Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh
WAHIDAH FRIBASARI
NIM. 1301401023
i
ABSTRAK
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Panitian Ujian
Ketua Sekretaris
Pembimbing I Penguji I
Pembimbing II Penguji II
Penguji III
Drs. Soeparwoto
NIP. 130368009
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
1. “Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia
mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia
mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan”.
(Q.S Adh-Dhuha : 6-8)
2. “Orang muslim adalah orang yang jika orang muslim lainnya tidak merasa terganggu oleh
lisan dan tangannya. Sedangkan orang mukmin adalah orang yang membuat orang lain
merasa aman terhadap darah dan hartanya”. (Al-Hadits)
Persembahan :
Skripsi ini aku persembahkan untuk :
1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mengiringi
hidupku dengan doa dan kasih sayangnya.
2. Mbah Rayi, Mbah Koko, dan adikku Azis,
terimakasih atas dukungan dan doanya.
3. Sahabatku: Tutik, Retno, Rina, Galih, Lia,
Titik A.O, Ima, dan Zaki dengan semangat
yang kalian kirimkan setiap waktu.
4. Adik-adikku di Kos I’djo atas kebersamaannya
dalam setiap suka dan duka.
5. Teman-teman mahasiswa Bimbingan dan
Konseling Angkatan 2001.
6. Almamaterku.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
Remaja Di Panti Asuhan Kumuda Putra Putri Magelang Tahun 2005” dengan
baik.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak yang sangat berguna bagi penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis
1. Dr. A.T Soegito, S.H, M.M selaku Rektor Universitas Negeri Semarang, yang
3. Drs. Suharso, M.Pd selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas
v
5. Djoko Suranto, S.H selaku Kepala Panti Asuhan Kumuda Putra Putri
7. Staff Pegawai dan Karyawan Panti Asuhan Kumuda Putra Putri Magelang
8. Anak-anak asuh di Panti Asuhan Kumuda Putra Putri Magelang atas bantuan
skripsi ini.
10. Pihak-pihak lain yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ....................................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x
DAFTAR BAGAN ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xii
vii
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................ 54
A. Jenis Penelitian.......................................................................... 54
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ................................... 55
1. Populasi ............................................................................... 55
2. Sampel................................................................................. 56
3. Teknik Sampling ................................................................. 57
C. Variabel Penelitian .................................................................... 57
1. Jenis Variabel ...................................................................... 57
2. Definisi Operasional .......................................................... 58
D. Desain Penelitian....................................................................... 59
E. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 63
1. Metode Pengumpulan Data ................................................. 63
2. Alat Pengumpul Data .......................................................... 63
F. Uji Instrumen Penelitian ........................................................... 66
1. Validitas Instrumen ............................................................. 66
2. Reliabilitas Instrumen ......................................................... 67
G. Metode Analisis Data................................................................ 68
BAB V. PENUTUP..................................................................................... 85
A. Simpulan .................................................................................. 85
B. Saran.......................................................................................... 85
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jadwal Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok .................................. 62
2. Kriteria Penentuan Tingkatan Hubungan Interpersonal.......................... 70
3. Kriteria Penentuan Tingkatan Hubungan Interpersonal.......................... 71
4. Distribusi Frekuensi Nilai Hubungan Interpersonal Remaja 12 Sampel
Sebelum Mendapat Layanan Bimbingan Kelompok .............................. 72
5. Distribusi Frekuensi Nilai Sub Variabel Percaya 12 Sampel
Sebelum Mendapat Layanan Bimbingan Kelompok .............................. 73
6. Distribusi Frekuensi Nilai Sub Variabel Sikap Supportif 12 Sampel
Sebelum Mendapat Layanan Bimbingan Kelompok .............................. 74
7. Distribusi Frekuensi Nilai Sub Variabel Sikap Terbuka 12 Sampel
Sebelum Mendapat Layanan Bimbingan Kelompok .............................. 74
8. Distribusi Frekuensi Nilai Hubungan Interpersonal Remaja 12 Sampel
Sesudah Mendapat Layanan Bimbingan Kelompok ............................... 75
9. Distribusi Frekuensi Nilai Sub Variabel Percaya 12 Sampel
Sebelum Mendapat Layanan Bimbingan Kelompok .............................. 76
10. Distribusi Frekuensi Nilai Sub Variabel Sikap Supportif 12 Sampel
Sebelum Mendapat Layanan Bimbingan Kelompok .............................. 77
11. Distribusi Frekuensi Nilai Sub Variabel Sikap Terbuka 12 Sampel
Sebelum Mendapat Layanan Bimbingan Kelompok .............................. 77
12. Distribusi Frekuensi Hubungan Interpersonal Remaja Sebelum
Dan Sesudah Mendapatkan Layanan Bimbingan Kelompok.................. 78
13. Rekapitulasi Hasil Analisis Deskriptif Pre test dan Post test
Per-Sub Variabel Hubungan Interpersonal Remaja ................................ 79
14. Uji Wilcoxon......................................................................................... 79
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
x
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xii
BAB I
PENDAHULUAN
kehidupan manusia yang dimulai sejak lahir hingga dewasa mengalami masa
antara lain adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang penuh
gejolak dan masa dimana mereka ingin tahu tentang segala sesuatu yang
melakukan hubungan interpersonal yang baik agar mereka bisa diterima oleh
lingkungan mereka.
berkomunikasi antara dua orang atau lebih dan dalam kegiatan itu terjadi
suatu proses psikologis yang bisa merubah sikap, pendapat, atau perilaku
1
2
percaya diri dalam berkomunikasi dengan orang lain dan sulit membina
yang baik. Untuk menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, kita perlu
bersikap terbuka dan menggantikan sikap dogmatis. Kita perlu juga memiliki
Anak-anak asuh yang tinggal di panti asuhan ini adalah anak-anak yang
sudah tidak mempunyai orang tua, baik ayah, ibu ataupun keduanya. Serta
semuanya berjumlah 140 anak yang masih duduk di bangku sekolah. Yang
interpersonal anak asuh di panti asuhan ini masih kurang baik. Hal ini terlihat
dari hubungan antara anak-anak panti asuhan yang kurang akrab antara yang
satu dengan yang lain. Mereka kurang bersikap terbuka dan jarang
mempunyai rasa empati terhadap apa yang dialami oleh teman-teman mereka.
beberapa teman dekat saja dan kurang bisa melakukan hubungan yang baik
dengan anak-anak yang lain. Akibatnya banyak dari remaja yang ada di panti
tersebut sering mengalami rasa minder dan rasa tidak percaya diri dengan latar
orang lain.
konseling yang bisa diberikan untuk remaja di panti asuhan tersebut meliputi
memberikan layanan ada yang bersifat pribadi/individu dan ada juga yang
bersifat kelompok.
4
bersama, dalam kegiatan bimbingan kelompok ini mereka juga bisa berlatih
antar anggota kelompok dan akan timbul rasa saling percaya untuk
anggota kelompok (siswa) dapat belajar dari pengalaman baru yang berupa
sehingga akan tercipta suatu pemahaman malalui diskusi dan tanya jawab
antara anggota kelompok mengenai topik yang sedang dibahas. Masalah yang
Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang ada, maka peneliti ingin
2005”.
B. Permasalahan
C. Penegasan Judul
1. Efektivitas
dapat saja disebut sebagai suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh
evaluasi.
2. Hubungan Interpersonal
dilakukan oleh dua orang atau lebih dan dalam kegiatan itu terjadi suatu
proses psikologis yang bisa merubah sikap, pendapat atau perilaku orang
3. Bimbingan Kelompok
sosial yang dilandasi oleh budi pekerti yang luhur dan bisa bertanggung
5. Remaja
belas tahun dan berakhir pada saat remaja berusia dua puluh satu tahun.
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi panti asuhan, dapat menjadi masukan pada panti asuhan tentang
besar keseluruhan isi skripsi ini agar dapat memahami maksud karya
Bagian awal skripsi, bagian ini berisi : halaman judul, abstrak, halaman
pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
melangkah secara logis dan ilmiah dalam rangka mencari jawaban dari
Data.
9
Bab IV, bagian ini berisi tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan.
Bab V Penutup, bagian ini berisi tentang Simpulan hasil penelitian yang
Bagian akhir skripsi, bagian ini berisi daftar pustaka dan lampiran.
BAB II
Pada bab ini akan diuraikan tentang beberapa hal penting yang berkaitan
A. Hubungan Interpersonal
selalu ditandai dengan pergaulan antar manusia. Pergaulan itu dapat dilakukan
atau interaksi antar individu, karena komunikasi sangat erat kaitannya dengan
hubungan interpersonal.
baik.
10
11
dilakukan oleh dua orang atau lebih dan hubungan interpersonal juga
sudah bisa melakukan suatu komunikasi dengan baik dan efektif, maka
interpersonal sudah terjalin dengan baik, maka hal itu akan mempengaruhi
seseorang akan semakin bisa bersifat terbuka terhadap orang lain dan
persepsinya akan bisa semakin cermat baik itu mengenai orang lain
yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi, sehingga
muka, maka akan lebih efektif untuk merubah sikap, pendapat atau
dilakukan secara tatap muka dan terjadi secara langsung antara individu
antara dua, tiga atau mungkin empat orang yang terjadi secara spontan dan
satu orang, karena itu hubungan interpersonal dilakukan oleh dua orang
atau lebih yang saling berinteraksi dengan hubungan yang bebas dan
secara spontan artinya terjadi sambil lalu dengan media utama adalah tatap
muka. Selain itu juga terjadi secara tidak berstruktur yaitu tidak
secara jelas apa yang ingin kita sampaikan, menciptakan kesan yang kita
dengan orang lain, melalui hubungan tatap muka yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih. Hubungan itu dilakukan secara spontan dan tidak
berstruktur, dalam kegiatan itu terjadi suatu proses psikologis yang bisa
interaksi tersebut.
14
dalam tahap ini adalah “fase kontak yang permulaan” (initial contact
keakraban, kontrol, respons yang tepat dan nada emosional yang tepat.
15
1). Keakraban
2). Kontrol
masing ingin berkuasa, atau tidak ada pihak yang mau mengalah.
interaksi itu tidak akan stabil. Besar kemungkinan salah satu pihak
5). Perbedaan nilai, kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang
mereka anut.
b. Model Peranan
melakukan peran dan tugasnya sesuai dengan aturan atau norma yang
hubungan dengan orang lain dan dia juga harus menghindari konflik
dalam masyarakat.
c. Model Permainan
yang merupakan asumsi dan perilaku yang kita terima dari orang tua
kita atau orang yang kita anggap orang tua kita. Kedua, orang dewasa
d. Model Interaksional
Komunikasi Interpersonal
kemampuan dan pengalaman serta bisa diandalkan oleh orang lain. Agar
yang paling mereka hargai dari diri orang lain. Juga terdapat perbedaan
kultural yang besar dalam kualitas pribadi yang diinginkan secara sosial”.
jujur, (c) pengertian, (d) setia, (e) terus terang, (f) terbuka, (g) cerdas, (h)
dapat dipercaya, (i) bijaksana, (j) berbudi, (k) dapat diandalkan. (l) hangat,
(m) baik hati, (n) ramah, (o) gembira, (p) tidak mementingkan diri sendiri,
baik saat dia berhubungan dengan orang lain, maka individu tersebut harus
memiliki tiga hal yaitu percaya, sikap suportif dan sikap terbuka.
a. Percaya (trust)
dan kerjasama. Tanpa adanya rasa saling percaya, tidak akan ada rasa
1). Menerima.
2). Empati.
3). Kejujuran.
b. Sikap Suportif
133).
1). Deskripsi.
mencapainya.
3). Spontanitas.
4). Persamaan.
5). Provisionalisme.
c. Sikap Terbuka
ketetapan logika.
2). Mampu membedakan dengan mudah mana yang benar, salah atau
tengah-tengah.
3). Berorientasi pada isi. Orang yang bersikap terbuka akan melihat
4). Mencari informasi dari berbagai sumber. Orang yang terbuka tidak
mereka akan meneliti tentang orang lain dari sumber yang lain.
informasi tersebut.
kultural.
mudah dipahami.
penerima.
B. Bimbingan Kelompok
kelompok.
sehingga akan terjadi suatu perubahan dalam sikap dan tingkah lakunya
kelompok.
kelompok adalah :
30
2001:14-15) adalah :
kelompok dengan :
sekedar meniru apa yang dilakukan oleh orang lain serta memiliki
yaitu topik atau masalah yang datangnya dari pemimpin kelompok yang
a. Tahap pembentukan.
ini, pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga
kelompok.
b. Tahap Peralihan
yang akan dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan lebih
kegiatan selanjutnya.
pembentukan).
c. Tahap Kegiatan
aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-
2). Tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-
hal yang belum jelas yang menyangkut masalah atau topik yang
tertentu.
d. Tahap Pengakhiran
utama dalam tahap ini adalah bukan pada berapa kali kelompok itu
35
harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu
diakhiri.
hasil kegiatan.
diberikan.
b. Diskusi Kelompok
antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah
dengan baik apa yang dikatakan anggota kelompok yang lain, (d) dapat
agak luas.
hidupnya.
1). Sosiodrama
berikut :
permainan.
pelaksanaan permainan.
2). Psikodrama
berikutnya.
berikut :
2). Anak dapat belajar berbagai macam hal dalam waktu yang
bersamaan.
dengan baik.
43
teknik sosiodrama.
kelompok dapat dibahas berbagai hal yang amat beragam yang berguna
menyukai.
karier”.
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, serta sehat jasmani
dan rohani.
pergaulan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan tanggung jawab
sosial.
masing siswa.
46
Anggota kelompok bisa menilai perubahan yang ada pada dirinya dan
termasuk golongan anak, tetapi ia tidak pula termasuk golongan orang dewasa
atau golongan tua. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa” (Monks,
1999:259).
dengan pembagian 12-15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja
dianggap telah mulai ketika individu berumur dua belas tahun dan berakhir
pada saat remaja berusia dua puluh satu tahun. Masa ini diikuti dengan adanya
dan fisik yang membuat remaja lebih aktif menjalani proses perkembangan
manusia dewasa. Masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi antara
masa anak ke masa dewasa. Masa remaja ini dialami oleh setiap individu
sebagai masa yang paling sulit selama rentang kehidupan. Dengan kata lain
masa remaja merupakan masa pencarian identitas diri yang berjalan untuk
menemukan jati diri seperti yang diinginkan remaja untuk mempersiapkan diri
menuju dewasa.
berasal dari keluarga yang berlatar belakang ekonomi lemah ataupun remaja
yang sudah kehilangan orang tua, baik ayah, ibu, ataupun bahkan keduanya.
yang pada umumnya tinggal dengan orang tua mereka dan remaja yang semua
kondisi mereka apa adanya. Bahkan, dengan kondisi mereka yang seperti itu,
untuk bisa makanpun mereka sudah sangat beruntung, apalagi untuk bisa
sekolah.
adalah anak yang mempunyai perbedaan kultural -- suatu kondisi rasial, etnik,
bahasa atau perbedaan secara phisik dari kultur yang dominan--, sosial
49
merupakan kondisi yang ada secara geografis yang ditempati oleh masyarakat
pribumi .
1994:24) Anak-anak tidak beruntung adalah sebagai anak yang berasal dari
atau anak-anak yang tinggal di panti asuhan adalah remaja atau anak-anak
mereka kurang mendapatkan perhatian dari orang tua mereka maupun dari
pihak panti, hal itu disebabkan pengasuh yang ada tidak cukup memadai untuk
tersebut, sehingga tidak jarang dari mereka merasa minder saat berhubungan
dengan orang lain. Mereka juga merasa enggan dan malu untuk menceritakan
keadaan mereka dan kesulitan-kesulitan apa yang mereka alami baik di dalam
kurang percaya diri, merasa tidak aman dan kehilangan tempat berlindung.
Remaja yang tinggal di panti asuhan tidak mendapatkan kasih sayang yang
Hubungan Interpersonal
108).
kelompok juga dapat diajak untuk berinteraksi antar anggota kelompok dalam
masalah yang akan dibahas berasal dari pemimpin kelompok, dimana topik
yang akan dibahas adalah topik yang sifatnya umum. Selain itu ada beberapa
sebenarnya’.
52
peranan yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam
meningkatkan hubungan antar manusia, maka teknik ini juga relevan jika
ada beberapa teknik lain yang akan digunakan. Teknik tersebut antara lain
menilai perubahan pada diri dan lingkungannya agar sesuai dengan tujuan dan
nilai hidupnya.
kegiatan dalam kelompok juga akan berkembang dengan baik pula. Semua
sehingga akan tercipta suatu pemahaman malalui diskusi dan tanya jawab
Materi yang diberikan, disesuaikan dengan topik yang akan dibahas. Karena
bimbingan kelompok ini merupakan kelompok tugas, maka topik yang akan
E. Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
ditentukan oleh tepatnya metode yang digunakan. “Penelitian adalah suatu proses
mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan
metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku” (Nasir, 1988:99). Agar bisa
dalam memilih metode penelitian akan mengatur arah gerak serta tujuan
penelitian. Oleh karena itu metode penelitian sangat berpengaruh besar pada
Dalam metode penelitian ini, ada beberapa hal yang dapat menentukan
harus ditentukan adalah jenis penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling,
A. Jenis Penelitian
54
55
untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor
pada remaja di Panti Asuhan Kumuda Putra Putri Magelang Tahun 2005.
tersebut adalah dengan cara membandingkan antara hasil pre test dan post tes
1. Populasi
remaja pada usia tersebut sudah memiliki tingkat pemahaman yang cukup
2. Sampel
objektif.
sekelompok individu yang dipilih dari kelompok yang lebih besar di mana
3. Teknik Sampling
sama dan independen untuk dipilih sebagai anggota sampel’. Setiap subjek
menjadi sampel.
C. Variabel Penelitian
1. Jenis Variabel
(2002:96) “variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
kelompok (X).
(Y).
berikut :
X Y
2. Definisi Operasional
a. Hubungan Interpersonal
dilakukan oleh dua orang atau lebih dan dalam kegiatan itu terjadi suatu
interpersonal yang baik harus ada : (1) rasa saling percaya (trust) yang
ditandai dengan adanya rasa menerima, empati dan kejujuran, (2) sikap
59
pendapatnya.
b. Bimbingan Kelompok
D. Desain Penelitian
eksperimen.
60
dan sempurna tidaknya eksperimen, yaitu pre experimental design dan true
sering disebut juga dengan istilah quasi experiment atau eksperimen pura-
peraturan tertentu. Ada tiga jenis design yang dimasukkan dalam kategori
pre experimental design, yaitu one shot case study, pre test and post test
test and Post-test. Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengontrolan terhadap
Pengukuran Pengukuran
To X T1
Dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum
Rancangan Penelitian :
1. Memberikan Pre-test
hasil dari pre-test ini akan menjadi data perbandingan pada post-test.
2. Perlakuan/Treatment
Tabel.1.
Jadwal Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok
mengacu kapada alat ukur aspek atau atribut afektif” (Azwar, 2002:3).
ada. Skala psikologi yaitu data yang akan diungkap berupa konstruk dan
jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan diri subjek yang biasanya
Kisi-kisi pengembangan
instrumen penelitian
(1)
Instrumen jadi
(5)
beberapa tahap, baik dalam pembuatan atau uji coba instrumen. Peneliti
variabel, sub variabel, indikator dan nomor soal, membuat pertanyaan atau
di panti asuhan adalah Skala Likert. “Skala Likert menggunakan hanya aitem
65
yang secara pasti baik dan secara pasti buruk, tidak dimasukkan yang agak
baik, yang agak kurang, yang netral dan ranking lain di antara dua sikap yang
1. Validitas Instrumen
konstruk bukan saja mengadakan validasi terhadap alat ukur tetapi juga
kata lain, validitas ini berangkat dari konstruksi teoritis tentang variabel
yang hendak diukur oleh suatu jenis alat ukur. Dalam penelitian ini,
Latipun (2002:54)
Keterangan :
N : jumlah subjek.
2. Reliabilitas Instrumen
alat ukur mempunyai reliabilitas yang tinggi atau dapat dipercaya bila alat
⎡ k ⎤ ⎡ Σσ b 2 ⎤
r11 = ⎢ ⎥ ⎢1 − σt 2 ⎥
⎣ (k − 1) ⎦ ⎣ ⎦
Keterangan :
Σσ t 2 : varian total.
ilmiah, karena dengan analisalah data tersebut dapat diberi arti dan makna
Ada dua metode yang bisa digunakan untuk melakukan analisis data yaitu
analisis data ini, akan diperoleh hasil pengungkapan data yang telah diungkap
berbentuk nominal dan ordinal dan tidak dilandasi persyaratan data harus
berlainan.
dasarnya merupakan ranking dan juga untuk data yang skor keangkaannya
sampel yang berpasangan yang berarti menguji ada tidaknya perbedaan yang
dalam penelitian ini sampel yang berpasangan berupa satu sampel yang
diukur dua kali, yaitu sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan.
Pairs Test.
(Sugiyono, 2004:44).
70
n(n + 1)
T−
T − μT 4
Ζ= =
σT n(n + 1)(2n + 1)
24
Keterangan :
n : jumlah sampel.
Wilcoxon. Jika hasil analisis lebih besar dari indeks tabel Wilcoxon, maka
hubungan interpersonal.
Kriterianya adalah :
Nilai maksimal :4
Nilai Minimal :1
Kelas Interval :7
Tabel 2
Kriteria Penentuan Tingkatan Hubungan Interpersonal
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan hasil
2005”.
A. Hasil Penelitian
hubungan interpersonal remaja yang telah dibuat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.
Kriteria Penentuan Tingkatan Hubungan Interpersonal
71
72
bimbingan kelompok (hasil pre test) sebagian besar berada pada kriteria
Cukup Tinggi (CT). Dari hasil pre test yang telah dilakukan dapat
kriteria Cukup Tinggi (CT) dengan skor rata-rata antara 2,72-3,14. Dan 2
sampel (16,7%) mendapat kriteria Sedang (S) dengan skor rata-rata antara
dengan kriteria Cukup Tinggi (CT). Hal ini dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Nilai Hubungan Interpersonal Remaja 12 Sampel
Sebelum Mendapat Layanan Bimbingan Kelompok
semuanya berada pada kriteria Cukup Tinggi (CT) dengan skor rata-rata
mendapat kriteria Cukup Tinggi (CT) dengan skor rata-rata antara 2,72-
3,14. 3 sampel (25%) mendapat kriteria Sedang (S) dengan skor rata-rata
(CR) dengan skor rata-rata antara 1,86-2,28. Untuk lebih jelasnya dapat
sampel (16,7%) mendapat kriteria Tinggi (T) dengan skor rata-rata antara
Tabel 6.
Distribusi Frekuensi Nilai Sub Variabel Sikap Supportif 12 Sampel
Sebelum Mendapat Layanan Bimbingan Kelompok
mendapat kriteria Cukup Tinggi (CT) dengan skor rata-rata antara 2,72-
Cukup Rendah (CR) dengan skor rata-rata antara 1,86-2,28. Untuk lebih
Tabel 7.
Distribusi Frekuensi Nilai Sub Variabel Sikap Terbuka 12 Sampel
Sebelum Mendapat Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan Kelompok.
75
berada pada kriteria Tinggi (T) dengan skor rata-rata 3,26. Dengan hasil
Dari hasil post test, dapat diketahui bahwa 3 dari 12 sampel (25%)
mendapat kriteria Sangat Tinggi (ST) dengan skor rata-rata antara 3,58-
Tinggi (CT) dengan skor rata-rata antara 2,72-3,14. Dan 1 sampel (8,3%)
Tabel 8.
Distribusi Frekuensi Nilai Hubungan Interpersonal Remaja 12 Sampel
Sesudah Mendapat Layanan Bimbingan Kelompok
bimbingan kelompok dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Dimana dari 3
sub variabel, sub variabel Percaya berada pada kriteria Tinggi (T) dengan
skor rata-rata 3,17. Sikap Supportif berada pada kategori Tinggi (T)
76
dengan skor rata-rata 3,29 dan Sikap Terbuka berada pada kategori Tinggi
(25%) mendapat kriteria Tinggi (T) dengan skor rata-rata antara 3,15-3,57.
4 sampel (33,3%) mendapat kriteria Cukup Tinggi (CT) dengan skor rata-
kriteria Cukup Rendah (CR) dengan skor rata-rata antara 1,86-2,28. Untuk
Tabel 9.
Distribusi Frekuensi Nilai Sub Variabel Percaya 12 Sampel
Sesudah Mendapat Layanan Bimbingan Kelompok
Tabel 10.
Distribusi Frekuensi Nilai Sub Variabel Sikap Supportif 12 Sampel
Sesudah Mendapat Layanan Bimbingan Kelompok
digambarkan dari perbandingan hasil pre test dan post testnya. Dimana
bisa dilihat dengan adanya peningkatan skor rata-rata yang diperoleh yaitu
sebesar 0,34. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 12.
Distribusi Frekuensi Hubungan Interpersonal Remaja
Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Layanan Bimbingan Kelompok
Tabel 13.
Rekapitulasi Hasil Analisis Deskriptif Pre test dan Post test Per-Sub Variabel
Hubungan Interpersonal Remaja
dari Z tabel dengan taraf signifikansi 5% dan N=12 diperoleh Z tabel sebesar
1,96. Jadi disini nilai Z hitung > Z tabel sehingga bisa dikatakan bahwa ada
kelompok.
Kumuda Putra Putri Magelang Tahun 2005” diterima. Secara lebih jelas,
Tabel 14.
Uji Wilcoxon
Rata-rata Pre test Rata-rata Post test Nilai Z Hitung N=12 Nilai Z Tabel N=12
2,92 3,26 2,981 1,96
Z hitung = 2,981 > Z tabel =1,96
B. Pembahasan
remaja yang ada di Panti Asuhan Kumuda Putra Putri Magelang tahun 2005
80
atau berada pada kriteria Tinggi (T). Dengan demikian dapat disimpulkan
0,34.
2005” ditunjukkan dengan hasil uji Wilcoxon data pre test dan post test yang
diperoleh Z hitung = 2,981 > Z tabel = 1,96 yang berarti ada perbedaan tingkat
saling berinteraksi. Serangkaian ini akan dijadikan tiap individu untuk belajar
suatu perilaku yang baru berupa peniruan, ingatan, pemahaman, yang dialami
kelompok”.
Sendiri dan Orang Lain remaja memperoleh pemahaman tentang siapa dirinya
dan orang lain. Remaja bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki oleh dirinya dan orang lain serta tahu bagaimana cara menerima dan
mencintai diri sendiri. Hal itu sangat penting untuk dipahami oleh remaja
82
karena dengan mereka paham tentang siapa dirinya dan orang lain akan sangat
persahabatan yang bisa mereka kembangkan. Hal itu sangat penting untuk
bisa dikuasai oleh remaja, karena bagi remaja kemampuan untuk berhubungan
dengan teman sebaya sangat penting dalam proses sosialisasi mereka baik di
bergaul dengan orang lain baik itu orang dewasa, anak atau seusia mereka
orang lain. Selain itu, remaja juga bisa menjadi orang yang bisa mempercayai
hubungan interpersonal mereka, karena hal itu sangat penting untuk dikuasai
antar manusia, maka teknik ini juga relevan jika diterapkan untuk
Selain sosiodrama, ada beberapa teknik lain yang juga digunakan yaitu
diri dan lingkungannya agar sesuai dengan tujuan dan nilai hidupnya.
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan dikemukakan simpulan dan saran. Berdasarkan hasil
A. Simpulan
Putra Putri Magelang Tahun 2005 maka dapat disimpulkan bahwa layanan
dengan skor rata-rata keseluruhan adalah 2,92. Dan sesudah mendapat layanan
B. Saran
adalah :
bimbingan dan konseling sebagai salah satu upaya untuk membantu anak
85
86
kepada anak asuhnya. Salah satu layanan yang bisa dilaksanakan adalah
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2004. Pedoman Penulisan dan Ujian
Skripsi. Semarang: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Semarang.
Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: P.T Citra Aditya Bakti.
Mugiarso, Heru. dkk. 2004. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UPT MKK
Universitas Negeri Semarang.
---------. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil).
Jakarta: Ghalia Indonesia.
87
88
Tri Anni, Chatarina. 1994. Kemampuan Akademik dan Hasil Belajar Siswa Tidak
Beruntung Dikaitkan Dengan Latar Belakang Kehidupannya di SMP
Bonifesto Semarang (Tesis). Bandung: Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Program Pasca Sarjana IKIP Bandung.