Professional Documents
Culture Documents
hal 25-29
Arief B, Jr
Abstrak
Abstract
Pendahuluan
Roket bisa digunakan untuk berbagai misi baik misi senjata atau misi
penelitian. Roket yang dikembangkan oleh Lapan selama ini adalah untuk misi
penelitian. Roket bisa menggunakan bahan bakar padat (roket padat) atau cair (roket
cair). Salah satu komponen dari roket adalah bahan bakar yang disebut sebagai
propelan. Komponen dari propelan padat terdiri dari fuel atau binder, oksidator,
aditif.
Sebagai fuel atau binder, digunakan polimer organik, dalam hal ini Lapan
menggunakan HTPB (hydroxyl terminated polybutadiene), suatu polimer yang
berujung gugus –OH. Selain itu juga bisa menggunakan polimer lainnya misalnya
Carboxyl terminated polybutadiene, CTPB. Sedang, oksidator (senyawa sumber
oksigen) yang digunakan berupa amonium perklorat, AP (NH 4ClO4) dalam jumlah
mayoritas, dan aditif yang digunakan berupa bubuk aluminium (aluminum powder)
dalam jumlah kecil.
Pada dasarnya polimer HTPB adalah polimer dengan berat molekul yang
masih perlu diperbesar untuk menghasilkan polimer dengan rantai lebih panjang dan
lebih kental sehingga pada pencampuran dengan komponen lainnya memungkinkan
menjadi adonan padat. Untuk itu penggunakan toluen diisosianat (TDI) akan bisa
memperpanjang rantai HTPB. Dalam hal ini TDI berfungsi sebagai Hardener. Untuk
pembuatan propelan, bahan-bahan HTPB, AP, TDI, masih diperoleh secara impor.
Kemandirian roket dan teknologinya merupakan bagian penting dari kemandirian
teknologi dirgantara. Kemandirian roket dan teknologinya tidak akan lepas dari
kemandirian bahan-bahan tersebut.
Toluen diisosianat, TDI, bisa dibuat dari bahan dasar dengan melalui
beberapa tahap. Bahan dasar yang diperlukan diantaranya toluen, asam sulfat dan
asam nitrat. Tahap-tahapnya meliputi pembuatan Dinitrotoluen (DNT), pembuatan
toluen diamin (TDA), dan pembuatan toluen diisosianat. Dalam makalah ini dicoba
suatu studi untuk pembuatan toluen diamin dari dinitrotoluen, dengan
memperhatikan kondisi proses. Makalah ini mencoba menyajikan alur proses dan
kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan toluen diamin dari
DNT.
TINJAUAN PUSTAKA
Dinitrotoluen (DNT)
H2SO4
+ 2HNO3 + 2H2O
- - CH3OH
+ H2
O O
N+ N+
O O Ni H2N NH2
dinitroto
luene toluene diamine
METODOLOGI PERCOBAAN
Preparasi Katalis
Aktivasi katalis Nikel dengan cara memasukkan katalis kedalam larutan
NaOH 5 M pada suhu 70-100oC
Dinginkan pada suhu kamar dan saringlah
Katalis dicuci dengan akuades
Pembuatan Toluendiamin
Siapkan reaktor autoklaf yang dilengkapi termokopel dan pengaduk
Siapkan minyak sebagai media pemanas di atas hot-plate
Masukkan 45 g DNT, 84 g metanol dan 6,8 g katalis nikel kedalam reaktor
Lakukan Flash-out dengan gas N2 dalam reaktor agar tidak ada oksigen.
Masukkan gas H2 hingga tekanan 400 psig kedalam reaktor
Masukkan reaktor yang sudah berisi reaktan kedalam minyak panas suhu 120
o
C selama 12 menit untuk menjalankan reaksi.
Setelah reaksi selesai, hentikan dan dinginkan reaktor
Pisahkan produk dengan katalis dengan cara penyaringan
Lakukan analisis terhadap hasil TDA
selesai
PEMBAHASAN
m-NT 15 2,4,6-TNT 81
p-NT 52 3,5-DNT 93
Uji kualitas yang lebih baik lagi bisa dilakukan dengan uji XRD (x-ray diffraction)
karena masing-masing isomer tersedia kartu hanawalt yang memungkinkan
membeda-bedakan satu kristal dengan kristal lainnya.
Metanol dalam pembuatan TDA selain sebagai pelarut juga bisa
mendatangkan efek samping yang tidak diinginkan karena menghasilkan produk
samping berupa N-metil toluendiamin. Produk samping ini tidak diinginkan karena
dapat mengurangi yield TDA, dan mencemari proses posgenasi TDA menjadi TDI.
Posgenasi adalah reaksi antara TDA dan posgen (COCl2). N-metil toluendiamin
mengganggu dengan cara menghasilkan carbamyl klorida yang mudah terhidrolisis.
Produk samping ini dapat dihilangkan dengan penambahan gas CO pada
proses hidrogenasi ini. Namun gas CO tidak digunakan dalam percobaan ini karena
sifatnya yang beracun dan mematikan. Selain itu gas CO juga mengkontaminasi
katalis sehingga dapat mengurangi efektifitasnya. Dengan demikian, dari proses
hidrogenasi ini akan tetap menghasilkan N-metil toluendiamin.
Sebelum proses hidrogenasi dimulai, autoclave dibersihkan dahulu
menggunakan gas nitrogen. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa di dalam
autoclave tidak ada gas O2 yang akan mengganggu jalannya reaksi dengan cara
reaksi oksidasi. Selanjutnya DNT, metanol dan katalis nikel dengan komposisi yang
telah ditetapkan dimasukkan dalam autoclave untuk kemudian direaksikan. Katalis
nikel yang digunakan berbentuk serbuk dan telah diolah terlebih dahulu dengan
larutan NaOH 5 M untuk aktivasi.
KESIMPULAN
Dari studi yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Toluen diamin bisa dibuat secara hidrogenasi DNT dengan pelarut metanol
dan katalis nikel. Aktivasi katalis dilakukan dengan pemanasan dalam
larutan NaOH 5 M pada suhu 70-100oC
Reaksi pembuatan TDA dikerjakan pada suhu 120oC pada tekanan 400 psig
selama 12 menit.
DNT yang digunakan adalah hasil nitrasi toluen dalam media asam sulfat
Pelarut metanol bisa mendatangkan efek samping dengan menghasilkan N-
metil toluendiamin. Efek samping ini bisa diperkecil dengan penambahan
gas CO. Namun gas CO juga bisa memperlemah efektivitas katalis, sehingga
tidak perlu digunakan.
DAFTAR PUSTAKA