini di mungkinkan
karena siswa MAN 12 mempunyai sikap tanggung jawab yang besar. Selain itu
juga, dikarenakan tugas yang diberikan oleh guru kepadanya tidak sulit dan berat.
Tabel. 34
Siswa membaca kembali pelajaran setelah pulang sekolah
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 8 15
Sering 3 14 27
Kadang-kadang 2 27 52
Tidak pernah 1 3 6
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kurang maksimal dalam
membaca kembali pelajaran setelah pulang sekolah. Hal ini dimungkinkan karena
sikap malas dan jenuh yang mengharuskan siswa untuk mengulang pelajaran
kembali. Selain itu juga mungkin karena mereka sudah paham dan mengerti
dengan apa yang disampaikan oleh gurunya. Sehingga mereka tidak perlu lagi
untuk membaca kembali pelajaran yang sudah di pelajari di sekolah.
Tabel. 35
Siswa mengikuti pelajaran sampai selesai
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 38 73
Sering 3 10 19
Kadang-kadang 2 4 8
58
Tidak pernah 1 - -
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa sangat maksimak untuk . hal ini
menunjukan bahwa siswa menaati peraturan tata tertib sekolah. Hal ini
dimungkinkan juga karena kecintaan dan ketertarikan siswa untuk belajar.
Tabel. 36
Siswa tidak masuk kelas/sekolah tanpa surat izin
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Tidak pernah 4 30 58
Kadang-kadang 3 14 27
Sering 2 6 11
Selalu 1 2 4
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa sangat maksimal untuk tidak
masuk kelas/sekolah tanpa surat izin. Hal ini menunjukan bahwa siswa
mempunyai sikap jujur dan taat terhadap peraturan sekolah, karena bagi siswa
yang tidak masuk sekolah tanpa izin (alfa) maka akan mendaptkan sanksi berupa
poin, yaitu 2 poin.
Tabel. 37
Siswa mengakui kesalahan apabila bersalah
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 29 56
Sering 3 16 31
Kadang-kadang 2 6 11
Tidak pernah 1 1 2
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa sangat maksimal untuk
mengakui kesalahan apabila bersalah hal ini dimungkinkan karena sekolah ini
59
merupakan sekolah yang bernuansa Islam. Selain itu, mungkin karena sikap jujur
yang dimiliki oleh para siswa.
Tabel. 38
Setiap minggu siswa mendapat hukuman dari guru
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Tidak pernah 4 33 63
Kadang 3 14 27
Sering 2 4 8
Selalu 1 1 2
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa sangat maksimal dalam
mentaati peraturan tata tertib sekolah. Sehingga siswa setiap minggu tidak
mendapat hukuman dari guru.
Tabel. 39
Siswa menjaga kebersihan sekolah
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 33 63
Sering 3 13 25
Kadang-kadang 2 5 10
Tidak pernah 1 1 2
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa sangat maksimal dalam
menjaga kebersihan sekolah dengan. Hal ini dimungkinkan karena kecintaan
siswa terhadap lingkungan di sekitarnya. Karena dengan terciptanya lingkungan
yang bersih dan sehat. Maka KBM akan menjadi nyaman dan indah untuk dilihat.
60
Tabel. 40
Siswa datang ke sekolah tepat waktu
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 28 54
Sering 3 13 25
Kadang-kadang 2 10 19
Tidak pernah 1 1 2
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa sanagt maksimal untuk datang
ke sekolah tepat waktu. Hal ini dimungkinkan karena siswa mentaati peraturan
sekolah yang menjelaskan bahwa bagi siswa yang terlambat datang ke sekolah
maka akan mendapatkan poin (tergantung dari keterlambatannya).
Tabel. 41
Siswa membuat jadwal belajar di rumah
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 28 54
Sering 3 8 15
Kadang-kadang 2 10 19
Tidak pernah 1 6 12
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa sangat maksimal dalam
membuat jadwal belajar di rumah. Hal ini dimungkinkan karena siswa mempunyai
sikap untuk menghargai waktu dan sikap disiplin.
Tabel. 42
Siswa selalu mengenakan pakaian seragam dengan rapih ke sekolah
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 39 75
Sering 3 7 13
61
Kadang-kadang 2 5 10
Tidak pernah 1 1 2
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa sangat maksimal dalam
mengenakan pakaian seragam dengan rapih ke sekolah. Hal ini dimungkinkan
karena siswa mempunyai sikap cinta terhadap keindahan dan kerapihan.
Tabel. 43
Siswa bolos pada pelajaran tertentu
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Tidak pernah 4 39 75
Kadang-kadang 3 9 17
Sering 2 3 6
Selalu 1 1 2
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa sangat maksimal untuk tidak
bolos pada pelajaran tertentu. Hal ini dimungkinkan karena kecintaan siswa untuk
menuntut ilmu atau mungkin juga karena sikap takut akan mendapatkan poin
karena telah melanggar peraturan tata tertib sekolah.
Tabel. 44
Siswa mentaati peraturan sekolah
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 35 67
Sering 3 14 27
Kadang-kadang 2 3 6
Tidak pernah 1 - -
Jumlah 10 52 100
62
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa sangat maksimnal dalam
mentaati peraturan sekolah. Hal ini dimungkinkan karena menaati peraturan
merupakan keewajiban bagi semua siswa agar yercipta lingkunga sekolah yang
aman dan tentram.
Tabel. 45
Siswa mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Selalu 4 16 31
Sering 3 18 34
Kadang-kadang 2 14 27
Tidak pernah 1 4 8
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa belum maksimal dalam
mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Hal ini dimungkinkan karena
ekstrakulikuler yang terdapat di sekolah tidak sesuai dengan bakat dan minat
siswa.
Tabel. 46
Siswa suka mencoret-coret tembok dan merusak peralatan sekolah (papan
tulis, meja dan bangku)
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Tidak pernah 4 38 73
Kadang-kadang 3 12 23
Sering 2 2 4
Selalu 1 - -
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa sangat maksimal untuk tidak
mencoret-coret tembok dan merusak peralatan sekolah (papan tulis, meja dan
bangku). Hal ini dimungkinkan karena siswa mempunyai sikap cinta terhadap
lingkungan sekolahnya atau mungkin juga karena sikap taat terhadap peraturan
63
sekolah yang menjelaskan bahwa bagi siswa yang mencoret-coret tembok dan
merusak peralatan sekolah, maka akan mendapatkan 10 poin.
Tabel. 47
Siswa menggunakan obat-obatan terlarang
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Tidak pernah 4 50 96
Kadang-kadang 3 - -
Sering 2 1 2
Selalu 1 1 2
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa sangat maksimal untuk tidak
menggunakan obat-obatan terlarang. Hal ini dimungkinkan karena siswa takut
akan di keluarkan dari sekolah, karena telah melanggar peraturan tata tertib
sekolah. Selain itu juga dimungkinkan karena siswa mengetahui akan bahaya bagi
orang yang menggunakan obat-obatan terlarang. Karena dilarang oleh agama dan
juga akan mendapat jeratan hukum negara.
Tabel. 48
Siswa suka membawa rokok ke sekolah
Alternatif jawaban Skor Frekuensi %
Tidak pernah 4 47 90
Kadang-kadang 3 4 8
Sering 2 - -
Selalu 1 1 2
Jumlah 10 52 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa sangat maksimal untuk tidak
membawa rokok ke sekolah. Hal ini dimungkinkan karena siswa takut dan taat
terhadap peraturan tata tertib sekolah yang menjelaskan bahwa bagi siswa yang
membawa rokok ke sekolah maka akan mendapatkan sanksi berupa poin, yaitu 25
poin.
Tabel. 49
Perhitungan untuk mencari data Variabel X (Layanan Bimbingan dan Konseling)dari hasil penyebaran angket
Butir Soal
Responden Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 3 4 4 4 62
2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 4 72
3 2 4 3 3 3 4 3 3 1 2 3 3 2 4 4 4 2 1 3 2 56
4 2 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 2 4 2 2 3 3 3 2 4 61
5 2 3 3 3 4 2 2 4 2 2 2 2 4 1 1 2 4 1 4 1 49
6 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 2 1 4 1 1 2 1 2 4 3 51
7 4 2 4 4 3 3 2 2 3 4 3 2 4 2 2 3 2 1 3 2 55
8 2 3 3 3 4 2 2 4 2 2 2 2 4 1 1 2 4 1 4 1 49
9 1 2 4 4 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 4 1 3 3 1 47
10 2 4 4 2 4 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 4 3 3 2 4 58
11 1 3 4 3 4 3 2 4 3 4 2 2 4 2 2 4 2 1 2 2 54
12 2 4 4 2 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 4 2 3 2 2 54
13 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 70
14 1 4 4 1 1 2 1 3 2 2 3 1 4 1 1 4 2 2 1 3 43
15 1 3 4 2 2 1 1 2 3 4 3 2 4 1 1 2 2 1 2 2 43
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
17 1 2 4 4 4 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 37
18 1 1 3 3 3 2 2 2 3 3 2 1 3 1 2 3 3 2 3 3 46
19 1 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 4 1 1 3 2 2 2 2 44
20 2 4 4 4 2 4 2 3 3 2 2 1 4 1 1 4 2 1 2 1 49
21 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 1 1 4 1 1 2 4 64
22 2 2 4 2 4 2 3 4 4 4 4 2 4 1 4 4 2 2 4 4 62
23 2 2 4 2 4 2 3 4 4 4 4 2 4 1 4 4 2 2 4 4 62
24 2 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 2 4 1 1 4 2 2 3 3 56
25 2 2 4 4 4 2 2 4 2 4 2 2 4 2 1 4 2 1 4 4 56
26 3 3 2 2 2 3 1 1 2 2 3 3 3 1 2 1 2 2 3 2 43
27 1 3 2 4 4 4 3 3 2 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 64
28 4 1 3 2 3 3 3 3 4 3 3 1 3 1 3 4 2 2 3 2 53
29 1 4 4 1 4 2 4 4 4 4 2 1 4 2 1 4 2 1 4 4 57
30 2 2 4 3 2 2 2 3 4 4 4 2 4 1 1 2 4 1 4 4 55
40
41
Butir Soal
Responden Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
31 3 4 4 2 3 3 1 3 4 4 4 2 3 2 3 3 2 2 3 3 58
32 3 4 4 3 3 3 2 2 2 4 2 2 2 1 1 4 1 1 2 3 49
33 2 3 2 3 3 3 2 4 2 4 3 3 4 2 1 4 3 3 4 4 59
34 2 4 4 2 4 1 1 2 1 2 2 1 3 1 1 3 3 2 2 3 44
35 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 2 4 2 2 4 2 2 2 1 59
36 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 68
37 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 39
38 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 67
39 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 70
40 3 3 3 2 2 2 2 4 3 4 2 2 2 2 2 3 4 3 2 3 53
41 3 1 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 3 2 3 4 2 1 4 3 46
42 1 1 4 4 4 2 1 1 3 4 3 1 4 2 2 1 4 3 4 3 52
43 1 2 4 2 3 2 1 2 2 3 2 2 4 2 1 2 1 1 1 2 40
44 2 3 3 3 3 3 2 4 2 3 2 2 4 2 3 3 3 2 2 2 53
45 2 2 4 3 1 3 2 3 2 3 3 1 4 1 2 3 2 1 3 2 47
46 1 2 4 2 3 4 2 3 4 4 3 1 4 1 2 4 3 2 4 3 56
47 3 1 2 1 3 2 1 3 3 4 3 2 4 2 2 3 3 2 2 3 49
48 1 2 4 2 4 2 1 4 4 4 2 4 4 1 1 3 2 1 2 4 52
79 1 2 4 2 4 2 1 4 4 4 2 4 4 1 1 3 2 1 2 4 52
50 1 2 4 2 4 2 1 4 4 4 2 4 4 1 1 3 2 2 2 2 51
51 2 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 1 4 2 1 2 3 2 3 3 50
52 2 2 4 3 4 2 1 2 3 2 1 2 1 3 4 3 2 1 1 2 45
42
Tabel. 50
Perhitungan untuk mencari data Variabel Y (Kesehatan Mental )dari hasil penyebaran angket
Butir Soal
Responden Jumlah
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 3 4 3 4 4 1 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 69
2 1 2 3 1 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 66
3 1 4 3 1 3 4 3 3 2 2 4 3 2 2 2 4 3 3 4 3 56
4 3 3 4 2 4 2 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 69
5 3 2 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 70
6 3 2 4 4 2 2 2 4 2 3 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 62
7 3 2 3 3 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 3 4 3 3 4 4 67
8 3 2 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 70
9 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 75
10 2 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 65
11 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 71
12 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 4 67
13 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 73
14 1 3 3 3 1 1 3 2 1 4 1 1 4 4 3 2 1 4 4 3 49
15 3 3 3 3 2 1 3 3 2 4 3 2 1 2 3 3 2 2 4 4 53
16 1 4 1 4 4 4 3 2 3 1 4 3 4 3 1 3 4 2 2 1 54
17 1 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 1 4 4 4 1 3 4 3 63
18 3 2 4 2 2 2 3 4 3 4 3 3 2 4 4 4 1 4 4 4 62
19 3 3 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 2 4 2 4 3 4 4 4 66
20 3 3 4 1 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 70
21 2 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 67
22 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 77
23 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 77
24 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
26 3 1 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 58
27 1 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 71
28 3 2 4 2 3 2 4 4 3 3 3 2 2 4 4 3 2 4 4 4 62
29 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 71
43
Butir Soal
Responden Jumlah
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
30 3 2 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 69
31 3 2 4 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 68
32 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 3 4 4 2 1 4 4 4 65
33 3 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 69
34 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 73
35 3 2 4 3 3 2 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 68
36 4 1 4 4 2 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
37 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 76
38 3 4 4 2 2 2 4 3 4 3 3 2 4 2 4 2 2 4 4 4 62
39 1 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 73
40 2 2 4 4 2 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 65
41 1 2 1 4 4 2 3 1 4 3 3 2 4 1 3 3 3 3 1 4 52
42 4 2 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 72
43 3 3 4 2 2 2 4 3 3 4 2 2 1 3 4 3 2 4 4 4 59
44 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 73
45 3 3 3 3 3 2 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 66
46 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78
47 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 75
48 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 74
79 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 76
50 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 1 4 4 4 2 4 4 4 70
51 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 71
52 1 3 1 2 4 3 4 4 2 4 2 2 2 2 3 3 2 4 4 4 56
44
45
Tabel. 51
Perhitungan untuk memperoleh angka indeks kolerasi
antara Variabel X dan Variabel Y
No x y xy x2 y2
1 62 69 4278 3844 4761
2 72 66 4752 5184 4356
3 56 56 3136 3136 3136
4 61 69 4209 3721 4761
5 49 70 3430 2401 4900
6 51 62 3162 2601 3844
7 55 67 3685 3025 4489
8 49 70 3430 2401 4900
9 47 75 3525 2209 5625
10 58 65 3770 3364 4225
11 54 71 3834 2916 5041
12 54 67 3618 2916 4489
13 70 73 5110 4900 5329
14 43 49 2107 1849 2401
15 43 53 2279 1849 2809
16 80 54 4320 6400 2916
17 37 63 2331 1369 3969
18 46 62 2852 2116 3844
19 44 66 2904 1936 4356
20 49 70 3430 2401 4900
21 64 67 4288 4096 4489
22 62 77 4774 3844 5929
40
41
9918428 9886287
{8119124 790172}{12508236 12369289}
32141
217403 138947
32141
30207494641
0,18
32141
173803
2. Interpretasi Data
Berdasarkan hasil data nilai rxy” maka penulis akan memberikan
interpretasi data terhadap angka indeks kolerasi produc moment melalui dua
cara yaitu:
a. interpretasi dengan cara sederhana atau secara kasar, interpretasi
terhadap rxy dari perhitungan di atas, ternyata angka kolerasi antara
variabel x dan y tidak bertanda negatif, akan tetapi kolerasi itu sangat
lemah sehingga kolerasi itu diabaikan (dianggap tidak ada kolerasi
antara variabel X dan Variabel Y). Dengan memperhatikan besarnya
rxy (yaitu = 0,18), yang berkisar antara 0,00 - 0,20.
b. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “rxy” product moment
rumusan hipotesa kerja/alternativ (Ha) dan hipotesa nihil (Ho)yang
penulis ajukan di awal adalah:
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara layanan bimbingan
dan konseling terhadap kesehatan mental siswa MAN 12.
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara layana
bimbingan dan konseling terhadap kesehatan mental siswa
MAN 12.
43
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang dihimpun, ditabulasi dan diinterpretasi diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelayanan bimbingan dan konseling yang terdapat di MAN 12 yaitu
baik, karena pelayanan di sekolah MAN terdapat pelayanan Preventif
(pencegahan) dan kuratif (penyembuhan). Di mana pada setiap awal
tahun penerimaan siswa baru sekolah MAN mendatangkan lembaga-
lembaga penting seperti kepolisian dan psikolog untuk membantu
siswa dalam menangani kesulitannya. Selain itu juga, pelayanan BK
dilakukan 5 kali dalam seminggu dari hari senin-sabtu kecuali hari
jum’at. Sarana pendukungnya pun sudah ada seperti ruangan khusus
untuk BK dan buku konsultasi untuk siswa.
2. Mental (prilaku) siswa MAN 12 yaitu baik, hal ini terbukti dari hasil
wawancara penulis dengan kepala sekolah dan guru BK. Yang
mengatakan bahwa mental (prilaku) siswa MAN 12 secara keseluruhan
baik kalau dibandingkan dengan siswa-siswa yang lain. Karena siswa
MAN 12 tidak pernah melakukan kekerasan dengan sesama temannya
yang sampai melukainya apalagi tawuran dengan sekolah lain. Selain
dari hasil wawancara juga dapat dilihat dari hasil penyebaran angket
73
74
B. SARAN
1. Bagi kepala sekolah, konselor dan para guru agar saling mendukung
dan bekerjasama dalam meningkatkan program BK di sekolah, seperti
bekerjasama dengan orang tua murid dan memanggil/mendatangkan
nara sumber ke sekolah lebih ditingkatkan lagi. Agar peserta didik
75
Aly, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1999, Cet. II
_____, Teori-teori Konseling Umum dan Agama, Jakarta: PT. Golden Terayon
Press, 1996, Cet. III
Daradjat, Zakiah, Islam dan Kesehatan Mental, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung,
1996, Cet. VIII
Hallen, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, Cet. I
Hawari, Dadang, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Jakarta: Dana
Bhakti Prima Yasa, 1996
Jalaluddin, & Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Kalam Mulia,
1993, Cet. II
76
77
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005,
Cet. V
Mujib, Abdul, & Jusuf Mudzakir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada: 2002), Cet II
Muslim, Imam, Al-Jami’ al-Shahih, Bairut: Dar al-Fikr, tt, Juz. VIII
Prayitno, & Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2004
Salam, Syamsir, & Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), Cet. I
Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, Cet. I
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007
Winkel, W.S, & M.M Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institut
Pendidikan, Yogyakarta: Media Abadi, 2004, Cet. III