You are on page 1of 3

Banyak komponen fisiologis dari tubuh manusia memungkinkan kita untuk

melakukan reaksi keseimbangan. Bagian paling penting adalah proprioception yang


menjaga keseimbangan. Kemampuan untuk merasakan posisi bagian sendi atau tubuh
dalam gerak. Beberapa jenis reseptor sensorik di seluruh kulit, otot, kapsul sendi, dan
ligamen memberikan tubuh kemampuan untuk mengenali perubahan lingkungan baik
internal maupun eksternal pada setiap sendi dan akhirnya berpengaruh pada
peningkatan keseimbangan. Konsep ini penting dalam pengaturan ortopedi klinis
karena fakta bahwa meningkatkan kemampuan keseimbangan pada atlet membantu
mereka untuk mencapai kinerja atletik yang unggul (Brown et al., 2006).
Proprioception dihasilkan melalui respon secara simultan, visual, vestibular,
dan sistem sensorimotor, yang masing-masing memainkan peran penting dalam
menjaga stabilitas postural. Paling diperhatikan dalam meningkatkan proprioception
adalah fungsi dari sistem sensorimotor. Meliputi integrasi sensorik, motorik, dan
komponen pengolahan yang terlibat dalam mempertahankan homeostasis bersama
selama tubuh bergerak, system sensorimotor mencakup informasi yang diterima
melalui reseptor saraf yang terletak di ligamen, kapsul sendi, tulang rawan, dan
geometri tulang yang terlibat dalam struktur setiap sendi. Mechanoreceptors sensorik
khusus bertanggungjawab secara kuantitatif terhadap peristiwa hantaran mekanis
yang terjadi dalam jaringan menjadi impuls saraf. Mereka yang bertanggung jawab
untuk proprioception umumnya terletak di sendi, tendon, ligamen, dan kapsul sendi
sementara tekanan reseptor sensitif terletak di fasia dan kulit (Brown et al., 2006).
Empat

jenis

utama

dari

mechanoreceptors

yang

membantu

dalam

proprioception yaitu, termasuk reseptor Ruffini, reseptor Pacinian, Golgi-tendonorgan


(GTO), dan muscle spindle. Ruffini dan Pacinian reseptor berhubungan dengan
sensasi sentuhan dan tekanan pada umumnya terletak di kulit. Reseptor Ruffini
dianggap sebagai reseptor statis dan dinamis berdasarkan ambang rendahnya, reseptor
ini lambat-mengadaptasi karakteristik. Melalui perubahan impuls tekanan terjadi
perubahan tarik statis dan dinamis pada kulit dan sangat sensitif terhadap peregangan.
Reseptor Pacinian, agak cepat beradaptasi, namun reseptor dengan ambang batas

rendah yang dianggap reseptor lebih dinamis. Sementara juga sensor tekanan,
reseptor Pacinian mendeteksi tekanan berat dan mengenali perubahan percepatan dan
perlambatan gerak (Brown et al., 2006).
Golgi tendon Organ dan muscle spindle mempunyai yang lebih besar untuk
mengetahui posisi sendi selama gerak. Pertama GTOs berada di persimpangan
musculotendinous dan bertanggung jawab untuk memantau kekuatan kontraksi otot
untuk mencegah otot dari kelebihan beban. Terhubung ke satu set serat otot dan
diinervasi oleh neuron sensorik, GTOs memiliki ambang batas yang tinggi dan
dirangsang oleh ketegangan otot yang meningkat. Keseimbangan tubuh dipengaruhi
oleh system indera yang terdapat di tubuh manusia bekerja secara bersamaan jika
salah satu system mengalami gangguan maka akan terjadi gangguan keseimbangan
pada tubuh (imbalance), system indera yang mengatur/mengontrol keseimbangan
seperti visual, vestibular, dan somatosensoris (tactile & proprioceptive) (Brown et al.,
2006).

Gambar Proses Fisiologi Terjadinya Keseimbangan


(Sumber : Vestibular disorders association, www.vestibular.org page 2 of 5)
Daftar Pustaka

Brown, S.P., Miller, W.C., & Eason, J.M, 2006. Neuroanatomy and Neuromuscular
Control of Movement. Exercise physiology: Basis of human movement in
health and disease. Philadephia: Lippincott Williams & Wilkins. 217-246.

You might also like