You are on page 1of 11

MAKALAH

KOMUNITAS

PENYAKIT MENULAR POLIO

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas Yang Telah Di


Berikan

Disusun Oleh :

1. Hajar Dewi Rizqi (7307005)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ’ULUM

JOMBANG
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia banyak dijumpai penyakit polio terlebih pada anak-anak hal ini
disebabkan oleh asupan gizi yang kurang.Disamping asupan gizi juga dapat
dipengaruhi oleh faktor keturunan dari orang tua, apalagi dengan kondisi di negeri ini
yang masih banyak dijumpai keluarga kurang mampu sehingga kebutuhan gizi
anaknya kurang mendapat perhatian.

Peran serta pemerintah disini sangat diharapkan untuk membantu dalam menangi
masalah gizi buruk yang masih banyak ditemui khususnya di daerah terpencil atau
yang jauh dari fasilitas pemerintah, sehingga sulit terjangkau oleh masyarakat
pinggiran.Kalau hal ini tidak mendapat perhatian, maka akan lebih banyak lagi anak-
anak Indonesia yang menderita penyakit polio.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui tentang penyakit polio.


2. Mengetahui tentang jenis-jenis penyakit polio.
3. Mengetahui cara penularan sekaligus pencegahannya.
4. Mengetahui bagaimana siklus penyakit polio .

2
BAB II

DATA HASIL SURVEY

Pada tahun 1938, Presiden Roosevelt mendirikan Yayasan Nasional Bagi Kelumpuhan Anak-
Anak, yang bertujuan menemukan pencegah polio, dan merawat mereka yang sudah
terjangkit. Yayasan itu membentuk March of Dimes. Ibu-ibu melakukan kunjungan dari
rumah ke rumah, anak-anak membantu melakukan sesuatu untuk orang lain, bioskop
memasang iklan, semuanya bertujuan minta bantuan satu dime, atau sepuluh sen. Dana yang
masuk waktu itu digunakan untuk membiayai penelitian Dokter Jonas Salk yang
menghasilkan vaksin efektif pertama. Tahun 1952, di Amerika terdapat 58 ribu kasus polio.
Tahun 1955 vaksin Salk mulai digunakan. Tahun 1963, setelah puluhan juta anak divaksin, di
Amerika hanya ada 396 kasus polio.

Pada tahun 1955, Presiden Dwight Eisenhower mengumumkan bahwa Amerika akan
mengajarkan kepada negara-negara lain cara membuat vaksin polio. Informasi ini diberikan
secara gratis, kepada 75 negara, termasuk Uni Soviet.

Tahun 1988, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mensahkan resolusi untuk menghapus
polio sebelum tahun 2000. Pada saat itu masih terdapat sekitar 350 ribu kasus polio di seluruh
dunia. Meskipun pada tahun 2000, polio belum terbasmi, tetapi jumlah kasusnya telah
berkurang hingga di bawah 500. Polio tidak ada lagi di Asia Timur, Amerika Latin, Timur
Tengah atau Eropa, tetapi masih terdapat di Nigeria, dan sejumlah kecil di India dan Pakistan.
India telah melakukan usaha pemberantasan polio yang cukup sukses. Sedangkan di Nigeria,
penyakit ini masih terus berjangkit karena pemerintah yang berkuasa mencurigai vaksin polio
yang diberikan dapat mengurangi fertilitas dan menyebarkan HIV. Tahun2004, pemerintah
Nigeria meminta WHO untuk melakukan vaksinasi lagi setelah penyakit polio kembali
menyebar ke seluruh Nigeria dan 10 negara tetangganya. Konflik internal dan perang saudara
di Sudan dan Pantai Gading juga mempersulit pemberian vaksin polio.

Meskipun banyak usaha telah dilakukan, pada tahun 2004 angka infeksi polio meningkat
menjadi 1.185 di 17 negara dari 784 di 15 negara pada tahun 2003. Sebagian penderita berada
di Asia dan 1.037 ada di Afrika. Nigeria memiliki 763 penderita, India 129, dan Sudan 112.
3
Pada 5 Mei 2005, dilaporkan terjadi ledakan infeksi polio di Sukabumi akibat strain virus
yang menyebabkan wabah di Nigeria. Virus ini diperkirakan terbawa dari Nigeria ke Arab
dan sampai ke Indonesia melalui tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Arab atau orang
yang bepergian ke Arab untuk haji atau hal lainnya.

BAB III

PEMBAHASAN

4
Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh
virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke
tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan
mengalir ke sytem syaraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan
(paralisis).

3.1 Apakah polio itu?

Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban.


Polio menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui
mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses.
Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat
menular. Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam
hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi
pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari gejala pertama
berkisar dari 3 hingga 35 hari.

Polio dapat menyebar luas diam-diam karena sebagian besar penderita yang
terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri
sedang terjangkit. Setelah seseorang terkena infeksi, virus akan keluar melalui feses
selama beberapa minggu dan saat itulah dapat terjadi penularan virus.

3.2 Jenis Polio

• Polio non-paralisis

Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan


sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika
disentuh.

• Polio paralisis spinal

Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel


tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai.
Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu
penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling
5
sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah virus polio menyerang usus, virus ini
akan diserap oleh pembulu darah kapiler pada dinding usus dan diangkut seluruh
tubuh. Virus Polio menyerang saraf tulang belakang dan syaraf motorik — yang
mengontrol gerakan fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun,
pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini
biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang
otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat — menyebar sepanjang
serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat,
virus akan menghancurkan syaraf motorik. Syaraf motorik tidak memiliki
kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi
terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan
tungkai menjadi lemas — kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi
parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh
dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.

• Polio bulbar

Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang
otak ikut terserang. Batang otak mengandung syaraf motorik yang mengatur
pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai syaraf yang
mengontrol pergerakan bola mata; saraf trigeminal dan saraf muka yang
berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka; saraf auditori
yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan
dan berbagai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang
mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur
pergerakan leher.

Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. Lima
hingga sepuluh persen penderita yang menderita polio bulbar akan meninggal
ketika otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi
setelah terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim ‘perintah
bernapas’ ke paru-paru. Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada
fungsi penelanan; korban dapat ‘tenggelam’ dalam sekresinya sendiri kecuali
dilakukan penyedotan atau diberi perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan

6
yang disekresikan sebelum masuk ke dalam paru-paru. Namun trakesotomi juga
sulit dilakukan apabila penderita telah menggunakan ‘paru-paru besi’ (iron lung).
Alat ini membantu paru-paru yang lemah dengan cara menambah dan mengurangi
tekanan udara di dalam tabung. Kalau tekanan udara ditambah, paru-paru akan
mengempis, kalau tekanan udara dikurangi, paru-paru akan mengembang. Dengan
demikian udara terpompa keluar masuk paru-paru. Infeksi yang jauh lebih parah
pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian.

Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung usia


penderita. Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio jenis ini harus
hidup dengan paru-paru besi atau alat bantu pernapasan. Polio bulbar dan spinal
sering menyerang bersamaan dan merupakan sub kelas dari polio paralisis. Polio
paralisis tidak bersifat permanen. Penderita yang sembuh dapat memiliki fungsi
tubuh yang mendekati normal.

3.3 Anak-anak dan polio

Anak-anak kecil yang terkena polio seringkali hanya mengalami gejala ringan
dan menjadi kebal terhadap polio. Karenanya, penduduk di daerah yang memiliki
sanitasi baik justru menjadi lebih rentan terhadap polio karena tidak menderita polio
ketika masih kecil. Vaksinasi pada saat balita akan sangat membantu pencegahan polio
di masa depan karena polio menjadi lebih berbahaya jika diderita oleh orang dewasa.
Orang yang telah menderita polio bukan tidak mungkin akan mengalami gejala
tambahan di masa depan seperti layu otot; gejala ini disebut sindrom post-polio.

3.4 Vaksin efektif pertama

Vaksin efektif pertama dikembangkan oleh Jonas Salk. Salk menolak untuk
mematenkan vaksin ini karena menurutnya vaksin ini milik semua orang seperti halnya
sinar matahari. Namun vaksin yang digunakan untuk inokulasi masal adalah vaksin
yang dikembangkan oleh Albert Sabin. Inokulasi pencegahan polio anak untuk pertama
kalinya diselenggarakan di Pittsburgh, Pennsylvania pada 23 Februari 1954. Polio
hilang di Amerika pada tahun 1979.

7
3.5 Cara Penularan Polio

Polio disebabkan virus poliomyelitis. Satu dari 200 infeksi berkembang menjadi
kelumpuhan. Sebanyak 5-10 persen pasien lumpuh meninggal ketika otot-otot
pernapasannya menjadi lumpuh. Kebanyakan menyerang anak-anak di bawah umur tiga
tahun (lebih dari 50 persen kasus), tapi dapat juga menyerang orang dewasa.
Pencegahan dengan vaksinasi secara berkala, idealnya pada masa kanak-kanak.

• Penularan
a. Virus masuk ke tubuh melalui mulut, bisa dari makanan atau air yang
tercemar virus.
b. Virus ditemui di kerongkongan dan memperbanyak dirinya di dalam usus.
c. Menyerang sel-sel saraf yang mengendalikan otot, termasuk otot yang terlibat
dalam pernapasan.

3.6 Gejala

• Kebanyakan orang yang terinfeksi virus polio memiliki sedikit, jika ada, gejala.
• Yang lain memiliki gejala jangka pendek, termasuk sakit kepala, kelelahan,
demam, kaku leher, dan nyeri otot punggung.
• Jika sistem saraf telah terserang, dapat terjadi kelumpuhan permanen, biasanya
pada tungkai dan pada sedikit kasus melibatkan otot-otot pernapasan, yang
membutuhkan saluran pernapasan buatan. Jika tak tertolong, pasien dapat
meninggal dunia.

3.7 Vaksin Polio

Ada dua jenis vaksin polio, vaksin polio oral yang ditemukan Albert Sabin dan
vaksin polio yang dinonaktifkan yang dikembangkan Jonas Salk.

• Vaksin polio oral: Diberikan ke dalam mulut. Berisi virus polio hidup yang
telah dilemahkan.

8
• Vaksin polio yang tidak aktif: Pemberiannya dengan cara disuntikkan.
Mengandung virus polio yang telah dimatikan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan
oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV),
masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran
9
darah dan mengalir ke sytem syaraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang
kelumpuhan (paralisis).

Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban.


Polio menular melalui kontak antarmanusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut
ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Poliovirus
adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. Virus
akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio
menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia
antara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga
35 hari.

4.2 Saran

Hendaklah melakukan imunisasi polio karena selain dapat menyelamatkan diri


anak kita, juga anak lainnya. Imunisasi polio dapat diberikan kepada anak, walaupun
mereka sedang batuk, pilek, atau diare. Hal ini karena vaksin polio aman dan efektif bagi
anak-anak bahkan yang sedang sakit. Pastikan anak-anak memperoleh imunisasi penuh
karena setiap dosis tambahan akan memberikan perlindungan lebih bagi anak-anak.
Pekan imunisasi nasional (PIN) perlu dilakukan karena setelah 10 tahun Indonesia bebas
polio, penyakit ini kembali menyerang Indonesia dan telah melumpuhkan lebih dari 300
anak. Oleh karena itu PIN dilakukan untuk melindungi anak-anak dari ancaman penyakit
polio dan memutuskan mata rantai penyebaran virus.

DAFTAR PUSTAKA

Blog, Gladiators, Penyakit Polio. 13-04-2010.

Direktur Jendral PP dan PL, Masalah polio dan Penanggulangannya. 23-04-2010.

News, Pusat Informasi Penyakit Infeksi. 13-04-2010.

Shvoong, Penyakit Polio. 12-03-2010

10
Yusharmen, Dr. Pemetaan Kerja Surveilans dalam Eradiksi dan Penanggulangan KLB
Polio. 22-04-2010.

11

You might also like